Anda di halaman 1dari 9

SISTEM EKRESI URINARI

Kamis, 07 Juni 2012


LAPORAN SISITEM EKRESI URINARI

A.

TUJUAN

Setelah melakukan percoban ini mahsiswa dapat:


1. Menjelaskan pentingnya peranan system ekresei urinary dalam menjaga
homeostasis tubuh.
2. Mengenal beberapaa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan
analisa secara sederhana adanya kelainan-kelainan dalam tubuh berdasarkan
pemeriksaan sampel urin.
B.

PRINSIP

Sistem ekresi urinari bereperan dalam mengatur kesetimbangan komposisi


kimiawi cairan tubuh dengan cara:
1.

Membuang sampah metabolisme.

2.

Mempertahankan kadar air, garam mineral, dan zat gizi dalam tubuh.

C.

TEORI

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti


CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut:
1.
Defekasi adalah proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang
disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di
dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel
epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2.
Ekskresi adalah pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak
berguna lagi bagi tubuh.
3.
Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam
saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan
umumnya mengandun genzim.
4.
Eliminasi adalah proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari
rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Urinari adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingg
a darahbebas dari zatzat yang tidak dipergunakan oleht ubuh dan menyerap zat

zat yang masihdipergunakan oleh tubuh. Urine terbentuk melalui proses


penyaringan yang terjadi di badan malpighi. Di dalam badan malpighi, kapsul
bowman mengelilingi glomerus. Penyaringan dilakukan pada darah dalam
glomerulus yang mengandung garam, gula, urea, air dan sebagainya.
Didalam tubulus kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat glomerulus)
yang berguna diserap kembali. Sehingga dihasilkan filtrat tubulus (urine
sekunder). Pada tubulus kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap
Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.Maka urin yang sesungguhya telah
terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui tubulus kolektivus.
Volume urine dikeluarkan bergantung pada:
1.

Jumlah air yang kita minum

2. Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang dihasilkan oleh hifoses


posterior.
3.

Banyaknya garam yang dikeluarkan

4.

Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan duktus aferen.

Sistem urinari terdiri dari:


1.

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin

2.

Ureter, yang mengeluarkan sekret urin dari ginjal ke kandung kencing.

3.

Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung,dan

4.

Uretra,yang mengeluarkan urin dari kandung kencing.

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal,


disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di
belakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.
Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan kosentrasi garam,
darah, dan keseimbanganasam-basa darah, dan eksresi bahan buangan dan
kelebihan garam. Sekresi urine dan mekanisme fungsi ginjal. Glomerulus adalah
saringan. Setiap menit kira-kira semua glomeruli da sekitar 100 ccm (10 %) dari
itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glokusa, dan benda halus
lainnya, disaring.Protein plasma terlalu besar untuk dapat menembusi pori
saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah.
Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus kemudian mengalir melalui tubula
renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan
ditinggalkan yang tidak diperlukan. Enggan mengubah-ubah jumlah yang diserap
atau ditinggalkan dalm tubula, maka sel dapat mengatur susunan urin di satu
sisi dan susuna darah disisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa
diabsorpsi kembali. Air sebagian besar diarbsorbsi kembali. Kebanyakan produk
buangan dikeluarkan maka sekresi terdiri atas tiga faktor :

1.

Filtrasi glomerulus

2.

Reabsorbsi tubula

3.

Sekresi tubula

Kalau kita bandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan
jumlah yang biasanya dikeluarkan kedalam urine maka kita dapat melihat
besarnya selektif sel tubula:
Disaring Dikeluarkan
1.

Air 150 liter 1 1/2 liter

2.

Garam 700 ram 15 gram

3.

Glukosa 170 gram 0 gram

4.

Urea 50 gram 30 gram

Ciri urine yang normal:


1. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan
jumlah cairan yang di masukkan.
2.

Warnanya bening orange pucat tanpa endapan

3.

Baunya tajam

4.

Reaksinya sedikit asam terdapat lakmus dengan pH rata-rata 6.

5.

Berat jenis berkisar dari 1010-1025.

Komposisi urine normal.Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium
khlorida. Pada seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100 gr
protein dalm 24 jam, jumlah persen air dan padat dalam urine seperi berikut :
1.

Air 96%

2.

Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%).

Pembentukan urin pada vertebrata memiliki 3 tahapan yaitu :


1. Ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah
dan protein molekul besar) dari glomerolus menuju ke ruang kapsula bawman
dengan menembus membran filtrasi.
2. Reabsorsi tubular yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju
darah dalam kapiler peritubular.
3. Sekresi tubular yaitu kebalikan dari Reabsorsi tubular, memungkinkan ginjal
meningkatkan kosentrasi zat-zat yang dieksresikan, misalnya H+ dan K+ , dan
obat-obatan dan berbagai zat organik asing.

Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih
dan uretra. Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan
urin, yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat
dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara di
tampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Ginjal juga mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan
hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam mengatur tekanan
darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darh merah.
Kelainan dan penyakit pada system ekresi urinary:
1.Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang
bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak
terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak
albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini
antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit
hati.
2. Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang
ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain
disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3.

Nefrolitiasis

Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal
pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium
oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena
konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan
infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara
mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat
dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar,
harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang
berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4.

Nefritis

Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan
ginjal. khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus,
kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani
dokter.
5. Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya


zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di
dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan
kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan
keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan
oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan
dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan
transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada
kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi
penolakan.
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon
antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang
ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean
hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine.
Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin.
Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet,
olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8. Gangren
Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan
pengaliran darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki
karena gangguan aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes
melitus dan aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula
menjadi kebiruan dan terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan
berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang
tidak tertolong bagian tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.
9. Kencing Batu
Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal.
Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika
endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di
dalam kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing
batu dapat dihilangkan dengan pembedahan {operasi), pengobatan, atau
penembakan dengan sinar laser.
10. Polyuria
Yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan
nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.
11. Oligouria

Yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan
oleh kerusakan ginjal secara total.
D. PROSEDUR:
a.

Anatomi :

Carilah dari literature gambar anatomi system urinary laki-laki dan perempuan.
Gambarkan secara sederhana dalam laporan saudara.
b. Fisologi :
Tiap kelompok harus ada sukarelawan putra dan putri yang menyumbangkan
urinnya, masin-masing sekitar 100 ml. tamping sempel urin pada gelas kimia.
c.

Uji karakteristk urin :

1.

Ambil sedikit urin

2.

Amati: warna dan bau urin.

3.

Ukur pH urin dengan menggunakan indicator Universalatau pH meter.

4. Tentukan bobot jenis urin dengan menggunakan piknometer, dengancara


sebagai berikut:
5. Timbang piknometer kosong (dalam keadaan bersih dan kosong). Diperoleh
nilai W1.
6. Isilah piknometer tersebut dengan akuadest bebas gas.bagian luar
piknometer dilap sampai kering, kemudian ditimbang, diperoleh nilai W 2.
7. Buang air dari piknometer tersebut. Piknometer dibilas dengan alcohol dan
dikeringkan (sebaiknya dalam oven). Setelah kering, sisilah piknometer dengan
sampel urin, kemudian ditimbang, diperoleh nilai W 3.
E. DATA HASIL PENGAMATAN
1.

Bobot Jenis Sampel Urin:

Bj = (W3 - W1)/(W2 - W1)


Berat

Catatan:

W1

10,76

W2

20,35

W3

20,51

Bj

1,016

pH urin normal

:6,0 (Gradwohl), 5-7,8 (Tortora).

Warna urin normal

: Kuning (Tortora).

Bau urin normal

: Aromatik (Tortora).

Bj urin normal

: 1,001-1,060 (Gradwohl), 1,008-1,030 (Tortora).

2.

Hasil pemeriksaan urin:

Jenis pemeriksaan

Hasil pemeriksaan

Literature

Warna

Kuning pekat

Bening orange pucat


tanpa endapan,tetapi
adakalanya jonjot lendir
timpis tampakterapung
didalamnya

Kejernihan

Keruh

pH

Bau

Aromatik

Bobot jenis

1,016

Berat jenis berkisar dari


1,010 samapai 1,025

Positif

Negatif (urin normal


tidak mengandung gula
preduksi,karena bila urin
mengandung gula
preduksi berarti
positifpenyakit DM)

Kuning pucat
Reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan
pH rata-rata 6
Tajam

Mikroskopik
Urea
Ion klorida
Aseton/badan keton
Gula preduksi

Albumin
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum system ekresi urinary yang bertujuan mengtetahui peranan
system ekresi urinary dalam menjaga homeostasis tubuh, serta mengenal
karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara sederhana
adanya kelinan-kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin.

Pada praktikum ekresi urinary diuji air kencing laki-laki dan air kencing
perempuan. Ketika akan mengeluarkan air kencing sukarelawan minum air
sebanyaknya untuk merangsang keluarnya air kencing, air kencing yang keluar
jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam tubuh , hal ini dikarenakan terjadi
proses absorbsi pada saluran ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika tubuh kekurangan air akan terjadi
dehidrasi sehingga kerjab tubuh tidak akan normal. Air yang masuk digunakan
sebagai pertahanan osmotik tubuh dan ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh
tubuh, hal inilah yang menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari pada
yang dikeluarkan. Hal ini didukung oleh Evelyn (2006) yang menyatakan bahwa
urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila
terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang diperlukan
untuk melarutkan ureanya. Menurut Antony (2000), bau dari
urin tersebut aromatik karena pada urin tersebut mengandung senyawa
urea, kreatinin, amoniak dan asam urea, jika urin itu didiamkan, lama-lama
baunya kana menyengat karena terjadi pembentukan senyawa amoniak,pH urin
yang didapat yaitu pH normal dengan nilai pH 7, tetapi urin yang kami dapatkan
warnanya kuning pekat berbeda dengan warna urin normal yaitu bewarna kuning
pucat, karena urin yang kami dapatkan disebabkan relawan kurang banyak
minum air, sehingga senyawa dalam urin terlarut didalam cairan yang sedikit
atau karena factor obat-obatan atau makanan yang dikonsumsi,
Selain mengamati warna, bau, dan pH urin, urin juga diuji Berat jenisnya (Bj)
normal dengan memakai piknometer. Timbang Piknometer kosong ( dalam
keadaan kering dan bersish) dari penimbangan piknometer kosong akan
diperoleh nilai W1, kemudian piknometer diisi akuadest bebas gas, bagian luar
piknometer dilap sampai kering, kemudian ditimbang, maka akan diperoleh nilai
W2, kemudian untuk memperoleh nilai W3 akuadest bebas gas dalam piknometer
dibuang, lalu piknometer dibilas dengan alcohol dan dikeringkan (sebaiknya
didalam oven), setelah kering piknometer diisi dengan sampel urin.
Setelah diperoleh nilai W1,W2 dan W3, maka Bj dari sampel urin dapat
diketahui jika Berat jenis (Bj) sampel urin adalah 1,001-1,060 (Gradhowl) atau
1,008-1,030 (Tortora) urin dalam keadaan normal, dan jika nilai Berat jenis (Bj)
sampel urin lebih atau kurang dari ketentuan urin dalam keadaan tidak normal.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pengamatan praktikum system ekresi urinary, dapat
disimpulkan:

1.
Cairan yang keluar jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam
tubuh , hal ini dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran ekskresi,
karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika
tubuh kekurangan air akan terjadi dehidrasi sehingga kerja tubuh tidak
akan normal.

2.
Urin menghasilkan bau aromatik karena pada urin tersebut
mengandung senyawa urea, kreatinin, amoniak dan asam urea.

3.
Warna urin berpengaruh terhadap karakteristik normal urin, jika air
yang masuk kedalam tubuh sedikit, maka warna urin akan menjadi kuning
pekat tau kecoklatan karena senyawa yang terkandung dalam urin larut
dalam sedikit cairan, dan warna urin juga mengidentifikasi adanya
kelainan atau penyakit saluran kemih yang di derita oleh sukarelawanan.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia Edisi Pertama. Penerbit : Graha
ilmu. Yogyakarta
Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press:
Jakarta
http://www.scribd.com/doc/37719312/sistem-urinari
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dansaluran-kemih/
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/03/v-urinaria.jpg
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA
Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies;
2001.

Anda mungkin juga menyukai