Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN 6

SISTEM EKRESI URINARI

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pentingnya peranan system ekresi urinary dalam menjaga Homeostasis
tubuh.
2. Mengidentifikasi beberapa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan
Analisa secara sederhana adanya kelainan-kelainan dalam tubuh berdasarkan
pemeriksaan sampel urin
.
B. TEORI DASAR

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O,
NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan
ekskresi adalah sebagai berikut:
1. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus.
2. Ekskresi adalah pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi
bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
4. Eliminasi adalah proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Urinari adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat–zat yang tidak dipergunakan oleht ubuh dan menyerap zat–zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Urine terbentuk melalui proses penyaringan yang terjadi di
badan malpighi. Di dalam badan malpighi, kapsul bowman mengelilingi glomerus.
Penyaringan dilakukan pada darah dalam glomerulus yang mengandung garam, gula,
urea, air dan sebagainya.

Didalam tubulus kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat glomerulus) yang
berguna diserap kembali. Sehingga dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder). Pada
tubulus kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap Na+ dan Cl- dan sekresi H+
dan K+.Maka urin yang sesungguhya telah terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui
tubulus kolektivus.

Volume urine dikeluarkan bergantung pada:

1. Jumlah air yang kita minum


2. Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang dihasilkan oleh hifoses posterior.
3. Banyaknya garam yang dikeluarkan
4. Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan duktus aferen.

Sistem urinari terdiri dari:


1. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin
2. Ureter, yang mengeluarkan sekret urin dari ginjal ke kandung kencing.
3. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung,dan
4. Uretra,yang mengeluarkan urin dari kandung kencing.

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah
kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang
peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.

Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan kosentrasi garam, darah, dan
keseimbanganasam-basa darah, dan eksresi bahan buangan dan kelebihan garam. Sekresi
urine dan mekanisme fungsi ginjal. Glomerulus adalah saringan. Setiap menit kira-kira
semua glomeruli da sekitar 100 ccm (10 %) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi
semua garam, glokusa, dan benda halus lainnya, disaring.Protein plasma terlalu besar
untuk dapat menembusi pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah.

Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus kemudian mengalir melalui tubula renalis
dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan ditinggalkan yang tidak
diperlukan. Enggan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau ditinggalkan dalm tubula,
maka sel dapat mengatur susunan urin di satu sisi dan susuna darah disisi sebaliknya.
Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali. Air sebagian besar diarbsorbsi
kembali. Kebanyakan produk buangan dikeluarkan maka sekresi terdiri atas tiga faktor :

1. Filtrasi glomerulus
2. Reabsorbsi tubula
3. Sekresi tubula

Kalau kita bandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan jumlah
yang biasanya dikeluarkan kedalam urine maka kita dapat melihat besarnya selektif sel
tubula:

Disaring Dikeluarkan

1. Air 150 liter 1 1/2 liter


2. Garam 700 ram 15 gram
3. Glukosa 170 gram 0 gram
4. Urea 50 gram 30 gram

Ciri urine yang normal:

1. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan
yang di masukkan.
2. Warnanya bening orange pucat tanpa endapan
3. Baunya tajam
4. Reaksinya sedikit asam terdapat lakmus dengan pH rata-rata 6.
5. Berat jenis berkisar dari 1010-1025.

Komposisi urine normal.Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium khlorida. Pada
seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100 gr protein dalm 24 jam,
jumlah persen air dan padat dalam urine seperi berikut :

1. Air 96%
2. Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%).
Pembentukan urin pada vertebrata memiliki 3 tahapan yaitu :

1. Ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan protein
molekul besar) dari glomerolus menuju ke ruang kapsula bawman dengan menembus
membran filtrasi.
2. Reabsorsi tubular yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju darah dalam
kapiler peritubular.
3. Sekresi tubular yaitu kebalikan dari Reabsorsi tubular, memungkinkan ginjal
meningkatkan kosentrasi zat-zat yang dieksresikan, misalnya H+ dan K+ , dan obat-
obatan dan berbagai zat organik asing.

Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih dan uretra.
Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan urin, yang membawa
serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat dalam ginjal melalui ureter ke
kandung kemih, tempat urin untuk sementara di tampung dan kemudian dikeluarkan
melalui uretra. Ginjal juga mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan
merupakan tempat pembuatan hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam
mengatur tekanan darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darh merah.

Kelainan dan penyakit pada system ekresi urinary:

1. Albuminuria

Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine
penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi
manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan
ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh
kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.

2. Hematuria

Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh
peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3. Nefrolitiasis

Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada
umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-
unsur tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan
pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu
ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu
ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara
yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.

4. Nefritis

Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal.
khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian
menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.

5. Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat


yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah.
Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam
darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan
mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit
ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah)
yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor.
Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan
penderita sehingga tidak terjadi penolakan.

6. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon
antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7. Diabetes Melitus

Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin.
Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak
diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa
dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun
kadar glukosa darah.

8. Gangren

Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan pengaliran
darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan
aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan
aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan
dan terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk. Untuk
mengatasi infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak tertolong bagian
tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.

9. Kencing Batu

Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal.
Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika endapan
terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam kantong
kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat
dihilangkan dengan pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan dengan
sinar laser.

10. Polyuria

Yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron
untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.

11. Oligouria

Yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh
kerusakan ginjal secara total.
C. ALAT DAN BAHAN
NO ALAT BAHAN
1 Piknometer Perak nitrat
2 Indicator universal atau PH meter Asam nitrat
3 Mikroskop Larutan Na-nitroprusida
4 Tabung reaksi Larutan KOH/NaOH 1 N
5 Kaca obyek Asam asetat pekat
6 Pipet tetes Asam asetat glacial
7 Lampu spirtus Larutan fehling (A&B)

D. PROSEDUR

1. Anatomi
Pelajari dari literatur gambar anatomi system anatomi urinary laki-laki dan perempuan .
gambarkan secara sederhana dalam laporan
2. Fisiologi
Tiap kelompok harus ada sukarela mahasiswa dan mahasiswi yang menyumbangkan
urinnya masing-masing sekitar 100 ml. tamping sampel urin pada gelas kimia.

a. Pengamatan mikroskopik urin

No Cara kerja
1 Ditampung 10 ml urin dalam tabung sentrifugasi
2 Sentrifuga selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm
3 Dibuang cairan di atasnya
Dikocok endapan / sedimen yang ada dengan sedikit sisa
4
cairannya.
diteteskan pada object glass bertutup (diserapkan dari pinggir
5
cover glass agar tidak timbul gelembung udara).
6 Diamati dibawah mikroskop.
Yang diamati adalah sedimen-sedimen mikro dalam urin , baik
organic maupun anorganik. Sedimen organic meliputi sisa
gugusan sel (hyaline , epitel, granul darah), leukosit, eritrosit,
spermatozoa, filament uretra, fibrin , mikroorganisme.
Sedimen anorganik meliputi senyawa urat dan Kristal – Kristal
(magnesium , fosfat, kalium oksalat , kalsium fosfat),
kolesterol dll

b. Uji karakteristik Urin


No Cara kerja
1 Diambil sedikit urin
2 Diamati, warna , serta bau urin
Diukur PH urin dengan menggunakan indicator universal
3 atau PH meter . tentukan bobot jenis urin dengan
menggunakan piknometer, dengan cara sebagai berikut:
a) Ditimbang piknometer kosong (dalam keadaan bersih dan
kering). Diperoleh nilai w1
b) Diisi piknometer tersebut dengan aquadest bebas gas.
Bagian luar piknometer dilap sampai kering , kemudian
ditimbang. Diperoleh nilai w2
c) Dibuanglah air dari piknometer tersebut . piknometer
dibilas dengan alkohol dan dikeringkan (sebaiknya dalam
oven ). Setelah kering piknometer diisi dengan sampel
urin, kemudian ditimbang. Diperoleh nilai w3
d) Bobot jenis urin dihitung dengan persamaan berikut :
Bj = (W3 - W1)/(W2 – W1)
Catatan :
PH urin normal : 6,0 (Gradwolh), 5-7,8 (Tortora)
Warna urin normal : kuning (Tortora)
Bau urin normal : aromatic (tortora)
BJ urin normal : 1,001-1,060 (Gradwohl), 1,008- 1,030
(Tortora)

c. Analisa kimia zat-zat yang terlarut dalam urin

No Cara Kerja

1 Ditetepkan Urea

2 Diteteteskan 2 tetes urin pada kaca obyek


3 Diteteteskan pada sampel urin tersebut 2 tetes asam nitrat.
4 Dipanaskan perlahan atau biarkan cairan menguap
Diamati adanya Kristal rhombis atau hexagonal dari urea
5
nitrat

d. Penetapan ion klorida

No Cara Kerja
1 Dimasukan 5ml urin kedalam tabung reaksi

Kedalam tabung reaksi yang telah berisi urin tersebut.


2
Ditambahkan beberapa tetes perak nitrat.
Diamati kekeruhan atau endapan putih menunjukan adanya
3.
ion klorida

e. Penetapan aseton

No Cara Kerja
1. Dimasukan 3ml urin kedalam tabung reaksi
Dibasakan sample urin tersebut dengan cara ditambahkan
2.
beberapa tetes larutan KOH/NaOH
3. Ditambahkan beberapa tetes larutan Na Nitroprusid, kocok
Ditambahkan beberapa tetes asam asetat pekat kemudian
4.
kocok
Terbentuknya warna ungi sampai merah ungu menunjukan
5. adanya aseton. Sedangkan warna erah menunjukan adanya
alokohol, asam asetat, dan asam diasetat (badan keton).

f. Penetapan gula pereduksi

No. Cara Kerja


Dimasukan 1ml Fehking ke dalam tabung reaksi. Diencerkan
1.
dengan 4ml air suking. Dipanaskan perlahan
Ke dalam tabung reaksi tersebut tambahakn urin 1ml sedikit
2.
demi sedikit, sampai warna biru tepat hilang.
3. Terjadinya endapan merah bata menunjukan adanya gula
pereduksi.
Catatan: untuk perhitungan senim kuantitatif sejumlah 0,05
gr gula dapat mereduksi 10 ml larutan fehling.
4. Dihitung jumlah gula dalam urin dalam g/100ml atau % b/v

g. Penetapan Kua;itatif Albumin

No. Cara Kerja


1. Dimasukan urin dalam tabung reaksi sampan ¼ isi tabung.
2. Didihakn perlahan-lahan , amati yang terjadi
Ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2-3 tetes larutan asam
3.
acetat glacial ; air (1:1), kocok
Terjadinya kekeruhan menunjukan adanya albumin. Tingkat
4.
kekeruhan setara dengan jumlah albumin yang ada.

E. HASIL PENGAMATAN

a). Pemeriksaan urin laki-laki

Pemeriksaan Hasil
Mikroskropik urin Pus Casth dan Mucus Treads
Karakteristilk Urin
a. Bau Khas
b. Warna Kuning jernih atau bening agak kekuningan
c. PH 6
d. Bobot Jenis 1,03
Analisa zat kimia
a. Urea Adanya kristal
b. Ion klorida Terdapat endapan ( keruh)
c. Aseton Tidak ada aseton (warna tetap)
d. Gula pereduksi Tidak ada gula pereduksi
e. Albumin Tidak ada albumin

b). Pemeriksaan urin perempuan

Pemeriksaan Hasil
Makroskropik urin Mucus Treads
Karakteristilk Urin
e. Bau Khas (aromatic)
f. Warna Kuning jernih
g. PH 6
h. Bobot Jenis 1,022
Analisa zat kimia
f. Urea Tidak ada kristal
g. Ion klorida Terdapat endapan ( keruh)
h. Aseton Tidak ada aseton (warna tetap)
i. Gula pereduksi Tidak ada gula pereduksi
j. Albumin Tidak ada albumin

c). Perhitungan Bobot Jenis Urin laki-laki dan Perempuan

- laki-laki

Dik : W1 = 21,53
W2 = 45,78
W3 = 46,47
Dit : bobot jenis ?
Jawab :
=(W3-W1)/(W2-W1)
= W3-W1 = W2-W1
= 46,47-21,53 = 45,78-21,53
= 24,94 = 24,25

