Anda di halaman 1dari 33

Osmolaritas cairan

ekstraseluler dan Konsentrasi


natrium
Bambang Wibisono, dr.
Key word!
Sekresi
Eksresi
Elektrolit
Kation
Anion
Elektronetralitas
Fungsi ginjal
Homeostasis
Osmoregulasi
Apa sajakah macam macam cairan dan
elektrolit ?
Apa sajakah masalah atau gangguan dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit ?
Bagaimanakah komposisi cairan dan
elektrolit yang diperlukan tubuh ?
Bagaimanakah proporsi cairan dan elektrolit
yang diperlukan tubuh ?
Bagaimanakah regulasi cairan dan elektrolit
yang diperlukan tubuh ?
Bagaimanakah kebutuhan cairan dan
elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh ?
Metabolisme Cairan
Fungsi cairan :
1. Pengatur suhu tubuh
2. Transport nutrisi dan elektrolit
3. Mempertahankan volume darah
4. Untuk metabolisme didalam sel
5. Pelarut hormon.
6. Pelarut vitamin dll.
CAIRAN TUBUH
ICF (40%)

INTRA VASCULER
CAIRAN
TUBUH (60 %)

ECF (20%) INTERSTISIIL

TRANCELLULAIR
Prosentase Rata Rata Cairan
Tubuh
Kompartemen Bayi Pria dws Wanita dws Lansia
cairan
(%) (%) (%) (%)
Intra sel 48 45 35 25

Ekstra sel
Intravaskul 4 4 5 5
er
25 11 10 15
Intertisial

77 60 55 45
Total
KOMPOSISI CAIRAN
TUBUH
ELEKTROLIT
Kation (muatan positip)
Anion (muatan negatip)
Berfungsi mengatur neuromuskuler dan keseimbangan
asam basa
Satuan mEq/L

MINERAL
Logam, non logam, radikal, fosfat
Berfungsi sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi
otot, metabolisme zat gizi, keseimbangan elektrolit dan
prsoduksi hormon, menguatkan struktur tulang

SEL
SDM dan SDP
BODY FLUID
DISTRIBUTION
CAIRAN EXTRASELULER
Efek Donan :
Konsentrasi Kation plasma sdkt >
besar drpd cairan interstitial, ok
protein plasma (dg muatan akhir
negatif) cenderung mengikat Kation
( Na+ & K+ ).
Sebaliknya konsentrasi Anion dlm
C.interstitial > tinggi ok.protein plasma
menolak Anion
CAIRAN INTRASELULER
Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion

Ca
Mengandung sejumlah besar ion K, Fosfat

Mengandung sejumlah besar Protein ( 4x dlm

plasma)
Mengandung sejumlah sedang ion Mg & Sulfat

( C. Extraseluler : rendah ion K, PO 4, Mg & SO4 )


CAIRAN TRANSELULER

Dianggap sbg cairan extraseluler


khusus
Jumlahnya 1-2 liter
Terdapat :
Rongga sinovial
Peritoneum
Pericardial
Intraokular
cerebrospinal
KONSENTRASI ION
Fungsi ginjal sebagai sekresi
dan eksresi air
Sekresi
1. Renin (penting untuk pengaturan tekanan
darah) Renin disekresi sel-sel ginjal (arteriol
aferen),diaktifkan melalui sinyal (pelepasan
prostaglandin) dari makula densa, yang
menanggapi laju aliran fluida melalui
tubulus distal, dengan penurunan tekanan
perfusi ginjal (melalui peregangan reseptor
di dinding pembuluh darah), dan oleh
stimulasi saraf, terutama melalui beta-1
aktivasi reseptor.
1. MEKANISME RENIN ANGIOTENSIN ALDOSTERON
Mekanisme yang bertanggung jawab dalam mempertahankan
tekanan darah dan perfusi jaringan dengan mengatur
homeostasis ion Na.
Hipotensi dan hipovolemia hipoperfusi ginjal tekanan
perfusi dalam arteriole aferen dan hantaran NaCl ke
makula densa keduanya menyebabkan sekresi renin dari sel
JG (Juksta Glomerulus atau sel Granular) pada dinding arteriole
aferen
Renin di sirkulasi menyebabkan pecahnya Angiotensinogen
substrat (dihasilkan hati) Angiotensin 1
Angiotensin 1 diubah menjadi Angiotensin 2 oleh ACE
(Angiotensin Converted Enzim) yang dihasilkan Paru dan Ginjal
Angiotensin 2 punya 2 efek: menyempitkan pembuluh darah,
meningkatkan sekresi ADH dan aldosteron, dan merangsang
hipotalamus untuk mengaktifkan refleks haus, masing-masing
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
2. 1,25 dihidroksi vit D3 (penting untuk mengatur
kalsium)
3. Eritropoietin (penting untuk sintesis eritrosit)
Eritropoietin adalah hormon glikoprotein
yang mengontrol proses eritropoiesis atau
produksi sel darah merah. Hormon ini dihasilkan
oleh fibroblat peritubular korteks ginjal.peranan
eritroproietin mengubah flobulin yang dihasilkan
menjadi eritropoetin, dimana eritropoetin akan
merangsang eritropoetin sensitive sten cells
pada sumsum tulang untuk membentuk
proeritroblas yang merupakan cikal bakal sel
eritrosit.sekresinya dirangsang oleh hipoksia,
garam kobalt, katekolamin, hormone androgen.
Eksresi
Merupakan poses akhir dari pembentukan urine
sendiri. Berikut pembentukan urine:
Darah dari aorta >>> glomerulus(filtrasi) protein
tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin
primer yang mengandung air, garam, asam amino,
glukosa dan urea
Tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi) menyerap
glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin
sekunder yang mengandung urea
Tubulus kontortus distal(augmentasi) melepaskan
zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam
urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus
kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>>
kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.
miksi
Proses Miksi atau rangsangan berkemih :
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang
stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih
dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek
kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama
terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan


relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut
para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter
bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol
volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf saraf yang
menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak
masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan
terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa
disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter
interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan
ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan
membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih
terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal
dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.
Reflek Miksi
Pengisian kandung kemih dengan kecepatan 3 cm perdetik,
bila tak ada urin dalam kandung kemih maka tek intravesica,
dan bila urin terkumpul 100 ml tek intravesica 10 cm H2O,
hingga volume 300ml tek masih sama karena adaptasi dinding
kandung kemih.
Jumlah air kemih 250 cc sdh cukup merangsang stress reseptor
dinding vesica urinaria -> refleks kontraksi -> relaksasi sfingter
internus -> relaksasi sfingter eksternus -> proses miksi
Kontrol volunter pd sfingter eksternus :
Berkontraksi => mencegah/menghentikan miksi
Terganggunya sistem persyarafan mengakibatkan
- Inkontinensia urine : kemih keluar tanpa disadari
- Retensio urine : kemih tertahan
Ciri ciri Urine Normal
Rata rata dalam satu hari 1 2
liter, tapi berbeda beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk.
Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata rata 6
Zat-zat yang terkandung dalam urin:
Air. Kurang lebih 95%.
Urea, asam urat, dan amonia dan
merupakan sisa pembongkaran protein.
Empedu yang memberikan warna kuning
pada urine.
Garam
Zat yang bersifat racun atau berlebihan
lainnya.
C. Banyak sedikitnya urin yang
dihasilkan dalam proses ekskresi
dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut:
1.Hormon Anti Diuretik
(ADH)
Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air
kencing (urin) adalah hormon anti diuretik (ADH)
yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis posterior.
Jika tubuh menghasilkan banyak ADH maka
penyerapan air pada tubulus juga banyak, sehingga
volume urin sedikit dan dalam kondisi pekat.
Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah
sedikit maka penyerapan air juga sedikit sehingga
ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak dan
kondisinya encer. Jika kelenjar hipofisis tidak
berfungsi sehingga tidak bisa menghasilkan ADH,
maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi
demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus.

2. Jumlah air yang


diminum
Semakin banyak volume air yang
diminum, maka urin yang dihasilkan juga
semakin banyak. Disarankan agar setiap
hari kita minum air putih minuman 6
gelas. Konsumsi air putih bisa
membersihkan racun-racun tubuh yang
masuk ke dalam ginjal dan memberi
manfaat menjaga kelembaban pada kulit.
3. Saraf ginjal

Rangsangan pada saraf ginjal akan


mengakibatkan penyempitan duktus
eferen sehingga aliran darah ke
glomerulus berkurang dan
mengakibatkan proses filtrasi kurang
efektif. Kondisi demikian
mengakibatkan volume urin yang
dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu
juga sebaliknya.
4. Jumlah hormon insulin

Jika hormon insulin jumlahnya


sedikit, misalnya pada penderita
diabetes melitus, maka kadar gula
dalam darah akan dikeluarkan lewat
tubulus distal. Hal ini akan
mengganggu proses penyerapan
kembali air sehingga orang tersebut
akan lebih banyak mengeluarkan
urin.
Defisit air

Osmoralitas ekstraseluler >>

Sekresi ADH >>

ADH plasma >>

Permeabilitas H2O

Tubulus ginjal, ductus koligentes >>

Reabsorpsi air >>

Ekskresi H2O <<

Urine pekat
Mekanisme rasa haus
Rasa haus distimulasi oleh dehidrasi melalui
tiga cara:
Dehidrasi mengurangi produksi air liur,
Dehidrasi meningkatkan tekanan osmotic
darah
Dehidrasi menyebabkan penurunan volume
darah dan tekanan darah juga ikut menurun
Peningkatan ADH dapat dipengaruhi oleh obat-
obatan seperti morfin, nikotin siklofosfamid
Regulation
of Water
Intake:
Thirst
Mechanism

Figure 26.5
05/15/17 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai