Anda di halaman 1dari 12

RESENSI BUKU

PENDIDIKAN PANCASILA
UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN

Oleh :
Belinda Budi Shafira
4111211052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


IDENTITAS BUKU .............................................................................................. 2
PENDAHULUAN BUKU ..................................................................................... 3
ISI / SUBSTANSI BUKU...................................................................................... 4
A. APLIKASI SILA PERTAMA : Ketuhanan yang Maha Esa ..........................................4
B. APLIKASI SILA KEDUA : Kemanuasiaan yang Adil dan Beradab .............................5
C. APLIKASI SILA KETIGA : Persatuan Indonesia .........................................................6
D. APLIKASI SILA KEEMPAT : Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan ...............................................................7
E. APLIKASI SILA KELIMA : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia .............8
F. MEWUJUDKAN DOKTER YANG PANCASILAIS ...................................................9
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU ...................................................... 10
A. KEKUATAN ................................................................................................................10
B. KELEMAHAN .............................................................................................................10
KONTRIBUSI BUKU TERHADAP PROFESI DOKTER INDONESIA ..... 11

1
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa Kedokteran


Penulis : Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si
Penerbit : Alfabeta
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 102 halaman

2
PENDAHULUAN BUKU

Awalmula lahirnya Pancasila yaitu pada judul pidato yang disampaikan


oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau
sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali
dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, setiap pemuda dan mahasiswa
Indonesia harus menguasai, memahami, menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila merupakan jati diri, identitas bangsa,
dan karakter negara Indonesia yang wajib untuk ditumbuhkembangkan dalam
setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hubungan antara Pancasila dan UUD 1945 adalah hubungan yang saling
mengisi, saling melengkapi dan saling menjiwai. Hubungan antara Pancasila dan
UUD 1945 ibarat “dua sisi dari satu keping mata uang” yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Hubungan antara Pancasila dan UUD 1945 adalah hubungan
formal dan materiil.
Negara Indonesia mempunyai pilar-pilar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, tidak hanya satu tetapi empat pilar. Konsep ini digagas oleh Taufik
Kiemas, mantan ketua MPR, beliau menggagas konsep ini mengingat empat pilar
ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan membangun
keutuhan bangsa. Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika.
Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan diharuskan
mengadakan mata kuliah Pancasila dalam kurikulum pendidikannya. Setiap
program studi dan atau jurusan wajib mencantumkan mata kuliah Pancasila dalam
kurikulum pendidikannya. Pancasila wajib diajarkan di kelas baik pada program
studi eksakta maupun program studi sosial karena terdapat dasar hukum mengenai
penyelenggaraan Pendidikan Pancasila.

3
ISI / SUBSTANSI BUKU

A. APLIKASI SILA PERTAMA : Ketuhanan yang Maha Esa


Pada sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang maha esa, dokter Harus
Percaya dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai profesi yang mulia,
Dokter merupakan insan yang diciptakan oleh Tuhan YME sehingga sudah
selayaknya dan sudah seharusnya semua manusia yang menyandang profesi Dokter
wajib percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME.
Kepercayaan dan ketaqwaan seorang dokter terhadap Tuhan YME yaitu semua
dokter di Indonesia harus beragama, seorang dokter harus menganut agama tertentu
yang diyakini oleh dokter tersebut. Dokter harus beragama dan harus memilih salah
satu agama yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia dan tidak boleh lebih dari
satu agama.
Dokter harus menghormati antar Pemeluk Agama yang berbeda-beda. Dalam
menjalankan profesinya, seorang dokter harus mengobati para pasien tanpa
pandang agama dari pasien yang akan diobatinya. Agama apapun dari pasien yang
sedang sakit atau sedang membutuhkan pertolongan, maka sudah kewajiban bagi
dokter harus memberikan penanganan medis secara cepat.
Seorang dokter tentunya memiliki teman, kerabat, atau kolega yang sama-sama
berprofesi sebagai dokter yang menganut agama yang berbeda, masing- masing
orang yang berprofesi sebagai dokter harus saling menghormati dan saling
menghargai meskipun berbeda agama.
Selain itu seorang dokter harus memegang teguh Sumpah Dokter dan Kode
Etik Profesi Dokter. Sumpah dokter dan kode etik profesi dokter merupakan
pedoman, petunjuk, dan rambu-rambu bagi dokter dalam menjalankan profesinya
sebagai dokter. Sumpah dokter dan kode etik profesi dokter ini wajib dipatuhi,
ditaati dan dipedomani oleh semua dokter Indonesia. Nilai-nilai ketuhanan dalam
Pancasila mewajibkan kepada semua dokter untuk mematuhi semua aturan,
prosedur dan ketentuan yang telah disepakati oleh komunitas kedokteran di
Indonesia.

4
B. APLIKASI SILA KEDUA : Kemanuasiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, sebagai
seorang dokter yang bekerja di tengah kehidupan bermasyarakat harus gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan fokus utama
dari sila kedua Pancasila yang dimana setiap interaksi sosial di tengah masyarakat,
harus didasarkan pada nilai- nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai-nilai
kemanusiaan harus ada dan terpatri dalam diri seorang dokter.

Kegemaran dan kesukaan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan


kemanusiaan merupakan sikap dan perilaku yang sangat terpuji bagi seorang
dokter. Terlebih lagi, seorang dokter itu tugas utamanya adalah memberikan
pertolongan, bantuan, dan pengobatan kepada manusia yang sedang sakit atau
sedang membutuhkan pertolongan.

Kegiatan kemanusiaan yang harus dijiwai dan dihayati oleh seorang dokter
sebagai pengamalan dari nilai-nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah
kegiatan bakti sosial misalnya, seperti dokter terjun langsung dalam kegiatan
khitanan massal, pengobatan gratis, dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang tidak
mendatangkan keuntungan atau materi bagi diri pribadi seorang dokter.

Dokter juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai


kemanusiaan yang harus dihayati dan diamalkan oleh seorang dokter sebagai
bagian dari aplikasi sila kedua Pancasila adalah nilai-nilai kasih sayang, tolong
menolong, saling menghormati, menghargai, dan mencintai antar sesama manusia
sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus
terwujud dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika seorang
dokter melayani pasien.

Dokter harus mengembangkan sikap tenggang rasa, maka seorang dokter harus
selalu mengembangkan kepekaan sosial di tengah masyarakat, seorang dokter harus
memahami lingkungan sekitar sehingga dapat mengembangkan kepekaan sosial
masyarakat dimana dokter tersebut berada, seorang dokter harus bisa berbaur

5
dengan masyarakat sekitar, dapat menyatu dengan lingkungan dan berinteraksi
dengan tetangga, kerabat dan sanak saudaranya.

Semua kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungannya selayaknya diikuti


sehingga dapat menciptakan keteladanan sosial bagi seorang dokter. Berbagai
kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan sosial lainnya seorang dokter harus
menjadi pelopor di depan sehingga menjadi teladan bagi masyarakat. Seorang
dokter harus mampu memberikan keteladanan sosial di tengah masyarakat dengan
cara selalu berada bersama masyarakat ketika di tengah masyarakat terdapat
kegiatan- kegiatan sosial kemasyarakatan.
C. APLIKASI SILA KETIGA : Persatuan Indonesia
Pada sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia, dokter harus
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Aplikasi sila ketiga Pancasila,
persatuan Indonesia, khususnya dalam hal pengutamaan terhadap kepentingan
bangsa dan negara harus diwujudkan oleh seorang dokter secara kongkret dan
nyata. Seorang dokter harus mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi, kepentingan golongan, kepentingan kelompok dan
kepentingan keluarganya.
Sila persatuan Indonesia dari Pancasila mengamanah- kan kepada semua warga
negara, termasuk profesi dokter untuk mau secara suka rela mengangkat senjata jika
negara dalam keadaan perang. Seorang dokter harus berani membela negara ketika
negara seumpamanya berperang dengan negara lain.
Dokter Harus Memiliki Jiwa Nasionalisme, Patriotisme, dan Cinta Tanah Air
Wujud nyata pengamalan sila ketiga, persatuan Indonesia, khususnya dalam hal
semangat nasionalisme, patriotisme dan cinta tanah air, maka seorang dokter
Indonesia harus mampu menunjukkan kepada bangsa dan negara bahwa hati
sanubari para dokter Indonesia adalah merah putih dan rela berkorban untuk
bangsa Indonesia tercinta.
Semua dokter Indonesia harus saling menghormati, menghargai, dan
melengkapi dalam rangka melaksanakan pelayanan kesehatan di tengah

6
masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat yang sukses akan sangat ditentukan
oleh kekompakan antar dokter Indonesia.

D. APLIKASI SILA KEEMPAT : Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Pada sila keempat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dokter memiliki kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama. Aplikasi sila keempat Pancasila, dalam profesi
dokter sangat penting untuk dilakukan oleh semua dokter di Indonesia. Para dokter
Indonesia harus mampu menunjukkan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa
dokter merupakan lini terdepan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila,
khususnya sila keempat Pancasila. Artinya, para dokter Indonesia harus
berkomitmen bahwa setiap pemikiran, tindakan, dan perilaku nya setiap hari harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Dokter juga harus mengutamakan musyawarah mufakat. Sebagai aplikasi dari
nilai-nilai musyawarah mufakat yang termaktub dalam sila keempat Pancasila,
maka para dokter Indonesia harus mampu mengembangkan nilai-nilai musyawarah
dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Para dokter Indonesia harus memberikan ruang bagi pasien untuk bertanya dan
berkonsultasi ketika dokter mengobati pasien, ketika dokter bertemu dengan
pasiennya di dalam ruang prakteknya, maka selain mendiagnosa atau memeriksa
kondisi tubuh pasiennya, maka seorang dokter harus memberikan waktu kepada
pasien untuk bertanya dan berkonsultasi terkait dengan penyakit yang dideritanya
sehingga terjadilah diskusi yang interaktif antara dokter dan pasien sehingga para
pasien merasa mengerti dan memahami sakit atau penyakit yang dideritanya.
Selain itu dokter harus mematuhi aturan hukum dan perundang-undangan.
Sebagai aplikasi dari sila keempat Pancasila, khususnya nilai-nilai tentang
mematuhi aturan hukum dan perundang-undangan, maka seorang dokter harus
mematuhi, mentaati, dan menghormati sebagai payung hukum, regulasi yuridis dan
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, khususnya aturan hukum di dunia
medis, dunia kedokteran, dan dunia kesehatan.

7
E. APLIKASI SILA KELIMA : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Pada sila kelima dokter harus bersikap adil terhadap sesama manusia. Sebagai
seorang dokter harus bersikap adil terhadap semua pasien. Para dokter Indonesia
harus memperlakukan semua pasien secara adil, tanpa memandang latar belakang
apapun dari pasien yang ditanganinya. Pasien harus dilayani secara sama, merata
tanpa ada membeda- bedakan berdasarkan apapun. Semua pasien membutuhkan
bantuan, pertolongan dan uluran tangan dari seorang dokter sehingga sebagai
seorang dokter maka harus berlaku adil terhadap semua pasien tanpa diskriminasi,
tanpa pamrih dan tanpa membeda-bedakan apapun.
Dokter juga harus berpenampilan sederhana dan bersahaja. Aplikasi sila kelima
Pancasila dalam dunia kedokteran dapat dilihat dari nilai kesederhanaan dan
kebersahajaan dari seorang dokter dalam aspek penampilan dan perilaku. Artinya,
seorang dokter harus memiliki penampilan hidup yang sederhana dan bersahaja
sehingga akan menjadi tauladan bagi masyarakat sekitar. Dokter merupakan sosok
dan figur yang umumnya selalu disorot oleh masyarakat sebagai orang yang lebih
diantara yang lain, khususnya keahliannya dalam mengobati penyakit manusia,
sehingga selalu mendapatkan tempat dan perlakuan sosial yang lebih dari
komponen masyarakat.
Selain itu dokter harus mengembangkan sikap kedermawanan sosial. Sebagai
aplikasi dari sila kelima Pancasila, khususnya dalam hal nilai-nilai kedermawanan
sosial, maka dapat dikatakan bahwa seorang dokter Indonesia harus mampu
mengembangkan sikap yang dermawan, rasa sosial yang tinggi, semangat
menolong yang besar dan perilaku sosial kemasyarakatan yang luas. Seorang
dokter identik dengan kepekaan sosial, solidaritas sosial, dan kepekaan sosial
karena tugas dan fungsi utama seorang dokter adalah menolong masyarakat yang
sedang sakit dan melakukan berbagai upaya pencegahan agar supaya masyarakat
tidak sakit.

8
F. MEWUJUDKAN DOKTER YANG PANCASILAIS
Dalam konteks pendidikan kedokteran di Indonesia, sosok dan dokter yang
ideal adalah dokter yang pancasialis. Artinya, seorang dokter yang diharapkan oleh
bangsa Indonesia adalah dokter yang memiliki ciri dan karakter Pancasila. Semua
dokter di Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Inilah uniknya di
Indonesia, dimana seorang dokter yang ideal merupakan dokter yang berbasiskan
pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dokter yang Pancasilais merupakan dokter yang memenuhi nilai-nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai musyawarah mufakat, dan nilai
keadilan. Semua dokter Indonesia diharapkan menjadi dokter yang Pancasilais yang
berbasiskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berikut ini akan
diuraikan sosok dan profile dokter yang Pancasilais yang berbasiskan nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan.

9
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU

A. KEKUATAN
Kekuatan yang ada pada buku ini yaitu ada pada isi penyajian materinya yang
akan sangat mudah dipahami oleh para mahasiswa terutama mahasiswa kedokteran,
buku ini juga menyajikan banyak contoh pengaplikasian yang membuat kita paham
makna dari setiap sila Pancasila terutama pengaplikasian oleh para dokter di
Indonesia.
Selain itu terdapat banyak sumber yang terpercaya dicantumkan pada daftar
Pustaka buku ini sebagai referensi penulis sehingga sebagai pembaca kita bisa lebih
yakin bahwa buku ini merupakan buku yang baik dan layak dipelajari.

B. KELEMAHAN
Kelemahan pada buku ini ialah buku ini penuh dengan filosofi yang hanya
mampu dipahami oleh orang-orang open minded yang bahkan harus melakukan
analisa lebih lanjut mengenai apa yang telah dibaca. Tanda baca dan beberapa
pengetikan dalam buku ini masih ditemukan kurang tepat dan perlu diadakan
perbaikan lebih lanjut.

10
KONTRIBUSI BUKU TERHADAP PROFESI DOKTER INDONESIA

Buku yang berjudul Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran ini


tentunya sangat memberikan kontribusi terutama bagi para profesi dokter di
Indonesia, buku ini dapat memberikan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran
akan pentingnya mewujudkan dokter yang pancasilais karena Pancasila sendiri
merupakan jati diri, identitas serta karakter negara Indonesia yang tentunya wajib
untuk ditumbuhkembangkan dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Mahasiswa kedokteran di Indonesia sebagai generasi muda penerus bangsa,
tentunya harus menguasai, memahami, menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Dalam dunia perguruan tinggi yang sangat berperan
mencetak para dokter yang berkualitas dan kompeten sehingga buku ini juga dapat
menjadi pedoman untuk setiap perguruan tinggi terutama perguruan tinggi yang
terdapat fakutas kedokteran agar lebih mendorong para mahasiswanya
mengaplikasikan kelima sila yang ada pada Pancasila.

11

Anda mungkin juga menyukai