Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PKK MUTAKHIR

UROLOGI

DISUSUN OLEH
Iselfia Myatrizky
20176321020

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Egidius Umbu Ndeta, S.Kep, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan
penyusunan makalah PKK Mutakhir dengan judul " UrologI" tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam merampungkan makalah ini.
Tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. 
Akhirnya saya sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca.

Singkawang, Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
D. Manfaat .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Fisiologi Sistem Perkemihan.....................................................................1
B. Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Perkemihan...................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ
tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah,
ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme
hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih
memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting. Kelangsungan
hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ
dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh.
Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan
dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu
seperti kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan
melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah,
sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih,
kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar
melalui tubuh.

1
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang
adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari
air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain dari
sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa
dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula,
dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.

B. rumusan masalah
Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah
sebagai berikut :
1. Jelaskan Fisiologi Sistem Perkemihan ?
2. Jelaskan Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Perkemihan?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua
permasalahan yang ada pada rumusan masalah di atas.

D. Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi referensi
pembelajaran bagi pembaca serta dapat menambah peegtahuan pembaca.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Fisiologi Sistem Perkemihan.


1. Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke
vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat
urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.
2. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra
lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.
3. Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam
pengeluaran zat- zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana
keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam
dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
4. Fascia Renalis
Fascia renalis terdiri dari ; a). fascia (fascia renalis), b). Jaringan
lemak peri renal, dan c). kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa),
meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.
5. Struktur Ginjal.

3
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat
lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut
yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks
yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus..
Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi
ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis
minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan
unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap
ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle,
tubulus distal dan tubulus urinarius.
6. Proses pembentukan urin
Tahap pembentukan urin.
a. Proses Filtrasi ,di glomerulus.
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung
oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan
yang di saring disebut filtrate gromeruluS.
b. Proses Reabsorbsi.
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya
dialirkan pada papilla renalis.

4
c. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal
dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
7. Pendarahan.
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan
kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis
kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di
tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang
masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus
disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena cava inferior.
8. Persarafan Ginjal.
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor).
Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke
dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah
yang masuk ke ginjal.
9. Ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal
ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5
cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos.
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
10. Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis
di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet. Dinding kandung kemih terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

5
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
11. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki
panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
12. Urin (Air Kemih).
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi
keruh.
c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan
sebagainya.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau
amoniak.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari
pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member
reaksi asam)
13. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi
dengan urin.

B. Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Perkemihan


1. Urinalisis

6
Urialisis dapat meberikan informasi klinik yang penting. Urinalisis
merupakan pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi klinis,
pemeriksaan urin menangkup evluasi hal-hal berikut:
a. Observasi warna dan kejernihan urin.
b. Pengkajian bau urin
c. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.
d. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan
keton dalam urin (masing-masing untuk proteinuria, glukosuria, da
ketonoria)
e. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan
pemusingan (centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah
(hematuria), sel darah putih, slinder (silindruria), Kristal
(kristaluria), pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria).
2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya
penyakit ginjal dan mengikuti perjlanan klinik. Pemeriksaan ini juga
memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan
fungsi ekskresinya. Fungsi ginjal dapat dikaji secara lebih akurat jika
dilakukan dibeberapa pemeriksaan dan kemudian asilnya dianalisis
bersama. Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah
kemampuan pemekatan ginjal klirens kreatinin, kadar kreatinin serum
dan nitrogen urea darah (BUN).
3. Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang
suara yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi
abnormalitas. Organ- organ dalam system urinarius akan
menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas
seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ
ataupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan
teknik noninvasif dan tidak memerlukan persiapan khusus kecuali
menjelaskan prosedur serta tujuannya kapada pasien. Karena

7
sensitivitasnya, pemeriksaan USG telah menggantikan banyak
prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan diagnostic pendahuluan.
4. Endourologi (prosedur endoskopi urologi)
a. Pemeriksaan sistoskopi merupakan metode untuk melihat
lanngsung uretra dan kandung kemih. Alat sistokop, yang
dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki
system lensa optis yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga
akan meemberikan gambar kandung kemih yang diperbesar dan
terang.
b. Brush biopsy ginjal dan uretra
Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang
spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis
ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan
tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.
c. Endoskopi renal (nefroskopi)
Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan
fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi)
atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal,
mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan
membantu menegakan diagnose hematuria serta tumor renal
tertentu.
d. Biopsi ginjal
Bopsi ginjal dilakukan dengan menusukan jarum biopsi
melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan melakukan
biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil didaerah pinggang.
Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit
ginjal dan mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik
electron serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit
glomerulus.
e. Pemeriksaan radio isotop
Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu
prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien

8
yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena.
Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang
ditempatkan disebelah posterior ginjal sementara pasien berada
dalam posisi telentang,telungkup atau duduk.

f. Pengukuran urodinamik
Pengukuran urodinamik menghasilkan berbagai
pemeriksaan fisiologik dan structural untuk mengevaluasi fungsi
kandung kemih serta uretra.
g. Pengukuran urodinamik
Menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan
structural untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra.
h. Sistometrogram
Merupakan rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih
(intra vesikal) pada berbagai fase pengisian dan pengosongan
kandung kemih untukmengkaji fungsinya. Selama prosedur
pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan yang dimasukan dan
dikeluarkandari kandung kemih disamping rasa penuh pada
kandung kemih dan keinginan untuk buang air kecil harus dicatat.
i. Sistouretrogram
Memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang
dapat dilakukandengn penyntikan retrograd atau dengan
mengeliminasi media kontras.
j. Elektromiografi
Meliputi penempatan elektroda dalam otot dasar panggul dan
fingter ani untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler traktus
urinarius inferior.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter , kandung kemih dan
uretra. Untuk menjaga fungsi ekskresi, sistem perkemihan mempunyai dua
ginjal. Organ ini memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion dan
senyawa-senyawa solut yang kecil. Urine meninggalkan kedua ginjal dan
melewati sepasang ureter menuju dan ditampung sementara pada kandung
kemih. Proses ekskresi urine dinamakan miksi, yang terjadi ketika adanya
kontraksi dari otot-otot kandung kemih yang menekan urine untuk keluar
melewati uretra dan keluar dari tubuh.
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh
manusia,meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dari zat- zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah
oleh sistem ini selalu berupasesuatu yang larut dalam air.Sistem ini terdiri
dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar urine berupa ureter
dari setiap ginjal.
Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder,
vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakangtulang kemaluan (pubic
bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah urethra.
B. Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga
dapat memahami betul sehingga penyakit - penyakit yang berhubungan
dengan sistem perkemihan ini dapat di hindari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Scanlon,Valerie C dan Sanders Tina.,2006.,BUKU AJAR ANATOMI &


FISIOLOGI.,Jakarta :EGC.

Smeltzer,Suzanne C dan Bare Brenda G.,2001.,BUKU AJAR KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH.,Jakarta : EGC

Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama.

Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.


Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.

Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


EGC.

Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia


Widiasarana Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai