Anda di halaman 1dari 12

Paraf Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI

20 Desember 2018

Aan Novianti 24041117007

Decky Fasha Restapa 24041117016

Lifia Bogha Riswanto 24041117033

Reisha Tresna Sagita 24041117045

Syifa Nurul Kamila 24041117057

Kelompok 4

Kelas A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GARUT

2018

SISTEM REPRODUKSI
A. Tujuan Percobaan
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi-fungsi organ yang terlibat dalam
system reproduksi manusia serta peranannya masing-masing.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi system reproduksi
3. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa harus mempelajari siklus
estrus

B. Dasar Teori
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Sistem
reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan
berpusat di ovarium (Sumiati, 2013).
Sistem reproduksi dari wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian
luar dan bagian dalam. Pada bagian luar terdapat vagina dan juga vulva. Vagina
merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar.
Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga
sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara
(Sumiati, 2013). Sedangkan vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian
luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu, labium mayor merupakan sepasang bibir
besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. Dan juga labium minor
merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi
vulva (Sumiati, 2013).
Kemudian organ reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari ovarium,
fimbrae, infundibulum, oviduct, tuba fallopi, rahim/uterus, cervix, saluran vagina,
dan klitoris (Waluyo, 2016).
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan
terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan.
Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti estrogen yang
berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Sedangkan progesterone yang
berfungsi dalam memelihara masa kehamilan (Sumiati, 2013). Gonad perempuan
adalah sepasang ovarium yang mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi
didalam rongga abdominal oleh ligamen. Lapisan luar dari setiap ovarium disarati
oleh folikel, yang masing-masing terdiri atas satu oosit, sel telur yang berkembang
sebagian, dikelilingi oleh sekelompok sel-sel penyokong (Campbell , 2008).
Kemudian selanjutnya fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan
oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk.
Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus (Setiadi,
2007). Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal
ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap
sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati, 2013).
Sedangkan Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel
ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae (Sumiati, 2013).
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang
bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan
bantuan silia pada dindingnya. Kemudian oviduct merupakan saluran panjang
kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel
ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Sumiati,
2013). Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan ronggs pertemuan
oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya
mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai
tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding
berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan
endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel
dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan
pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi
(pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi (Pearce,
2009). Bentuk  rahim  seperti  buah  pir, dengan  berat  sekitar  30  gr. Terletak di
panggul kecildi antara rectum  (bagian  usus  sebelum dubur)  dan  didepannya 
terletak kandung  kemih..  Lapisan  otot rahim  terdiri  dari  tiga  lapis,  yang
mempunyai  kemampuan  untuk tumbuh  kembang,  sehingga  dapat memelihara 
dan  mempertahankan kehamilan  selama  sembilan bulan (Indrawati, 2012).
Selanjutnya cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus
dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju
saluran vagina. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai
pada vagina (Sumiati, 2013). Setelah itu klitoris merupakan organ erektil yang
dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris tidak sama percis
dengan penis,namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa (Sloane, 2010).
Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada
vulva bermuara dua saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran
kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hirmen atau
selaput dara. Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung
pembuluh darah.
            Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat siklus yang di
namakan siklus menstruasi yaitu pelepasan ovum yang menempel pada dinding
endometrium dan tidak di buahi oleh sel sperma mengakibatkan runtuhnya
dinding rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yang pertama adalah fase
menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga
karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron. Yang kedua
adalah fase proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan
merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak
dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek (Snell, 2006).
            Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH
yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel
ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan
berubah menjadi corpus luteum (Snell, 2006). Dan selanjutnya yang ke empat
adalah fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi
untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis
aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi (Snell,
2006).
Pada masa sel telur dilepaskan dari ovarium disebut masa subur wanita.
Cara menghitung masa subur dapat melalui cara manual melalui perhitungan
sistem kalender maupun menggunakan alat uji tes masa subur yaitu Ovutest
scope. Ovutest scope  merupakan alat uji masa subur dengan air liur yang
membantu wanita untuk mempermudah menghitung masa subur dari ovulasi yang
sedang terjadi (Waluyo, 2016).
          Sistem Kalender menentukan masa subur dengan menggunakan system
kalender ada dua cara yaitu :
1.      Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid
berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15
sebelum tanggal haid yang akan datang.
2.      Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang
siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus (Ekarini, 2008).
Selanjutnya adalah alat reproduksi pada pria. Organ reproduksi pria tersusun
dari organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ
reproduksi pria bagian luar yaitu penis dan skrotum dan organ reproduksi bagian
dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra (Waluyo,
2016).
Organ reproduksi luar terdiri atas penis dan juga skrotum. Penis merupakan
organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk
memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh
selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan
pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa (Sumiati,
2013). Selain itu skrotum yang merupakan suatu lipatan dinding tubuh,
mempertahankan suhu testis sekitar 2oC di bawah suhu di dalam rongga perut
(Campbell, 2008).
Organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens,
saluran ejakulasi, dan uretra. Gonad atau testis terdiri dari banyak saluran yang
yang menggulung berkali-kali, dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat.
Saluran-saluran ini adalah tubulus seminiferus, tempat terbentuknya sperma. Sel-
sel leydig tersebar diantara tubulus seminiferus menghasilkan testosteron dan
androgen lainnya. Dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati
saluran menggulung yang disebut dengan epididimis. Pada manusia, sperma
memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran sepanjang 6 m setiap
epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan pematangannya dan
menjajdi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh kemampuan
memfertilisasi sel telur ketika terpapar kelingkungan kimiawi dari sistem
reproduktif perempuan. Selama ejakulasi sperma di dorong dari setiap epididimis
melalui saluran berotot, vas deferens. Setiap vas deferens menjulur di sekeliling
dan di belakang kandung kemih, tempat vas deferens bergabung dengan sebuah
saluran dari vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus
ejakulasi membuka ke dalam, saluran keluar bagi sistem ekskresi dan juga sistem
reproduksi. Uretra membentang melalui penis dan membuka ke luar pada ujung
testis (Campbell, 2008).
Kelenjar pada organ reproduksi pria adalah vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowpery (Waluyo, 2016).
1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga
disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah
berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah
putih yang bersifat asam.
3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang
menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk
menetralkan suasana asam dalam saluran urethra (Sumiati, 2013).

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan Hewan percobaan
1. Mikroskop 1. Larutan NaCl fisiologis Tikus Betina
9%
2. Kaca obyek 2. Methanol
3. Pipet tetes 3. Metilen biru

D. Prosedur
a. Anatomi
Sistem reproduksi tikus

1 tikus jantan

1 tikus betina

 Masing – masing tikus dibedah


 Diamati organ – organ yg terlibat
dalam sistem reproduksi
Selesai

b. Fisiologi
Pembuatan apusan

Tikus betina

 Vagina tikus dibilas


 Dibilas dengan menggunakan NaCl
 Cairan vagina diambil dengan pipet.

Kaca objek

 Ditetesi 2 tetes cairan vagina


 Dibiarkan mengering
 Di fiksasi 3 menit dengan etanol
 Diwarnai dengan metilen blue selama 2 menit
 Diamati pula adanya sperma, jika sebelumnya
hewan uji telah berkopulasi.

Selesai
E. Hasil Pengamatan
Pengamatan Fase
Sel berinti -
Leukosit √
Metestrus
Sel tanduk √

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum mengenai sistem
reproduksi yang memiliki tujuan untuk dapat memahami serta dapat
menjelaskan fungsi sistem reproduksi dan fungsi- fungsi organ yang
terlibat dalam sistem reproduksi tersebut. Sistem reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Sistem reproduksi dari wanita dibagi menjadi organ reproduksi bagian luar
dan bagian dalam. Pada bagian luar terdapat vagina untuk jalanya
fertilisasi, sekresi uterus dan kopulasi dan juga ada vulva. Sedangkan
bagian dalam terdiri dari ovarium (tempat diproduksinya sek telur),
fimbrae (untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarim), oviduct, tuba
fallopi (tempat fertilisasi), rahim/uterus (tempat perkembangan zigot),
cervix (jalan keluarnya janin, dan klitoris (organ erektil). Organ reproduksi
pria bagian luar terdiri atas penis (untuk kopulasi) dan juga skrotum
(selaput pembungkus testis) sedangkan bagian dalam yaitu testis (tempat
produksi sperma), epididymis (saluran sperma), vas deverens (saluran
sperma), saluran ejakulasi, dan uretra (untuk sekresi sperma).
Jika pada manusia dikenal siklus menstruasi, maka pada mencit
ada siklus serupa dengan siklus estrus. Perbedaan siklus estrus dan siklus
menstruasi adalah:
- Siklus estrus terjadi pada mamalia nonprimata, siklus
menstruasi terjadi pada mamalia primata
- Pada umumnya siklus metestrus terjadi selama 2 jam,
sedangkan menstruasi selama 7 hari
- Siklus menstruasi dibasi menopause, sedangkan siklus estrus
tidak.
Pengamatan siklus estrus pada mencit dilakukan pada daerah
vagina sebagai daerah identifikasi, cairan vagina diambil untuk bahan
identifikasi atau membuat apusan. Vagina dibilas terlebihahu dengan
larutan NaCl, lalu diambil cairan vaginanya menggunakan pipet. Lapisan
mucus dapat terlihat ketika larutan fisiologis berwarna keruh. Cairan
vagina yang terbawa larutan fisiologis NaCl diteteskan pada kaca objek
lalu dibiarkan mengering kemudian difiksasi 3 menit atau sampai kering
dengan etanol kemudian ditetesidengan metilen blue, ini bertujuan untuk
memperjelas (mewarai) sel-sel yang biasanya sulit dilihat di bawah
mikroskop. Kemudian preparat apusan diamati dibawah mikroskop,
diamati sel apa saja yang terlihat.
Siklus estrus terjadi dalam 4 fase utama yaitu diestrus, proestrus,
estrus dan metestrus. Fase proestrus adalah fase persiapan, dimana sekresi
FHS dalam darah meningkat, jika pada siklus menstruasi ini dinamakan
praovulasi. Fase proestrus ditandai dengan adanya leukosit dan sel berinti.
Fase kedua adalah fase estrus, dimana terjadi keinginan birahi pada
mencit, dan tubapallofi menegang, lendir serviks bermitosis dan menjadi
sel-sel baru yang bertanduk, jika pada siklus menstruasi, ini dinamakan
fase ovulasi. Fase estrus ditandai dengan adanya sel tanduk dan tidak ada
leukosit. Fase yang ketiga adalah metestrus yaitu fase lanjutan ari estrus,
jika pada manusia ini sama dengan fase menstruasi. Fase metestrus
ditandai dengan adanya sel tanduk dan leukosit. Fase yang terakhir adalah
fase diestrus disebut juga fase istirahat ditandai dengan banyaknya leukosit
pada apusan cairan vagina
Berdasarkan hasil pengamatan, apusan vagina ya diamati
menunjukan adanya sel-sel tanduk dan leukosit, maka mencit tersebut
sedang dalam fase metestrus. Pada tahap metestrus ini, birahi pada mencit
mulai berhenti, aktifitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak
reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran paling
kecil karena uterus menciut.

Pengamatan siklus estrus dilakukan untuk berbagai macam


Sel tanduk Leukosit
penelitian dan percobaan, salah satunya dibidang farmasi adalah untuk
penelitian obat-obat peningkat kesuburan.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum sistem reproduksi, dapat dismpukan bahwa:
- Sistem reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup yang berfngsi
untuk menghasilkan keturunan yang baru.
- Sistem reproduksi dari wanita dibagi menjadi organ reproduksi bagian
luar dan bagian dalam. Pada bagian luar terdapat vagina untuk jalanya
fertilisasi, sekresi uterus dan kopulasi dan juga ada vulva. Sedangkan
bagian dalam terdiri dari ovarium (tempat diproduksinya sek telur),
fimbrae (untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarim), oviduct,
tuba fallopi (tempat fertilisasi), rahim/uterus (tempat perkembangan
zigot), cervix (jalan keluarnya janin, dan klitoris (organ erektil). Organ
reproduksi pria bagian luar terdiri atas penis (untuk kopulasi) dan
juga skrotum (selaput pembungkus testis) sedangkan bagian dalam
yaitu testis (tempat produksi sperma), epididymis (saluran sperma),
vas deverens (saluran sperma), saluran ejakulasi, dan uretra (untuk
sekresi sperma).
- Pengamatan siklus estrus dilakukan untuk berbagai macam penelitian
dan percobaan, salah satunya dibidang farmasi adalah untuk penelitian
obat-obat peningkat kesuburan.

H. Daftar Pustaka
1. Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III.  Jakarta: Erlangga
2. Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
3. Indrawati, Koes. 2012. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang
Kebersihan Organ Reproduksi Siswi Kelas Viii Smpn 10 Surabaya Melalui
Metode Tutor Sebaya.  E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 5 (1)
4. Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
5. Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu
6. Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal biologi. Vol 2 (2) : 1-13
7. Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
8. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi
6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
9. Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia. Jember : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai