Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nur Ainaa Almardhiyah Tubung

NIM : G0017168

1. Jelaskan apakah otot atau tendo yang kemungkinan mengalami cedera! Apakah
fungsi dari tendo? Jelaskan pula fungsi dan sifat dari otot yang diperlukan untuk
melakukan fungsinya!
 Jawab :
Tendo yang mengalami cedera Tendo Achilles
Tendon Achilles adalah tendon besar di belakang pergelangan kaki yang
menghubungkan otot betis ke tulang tumit. Otot-otot ini penting untuk berjalan,
berlari dan melompat. Tendon Achilles menahan beban stress yang cukup besar
sepanjang hari dalam kehidupan normal.

2. Otot apa saja yang terhubung dengan tendo yang mengalami cedera? Dan
bagaimana gerak yang dihasilkan dari tendo dan masing-masing otot yang cedera
pada kasus tersebut?
 Jawab :
Tendon Achilles adalah tendon yang menghubungkan 3 otot yaitu M.Gastrocnemius
(otot yang menggembung pada bagian betis), M.Soleus dan M.Plantaris dengan os
calcaneus. Fungsi otot tersebut adalah melakukan gerakan plantar fleksi pada
telapak kaki. Yaitu gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki.

3. a. Terkait dengan kerja sekelompok otot dalam menghasilkan gerak, ada yang
berperan sebagai prime movers, antagonists, synergists, and fixators. Apa
maksudnya?
 Jawab :
Agonist/prime mover: otot utama yang berkontraksi saat melakukan gerakan (otot
yang paling dominan).
Antagonist: otot yang bekerja berlawanan dengan otot agonist
(memanjang/memendek saat agonis bergerak).
Sinergist: otot yang mendukung gerak otot agonist baik secara langsung maupun
sebagai fixator.
Fixator: otot yang mempertahankan gerakan menjadi statis melalui kontraksi
isometrik (ketegangan otot meningkat, namun panjang otot
tetap sama serta tidak terjadi gerakan).
b. Jelaskan otot-otot yang berperan sebagai prime mover pada gerakan yang
dihasilkan articulatio talocruralis

 Jawab :
Otot-otot yang menggerakkan dorsofleksi adalah: m. tibialis anterior, extensor
hallucis longus, dan m. extensor digitorum longus. Sedangkan otot-otot
menggerakkan kea tar plantarfleksi adalah: m. gastrocnemius, m. soleus (terpenting),
m. tibialis posterior, m. flexor hallucis longus, m. flexor digitorum longus,
m.peroneus longus, dan m. peroneus brevis.

4. Untuk memeriksa apakah sendi atau otot berfungsi normal, dokter melakukan
tes Renge of Motion (ROM). Jelaskan gerakan apa saja yang normal didapatkan
pada ankle joint, dan berapa ROM nya?
 Jawab :
Secara gerakan sendi ini dapat melakukan gerakan dorsofleksi, plantarfleksi, inversi
dan eversi. ROM (Range of Motion) dalam keadaan normal untuk dorsofleksi adalah
20˚, plantarfleksi adalah 50˚, gerakan eversi adalah 20˚, dan gerakan inversi adalah
40˚. Penulisan yang disesuaikan dengan standar ISOM (Internaional Standard
Orthopaedic Meassurement) untuk gerak dorsofleksi dan plantarfleksi akan tertulis
(S) 20-0-50 dan gerak inversi dan eversi tertulis (S) 20-0- 40

Berdasarkan dari bentuk persendiannya, mengklasifikasikan sendi ankle sebagai


sendi ginglimus dengan gerakan yang mungkin terjadi adalah dorsofleksi (fleksi)
dan plantarfleksi (ekstensi) dengan jangkauan gerakan yang bervariasi untuk
dorsofleksi antara 13-33˚ dan plantarfleksi 23-56˚. menggambarkan jangakauan
gerak sendi ankle adalah dorsofleksi 20˚ dan plantarfleksi 50˚.

5. a. Pada saat berlari, terjadi kontraksi pada otot terutama otot paha dan betis.
Untuk bergerak, otot memerlukan rangsangan dari saraf. Apa saja saraf yang
bekerja pada kelompok otot regio femur dan cruris di kompartemen anterior,
posterior, medial/ lateral?
 Jawab :
Kelompok otot pada regio femur terdiri dari kompartemen anterior,
kompartemen posterior, dan kompartemen medial. Kompartemen
anterior/ekstensor femur terdiri dari musculus quadricep femoris dan
musculus sarotarius. Kompartemen anterior dari femur ini diinervasi oleh
nervus femoralis. Kompartemen posterior/flexor femur terdiri dari
kelompok otot yang sering disebut harmstrings: (1) musculus biceps
femoris diinervasi nervus tibialis dan nervus fibularis, (2) musculus
semitendinosus diinervasi nervus tibialis, dan (3) musculus
semimembranosus diinervasi nervus tibialis. Kompartemen
medial/adduktor femur terdiri dari musculus adductor magnus, musculus
adductor longus, musculus adductor brevis, musculus pectineus dan
musculus gracilis. Otot pada kompartmen medial femur diinervasi oleh
nervus obturatorius
Kelompok otot pada regio cruris terdiri dari kompartemen anterior,
kompartemen lateral, dan kompartemen posterior. Kompartemen anterior
terdiri dari musculus tibialis anterior, musculus extensor hallucis longus,
musculus extensor digitorum longus, dan musculus fibularis (peroneus)
tertius. Seluruh otot pada kompartemen anterior dipersarafi oleh nervus
fibularis profundus. Kompartemen lateral terdiri dari musculus fibularis
longus dan musculus fibularis brevis yang dipersarafi oleh nervus fibularis
nervus fibularis superficialis. Kompartemen posterior dibagi menjadi
kompartemen posterior superfisial dan kompartemen posterior profundus.
Kompartemen posterior superfisial terdiri dari musculus gastrocnemius,
musculus soleus, dan musculus plantaris yang dipersarafi nervus tibialis.
Kompartemen posterior profundus terdiri dari musculus popliteus,
musculus tibialis posterior, musculus digitorum longus, dan musculus
flexor hallucis longus yang dipersarafi nervus tibialis
b. Jelaskan bagaimana hubungan neuron dan otot untuk menghasilkan
gerakan!
 Jawab :
Neuron yang merangsang serabut otot skelet untuk berkontraksi disebut neuron
motorik somatik. Serabut otot berkontraksi sebagai respons terhadap satu atau
lebih potensial aksi yang menyebar di sepanjang sarkolema dan melalui sistem
tubulus T. Potensi aksi otot muncul di neuromuscular junction (NMJ) yang
merupakan sinaps antara neuron motorik somatik dan serat otot rangka. Kontraksi
diinduksi ketika potensial aksi tiba di NMJ dan ditransmisikan sepanjang tubulus-
T ke sisterna terminal dari retikulum sarkoplasma untuk memicu pelepasan Ca 2+
(Silverthorn, 2016). Beberapa proses terjadinya kontraksi dan relaksasi dalam
menghasilkan gerakan:
1) Impuls saraf dihantarkan ke terminal akson dari neuron motorik dan
memicu pelepasan dari asetilkolin (ACh).
2) ACh berdifusi melintasi celah sinaptik, mengikat reseptornya di motor end
plate, dan memicu potensial aksi otot.
3) Asetilkolinesterase di celah sinapsis menghancurkan ACh sehingga
potensial aksi otot lain tidak muncul kecuali lebih banyak ACh dilepaskan
dari neuron motorik.
4) Potensial aksi berjalan sepanjang tubulus transversal membuka saluran
pelepasan Ca2+ di membran retikulum sarkoplasma, yang memungkinkan
ion kalsium memasuki sarkoplasma.
5) Ca2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis, memperlihatkan binding
site untuk miosin.
6) Terjadi kontraksi: power stroke menggunakan ATP; kepala myosin
mengikat aktin, putar, dan pelepasan; filamen tipis ditarik ke arah tengah
sarkomer.
7) Saluran pelepas Ca2+ pada penutupan retikulum sarkoplasma dan pompa
transpor aktif Ca2+ menggunakan ATP untuk mengembalikan kadar Ca2+
yang rendah pada sarkoplasma.
8) Kompleks troponin-tropomyosin bergeser kembali ke posisinya dimana
kompleks tersebut menghalangi situs pengikatan miosin pada aktin.
9) Otot relaksasi

c. Mengapa pada kerusakan neuron tertentu, akan membuat kumpulan otot yang
diprsarafinya mengalami atropi? Apa yang dimaksud atropi otot, dan apa bedanya
dengan distropi otot, dan hipertropi otot?
 Jawab :
Kerusakan neuron tertentu yang berhubungan dengan otot skelet yang
dipersarafi mengalami atropi karena aliran impuls saraf yang menuju serabut
otot terganggu atau terblokade oleh penyebab tertentu sehingga menyebabkan
penurunan produksi miofibril dan otot skelet tidak dapat melakukan gerakan
kontraksi dan relaksasi. Otot tersebut secara perlahan akan menyusut dan
serabut otot akan digantikan oleh jaringan ikat fibrosa. Penyakit yang terjadi
karena ada blokade saraf sering disebut denervation atrophy.
Atrofi otot adalah penurunan ukuran serabut otot individu sebagai akibat
hilangnya miofibril secara progresif. Atrofi yang terjadi karena otot tidak
digunakan disebut disuse atrophy. Orang yang terbaring di tempat tidur dan
orang dengan gips mengalami disuse atrophy karena aliran impuls saraf ke
otot rangka yang tidak aktif sangat berkurang. Jika suplai sarafnya terganggu
atau terputus, otot mengalami atrofi denervasi. Selama periode 6 bulan hingga
2 tahun, otot menyusut menjadi sekitar seperempat ukuran aslinya, dan
seratnya secara permanen digantikan oleh jaringan ikat fibrosa.
Hipertrofi otot merupakan pertumbuhan otot terjadi setelah lahir karena
pembesaran serabut otot. Kebalikan dari atrofi otot, hipertrofi otot disebabkan
oleh peningkatan produksi miofibril, mitokondria, retikulum sarkoplasma, dan
organel lainnya. Hipertrofi merupakan hasil dari aktivitas otot yang sangat
kuat dan berulang, seperti latihan kekuatan. Otot yang mengalami hipertrofi
mengandung lebih banyak miofibril, otot ini mampu melakukan kontraksi
yang lebih kuat.
 Sedangkan pada distrofi otot mengacu pada sekelompok penyakit yang
merusak otot yang menyebabkan degenerasi progresif serabut otot rangka
karena disebabkan oleh genetik. Bentuk paling umum dari distrofi otot adalah
Duchenne muscular dystrophy (DMD). Karena gen yang bermutasi ada pada
kromosom X dan karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, DMD
menyerang anak laki-laki hampir secara eksklusif.

6. Apakah jenis otot yang bekerja pada saat berlari? Bagaimana sifat kerja dan ciri
khas histologis dari otot tersebut? Jelaskan perbedaannya dengan otot yang bekerja
pada organ viscera dan perbedaannya dengan otot jantung!
 Jawab :
OTOT SKELET

Pada dasarnya ada 3 tipe otot yang bekerja saat lari yaitu primer (primary),
pendukung (supporting) dan tambahan (auxiliary). Otot yang termasuk kategori
primer dalam mendukung aktifitas lari adalah otot quadriceps, otot hamstring, otot
gluteus maximus, otot iliopsoas dan otot gastrocnemius. Otot yang termasuk
kategori pendukung dalam berlari adalah otot biceps brachii dan otot abdomen.
Otot yang termasuk kategori tambahan dalam berlari adalah otot intercostalis
eksternal dan otot intercostalis internal.

Sel-sel otot polos berbentuk fusiform, lonjong, tidak berlurik. Dikelilingi oleh
membrana basalis dan jaringan ikat retikuler. Panjang bervariasi berkisar 20 μm
pada pembuluh darah kecil hingga 500 μm pada uterus dalam keadaan hamil. Inti 1
di sentral. Serat otot lebih kecil dari otot skelet. Tidak memiliki sarkomer dan
Ttubules. Ditemukan pada : bola mata, dinding pembuluh darah, saluran nafas,
saluran cerna, organ urinarius dan organ reproduksi.

Sarkosom dan retikulum sarkoplasmik kasar berkembang dengan baik, apparatus


golgi berukuran besar. Banyak butri-butir glikogen. Veikel tersusun berderet
membuka ke permukaan serat tepat di bawah membran sel disebut kaveola,
sebagai pengganti tubulus

OTOT JANTUNG

Berbentuk sel tunggal dan bukan serat. Sel otot jantung bercabang-cabang dan
saling berhubungan pada diskus interkalaris. Diskus interkalaris dibentuk oleh
membran sel, tautan sel berupa desmosom dan gap junction sehingga
memungkinkan eksitasi satu sel menyebar secara capat ke sel di sebelahnya.
Diskus berfungsi sebagai tempat perlekatan kuat antar sel, meneruskan tarikan
antar sel dan komunikasi listrik antar sel yang berdekatan. Nukleus berjumlah 1-2
terletak di sentral. Barisan sel-el jantung yang saling berhubungan membentuk
seperti serat. Struktur dan fungsi protein kontraktil sama dengan otot skelet. T-
tubules pada jantung memiliki ukuran yang lebih besar dengan jumlah yang lebih
banyak. Jumlah mitokondria 40% dari volume sitoplasma (lebih banyak dari otot
skelet).

7. Pada saat berlari, otot berkontraksi dan relaksasi bergantian. Apakah jenis
kontraksi yang dihasilkan (isotonis atau isometris)? Jelaskan perbedaan
antara keduanya, dan berikan contoh masing-masing! Mengapa otot anggota
gerak bisa memanjang dan memendek? Jelaskan mekanisme yang terjadi!
 Jawab :

Isomentrik Isotonik

1. Kontraksi isometrik : menimbulkan ketegangan tanpa terjadinya perubahan


pada panjangnya

2. Kontraksi isotonis: menimbulkan ketegangan disertai terjadinya perubahan


panjangnya.

Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut :

1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot

2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotrasnmitter asetilkolin

3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gate
Natrium

4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai terjadinya aksi


potensial pada membran otot

5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang


terjadi pada membran saraf

6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bagian


tengah otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion
Kalsium

7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan
antara aktin dengan myosin

8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen ini saling
menarik ke arah tengah (sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut
kontraksi otot

9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum


sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin
(relaksasi). Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism,
akibat terbentuknya cross-bridge yang disusun oleh filamen myosin dan
aktin, yang akan menarik aktin ke arah myosin (tengah). Kekuatan untuk
menarik diperoleh dari ATP yang tersedia di kepala myosin dan akan aktif
saat aksi potensial mencapai bagian otot.

8. Setelah melakukan latihan fisik (olah raga) tanpa pemanasan yang cukup,
seringkali orang mengalami nyeri otot yang timbul saat berolah raga atau segera
setelah latihan fisik. Mengapa demikian? Apakah sama penyebabnya dengan nyeri
yang timbul sehari setelah berolah raga? Apakah fungsi pemanasan sebelum latihan
fisik? Jelaskan!
 Jawab :

Dynamic stretching adalah penguluran dengan kuat dan cepat yang dilakukan
dalam kecepatan dan intensitas penguluran yang tinggi dengan karakteristik
gerakan yang memantul sehingga berpengaruh pada ROM sendi. Streatching
sebelum melakukan aktifitas olahraga sangatlah dianjurkan, karena flexibilitas
merupakan hal yang paling penting dalam kesiapan otot untuk bekerja. Dimana
bila otot kaku atau stifness maka dalam melakukan aktifitas tidak akan
mendapatkan hasil yang optimal. Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk
menggerakkan suatu sendi sampai batas ROM tanpa merasakan nyeri. Flexibilitas
berhubungan dengan kemampuan musculotendinous untuk memanjang melewati
otot. Dengan kemampuan ini membuat musculotendinous tidak mengalami
kerusakan. Selain itu arthrokinematics dari sendi dan bentuk jaringan ikat
periarticular juga mempengaruhi ROM dari sendi yang nantinya akan berpengaruh
pada flexibilitas. Dynamic stretching akan menjaga dan meningkatkan fleksibilitas
otot. Fleksibilitas otot akan mendukung kerja otot yang optimal dalam
menjalankan fungsinya sebagai penggerak. Dengan kerja otot yang optimal akan
menghasilkan pergerakan sendi yang maksimal. Sehingga dengan kerja otot yang
optimal dan pergerakan sendi yang maksimal akan mendapatkan gerakan yang
sempurna terutama gerakan saat berlari yang mendukung kecepatan lari jarak
pendek (sprint). Sehingga dengan teknik yang didapatkan dari sprint training dan
flexibilitas yang didapatkan dari dynamic stretching akan meningkatkan kecepatan
dalam lari jarak pendek (sprint) yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh pemain
sepak bola untuk mendukung teknik dasar dalam sepak bola sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal dalam setiap pertandingan.

9. Dari manakah otot mendapatkan energi untuk kontraksi otot? Apakah sama
sumber energi yang digunakan antara atlet yang berlari sprint dengan atlet yang
berlari marathon?
 Jawab
Terdapat 3 jenis sumber energi untuk kontraksi otot rangka 1) Fosfokreatin
yang mengandung banyak ATP dan dapat langsung digunakan oleh otot tetapi cepat
habis (sekitar 5-8 detik) 2) proses glikolisis dari glikogen membentuk asam piruvat
dan asam laktat. Reaksi ini tidak memerlukan oksigen dan pembetukan energi 2,5
kali lebih cepat dari mekanisme fosforilasi oksidatif. Namun karena akumulasi asam
laktat biasanya otot mudah mengalami kelelahan dalam beberap menit 3) Fosforilasi
oksidatif merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk glikolisis tetapi
membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan energi. Umumnya 95% sumber
energi otot didapatkan dari sumber ini.
1. Sprinter (<60 menit)
 Lari jarak pendek (50-100m)
 Membutuhkan energi yang cepat
 Sistem energi yang dominan adalah anaerobik (tanpa oksigen)
 Sumber energi creatine phosphat dan gula darah dan glikogen otot
 Tubuh besar dan berotot (untuk penyimpanan glikogen)
 Intensitas olahraga sedang hingga tinggi
 
2. Maratoner
 Lari jarak panjang (42,195 km)
 Membutuhkan energi yang perlahan namun berkelanjutan
 Sistem energi dominan aerobik
 Sumber energi dari gula darah, glikogen otot, lemak, dan protein.
 Tubuh kurus
 Intensitas olahraga rendah – sedang

10. Apakah yang dimaksud dengan serabut otot merah dan serabut otot putih?
Jelaskan ciri khas masing-masing! Serabut manakah yang lebih naik untuk sprint,
dan mana yang lebih baik untuk marathon?
 Jawab

Tipe serat otot tubuh manusia terdiri dari dua warna, yaitu serat otot merah (tipe I)
dan serat otot putih (tipe II). Serat otot merah mengandung kaya akan myoglobin
(protein berwarna merah dan kaya akan mitokondria) yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen, sedangkan serat otot putih hanya sedikit mengandung
myoglobin. Proporsi kedua warna serat otot ini dapat mempengaruhi kecepatan
kontraksi otot saat melakukan fungsi gerak.
Gambar di atas (dari kiri ke kanan) memperlihatkan bahwa sprinter memiliki
proporsi serat otot putih yang lebih banyak dibandingkan dengan marathoner.
Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, serat otot putih memiliki
lebih sedikit myoglobin, sehingga kandungan mitokondrianya juga sedikit.
Kandungan mitokondria yang sedikit ini menunjukkan bahwa tidak banyak oksigen
yang digunakan dalam pembentukan energi (sistem energi dominan anaerobik).
Dengan demikian, individu yang memiliki serat otot putih lebih banyak, akan
mudah lelah karena sistem energi anaerobik cenderung menghasilkan hasil samping
penumpukan asam laktat yang dapat memicu kelelahan otot.

Anda mungkin juga menyukai