PERCOBAAN 2
SISTEM EKSKRESI URINARI
Disusun Oleh:
Nama : Zahra Zerlina (10060317043)
Ghina Zulia R (10060317044)
Bella Khofila A (10060317045)
Gina Aulia (10060317046)
Silvi Adella M (10060317047)
Shift/Kelompok : B/I
Tanggal Praktikum : 24 September 2018
Tanggal Laporan : 1 Oktober 2018
Asisten : Dina Rosdiana Sari, S.Farm.
II. Tujuan
A. Urin
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga hemostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Kemih
Diambil sedikit urin kemudian diamati warna serta bau urin. Lalu diukur
pH urin dengan digunankannya indicator universal atau pH meter. Setelah itu
dihitung bobot jenis urin dengan digunakannya piknometer dengan cara:
Catatan:
W1 = 10,93gr
W2 = 17,54gr
W3 = 17,59gr
17,59−10,93
Bj = 17,54−10,93 = 1,007gr
W1 = 8,6017gr
W2 = 13,6247gr
W3 = 13,7682gr
13,7682−8,6017)
Bj = = 1,0285gr
(13,6247−8,6017
VI. Pembahasan
a. Pengamatan mikroskopik urin
Diambil sedikit urin kemudian diamati warna serta bau urin. Lalu diukur
pH urin dengan digunankannya indicator universal atau pH meter. Setelah itu
dhitung bobot jenis urin. Pada uji karakteristik urin ini didapatkan hasil yang
berbeda antara sampel urin perempuan dan laki-laki. Tetapi kedua sampel
memiliki pH 6, urin yang bewarna kuning, memiliki bau yang aromatic,dan kedua
sampel mempunyai hasil yang sama yaitu urin jernih namun pada sampel laki-
laki urinnya lebih pekat. Pada sampel urin wanita memiliki BJ yaitu 1,0285
sedangkan pada sampel urin pria memiliki BJ yaitu 1,007. Dengan begitu urin dari
kedua sampel termasuk urin normal. Menurut Uliyah urin normal adalah berwarna
kuning, urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh, Urin berbau
khas yaitu berbau ammonia, Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 dan akan menjadi
lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa
jika mengkonsumsi banyak sayuran, Berat jenis urin yakni 1,002 – 1,035 g/ml
(Uliyah, 2008).
3. Penetapam Aseton
Dimasukkan 3mL urin ke dalam tabung reaksi, kemudian dibasakan
sampel urin dengan menggunakan beberapa tetes larutan NaOH/KOH. Setelah itu
ditambahkan beberapa larutan Na-nitroprosid kemudian dikocok. Lalu
ditambahkan beberapa tetes asam asetat pekat kemudian dikocok maka hasil yang
dapat bewarna ungu karena penetapan ini mengggunakan uji rethora dimana Na-
nitroprosid bereaksi dengan asam asetat dalam suasana basa dan menghasilkan
cincin ungu (Hardjoeno,H; Fitriani, 2007). Terjadinya warna ungu samapa merah
menunjukkan adanya aseton. Sedangkan warna merah menunjukkan adanya
alcohol, asam asetat, aldehid, dan asam diasetat (badan keton). Pada penetepan
aseton sampel urin laki-laki urin berwarna merah sedangkan pada sampel urin
perempuan tidak terdapat aseton.
Zat terlarut di dalam urin terkandung bermacam – macam zat, antara lain
(1) zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat
warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama
NaCl, dan (4) zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan
obat – obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh
misalnya hormon (Ethel, 2003). Berdasarkan literatur maka sampel urin wanita
termasuk urin normal karena didalam urin mengandung ion Cl, tidak mengandung
aseton, gula pereduksi, dan albumin sedangkan sampel urin pria belum termasuk
didalam urin normal karena terkandung aseton di dalam urin.
VII. Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada sampel urin
wanita termasuk urin normal, dan pada sampel urin laki-laki tidak normal karena
terdapat aseton.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Evelyn, C. Pearce. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Watson, R. 1997. Anatomi Dan Fisilogi Untuk Perawat, Edisi 10. Jakarta : EGC.
Gibson, J. 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Jilid II. Jakarta : EGC.
2.1 a. Carilah dari literature gambar anatomi system urinary laki-laki dan
perempuan. Gambarkan secara sederhana pada jurnal dan laporan saudara!
Jika terdapat sel darah, maka ada luka pada system urinarin.
Jika terdapat mikroorganisme, maka adanya infeksi pada system urinary.
Jika terdapat asam urin, maka kandungan asam urat berlebih.
Jika terdapat kolestrol, maka kandungan kolestrolnya berlebih.
c. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan karakteristik mikroskopik urin laki-laki
dan perempuan!
W1 = 10,93gr
W2 = 17,54gr
W3 = 17,59gr
17,59−10,93
Bj = 17,54−10,93 = 1,007gr
HASIL PENGAMATAN URIN WANITA
W1 = 8,6017gr
W2 = 13,6247gr
W3 = 13,7682gr
13,7682−8,6017)
Bj = (13,6247−8,6017= 1,0285gr
Warna kuning yang dihasilkan dari bilirubin. Urin pria agak keruh, urin wanita
jernih. Kedua sempel memiliki pH 6, memiliki bau aromatis, sempel urin Bj pada
pria 1,007 sedangkan pada wanita 1,0285, pada kedua sempel tidak mengandung
urea, guula, dan albumin. Pada sempel urin pria mengandung aseton dan wanita
tidak mengandung aseton, dikeduanya mengandung ion klorida.
Pada sampel urin wanita termasuk urin yang normal karena memiliki warna
urin yang kuning dan tidak mengandung urea, gula, albumin dan aseton, urin
berbau aromatis. Sedangkan urin pria tidak termasuk urin yang normal karena
pada sampel urin pria mengandung aseton dan warna urin keruh.