DILEMA ETIK
Kisah Anjeli dan Dilema Dokter
Oleh:
KELOMPOK 5A
Bella Anggraeni Sari Irnawati Astuti Arsyad
Tasia Ma’bud Fitriani
Dewi Rahmayanti M.Thaufiq Alhas
Asma Mufida Alhadar Inna Mutmainnah Musa
Ade Irmasari Wahyuni Eka Sari
Nurlinda Safitri Fadli
Musdalifah
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan anugerah-Nya lah yang dilimpahkan
kepada kami Kelompok 5A, sehingga makalah tutorial tugas pada Blok Bioetik ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kami dari kelompok 5A ingin menyampaikan terima aksih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman serta berbagai pihak yang telah banyak
membantu penyusun makalah tutorial dalam Blok Bioetik ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
dari aspek materi maupun non-materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak sangat penyusun harapakan.
Akhirnya, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita serta dalam menyusun makalah
selanjutnya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
SKENARIO 2
PEMBAHASAN 4-15
Beneficence
Non Maleficence
Autonomy
Justice
Medical Indication 16
Quality Of Life 17
Patient Preferrences 18
Contextual Features 19
KESIMPULAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23
PENDAHULUAN
Akan tetapi seperti yang kita ketahui bersama dengan lahirnya teknologi-teknologi
tersebut juga memicu lahirnya pro kontra baru. Aspek-aspek kehidupan seperti agama,
etika moral serta hukum juga mempunyai pandangan tersendiri menyikapi hal ini. Kita
sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya menjadi dokter yang terjun di masyarakat
ada di masyarakat dan tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran yang ada.
SKENARIO
Anjeli seorang gadis cantik 16 tahun, keluarga Anjeli adalah keluarga bangsawan
di kota itu. Anjeli adalah satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara, sehingga
tidak heran kalau orang tuanya sangat menyayangi si cantik jelita ini. Dr. Ansar adalah
dokter yang sangat terkenal di kota itu, pelayanannya yang ramah, biaya pengobatannya
yang terjangkau, dan kualitasnya yang sangat yang memuaskan, sehingga masyarakat di
kota itu sangatpercaya kepada dr. Ansar. Keluarga Anjeli juga sangat percaya kepada dr.
Dokter Ansar mempunyai seorang putra bernama Alwi. Alwi juga sering bermain
ke rumah Anjeli, hubungan kedekatan Alwi dengan Anjeli ini akhirnya membuat mereka
saling jatuh cinta. Suatu hari Anjeli jatuh sakit, sering mual dan muntah, dr. Ansar lagi
meeting keluar kota akhirnya Anjeli dibawa ke seorang dokter muda yaitu dr. Andi yang
baru saja membuka praktek di kota itu. Menurut pasien yang pernah diobati, dr. Andi
adalah dokter yang mahal senyum kalau berbicara sambil lalu saja. Gejala sakit Anjeli
sudah dicurigai oleh orang tuanya kalau Anjeli sepertinya hamil tetapi mereka tidak
terlalu percaya karena anaknya jarang keluar rumah. Di depan dr.Andi orang tua Anjeli
mengatakan kalau Anjeli benar-bear hamil supaya disuntik mati saja, kalau dokter tidak
berani lakukan itu Anjeli bakal tetap dibunuh, demi menjaga martabat keluarga.
Mendengar itu dokter menjadi takut. Setelah di chek-up ternyata Anjeli positip hamil.
Takut karena Anjeli akan dibunuh orang tuanya, dr. Andi pun membohongi orangtua
Anjeli kalau Anjeli kena penyakit malaria. Keesokan harinya Anjeli dibawa lagi ke dr.
Ansar. Di depan dr. Ansar, Anjeli mengaku kalau ia dihamili oleh Alwi anak dokter, Anjeli
juga melarang dr. Ansar untuk tidak menyampaikan kehamilannya kepada orang tuanya
karena ia bakal dibunuh. Mendengfar itu dr. Ansar menjadi takut, jika ia menyampaikan
keadaan yang sebenarnya, Anjeli akan dibunuh da ia sebagai orang tua Alwi juga ikut
nuraninyayang selama ini taat pada etika kedokteran, dan ia juga akan kehilangan
kepercayaan dari orang tua Anjeli dan masyarakat setempat, karena yang namany a hamil
sudah pasti perutnya akan membesar dan terlihat hamil. Akhirnya dokter mengambil
Pertanyaan:
• Sisi Anjeli
Anjeli tengah hamil di luar nikah pada umur 16 tahun (di bawah umur) dengan tanpa diketahui oleh
orang tuanya karena jika ketahuan pasti akan dibunuh.
BENEFICENCE
NONMALEFICENCE
3. Berterus terang √
4. Menghargai privasi √
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus √
non emergensi
JUSTICE
NO. Kriteria Ada Tidak
Ada
NONMALEFICENCE
AUTONOMY
3. Berterus terang √
4. Menghargai privasi √
JUSTICE
Tidak
NO. Kriteria Ada
Ada
BENEFICENCE
NONMALEFICENCE
AUTONOMY
3. Berterus terang √
4. Menghargai privasi √
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus √
non emergensi
JUSTICE
MEDICAL INDICATION
No Pertanyaan Etik Analisa
1 Apakah masalah medis pasien? Riwayat? • Masalh medis pasien adalah hamil
Diagnosis? Prognosis? dluar nikah pada usia dini.
• Diagnosis hamil.
2 Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Msih dpat dsembuhkan dengan abrtus,
Kritis? Gawat darurat? Masih dapat wlopun hsilx msh dragukn.
disembuhkan?
2 Apakah gangguan fisik, mental, dan social Gangguan fisik yang pasien alami bila
yang pasien alami bila pengobatannya pengobatannya berhasil adalah
berhasil kemungkinan pasien akan menderita
kelainan pada organ reproduksi.
3 Apakah ada prasangka yang mungkin Ada. Akan terlihat dari tingkah laku
menimbulkan kecurigaan terhadap dari Anjeli yang tidak biasa.
evaluasi pemberi pelayanan terhadap
kualitas hidup pasien?
4 Bagaimana kondisi pasien sekarang atau Pasien tidak akan kembali hidup secara
masa depan, apakah kehidupan pasien normal. Karena hal ini akan
selanjutnya dapat dinilai seperti yang mengakibatkan gangguan mental, fisik
diharapkan? serta kesenjangan sosial di masyarakat.
1 Apakah pasien secara mental mampu dan Pasien belum mampu dan kompeten
kompeten secara legal? Apakah ada secara legal dalam menentukan hak
keadaan yang menimbulkan ketidak autonomy, itu dikarenakan umur
mampuan? pasien blm cukup dewasa (umur Anjeli
< 21 tahun).
2 Bila berkompeten, apa yang pasien Pasien belum berkompeten, dan dia
katakan mengenai pilihan pengobatannya? juga tidak mengatakn apa2 ttg
kputusan yg hrus dambilnya.
5 Apakah pasien tersebut telan menunjukan Tidak, pasien tidak mnunjukkan hal
sesuatu yang lebih disuakinya? tersebut.
7 Sebagai tambahan, apakah hak pasien Tidak, keinginan pasien untuk memilih
untuk memilih untuk dihormati tanpa tidak dihargai. Karena dokter tidak
memandang etnis agama? meminta persetujuan kepada pasien
terlebih dahulu tentang tindakan yang
ingin dia lakukan.
CONTEXTUAL FEATURES
No Pertanyaan Etik Analisis
4 Apakah ada faktor religious dan budaya? Faktor religius sangat dikesampingkan
sedangkan faktor budaya sangat
diutamakan di mana keluarga pasien,
pasien dan dokter lebih memilih
tindakan yg bersifat melanggar hukum
agama demi mempertahankan nama
baik pasien dan keluarga di mata
masyarakat.
1 Prinsip Niat/Intention (qa’idat al qasd) Niat yang dimiliki oleh dokter Ansar
adalah niat untuk menolong pasien
dari ancaman pembunuhan dari orang
tua Anjeli sendiri dan menjaga nama
baiknya di mata orang tua si pasien
dan masyarakat.
Kemudian, isu lain yang mengenai Hukum dan HAM yaitu bersumber dari
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis". Yang
dikenai hukuman dalam hal ini :
a. Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
dari pasien bahkan hingga pasien meninggal.
b. Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari
pembuahan.
c. Penjelasan Pasal 7c KODEKI : Abortus Provokatus dapat dibenarkan dalam tindakan
pengobatan/media.
d. Pasal 10 KODEKI : Dokter wajib mengingat akan kewajibannya melindungi hidup tiap
insani.
KESIMPULAN
Sebagai seorang dokter yang professional, baik dr. Andi maupun dr. Ansar tidak
Seharusnya dr. Andi tidak menyembunyikan keadaan pasien yang sebenarnya terhadap
keluarga pasien. Sedangkan dr. Ansar tidak sepantasnya melakukan tindakan aborsi, ia
semestinya mencari jalan keluar lain yang lebih efisien. Dr. Ansar tidak boleh menangani
pasien tanpa berpedoman pada SOP. Sehingga dr. Ansar dalam hal ini sangat menyalahi
Sebagai langkah yang bijak yang sebenarnya dr. Ansar lakukan yaitu melakukan
inform consent kepada pasien, kemudian lebih jauh dari itu, dia dan Alwi harus
bertanggung jawab kepada keluarga Anjeli dengan cara menikahkan Anjeli dengan Alwi
walau dalam kondisi nikah muda. Itu adalah solusi menjaga kehormatan keluarga Anjeli
dan menghindari pembunuhan yang akan dilakukan oleh dr. Ansar maupun orang tua
Anjeli.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.org.id/pandangan-agama-hukum-etika-dan.html
http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.html
http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=101
http://www.gaulislam.com/aborsi-dalam-pandangan-hukum-islam/