Anda di halaman 1dari 37

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

INTERAKSI ANTAR HORMON


KELOMPOK VI
HORMON

hormon adalah zat yang dihasilkan oleh suatu kelenjar


endokrin, disekresikan kedalam darah, dan sampai ke
sel sasaran di jaringan lain dalam tubuh tempat hormon
tersebut menimbulkan efek fisiologis
KLASIFIKASI HORMON

Secara kimiawi struktur biokimia

Protein dan polipeptida  Hormon hidrofolik

Steroid  Hormon lipofilik

Turunan asam amino tirosin


1. Reseptor hormon dan aktivasinya

Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar


adalah sebagai berikut:
1.Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel.
2.Di dalam sitoplasma sel..
3.Di dalam nukleus sel.

Ketika hormon terikat pada reseptornya, hal tersebut biasanya akan menginisiasi serangkaian
reaksi di dalam sel, dengan setiap tahap reaksi yang semakin teraktivasi sehingga sejumlah kecil
konsentrasi hormon bahkan dapat mempunyai pengaruh yang besar.
2. Penghantaran sinyal intrasel setelah
aktivasi reseptor hormon
1.RESEPTOR TERKAIT KANAL-ION

2. RESEPTOR HORMON YANG TERKAIT-


PROTEIN G

3. RESEPTOR HORMON TERKAIT-ENZIM

4. RESEPTOR HORMON INTRASEL DAN


AKTIVASI GEN
1.RESEPTOR TERKAIT KANAL-ION

zat neurotransmiter seperti asetilkolin, dan norepinefrin, bergabung dengan reseptor


di membran pascasinaps

menimbulkan perubahan struktur reseptor

Sebagian reseptor terkait-kanal ion ini membuka (atau menutup) kanal untuk

ion kalium
ion natrium ion kalsium

menimbulkan efek yang berkelanjutan pada sel pascasinaps


2. RESEPTOR HORMON YANG TERKAIT-PROTEIN G
3. RESEPTOR HORMON TERKAIT-ENZIM
4. RESEPTOR HORMON INTRASEL DAN AKTIVASI GEN
hormon steroid gonad dan adrenal, hormon tiroid, hormon retinoid, dan vitamin D,
berikatan dengan reseptor protein didalam sel

berinteraksi dengan reseptor di sitoplasma atau nukleus

Kompleks reseptor-hormon yang teraktivasi kemudian berikatan dengan


hormone response element

mengaktivasi atau menekan transkripsi gen yang spesifik dan


pembentukan messenger RNA (mRNA).
SISTEM PEMBAWA PESAN KEDUA
(SECOND MESSANGER)

adenosin monofosfat siklik menggunakan Ca2+


(AMP siklik atau cAMP)
1. ADENOSIN MONOFOSFAT SIKLIK (AMP SIKLIK
ATAU CAMP)
2. MENGGUNAKAN CA2+
INTERAKSI ANTAR HORMON

permissiveness Sinergisme Antagonisme


1.PEMISSIVENESS

satu hormon harus ada dalam jumlah memadai agar hormon lain
dapat berefek secara penuh. Pada hakikatnya, hormon pertama,
dengan meningkatkan kepekaan sel sasaran terhadap hormon lain,
“ mengijinkan” hormon lain ini menimbulkan efek penuhnya
INTERAKSI ANTARA HORMON TIROID
DENGAN EPINEFRIN

 hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor untuk epinefrin di sel sasaran


epinefrin

 meningkatkan efektivitas epinefrin

 Tanpa hormon tiroid, efektivias epinefrin hanya marginal


2. SINERGISME

terjadi jika kerja beberapa homon bersifat saling

melengkapi dan efek masing-masing


INTERAKSI ANTARA FOLLICLE-STIMULATING
HORMONE DAN TESTOSTERON

dimana keduanya dibutuhkan untuk mempertahankan laju normal


produksi sperma. Sinergisme terjadi karena pengaruh masing-masing
hormon terhadap jumlah atau afinitas reseptor hormon yang lain
3. ANTAGONISME

terjadi ketika suatu hormon menyebabkan berkurangnya


reseptor untuk hormon lain, mengurangi efektivitas hormon
kedua
INTERAKSI ANTARA HORMON PROGESTERON
UTERUS DENGAN ESTROGEN
progesteron menghambat kepekaan uterus terhadap estrogen

menyebabkan penurunan reseptor estrogen di otot polos uterus

progesteron mencegah estrogen melaksanakan efek eksitatoriknya


kehamillan dan menjaga lingkungan uterus tetap tenang (tidak berk
ontraksi) agar janin dapat berkembang.
GANGGUAN SEKRESI DAN KEPEKAAN
SEL SASARAN

hiposekresi hipersekresi
1. HIPOSEKRESI
Hiposekresi primer Hiposekresi sekunder

terjadi ketika sebuah kelenjar terjadi ketika kelenjar endokrin


endokrin mengeluarkan hormon normal tetapi mengeluarkan
terlalu sedikit karena kelainan hormon terlalu sedikit karena

di dalam kelenjar. defisiensi hormon tropiknya.


2. HIPERSEKRESI

Hipersekresi dapat disebabkan oleh :

(1) tumor yang mengabaikan sinyal regulatorik normal dan terus menerus
mengeluarkan hormon secara berlebihan

(2) faktor imunologik


GANGGUAN KEPEKAAN SEL SASARAN

Disfungsi endokrin juga dapat terjadi karena sel sasaran tidak berespons secara adekuat
terhadap hormon, meskipun konsentrasi efektif hormon dalam plasma normal.

seperti pada sindrom feminisasi testis :


Pada keadaan ini reseptor untuk testosteron hormon maskulinisasi yang di produksi
oleh testis pria tidak dibentuk karena efek genetik spesifik. Meskipun kadar testosteron
adekuat namun tidak terjadi maskulinisasi seolah-olah tidak terdapat testosteron.

Kelainan responsivitas juga dapat terjadi jika sel sasaran untuk hormon tertentu tidak
memiliki enzim yang esensial untuk melaksanakan respons.
PENGENDALIAN PRODUKSI
HORMON
UMPAN BALIK UMPAN BALIK
NEGATIF POSITIV

Untuk mempertahankan homeost


asis maka hormon dilepaskan baik hormon menyebabkan suatu
secara langsung oleh kelenjar en kondisi makin meningkat ,
dokrin atau secara tidak langsung maka produksi hormon
oleh aksi hipotalamus di otak, bertambah

mengaktifkan sel-sel sasaran


untuk menyesuaikan kondisi
tubuh
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN OLEH HORMON
1.GANGGUAN SEKRESI GH
DEFISIENSI HORMON GH HIPERSEKRESI HORMON GH

pada masa sebelum pubertas :


gejala dwarfisme ( cretin, cebol ) postur raksasa ( masih ada lempeng e
tak ada perkembangan seksual pifiser) , pertumbuhan simetris, osteo
porosis, kelemahan otot ( mula-mula
kuat ), hipertofri jantung

sesudah pubertas :
akromegali dimana terjadi pertumbuh
an bagian-bagian akral (hidung, dagu,
jari ).
2.GANGGUAN FUNGSI KELENJAR TIROID
A. HIPOPARATIROID

Hipoparatiroid terjadi bila hormon


paratiroid tida mencukupi atau bila
hormon tersebut tidak dapat di
tingkat jaringan
B. HIPERPARATIROID

Pada hipertirodisme , tiroid kehilanga


n kendali dalam mengatur fungsinya .
akibatnya ada peningkatan kosentrasi
hormon tiroid dan tanda kehilangan
hormon tiroid
Ciri-ciri pasien hiperparatiroidisme :
1. Tremor dan tampak gugup
2. Otot terasa lemas
3. Cepat lelah
4. Berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat
5. Intoleransi terhadap cuaca panas
6. Biasanya pasien ini menunjukan emosi yang labil , imsomnia, dan
untuk wanita terjadi amenorea.
3. DIABETES INSIPIDUS
Diabetes insipidus gipofisis diabetes insipidus nefrogenik

terjadi akibat kurangnya ADH.


Penyebabnya bisa tumor hipofisis, diakibatkan oleh kegagalan tubula
trauma kapitis, ensefalitis, meningitis, renal untuk meberi respon
hipofisektomi, atau pembedahan pada ADH
otak ( bedah otak )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai