Anda di halaman 1dari 30

Modul 1

DILEMA ETIK
Kisah Anjeli dan Dilema Dokter

Oleh:

KELOMPOK 5A
Bella Anggraeni Sari Irnawati Astuti Arsyad
Tasia Ma’bud Fitriani
Dewi Rahmayanti M.Thaufiq Alhas
Asma Mufida Alhadar Inna Mutmainnah Musa
Ade Irmasari Wahyuni Eka Sari
Nurlinda Safitri Fadli
Musdalifah

Tutor: Dr. Sofhiyah Latief, Sp. Rad.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan anugerah-Nya lah yang dilimpahkan
kepada kami Kelompok 5A, sehingga makalah tutorial tugas pada Blok Bioetik ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

Pada kesempatan kami dari kelompok 5A ingin menyampaikan terima aksih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman serta berbagai pihak yang telah banyak
membantu penyusun makalah tutorial dalam Blok Bioetik ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
dari aspek materi maupun non-materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak sangat penyusun harapakan.

Akhirnya, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita serta dalam menyusun makalah
selanjutnya.

Makassar, 18 Maret 2010

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

SKENARIO 2

PEMBAHASAN 4-15

KAIDAH DASAR BIOETIK

 Beneficence
 Non Maleficence
 Autonomy
 Justice

DAFTAR TILIK PERTANYAAN ETIKA KLINIK JONSEN, SIEGLER DAN WINSLADE

 Medical Indication 16
 Quality Of Life 17
 Patient Preferrences 18
 Contextual Features 19

DAFTAR TILIK PRINSIP ETIKA DASAR ISLAM 20

KESIMPULAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23
PENDAHULUAN

Dewasa ini dunia kedokteran menghasilkan berbagai teknologi yang bertujuan

membantu meningkatkan taraf kesehatan dengan tujuan menyejahterakan masyarakat.

Akan tetapi seperti yang kita ketahui bersama dengan lahirnya teknologi-teknologi

tersebut juga memicu lahirnya pro kontra baru. Aspek-aspek kehidupan seperti agama,

etika moral serta hukum juga mempunyai pandangan tersendiri menyikapi hal ini. Kita

sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya menjadi dokter yang terjun di masyarakat

diharapkan mampu mengambil kebijakan kesehatan tanpa melanggar nurma-nurma yang

ada di masyarakat dan tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran yang ada.

 
SKENARIO

Anjeli seorang gadis cantik 16 tahun, keluarga Anjeli adalah keluarga bangsawan

di kota itu. Anjeli adalah satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara, sehingga

tidak heran kalau orang tuanya sangat menyayangi si cantik jelita ini. Dr. Ansar adalah

dokter yang sangat terkenal di kota itu, pelayanannya yang ramah, biaya pengobatannya

yang terjangkau, dan kualitasnya yang sangat yang memuaskan, sehingga masyarakat di

kota itu sangatpercaya kepada dr. Ansar. Keluarga Anjeli juga sangat percaya kepada dr.

Ansar, kepercayaan ini membuat hubungan mereka menjadi sangat dekat.

Dokter Ansar mempunyai seorang putra bernama Alwi. Alwi juga sering bermain

ke rumah Anjeli, hubungan kedekatan Alwi dengan Anjeli ini akhirnya membuat mereka

saling jatuh cinta. Suatu hari Anjeli jatuh sakit, sering mual dan muntah, dr. Ansar lagi

meeting keluar kota akhirnya Anjeli dibawa ke seorang dokter muda yaitu dr. Andi yang

baru saja membuka praktek di kota itu. Menurut pasien yang pernah diobati, dr. Andi

adalah dokter yang mahal senyum kalau berbicara sambil lalu saja. Gejala sakit Anjeli

sudah dicurigai oleh orang tuanya kalau Anjeli sepertinya hamil tetapi mereka tidak

terlalu percaya karena anaknya jarang keluar rumah. Di depan dr.Andi orang tua Anjeli

mengatakan kalau Anjeli benar-bear hamil supaya disuntik mati saja, kalau dokter tidak

berani lakukan itu Anjeli bakal tetap dibunuh, demi menjaga martabat keluarga.