= 24,94/24,25
= 1,03

- Perempuan

Dik : W1 = 11,67
W2 = 22,56
W3 = 22,81
Dit : bobot jenis ?
Jawab :
=(W3-W1)/(W2-W1)
= W3-W1 = W2-W1
= 22,81-11,67 = 22,56-11,67
= 11,14 = 10,89

= 11,14/10,89
= 1,022

F. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kita melakukan pemeriksaan pada urin pria dan wanita dimana kita
harus mengetahui perbedaan pada urin pria dan wanita. Dalam percobaan ini dilakukan
beberapa pemeriksaan seperti uji mikroskropik, uji karakteristik pada kedua urin tersebut
dan analisa zat kimia yang terdapat pada kedua urin.

a. Uji mikroskropik
Setelah melakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa pada urin tersebut terbentuk Kristal
Pus Casth dan Mucus Treads. Kristal yang terbentuk menandakan bahwa seseorang tidak
memiliki kelainan karena diakibatkan pola hidup yang sehat dalam mengonsumsi makanan
yang cukup.
b. Uiji karakteristik urin
Pada uji karakteristik urin ada beberapa hal yang harus di amati yaitu bau, warna, ph dan
bobot jenis. Pada urin laki- laki dan perempuan bau urinnya khas yaitu berbau aromatic.
Warna urin pada laki-laki yaitu kuning jernih atau bening agak sedikit kekuningan.
Sedangkan pada perempuan warna urinnya kuning jernih. Kemudian untuk pH pada urin
laki-laki dan perempuan itu adalah 6 (asam) ini menandakan bahwa urinya sehat karena urin
normal pada manusia itu sekitar 4,5-8,0.

c. Analisa Zat Kimia pada Urin


Pada uji analisis Urea dengan menggunakan urin pria tidak didapatkan adanya kristal, hal ini
menandakan keadaan orang tersebut sehat dan tidak ada gangguan di ginjal . untuk analisis
ion klorida tiidak terdapatnya endapan melainkan urin berubah menjadi warna keruh, serta
tidak terdapat adanya aseton dalam urin. Selain itu hasil uji analisis zat kima pada urin juga
menghasilkan bahwa urin pria tersebut tidak menandakan adanya gula pereduksi dalam urin
dan tidak terdapat pula albumin yang terkandung dalam urin.

G. KESIMPULAN

Jadi pada praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:


 Peranan sistem eksresi urinari dalam menjaga homeostasis tubuh, melalui pengaturan
keseimbangan air dan penghilangan substansi-substansi yang berbahaya bagi tubuh,
proses pengeluaran zat-zat metabolisme yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh
misalnya: karbon dioksida, ammonia, air, zat warna empedu, dan asam urat.
 Karakteristik urin normal dapat melakukan analisa secara sederhana yaitu: warnanya
bening orange pucat tanpa endapan, baunya aromatik karenapada urin tersebut
mengandung senyawa urea, kreatinin, amoniak dan asam urea, reaksinya sedikit asam
terdapat lakmus dengan pH rata-rata 6.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia Edisi Pertama. Penerbit : Graha ilmu.
Yogyakarta
Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press: Jakarta
http://www.scribd.com/doc/37719312/sistem-urinari (diakses pada 07/01/2018)
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/
(diakses pada 07/01/2018)
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/03/v-urinaria.jpg (diakses pada 07/01/2018)

Anda mungkin juga menyukai