A.
TUJUAN
PRINSIP
2.
Mempertahankan kadar air, garam mineral, dan zat gizi dalam tubuh.
C.
TEORI
4.
2.
3.
4.
1.
Filtrasi glomerulus
2.
Reabsorbsi tubula
3.
Sekresi tubula
Kalau kita bandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan
jumlah yang biasanya dikeluarkan kedalam urine maka kita dapat melihat
besarnya selektif sel tubula:
Disaring Dikeluarkan
1.
2.
3.
4.
3.
Baunya tajam
4.
5.
Komposisi urine normal.Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium
khlorida. Pada seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100 gr
protein dalm 24 jam, jumlah persen air dan padat dalam urine seperi berikut :
1.
Air 96%
2.
Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%).
Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih
dan uretra. Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan
urin, yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat
dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara di
tampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Ginjal juga mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan
hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam mengatur tekanan
darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darh merah.
Kelainan dan penyakit pada system ekresi urinary:
1.Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang
bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak
terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak
albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini
antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit
hati.
2. Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang
ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain
disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3.
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal
pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium
oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena
konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan
infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara
mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat
dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar,
harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang
berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4.
Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan
ginjal. khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus,
kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani
dokter.
5. Gagal Ginjal
Yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan
oleh kerusakan ginjal secara total.
D. PROSEDUR:
a.
Anatomi :
Carilah dari literature gambar anatomi system urinary laki-laki dan perempuan.
Gambarkan secara sederhana dalam laporan saudara.
b. Fisologi :
Tiap kelompok harus ada sukarelawan putra dan putri yang menyumbangkan
urinnya, masin-masing sekitar 100 ml. tamping sempel urin pada gelas kimia.
c.
1.
2.
3.
Catatan:
W1
10,76
W2
20,35
W3
20,51
Bj
1,016
pH urin normal
: Kuning (Tortora).
: Aromatik (Tortora).
Bj urin normal
2.
Jenis pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Literature
Warna
Kuning pekat
Kejernihan
Keruh
pH
Bau
Aromatik
Bobot jenis
1,016
Positif
Kuning pucat
Reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan
pH rata-rata 6
Tajam
Mikroskopik
Urea
Ion klorida
Aseton/badan keton
Gula preduksi
Albumin
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum system ekresi urinary yang bertujuan mengtetahui peranan
system ekresi urinary dalam menjaga homeostasis tubuh, serta mengenal
karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara sederhana
adanya kelinan-kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin.
Pada praktikum ekresi urinary diuji air kencing laki-laki dan air kencing
perempuan. Ketika akan mengeluarkan air kencing sukarelawan minum air
sebanyaknya untuk merangsang keluarnya air kencing, air kencing yang keluar
jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam tubuh , hal ini dikarenakan terjadi
proses absorbsi pada saluran ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika tubuh kekurangan air akan terjadi
dehidrasi sehingga kerjab tubuh tidak akan normal. Air yang masuk digunakan
sebagai pertahanan osmotik tubuh dan ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh
tubuh, hal inilah yang menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari pada
yang dikeluarkan. Hal ini didukung oleh Evelyn (2006) yang menyatakan bahwa
urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila
terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang diperlukan
untuk melarutkan ureanya. Menurut Antony (2000), bau dari
urin tersebut aromatik karena pada urin tersebut mengandung senyawa
urea, kreatinin, amoniak dan asam urea, jika urin itu didiamkan, lama-lama
baunya kana menyengat karena terjadi pembentukan senyawa amoniak,pH urin
yang didapat yaitu pH normal dengan nilai pH 7, tetapi urin yang kami dapatkan
warnanya kuning pekat berbeda dengan warna urin normal yaitu bewarna kuning
pucat, karena urin yang kami dapatkan disebabkan relawan kurang banyak
minum air, sehingga senyawa dalam urin terlarut didalam cairan yang sedikit
atau karena factor obat-obatan atau makanan yang dikonsumsi,
Selain mengamati warna, bau, dan pH urin, urin juga diuji Berat jenisnya (Bj)
normal dengan memakai piknometer. Timbang Piknometer kosong ( dalam
keadaan kering dan bersish) dari penimbangan piknometer kosong akan
diperoleh nilai W1, kemudian piknometer diisi akuadest bebas gas, bagian luar
piknometer dilap sampai kering, kemudian ditimbang, maka akan diperoleh nilai
W2, kemudian untuk memperoleh nilai W3 akuadest bebas gas dalam piknometer
dibuang, lalu piknometer dibilas dengan alcohol dan dikeringkan (sebaiknya
didalam oven), setelah kering piknometer diisi dengan sampel urin.
Setelah diperoleh nilai W1,W2 dan W3, maka Bj dari sampel urin dapat
diketahui jika Berat jenis (Bj) sampel urin adalah 1,001-1,060 (Gradhowl) atau
1,008-1,030 (Tortora) urin dalam keadaan normal, dan jika nilai Berat jenis (Bj)
sampel urin lebih atau kurang dari ketentuan urin dalam keadaan tidak normal.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pengamatan praktikum system ekresi urinary, dapat
disimpulkan:
1.
Cairan yang keluar jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam
tubuh , hal ini dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran ekskresi,
karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika
tubuh kekurangan air akan terjadi dehidrasi sehingga kerja tubuh tidak
akan normal.
2.
Urin menghasilkan bau aromatik karena pada urin tersebut
mengandung senyawa urea, kreatinin, amoniak dan asam urea.
3.
Warna urin berpengaruh terhadap karakteristik normal urin, jika air
yang masuk kedalam tubuh sedikit, maka warna urin akan menjadi kuning
pekat tau kecoklatan karena senyawa yang terkandung dalam urin larut
dalam sedikit cairan, dan warna urin juga mengidentifikasi adanya
kelainan atau penyakit saluran kemih yang di derita oleh sukarelawanan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia Edisi Pertama. Penerbit : Graha
ilmu. Yogyakarta
Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press:
Jakarta
http://www.scribd.com/doc/37719312/sistem-urinari
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dansaluran-kemih/
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/03/v-urinaria.jpg
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA
Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies;
2001.