Mendengar itu dokter menjadi takut. Setelah di chek-up ternyata Anjeli positip hamil.

Takut karena Anjeli akan dibunuh orang tuanya, dr. Andi pun membohongi orangtua

Anjeli kalau Anjeli kena penyakit malaria. Keesokan harinya Anjeli dibawa lagi ke dr.

Ansar. Di depan dr. Ansar, Anjeli mengaku kalau ia dihamili oleh Alwi anak dokter, Anjeli

juga melarang dr. Ansar untuk tidak menyampaikan kehamilannya kepada orang tuanya

karena ia bakal dibunuh. Mendengfar itu dr. Ansar menjadi takut, jika ia menyampaikan

keadaan yang sebenarnya, Anjeli akan dibunuh da ia sebagai orang tua Alwi juga ikut

bertanggung jawab. Tetapi jika ia berbohong ia akan menentang dengan hati

nuraninyayang selama ini taat pada etika kedokteran, dan ia juga akan kehilangan

kepercayaan dari orang tua Anjeli dan masyarakat setempat, karena yang namany a hamil
sudah pasti perutnya akan membesar dan terlihat hamil. Akhirnya dokter mengambil

keputusan untuk melakukan aborsi tanpa sepengetahuan orang tua Anjeli.

Pertanyaan:

 Rumuskan beberapa dilemma etik pada kasus dia atas.


 Dari dilemma etik yang ada, cobalah Anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Prima
Facie, dan Etik klinik Jonsen, Siegler. (Gunakan tabel Kriteria KDB dan pertanyaan etik klinik
Jonsen S)
 Bagaimana jika kasus tersebut di atas, kita melihatnya dalam perspektif Islam (Etika Islam)
 Jelaskan Isu lain (jika ada Isu Hukum & HAM) yang relevan dengan kasus ini bila ada
PEMBAHASAN

• Sisi Anjeli
Anjeli tengah hamil di luar nikah pada umur 16 tahun (di bawah umur) dengan tanpa diketahui oleh
orang tuanya karena jika ketahuan pasti akan dibunuh.

KAIDAH DASAR BIOETIK (ALTRUISME DALAM BERPRAKTIK)

BENEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, √


rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

2 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia. √

3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh √


menguntungkan dokter.

4 Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih banyak √


dibandingkan dengan keburukannya.

5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying √

6 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia √

7 Pembebasan goal based √

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preference √


kebaikan

9 Minimalisasi akibat buruk √

10 Kewajiban menolong pasien gawat-darurat √

11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan √

12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan √

13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan √

14 Mengembangkan profesi secara terus menerus √

15 Memberikan obat yang berkhasiat namun murah √

16 Menerapkan Golden Rule Principle √


KAIDAH DASAR BIOETIK 2 ( DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN PRAKTEK
KLINIK)

NONMALEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Menolong pasien emergensi √

2 Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah: pasien dalam √


keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang
penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan tersebut, tindakan kedokteran terbukti efektif, manfaat
bagi pasien > kerugian dokter atau hanya mengalami resiko
minimal.

3 Mengobati pasien yang luka √

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √

5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien √

6 Tidak hanya memandang pasien sebagai objek √

7 Mengobati secara tidak propfesional √

8 Tidak mencegah pasien dari bahaya √

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11 Tidak memberikan semangat hidup √

12 Tidak melindungi pasien dari serangan √

13 Tidak melakukan white collar crime dalam bidang √


kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien dan
keluarganya.

KAIDAH DASAR BIOETIK 3 (OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI)


AUTONOMY

NO Kriteria Ada Tidak Ada

1. Menghargai hak menetukan nasib sendiri, menghargai martabat √


pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada √


kondisi elektif)

3. Berterus terang √

4. Menghargai privasi √

5. Menjaga rahasia pasien √

6. Menghargai rasionalitas pasien √

7. Melaksanakan Informed Consent √

8. Membirkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan √


sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien √

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat √


keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus √
non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien √

13. Menjaga hubungan baik (kontrak) √

KAIDAH DASAR BIOETIK 4 (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN DOKTER –


PASIEN )

JUSTICE
NO. Kriteria Ada Tidak
Ada

1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal √

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia √


lakukan

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi √


yang sama

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, √


accessibility, availability, and quality)

5 Menghargai hak hukum pasien √

6 Menghargai hak orang lain √

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) √

8 Tidak melakukan penyalahgunaan √

9 Bijak dalam makro alokasi √

10 Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan √


pasien

11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya √

12 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, √


beban, dan sanksi) secara andil

13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan √


kompeten

14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan √


sah/tepat

15 Menghormati hak populasi yang sama rentan penyakit/gangguan √


kesehatan

16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status √


. sosial, dan lain-lain.

• Sisi dr. Andi


dr. Andi mengetahui bahwa pasiennya Anjeli hamil,tapi jika ketahuan oleh keluarga Anjeli maka pasien
akan dibunuh sehingga dr. Andi terpaksa berbohong dan menyembunyikan kehamilan pasien agar
pasiennya bebas dari ancaman pembunuhan.

KAIDAH DASAR BIOETIK (ALTRUISME DALAM BERPRAKTIK)


BENEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, √


rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

2 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia. √

3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh √


menguntungkan dokter.

4 Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih banyak √


dibandingkan dengan keburukannya.

5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying √

6 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia √

7 Pembebasan goal based √

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preference √


kebaikan

9 Minimalisasi akibat buruk √

10 Kewajiban menolong pasien gawat-darurat √

11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan √

12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan √

13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan √

14 Mengembangkan profesi secara terus menerus √

15 Memberikan obat yang berkhasiat namun murah √

16 Menerapkan Golden Rule Principle √

KAIDAH DASAR BIOETIK 2 ( DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN PRAKTEK


KLINIK)

NONMALEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Menolong pasien emergensi √

2 Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah: pasien dalam √


keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang
penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut, tindakan kedokteran terbukti efektif, manfaat bagi pasien >
kerugian dokter atau hanya mengalami resiko minimal.

3 Mengobati pasien yang luka √

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √

5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien √

6 Tidak hanya memandang pasien sebagai objek √

7 Mengobati secara tidak propfesional √

8 Tidak mencegah pasien dari bahaya √

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11 Tidak memberikan semangat hidup √

12 Tidak melindungi pasien dari serangan √

Tidak melakukan white collar crime dalam bidang √


13 kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien dan
keluarganya.

KAIDAH DASAR BIOETIK 3 (OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI)

AUTONOMY

No Kriteria Ada Tidak Ada

1. Menghargai hak menetukan nasib sendiri, menghargai √


martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan √


(pada kondisi elektif)

3. Berterus terang √
4. Menghargai privasi √

5. Menjaga rahasia pasien √

6. Menghargai rasionalitas pasien √

7. Melaksanakan Informed Consent √

8. Membirkan pasien dewasa dan kompeten mengambil √


keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien √

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat √


keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada √


kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien √

13. Menjaga hubungan baik (kontrak) √

KAIDAH DASAR BIOETIK 4 (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN DOKTER –


PASIEN )

JUSTICE

Tidak
NO. Kriteria Ada
Ada

1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal √

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah √


ia lakukan

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam √


posisi yang sama
4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, √
accessibility, availability, and quality)

5 Menghargai hak hukum pasien √

6 Menghargai hak orang lain √

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) √

8 Tidak melakukan penyalahgunaan √

9 Bijak dalam makro alokasi √

10 Memberikan kontribusi yang relative sama dengan √


kebutuhan pasien

11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya √

12 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian √


(biaya, beban, dan sanksi) secara andil

13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang √


tepat dan kompeten

14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa √


alasan sah/tepat

15 Menghormati hak populasi yang sama rentan √


penyakit/gangguan kesehatan

16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, √


. status sosial, dan lain-lain.

• Sisi dr. Ansar


dr.Ansar adalah seorang dokter yang sangat loyal dengan profesinya,ia juga sudah terlanjur sangat
dipercayai oleh keluarga Anjeli. Di satu sisi dr. Ansar mengetahui kehamilan Anjeli,untuk menyelamatkan
nyawa pasien dari pembunuhan keluarga pasien,dr. Ansar terpaksa melakukan Aborsi terhadap pasien dan
menyembunyikan kehamilan Anjeli dari keluarganya. Lebih dari itu, ia juga hendak melindungi nama baik
keluarganya karena yang menghamili Anjeli tidak lain adalah anaknya sendiri yaitu Alwi.

KAIDAH DASAR BIOETIK (ALTRUISME DALAM BERPRAKTIK)

BENEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih,



rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

2 Menjamin nilai pokok harkat da martabat manusia. √


3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh

menguntungkan dokter.

4 Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih banyak



dibandingkan dengan keburukannya.

5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying √

6 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia √

7 Pembebasan goal based √

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preference



kebaikan

9 Minimalisasi akibat buruk √

10 Kewajiban menolong pasien gawat-darurat √

11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan √

12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan √

13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan √

14 Mengembangkan profesi secara terus menerus √

15 Memberikan obat yang berkhasiat namun murah √

16 Menerapkan Golden Rule Principle √

KAIDAH DASAR BIOETIK 2 ( DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN PRAKTEK


KLINIK)

NONMALEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Menolong pasien emergensi √

2 Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah: pasien dalam √


keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang
penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan tersebut, tindakan kedokteran terbukti efektif, manfaat
bagi pasien > kerugian dokter atau hanya mengalami resiko
minimal.

3 Mengobati pasien yang luka √

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √


5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien √

6 Tidak hanya memandang pasien sebagai objek √

7 Mengobati secara tidak propfesional √

8 Tidak mencegah pasien dari bahaya √

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11 Tidak memberikan semangat hidup √

12 Tidak melindungi pasien dari serangan √

13 Tidak melakukan white collar crime dalam bidang √


kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien dan
keluarganya.

KAIDAH DASAR BIOETIK 3 (OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI)

AUTONOMY

NO Kriteria Ada Tidak Ada

1. Menghargai hak menetukan nasib sendiri, menghargai martabat √


pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada √


kondisi elektif)

3. Berterus terang √

4. Menghargai privasi √

5. Menjaga rahasia pasien √

6. Menghargai rasionalitas pasien √

7. Melaksanakan Informed Consent √


8. Membirkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan √
sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien √

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat √


keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus √
non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien √

13. Menjaga hubungan baik (kontrak) √

KAIDAH DASAR BIOETIK 4 (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN DOKTER –


PASIEN )

JUSTICE

NO. Kriteria Ada Tidak Ada

1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal √

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia √


lakukan

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi √


yang sama

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, √


accessibility, availability, and quality)

5 Menghargai hak hukum pasien √

6 Menghargai hak orang lain √

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) √


8 Tidak melakukan penyalahgunaan √

9 Bijak dalam makro alokasi √

10 Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan √


pasien

11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya √

12 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, √


beban, dan sanksi) secara andil

13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat √


dan kompeten

14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan √


sah/tepat

15 Menghormati hak populasi yang sama rentan √


penyakit/gangguan kesehatan

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status √


sosial, dan lain-lain.

DAFTAR TILIK PERTANYAAN ETIKA KLINIK JONSEN, SIEGLER DAN WINSLADE

MEDICAL INDICATION
No Pertanyaan Etik Analisa

1 Apakah masalah medis pasien? Riwayat? • Masalh medis pasien adalah hamil
Diagnosis? Prognosis? dluar nikah pada usia dini.

• Riwayatnya sering mual dan


muntah.

• Diagnosis hamil.

• Prognosis apabila khmilan ini


dlnjutkan maka akan
membahayakn khdupan pasien krn
ortunya tdk menghndaki hal itu.
Dan jika dilakukan abortus, maka
akan membuat khdupan pasien
slmat, namun bs jg tdk, karena
tndkn abrtusnya blm dpstikn 100%
brhsil.

2 Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Msih dpat dsembuhkan dengan abrtus,
Kritis? Gawat darurat? Masih dapat wlopun hsilx msh dragukn.
disembuhkan?

3 Apakah tujuan akhir pengobatannya? Tujuan akhir pengobatanx adalah


menjauhkn pasien dr keinginan ortux
yang ingin membunuhnya, n
kepercayaan trhadap dkter yg akan
hilang apbila dktahui oleh ortux.

4 Berapa besar kemungkinan Besar kemngkinan kbrhasilanx 50%


keberhasilannya?

5 Adakah rencana lain bila terapi gagal? Tidak ada

6 Sebagai tambahan, bagaiman pasien ini Pasien akan trhndar dari


diuntungkan dengan perawatan medis,
dan bagaimana kerugian dari pengobatan pembunhan ortunya n akan trhndar dr
dapat dihindari? abortus dbwh umur yng hasilx msh
dragukan. Kerugian dpt dhindari
dengan mempersiapkn hal2 yang dapat
membantu apabila terjadi
kemungkinan yang buruk.
QUALITY OF LIFE
No Pertanyaan etik Analisa

1 Bagaimana prospek, dengan atau Prospek dengan atau tanpa


pengobatan untuk kembalai ke kehidupan pengobatan dalam kasus ini adalah
normal? masih diragukan. Karena belum jelas
apakah dalam kasus ini aborsi yang
dilakukan berhasil atau tidak.

2 Apakah gangguan fisik, mental, dan social Gangguan fisik yang pasien alami bila
yang pasien alami bila pengobatannya pengobatannya berhasil adalah
berhasil kemungkinan pasien akan menderita
kelainan pada organ reproduksi.

Gangguan mental yang pasien alami


bila pengobatannya berhasil adalah
kemungkinan pasien akan mengalami
trauma.

Gangguan sosial yang pasien alami bila


pengobatannya berhasil adalah pasien
akan menanggung malu.

3 Apakah ada prasangka yang mungkin Ada. Akan terlihat dari tingkah laku
menimbulkan kecurigaan terhadap dari Anjeli yang tidak biasa.
evaluasi pemberi pelayanan terhadap
kualitas hidup pasien?

4 Bagaimana kondisi pasien sekarang atau Pasien tidak akan kembali hidup secara
masa depan, apakah kehidupan pasien normal. Karena hal ini akan
selanjutnya dapat dinilai seperti yang mengakibatkan gangguan mental, fisik
diharapkan? serta kesenjangan sosial di masyarakat.

5 Apakah ada rencana alasan rasional untuk Tidak ada


pengobatan selanjutnya?

6 Apakah ada rencana untuk kenyamanan Tidak ada


dan perawatan paliatif?
PATIENT PREFERRENCES
No Pertanyaan Etik Analisis

1 Apakah pasien secara mental mampu dan Pasien belum mampu dan kompeten
kompeten secara legal? Apakah ada secara legal dalam menentukan hak
keadaan yang menimbulkan ketidak autonomy, itu dikarenakan umur
mampuan? pasien blm cukup dewasa (umur Anjeli
< 21 tahun).

2 Bila berkompeten, apa yang pasien Pasien belum berkompeten, dan dia
katakan mengenai pilihan pengobatannya? juga tidak mengatakn apa2 ttg
kputusan yg hrus dambilnya.

3 Apakah pasien telah diinformasikan  Pasien belum diinformasikan oleh


mengenai keuntungan dan resikonya, dkter mengenai tindakan yg akan
mengerti atau tidak terhadap informasi dlkukannya, apalagi ttg keuntungan
yang diberikan dn memberikan dan krugian yang akan dtanggung oleh
persetujuan? pasien.

4 Bila tidak berkompeten, siapa hyang  Orang yang berkompeten untuk


pantas menggantikannnya?apakah orang menggantikan pasien dalam
yang berkompeten tersebut menggunakan memberikan kputusan adalah orang
standar yang sesuai dalam pengambilan tuanya. Namun, dalam hal ini, orang
keputusan? tua tidak diberitahukan dan diminta
persetujuannya untuk dilakukan aborsi
pada Anjeli.

5 Apakah pasien tersebut telan menunjukan Tidak, pasien tidak mnunjukkan hal
sesuatu yang lebih disuakinya? tersebut.

6 Apakah pasien tidak berkeinginan/tidak Tidak, pasien tidak berkata apapun


mampu untuk bekerja sama dengan tentang ia mampu atau mau dengan
pengobatan yang diberikan ? kalau iya, tindakan abortus yg akan dilakukan
kenapa? dokter, karena dokter tidak
memberitahukan hal itu sebelumnya.

7 Sebagai tambahan, apakah hak pasien Tidak, keinginan pasien untuk memilih
untuk memilih untuk dihormati tanpa tidak dihargai. Karena dokter tidak
memandang etnis agama? meminta persetujuan kepada pasien
terlebih dahulu tentang tindakan yang
ingin dia lakukan.
CONTEXTUAL FEATURES
No Pertanyaan Etik Analisis

1 Apakah ada masalah keluarga yang Masalah keluarga di sini sangat


mungkin mempengaruhi pengambilan mempengaruhi pengambilan
keputusan pengobatan? keputusan pengobatan, d mana dokter
terpaksa harus melakukan aborsi krn
jiwa pasien terancam akan di bunuh
oleh keluarganya sendiri apabila
terbukti hamil.

2 Apakah ada masalah sumber data (klinisi Tidak ada


dan perawat) yang mungkin
mempengaruhi pengambilan keputusan
pengobatan?

3 Apakah ada masalah faktor keuangan dan Tidak ada


ekonomi?

4 Apakah ada faktor religious dan budaya? Faktor religius sangat dikesampingkan
sedangkan faktor budaya sangat
diutamakan di mana keluarga pasien,
pasien dan dokter lebih memilih
tindakan yg bersifat melanggar hukum
agama demi mempertahankan nama
baik pasien dan keluarga di mata
masyarakat.

5 Apakah ada batasan kepercayaan? Tidak ada

6 Apakah ada masalah alokasi sumber daya? Tidak ada

7 Bagaimana hukum mempengaruhi Dalam kode etik kedokteran ada yang


pengambilan keputusan pengobatan? mengatur tentang aborsi, akan tetapi
dalam pengambilan keputusan, dokter
tersebut menentang kode etik
kedokteran.

8 Apakah penelitian klinik atau Tidak ada


pembelajaran terlibat?

9 Apakah ada konflik kepentingan di dalam Tidak ada


bagian pengambilan dalam suatu institusi?
DAFTAR TILIK PRINSIP ETIKA DASAR ISLAM

No Prinsip Etika Analisis

1 Prinsip Niat/Intention (qa’idat al qasd) Niat yang dimiliki oleh dokter Ansar
adalah niat untuk menolong pasien
dari ancaman pembunuhan dari orang
tua Anjeli sendiri dan menjaga nama
baiknya di mata orang tua si pasien
dan masyarakat.

2 Prinsip Kepastian/Certainty (qaidat al Dokter Ansar tidak memiliki prinsip


yaqeen) ini, dia tdk mlkukan pmriksaan ulang
trhdp si pasien yg bs saja memungkin
terjadinya kslhan diagnosis pd
pmrksaan dkter sebelumx. Kmudian
dia jg tdk memeriksa kmngkinan-
kemungkinan buruk lainnya yg bs
tmbul dengan tndakan yg dia akan
lkukan.

3 Prinsip Kerugian/Harm (qaidat al dharar) dr. Ansar telah memenuhi prinsip


kerugian. Dimana dr. Ansar mengambil
tindakan aborsi untuk menjaga
kelangsungan hidup Anjeli dan
mengurangi kemudaratan yang akan
terjadi yaitu Anjeli dan janinnya
kemungkinan bisa meninggal dunia.

4 Prinsip Kesukaran/Difficulty (qaidat al Dalam kasus ini, pasien tidak dalam


mashaqqat) keadaan emergency. Karena prinsip ini
menunjukkan tindakan seorang dokter
terhadap pasien dalam kondisi bila
tidak dilakukan pertolongan segera
kepada pasien maka nyawa pasien
terancam.

5 Prinsip Kebiasaan/Custom (qaidat al’aadat) dr. Ansar tidak menaati standar


operasional pelayanan. Karena,
kebiasaan yang wajib dilakukan oleh
seorang dokter yaitu inform consent,
anamnesis dsb. tidak terlaksana.
Apabila dipandang dari perspektif Islam maka diperoleh kesimpulan:

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada


dinding rahim ibu (nidasi). 
2. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina.
3. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat. Menurut fatwa MUI no. 4 tahun 2005:
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah: 
- Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC
dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan
oleh Tim Dokter. 
- Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah: 
- Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan. 
- Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang
didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. 
c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin
berusia 40 hari. 
4. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan yaitu: "Barang siapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan
karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya." (QS Al-
Maidah:32)

Kemudian, isu lain yang mengenai Hukum dan HAM yaitu bersumber dari
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis". Yang
dikenai hukuman dalam hal ini :

1. Ibu yang melakukan abortus


2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi
3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah :


 KUHP pasal 299, 346, 347, 348, 349 tentang larangan pengguguran kandungan.
 UU RI No. 1 tahun 1946 menyatakan aborsi merupakan tindakan pelanggaran hukum.
 UU RI No. 7 tahun 1984 tentanfgmenghapus diskriminasi pada wanita.
 UU RI No. 23 tahun 1992, pasal 15 : abortus diperbolehkan dengan alasan medis.

Apabila ditinjau dari Human Rights (HAM) :

o Setiap manusia berhak kapan mereka bereproduksi


o RUU pasal 7 : berhak menentukan kapan dan jumlah reproduksi.
o RUU Kesehatan pasal 63

Dalam Aspek Etika Kedokteran yaitu:

a. Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
dari pasien bahkan hingga pasien meninggal.
b. Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari
pembuahan.
c. Penjelasan Pasal 7c KODEKI : Abortus Provokatus dapat dibenarkan dalam tindakan
pengobatan/media.
d. Pasal 10 KODEKI : Dokter wajib mengingat akan kewajibannya melindungi hidup tiap
insani.

KESIMPULAN
Sebagai seorang dokter yang professional, baik dr. Andi maupun dr. Ansar tidak

boleh melakukan tindakan melanggar Kode Etik Kedokteran bagaimanapun keadaannya.

Seharusnya dr. Andi tidak menyembunyikan keadaan pasien yang sebenarnya terhadap

keluarga pasien. Sedangkan dr. Ansar tidak sepantasnya melakukan tindakan aborsi, ia

semestinya mencari jalan keluar lain yang lebih efisien. Dr. Ansar tidak boleh menangani

pasien tanpa berpedoman pada SOP. Sehingga dr. Ansar dalam hal ini sangat menyalahi

prinsip – prinsip yang berkaitan dengan Kode Etik Kedokteran.

Sebagai langkah yang bijak yang sebenarnya dr. Ansar lakukan yaitu melakukan

inform consent kepada pasien, kemudian lebih jauh dari itu, dia dan Alwi harus

bertanggung jawab kepada keluarga Anjeli dengan cara menikahkan Anjeli dengan Alwi

walau dalam kondisi nikah muda. Itu adalah solusi menjaga kehormatan keluarga Anjeli

dan menghindari pembunuhan yang akan dilakukan oleh dr. Ansar maupun orang tua

Anjeli.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.org.id/pandangan-agama-hukum-etika-dan.html

http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.html

http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=101

http://www.gaulislam.com/aborsi-dalam-pandangan-hukum-islam/

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai