Anda di halaman 1dari 9

Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan dalam waktu 24

jam.Berdasarkan usia,volume urine normal dapat di tentukan sebagai berikut:


Usia 1-2 hari : 15-60 ml/hari
Usia 3-10 hari : 100-300 ml/hari
Usia 10-12 bulan : 250-400 ml/hari
Usia 12 Bln-1 Th : 400-500 ml/hari
Usia 1-3 Tahun : 500-600 ml/hari
Usia 3-5 Tahun : 600-700 ml/hari
Usia 5-8 Tahun : 700-1000 ml/hari
Usia 8-14 Tahun : 800-1400 ml/hari
Usia 14 Th- Dwsa : 1500 ml/hari
Dewasa tua : <1500 ml/hari

PROSES PEMBENTUKAN URINE

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat dan
rahmat Beliau kami dapat menyelesaikan tugas biology yang berkaitan dengan masalah
proses pembentukan urine yang sangat sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam tugas ini kami menyajikan data-data yang didapat dari internet dan beberapa buku
panduan untuk melengkapi laporan ini.
Meskipun masih sangat sederhana dan penyajiannya masih belum sepenuhnya sempurna,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Demikian laporan ini kami buat. Kami berharap agar nantinya tugas ini dapat bermanfaat.

Kupang , agustus 2014

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urine (dari bahasa Latin Urina) adalah cairan biasanya steril oleh-produk dari tubuh
dikeluarkan oleh ginjal melalui proses yang disebut buang air kecil dan dikeluarkan melalui
uretra. Metabolisme sel menghasilkan banyak oleh-produk, yang kaya akan nitrogen, yang
memerlukan penghapusan dari aliran darah. Ini oleh-produk yang akhirnya dikeluarkan dari
tubuh dalam proses yang dikenal sebagai berkemih, metode utama untuk buang air-larut
bahan kimia dari tubuh. Bahan kimia ini dapat dideteksi dan dianalisis dengan urine. Kondisi
penyakit tertentu dapat menyebabkan patogen-terkontaminasi urin.
Tujuan penyajian makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Urine
dan proses pembentukannya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana penjelasan dari Urine?
2. Apa faktor yang mempengaruhi proses urinasi?
3. Bagaimana pembentukan urine?
4. Apa saja komposisi dari urine ?
5. Apa saja gangguan atau kelainan pada masalah urine ?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang di berikan oleh
Guru Biologi kelas IX C dan untuk menambah wawasan kita tentang apa yang akan di bahas
dalam tugas kali ini.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah media kepustakaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Urine

1. Pengertian
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Ciri Ciri urine normal:


1. Volume
Urine rata rata : 1L 1,5L setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.
2. Warna
Kuning bening oleh adanya urobilinogen. Secara normal warna dapat berubah, tergantung
jenis bahan/obat yang dimakan.
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas sebab adanya asam asam yang mudah menguap. Urine yang
lama baunya tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau yang busuk
karena adanya nanah dan kuman kuman. Sedangkan bau yang manis karena adanya asetan.
4. Berat jenis urine
Normal : 1,002-1,045
Rata rata : 1,008
5. pH urine
kurang lebih pH = 6 atau sekitar 4,8 7,5 dengan rekasi pada kertas lakmus: urine asam:
merah, urine basa: biru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Urinasi
Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.

a. Faktor Internal
1) Hormon Antideuritik (ADH)
Hormon antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis (neuroehipofisis).
Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus
menerus mengendalikan tekananan osmotik darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam
darah). Oleh karena itu, hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorpsi air pada tubulus
kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karena cara
bekerja dan pengaruhnya inilah, hormon tersebut disebut sebagai hormon antideuritik.
Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau
kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air
dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan
oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga
mengkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul.
Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah.
Keadaan tersebut akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya,
urine yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.

2) Hormon Insulin
Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam
pankreas. Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis
(diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula
dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorpsi didalam urine masih
terdapat glukosa.

3) Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus afferen. Hal ini
menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga
filtrasi kurang efektif. Hasilnya urine yang diproduksi meningkat.
4) Tonus otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi
pengontrolan pengeluaran urine.
5) Usia
Pengeluaran urine usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan
rangsangan untuk miksi dan makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urine yang
dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah
usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% tiap tahun.

b. Faktor Eksternal
1) Zat-zat diuretik
Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH
berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.

2) Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan
mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang
menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.

3) Gejolak emosi dan stress


Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi,
maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin
buang air kecil.

4) Jumlah air yang diminum


Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika
meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam
darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini
menyebabkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi
dan berkurangnya ADH akan menyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urine yang
dihasilkan akan meningkat dan encer.

5) Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

6) Life Style dan aktivitas


Seorang yang suka berolahraga, urine yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat
karena cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energi sehingga cairan yang
dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat.

3. Pembentukan Urine
Proses pembentukan urin dibagi menjadi tiga tahapan yaitu Tahap filtrasi, reabsorpsi, dan
augmentasi. Proses ini pada tubuh manusia terjadi di organ tubuh bagian Ginjal yang
merupakan alat dan system ekskresi pada manusia. Urin sendiri mempunyai definisi yaitu air
yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan disimpan dalam kantung kemih (Organ tubuh
yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelumnya dibuang) dan
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra atau proses urinasi (Saluran dan yang
menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh). Fungsi Urin dalam tubuh adalah
untuk membuang zat yang sifatnya beracun bagi tubuh dan urin pun bisa menjadi sebuah
penunjuk dehidrasi. Pada umumnya, Urin berwarna bening seperti air namun untuk orang-
orang yang mengalami dehidrasi, urin yang akan dikeluarkan berwarna kuning.
3 hal penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urin, yaitu :
1.) Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah dari zat zat sisa metabolisme yang dapat
meracuni tubuh.
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung
asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

2.) Reabsorpsi (Penyerapan)


Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali filtrat glomerulus yang masih bisa
digunakan oleh tubuh.
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang
masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

3.) Augmentasi (Pengumpulan)


Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dalam
bentuk urine.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantung
kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong
kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui
uretra.

4. KOMPOSISI DARI URINE


Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra :
1. Air, kurang lebih 95%
2. Urea, Amonia, dan asam urin yang merupakan hasil metabolisme protein.
3. Garam-Garam mineral, terutama garam dapur (NaCl).
4. Zat warna Empedu (bilirubin dan biliverdin), yang menyebabkan warna kuning pada urin.
5. Zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti hormon dan vitamin.

5. GANGGUAN / KELAINAN MASALAH PADA URINE


1. Albuminuria Urine mengandung albumin (protein) yang disebabkan oleh kerusakan
pada glomerulus.
Tanda: urine banyak mengandung albumin serta protein
Penyebab : kerusakan alat filtrasi
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak
keluar dari darah
2. Diabetes insipidus Penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik
(ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi
cairan. Akibatnya, penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah
mencapai 20 liter.
Tanda : meningkatnya jumlah urine (20 30 kali lipat)
Penyebab : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
3. Diabetes melitus Terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya hormon
insulin yang dihasilkan pankreas.
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada
dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun
kadar glukosa darah
4. Batu ginjal Adanya endapan garam kalsium di dalam kantong kemih
Tanda: urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran
ginjal atau kandung kemih
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat
dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah.
Pencegahan: Minum air putih sekurang-kurangnya 2 liter sehari dan
Kurangi makanan yang mengandung garam dan banyak minyak
5. Gagal ginjal Ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus
dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah karena ginjal sudah tidak
berfungsi menyaring darah dari zat-zar sisa metabolisme.
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam
darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
6. Hematuria Urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.
Tanda: urine mengandung darah
Penyebab: peradangan organ urinaria atau karena iritasi akibat batu
ginjal.
6.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal.
2. Pembentukan urine melalui 3 proses: filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi
3. Saluran yang dilewati oleh darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal hingga akhir
sebagai berikut: glomerulus kapsula Bowman tubulus kontortus proksimal loop of
Henle tubulus kontortus distal tubulus koligen tubulus collectivus kaliks minor
kaliks mayor pelvis renalis ureter vesica urinaria urethra.
B. Saran
Dengan ditulisnya tugas ini diharapkan agar penulis serta pembaca dapat memahami dan
mengerti mengenai urine, guna menambah wawasan dalam dunia medis.

Anda mungkin juga menyukai