Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI INFORMASI DAN

EDUKASI
“Wawancara dan Anamnesa”

oleh

Kelompok 7

Winda Tria Safitri (1701090)

Yoga Yudhistira (1701091)

Yolanda Maharani (1701092)

Zulfithri Mutiara Ramadhani (1701093)

Kelas : S1-VIB

Dosen pengampu : Ratna Sari Dewi,M.Farm,Apt.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................i

BAB 1

ISI

1.1 WAWANCARA..................................................................................1
1.1.1 TUJUAN WAWANCARA........................................................1
1.1.2 KLASIFIKASI WAWANCARA...............................................1
1.1.3 TAHAP WAWANCARA..........................................................3
1.1.4 BENTUK WAWANCARA.......................................................4
1.1.5 SIKAP YANG HARUS DIMILIKI...........................................4
1.1.6 BENTUK WAWANCARA.......................................................5
1.1.7 KELEMAHAN WAWANCARA..............................................5
1.1.8 GAMBAR TERKAIT................................................................6
1.2 ANAMNESA.......................................................................................6
1.2.1 TUJUAN ANAMNESA............................................................6
1.2.2 KLASIFIKASI ANAMNESA...................................................7
1.2.3 PERSIAPAN ANAMNESA......................................................7
1.2.4 KEUNTUNGAN ANAMNESA................................................8
1.2.5 KELEMAHAN ANAMNESA...................................................8
1.2.6 GAMBAR TERKAIT................................................................8

BAB II

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN..................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

i
1.1 WAWANCARA

Menurut Stewart dan Cash (2012) "Wawancara adalah proses komunikasi


interaksi antara dua pihak yang setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan
serius yang telah ditetapkan dan melibatkan proses Tanya jawab tentang sesuatu"

Wawancara merupakan suatu proses interaktif, karena adanya proses


pertukaran atau melibatkan pembagian peran, tanggung jawab, kepercayaan,
emosi, perasaan, motif dan juga informasi. Dengan begitu, bila ada satu orang
yang berbicara terus menerus, sementara yang lain hanya mendengarkan saja,
maka dapat dikatakan bukan wawancara, tetapi lebih tepat sebagai ceramah atau
pidato.

Pada wawancara terdapat dua pihak, ada orang yang mewawancarai /


pewawancara da nada orang yang diwawancara / responden, dimana kedua pihak
saling berinteraksi dalam posisi yang tidak selalu sejajar dalam proses Tanya
jawab. Adakalanya pewawancara lebih banyak bicara dengan bertanya, dan
sebaliknya dapat terjadi responden lebih banyak berbicara dan bercerita untuk
menjelaskan sesuatu secara panjang lebar dan detil.

1.1.1 TUJUAN WAWANCARA

Tujuan wawancara secara umum adalah untuk mendapatkan informasi


yang akurat dari narasumber dengan menyampaikan beberapa pertanyaan
tertentu kepada narasumber.

berikut ini adalah beberapa tujuan wawancara:

1. Untuk menggali dan mendapatkan informasi atau data dari orang pertama
(primer).
2. Untuk melengkapi informasi/ data yang dikumpulkan dari teknik
pengumpula data lainnya
3. Untuk mendapatkan konfirmasi dengan menguji hasil pengumpulan data
lainnya

1.1.2 KLASIFIKASI WAWANCARA

Ada bebera jenis-jenis wawancara, diantaranya adalah :

1. Wawancara tertutup Wawancara tertutup adalah sebuah kegiatan


wawancara yang dilakukan dengan cara tertutup. Pewawancara harus
menjaga atau merahasiakan nama maupun informasi mengenai

1
narasumbernya dengan cara memalsukan atau memberi inisial nama
narasumber. Wawancara tertutup ini bisa juga diartikan sebagai
wawancara yang pertanyaan – pertanyaannya terbatas dan telah
tersedia jawbannya yang berupa pilihan. Contohnya adalah wawancara
yang menggunakan lembar questionnaire.

2. Wawancara terbuka Wawancara ini bertolak belakang dengan jenis


wawancara tertutup, yaitu wawancara yang dilakukan dengan tidak
merahasiakan informasi mengenai narasumbernya dan juga memiliki
pertanyaan – pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak terikat
jawabannya. Contohnya adalah wawancara yang meminta narasumber
untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai suatu hal.

3. Wawancara konferensi Wawancara konferensi adalah wawancara


yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan sejumlah
narasumber dan sebaliknya. Contohnya adalah wawancara yang
dilakukan di acara – acara televisi atau talk show, wawancara yang
dilakukan oleh seorang pewawancara kepada sejumlah narasumber di
acara formal atu diskusi publik, dan Wawancara jarak jauh
(teleconference) yang banyak dilakukan di acara – acara berita.

4. Wawancara kelompok Wawancara kelompok adalah wawancara


yang dilakukan oleh sejumlah pewawancara kepada narasumber dan
dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Hal ini hampir sama
dengan wawancara konferensi, tetapi pada wawancara kelompok
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh setiap pewawancara
berbeda – beda. Contohnya adalah wawancara kepada seorang artis,
pejabat, atau group band yang berprestasi atau sedang terkena skandal.

5. Wawancara individual Wawancara Individual adalah wawancara


yang dilakukan oleh seorang wawancara dengan seorang narasumber.
Wawancara inidisebut juga dengan wawancara perorangan. Contohnya
adalah wawancara yang dilakukan oleh wartawan dalam mencari
berita.

6. Wawancara terpimpin Wawancara ini disebut juga dengan


wawancara terstruktur. Wawancara jenis ini biasanya menggunakan
beberapa pertanyaan yang telah disiapakan sebelumnya baik oleh
pewawancara maupun narasumbernya. Contohnya adalah wawancara

2
yang sering terjadi di acara – acara talk show bertemakan khsusus
kepada narasumber seperti dokter, polisi, guru, dan lain – lain.

7. Wawancara bebas Wawancara bebas adalah jenis wawancara yang


pertanyaannya tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain
wawancara ini terjadi spontan bergantung dengan suasana dan keadaan
ketika kegiatan wawancara berlangsung. Wawancara ini sering disebut
juga dengan wawancara tidak berstruktur.

8. Wawancara tekanan Jenis wawancara ini paling menakutkan, kita


akan diberi pertanyaan tajam yang dirancang untuk membuat kita
jengkel atau tidak tenang, atau kita dihadapkan pada kesunyian dalam
periode yang panjan, kritikan dalam penampilan, interupsi yang
disengaja, dan reaksi semana-mana bahkan bermusuhan dari
wawancara.

9. Wawancara video Seiring dengan upaya para pemberi kerja


memangkas pengeluaran untuk perjalanan, wawancara video menjadi
lebih populer. Banyak perusahaan besar menggunakan konferensi
video untuk menyaring para kandidat manajemen menengah atau
untuk mewawancarai para kandidat di universitas. Para pakar
merekomendasikan para kandidat untuk untuk memersiapkan diri
sedikit berbeda untuk wawancara video dibandingkan untuk
pertemuan tatap muka.

1.1.3 TAHAP WAWANCARA

Ada tiga tahap wawancara, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan atau pembukaan


Tahap ini merupakan tahap awal untuk memberi kesan yang
menyenangkan, untuk menciptakan suasana yang nyaman, serta
menumbuhkan motivasi agar kegiatan wawancara berajalan dengan
baik.
2. Tahap kegiatan tanya jawab
Tahap ini merupakan tahap inti dalam wawancara. Pewawancara
menyampaikan pertanyaan secara santun kepada narasumber. Tidak
menutup kemungkinan muncul pertanyaan lain setelah
mendengarkan penjelasan narasumber.
3. Tahap penutup

3
Tahap ini merupakan tahap pemyipulan terhadap masalah yang
menjadi pokok perbincangan.

1.1.4 BENTUK WAWANCARA


Bentuk-bentuk wawancara antara lain:

1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.


2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan / mendesak.
7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.

1.1.5 SIKAP YANG HARUS DIMILIKI PEWAWANCARA.

1. RAMAH.
Seorang pewawancara harus ramah terhadap calon
narasumbernya dengan sikap ramah ini, tentunya narasumber akan
senang sehingga mereka mau memberikan waktunya untuk
diwawancarai.
2. ADIL
Adil disini adalah tidak memihak kepada kelompok tertentu
dan pewawancara harus memperlakukan semua respondennya
dengan sama, sehingga para narasumbernya tidak merasa
ditekan, dihakimi bahkan dikucilkan.
3. NETRAL
Pewawancara tidak boleh mengomentari pendapat yang
dikeluarkan oleh narasumber, seperti menyetujui atau bahkan
menolak pendapat narasumber.
4. MENGHINDARI KETEGANGAN.
Ketika wawancara sedang berlansung, ciptakanlah kondisi
yang kondusif agar terhindar dari ketegangan, sehingga
narasumber tidak merasa terhakimi.

4
1.1.6 KEUNTUNGAN WAWANCARA

5. Memiliki kemampuan untuk mendapatkan sebuah keterangan yang


sedalam dalamnya tentang sebuah masalah yang dimana secara
khusus adlaah yang akan berkenaan dengan masalah pribadi dari
seseorang.
6. Peneliti akan mampu dengan cepat mendapatkan berbagai macam
informasi yang dicari dan dibutuhkan
7. Peneliti akan dapat memastikan kepada informan yang dimana akan
memberikan sebuah jawaban
8. Peneliti akan dapat secara langsung untuk pertanyaan yang ada akan
dapat dipahami oleh informan.
9. Wawancara yang dimana memungkinkan untuk mendapatkan
sebuah fleksibilitas ke dalam cara untuk bertanya.

1.1.7 KELEMAHAN WAWANCARA

1. Dapat diragukan kevaliditasannya


2. Peneliti tidak akan konstan terhadpa keadaannya
3. Apabila wawancara tidak dilakukan oleh peneliti maka akan terjadi
kesaalahan tafsir

1.1.8 GAMBAR TERKAIT

5
1.2 ANAMNESIS

Anamnesis berasal dari bahasa Yunani anamneses, yang artinya mengingat


kembali. Anamnesis merupakan pengambilan data yang dilakukan oleh seorang
dokter maupun
perawat dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga
pasienatau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan
wawancara biasa,anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan
pengetahuan tentang penyakit dandasar-dasar pengetahuan yang ada di balik
terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien.
Jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada pasiendalam anamnesis sangat beragam
dan bergantung pada beberapa faktor.

Cakupan dan banyaknya informasi dibutuhkan bergantung dari kebutuhan dan


keluhan pasien, keadaan klinis yang ingin dicapai dokter, dan keadaan klinis
(misalnya pasien rawat inap atau rawat jalan, jumlah waktu yang tersedia, praktek
umum atau spesialisasi). Untuk pasien baru, seorang dokter maupun perawat
membutuhkan suatu anamnesis kesehatan komprehensif. Untuk pasien lain dengan
kunjungan klinik karena keluhan spesifik seperti batuk atau sakit pada saat kencing,
membutuhkan anamnesis yang lebih spesifik berdasar pada keluhan pasien tersebut,
anamnesis seperti ini biasa disebut anamnesis berorientasi dari masalah (problem-
oriented history). Biasanya 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan
dari anamnesis

1.2.1 TUJUAN ANAMNESIS

1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang


dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan
dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga
bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis
saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum
sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat
ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.
2. Membangun hubungan yang baik antara seorang dokter, perawat, dan
pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya
bertemu dengan dokter maupun perawatnya akan merasa canggung,
tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas seorang
dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan

6
anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun
hubungan dokter, perawat, dan pasiennya sehingga dapat
mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-
tahap pemeriksaan selanjutnya.

1.2.2 KLASIFAKASI ANAMNESA

1. Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara langsung


kepada pasien. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dan menceritakan kondisinya.
2. Allonamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain
seperti keluarga pasien atau sahabat pasien guna memperoleh
informasi yang tepat tentang keadaan pasien. Biasanya pada pasien
yang tidak sadarkan diri, bayi, anak-anak. Pada anamnesa jenis ini
petugas medis harus memastikan bahwa sumber informasi berasal
dari orang yang tepat

1.2.3 PERSIAPAN ANAMNESA

Hal yang harus dikuasai dalam anamnesa antara lain :

1. Keterampilan proses : meliputi bagaimana cara berkomunikasi


dengan pasien, menggali dan mendapatkan riwayat pasien, menggali
dan mendapatkan riwayat pasien, kemampuan verbal dan non verbal
yang digunakan, bagaimana menciptakan suatu hubungan dengan
pasien, serta bagaimana cara berkomunikasi secara terstruktur
dan terorganisasi.

2. Keterampikan isi : yaitu keterampilan mengenai isi pokok dari


pertanyaan dan respon yang diberikan kepada pasien.

3. Keterampilan perseptual : yakni apa yang dipikirkan dan rasakan


mempengaruhi pembuatan keputusan internal. Selain itu, seorang
perawat maupun dokter juga perlu terampil dalam mengajukan
pertanyaan yang bersifat terbuka ataupun tertutup dan terampil dalam
mendengarkan baik secara aktif, empatik, dan reflektif.

Wawancara yang dilakukan selama anamnesis harus berdasarkan five


basic task of doctor patient interview, sebagai berikut :

Initiating the session


- Menetapkan hubungan awal
- Mengidentifikasi keluhan

7
Gathering information
- Mengeksplorasi masalah
- Memahami pandangan pasien
- Membuat struktur pada konsultasi pasien

Building relationship
- Mengembangkan hubungan
- Menyertai pasien

Explanation and planning


- Mengoreksi jumlah dan jenis
- Membantu pemahaman dan mengakuratkan daya ingat

Clossing the session


- Menutup wawancara

1.2.4 KEUNTUNGAN ANAMNESA

1. Informasi yang didapatkan lebih relevan


2. Pasien merasa dilibatkan dalam interview
3. Pasien dapat menjelaskan semua yang dirasakan mengenai
penyakitnya:hal ini tidak bisa dilakukan saat mendapat pertanyaan
tertutup.

1.2.5 KELEMAHAN ANAMNESIS

1. Membutuhkan banyak waktu


2. Sulit mencacat jawaban pasien
3. Sulit mengontrol pasien

1.2.6 GAMBAR TERKAIT

8
BAB II

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua pihak yang


setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah ditetapkan dan
melibatkan proses Tanya jawab tentang sesuatu. Tujuan wawancara secara umum
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber dengan
menyampaikan beberapa pertanyaan tertentu kepada narasumber.

Jenis-jenis wawancara adalah wawancara tertutup, wawancara terbuka,


wawancara konferensi, wawancara kelompok, wawancara individual, wawancara
terpimpin, wawancara bebas, wawancara tekanan dan wawancara video. Sikap
yang harus dimiliki pewawancara yaitu ramah, adil, netral dan menghindari
ketegangan.

Anamnesis berasal dari bahasa Yunani anamneses, yang artinya


mengingat kembali. Anamnesis merupakan pengambilan data yang dilakukan
oleh seorang dokter maupun perawat dengan cara melakukan serangkaian
wawancara dengan pasien atau keluarga pasienatau dalam keadaan tertentu
dengan penolong pasien. Tujuan anamnesis adalah memperoleh data atau
informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien.

Klasifikasi Anamnesa yaitu Autoanamnesa dan Allonamnesa. Wawancara


yang dilakukan selama anamnesis harus berdasarkan five basic task of doctor
patient interview yaitu Initiating the session, Gathering information, Building
relationship, Explanation and planning dan Clossing the session.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/353068189/definisi-ANAMNESA(diakses pada 3
maret 2020 jam 18.29)

https://www.academia.edu/18898280/Makalah_Wawancara (diakses pada 3 maret


2020 jam 12.30)

Kusumastuti, Yatri indah. 2009. KOMUNIKASI BISNIS (membangun hubungan


baik dan kredibilitas).bogor:IPB press.

Purwanto, Djoko, 2011. KOMUNIKASI BISNIS (edisi ke empat). Jakarta:


ERLANGGA.

Stewart, C, J & Cash, Wiliam B. (2012). Interview: prinsip dan praktik edisi 13.
Jakarta: penerbit salemba humanika.

10

Anda mungkin juga menyukai