Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari/Tanggal Praktikum: Kamis/15 Februari 2018

Fisiologi Veteriner 2(AFF) Dosen Pembimbing : Drs. Pudji Achmadi, Msi


Asisten : Diah Sekar Arum

Kardiovaskular 2

Kelompok 4
1. Umi Hasanah B04160072 ( )
2. Ariqoh Amjady Anis B04160073 ( )
3. Rizaldi Mareta Yudha B04160074 ( )
4. Almalia Mayangfauni B04160075 ( )
5. Bagas Yusuf Fakhruddin B04160077 ( )

DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Tujuan

Membedakan gambaran anatomi dari arteriole, kapiler dan venule serta


mempelajari sifat aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut.

Dasar Teori

Sistem kardiovaskuler terdiri atas dua pompa serta saluran pembuluh darah
untuk menyampaikan darah ke jaringan tubuh. Sesuai dengan fungsinya
pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta, arteria, arteriole, kapiler, venule, dan
vena. Arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah
menjauhi jantung. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat. Darah mengalir
dengan cepat pada arteri. Dinding arteri tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan
terluar tunika adventisia yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa, lapisan tengah
tunika media yang terdiri dari otot polos dan/atau serabut elastic, dan lapisan
dalam tunika intima yang berupa lapisan tipis yang terbentuk dari sel-sel
endothelial(Muis dan Murtala 2011).
Sedangkan vena memiliki fungsi yang berkebalikan dengan arteri yaitu
membawa darah menuju jantung. Tekanan pada sistem vena sangat rendah,
sehingga dinding vena sangat tipis. Namun vena mempunyai otot untuk
berkontraksi dan katup sehingga darah dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan
tubuh dan mencegah aliran balik(Muttaqin 2009). Selain arteri dan vena terdapat
pembuluh darah atriol dan venule yang merupakan penghubung antara arteri atau
vena dengan pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang
menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh
balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu
bercabang-cabang, dan akan berukuran semakin kecil jika semakin jauh dari
jantung. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. Di sinilah terjadinya
pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi.
Dalam memompa dan menghisap darah otot otot jantung mengalami
kontraksi. Akibat kontraksi jantung sifat aliran darah dalam pembuluh darah
adalah terputus-putus. Kecepatan aliran darah juga terkait dengan diameter dari
pembuluh darah serta luas dari jaringan masing-masing pembuluh darah.
METODE

Bahan dan alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, kodok sawah
(Fejervarya cancrivora), papan fiksasi yang berlubang, mikroskop, jarum pentul,
sonde, dan larutan asam cuka glasial.

Tata kerja

Otak katak dirusak, direntangkan selaput renangnya di atas lubang pada


papan fiksasi, fiksir dengan jarum pentul. Katak yang telah difiksir ditempatkan di
bawah mikroskop. Peredaran darah diamati dalam arteri, arteriole, kapiler, venule,
dan vena. Untuk mengamati proses peradangan. Peredaran darah diperhatikan
dengan baik, sementra itu larutan asam cuka sedikit diteteskan pada tempat yang
terlihat di bawah mikroskop. Pipet dijaga agar tidak menyentuh selaput renang.
Proses peradangan diperhatikan termasuk stasis dan mungkin pula diapedesis.
Selain selaput renang, mesenteruim katak juga dapat dipakai dalam latihan ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 1 Perbedaan arteriol, kapiler, dan venule


No. Perbedaan Arteriole Kapiler Venule
1. Arah percabangan Dari 1 ke 2 Tidak bercabang Dari 2 ke 1
(divergen) (konvergen)
2. Sifat aliran Terputus-putus Mulus Mulus
3. Kecepatan aliran Paling cepat Lambat Cepat
4. Ketebalan dinding Paling tebal Tipis Tebal
5. Diameter Besar Kecil Paling besar

Tabel 2 Proses peradangan


Keadaan Keterangan
Normal Darah mengalir di dalam pembuluh darah

Darah berhenti mengalir dan sel sel darah tetap


Peradangan
di dalam pembuluh darah

Diapedesis

Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung dan saluran pembuluh darah


untuk menyampaikan darah ke jaringan tubuh. Jantung berperan sebagai
pemompa dalam sistem peredaran darah. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh
darah nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler. Selain aorta, arteri, dan
vena terdapat pula pembuluh-pembuluh darah kecil lain yaitu arteriol, kapiler dan
venule.
Melalui pengamatan yang telah dilakukan didapat perbedaan-perbedaan
anatomis dari arteriol, kapiler, dan venule. Arah percabangan dari arteriol di
bawah mikroskop tampak dari satu pembuluh menjadi dua atau lebih cabang
pembuluh darah. Hal ini disebabkan arteriol akan menyalurkan darah dari jantung
menuju ke beberapa taget jaringan atau organ. Pembuluh darah kapiler tidak
memiliki cabang karena kapiler merupakan pembuluh darah yang
menghubungkan antara arteriol dan venule(Green 2008). Sedangkan venule
terdiri dari beberapa cabang pembluh darah yang kemudian menuju satu
pembuluh darah. Hal ini dikarenakan venule merupakan pembuluh darah balik
yang menghimpun darah dari beberapa jaringan atau organ untuk dibawa kembali
menuju jantung(Guyton 2000).
Sifat aliran darah pada arteriol tampak terputus-putus, sedangkan pada
kapiler dan venule aliran darah berjalan mulus. Hal ini dikarenakan pada arteriol
aliran darah dipengaruhi oleh kontraksi jantung. Meskipun aliran arteriol terputus-
putus namun kecepatan aliran pada arteriol paling cepat. Hal terjadi akibat
kontraksi jantung dan ukuran diameter arteriol yang tidak terlalu besar.
Sedangkan pada venule kecepatan aliran cukup cepat dan pada kapiler darah
engalir lambat. Ciri lain dari arteriol memiliki ketebalan dinding pembuluh tebal.
Hal ini berfungsi untuk menahan tekanan dari kontraksi jantung(Guyton & Arthur
2007). Berbeda dengan arteriol yang memiliki dinding yang tebal, kapiler
memiliki dinding pembuluh yang tipis dan diameternya yang kecil sebesar satu sel
darah. Hal ini karena fungsi kapiler adalah menukar cairan dan bahan gizi di
antara darah dan ruang interstitial, sehingga dengan dinding yang tipis cairan
tersebut dapat berdifusi(Guyton 2000). Berbeda lagi dengan venule yang memiliki
pembuluh darah yang lebih tipis dari arteriol namun lebih tebal dari kapiler.
Diameter pembuluh darahvenule merupakan yang paling besar di antara arteriol
dan kapiler(Baraas 2006). Hal ini dikarenakan darah yang kembali ke jantung dari
tubuh haruslah banyak untuk mengisi kembali jantung yang telah memompa
darah.
Pada percobaan proses peradangan setelah selaput renang ditetesi dengan
larutan asam cuka glasial, pengamatan dibawah mikropkop tampak terjadi
perubahan. Pada mulanya, darah mengalir dengan normal di dalam pembuluh
darah. Setelah perlakuan tampak darah berhenti mengalir namun sel sel darah
tetap berada di dalam pembuluh darah. Ini menunjukkan pembuluh darah
mengalami peradangan. Peradangan dengan tanda darah berhenti mengalir dan
sel-sel darah tetap berada di dalam pembuluh darah disebut peradangan stasis atau
peradangan ringan. Selain radang stasis terdapat pula peradangan diapedesis atau
radang akut. Peradangan ini ditandai dengan keluarnya sel-sel darah dari
pembuluh darah (Celloti dan Laufer 2001).

SIMPULAN

Pembuluh darah arteriol memiliki ciri: arah percabangan dari satu ke dua;
aliran yang terputus-putus dan sangat cepat; dinding pembuluh darah yang tebal
;dan diameter yang cukup besar. Pembuluh darah venule memilik ciri: arah
percabangan dari dua ke satu; aliran darah mulus dan cukup cepat; dinding
pembuluh darah cukup tebal; dan diameter yang besar. Pembuluh darah kapiler
memilik ciri: tidak bercabang; aliran darah mulus dan lambat; dinding pembuluh
darah tipis; dan diameter yang kecil.
Peradangan pembuluh darah ada dua: peradangan stasis yang ditandai
dengan berhentinya aliran darah namun sel darah tetap berada di dalam pembuluh
darah, dan peradangan diapedesis yang ditandai keluarnya sel darah dari
pembuluh darah
DAFTAR PUSTAKA

Baraas F. 2006. Kardiologi Molekuler, Radikal Bebas, Disfungsi Endotel,


Aterosklerosis, Antioksidan, Latihan Fisik dan Rehabilitasi Jantung.
Jakarta(ID): Yayasan Kardia Iqratama.
Celloti F, Laufer S. 2001. Inflammation, healing and repair synopsis. J. Phar. Res.
43(5): 447.
Green HJ. 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta(ID): Bina Aksara Rupa.
Guyton. 2000. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit (Edisi 3). Alih Bahasa
Petrus Andrianto. Jakarta(ID): EGC.
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta(ID):
EGC.
Muis M, Murtala B. 2011. Peranan ultrasonografi dalam menilai kompleks
intima-media arteri karotis untuk diagnosis dini aterosklerosis. Praktis. 38
(3): 231-233.
Muttaqin A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta(ID): Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai