Anda di halaman 1dari 4

ORALIT

Oralit adalah larutan untuk mengatasi diare. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral.
Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida, glukosa
anhidrat dan natrium bikarbona. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama generik oralit
dan larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Alphatrolit, Aqualyte,
Bioralit dan Corsalit. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi. Terdapat dua jenis oralit,
yaitu oralit dengan basa sitrat (LGOS) dan oralit basa bikarbonat (LGOB).

Cara penggunaan :
Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan diminum
perlahan-lahan.

Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (3 jam pertama)

umur < 1 tahun : 300 ml dalam 1,5 gelas


1 4 tahun : 600 ml dalam 3 gelas
5 12 tahun : 1,2 l dalam 6 gelas
dewasa : 2,4 l dalam 12 gelas

Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (setiap habis buang air)
umur < 1 tahun : 100 ml dalam 0,5 gelas
1 4 tahun : 200 ml dalam 1 gelas
5 12 tahun : 300 ml dalam 1,5 gelas
dewasa : 400 ml dalam 2 gelas

Pengganti oralit

Bila tidak ada oralit, dapat juga digunakan larutan gula-garam, yaitu dua sendok teh gula dan
setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam satu gelas air matang.
LARUTAN GULA & GARAM (LGG)

Bahan dan alat yang diperlukan :


Pertama kita harus menyediakan gula pasir sebanyak satu sendok teh ,tidak lebih tidak
kurang agar larutan yang akan dibuat bisa maksimal.
Kedua yaitu garam dapur kalau bisa yang halus agar dapat larut dengan mudah
,takaran yang diperlukan sebanyak seperempat sendok teh.
Ketiga adalah air masak atau air teh yang masih hangat namun tidak selagi
mendidih.Takarannya sebanyak satu gelas atau sekitar 200 ml.
Yang terakhir adalah gelas kaca yang berukuran normal dan sendok teh.

Cara membuat larutan gula garam :


Pertama-tama sebelum kita membuat,cucilah tangan sampai bersih agar tidak ada
kuman penyakit yang menyebar.
Kedua tuangkan air masak atau air teh tersebut ke dalam gelas sebanyak satu gelas
penuh.
Ketiga masukkanlah gula pasir serta garam dapur itu sesuai dengan takaran yang
telah ditentukan kedalam gelas tersebut.
Keempat yaitu gelas tersebut kita aduk sampai gula dan garamnya benar-benar larut
dalm air. Setelah selesai kita bisa langsung meminumnya.
Larutan gula garam direkomendasikan sebagai pengganti larutan oralit.selain itu larutan ini
sangat dianjurkan bagi mereka yang mengalami diare karena dapat mengurangi dampak diare
atau dehidrasi karena larutan ini dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang itu.

Sejarah Oralit

Pemberian oralit dikenal juga dengan terapi rehidrasi oral (ORT) adalah jenis penggantian
cairan yang digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi, terutama yang disebabkan
diare. Dengan bahan air minum dengan gula dan garam dalam jumlah yang telah ditetapkan.
Terapi rehidrasi oral menurunkan risiko kematian akibat diare sekitar 93%. Secara global
pada 2015 terapi rehidrasi oral digunakan oleh 41% dari anak-anak dengan diare.
Penggunaan ini telah memainkan peran penting dalam mengurangi jumlah kematian pada
anak di bawah usia lima tahun.

Sekitar 2500 tahun lalu dukun kuno Sushuruta memberikan resep pengobatan diare dengan
air tajin, air kelapa dan sup wortel. Bagaimanapun ilmu pengobatan ini tidak sampai ke dunia
Barat saat dehidrasi penyebab utama kematian kedua pada tahun 1829. Pada tahun itu di
Rusia dan Eropa Barat wabah kolera merebak. Tahun 1831, William Brooke OShaughnessy
menyadari hilangnya air dan ion-ion garam pada pasien kolera dan meresepkan terapi
Intravena (IV) sebagai penanggulangannya. Hasilnya mengagumkan, pasien yang sekarat
dapat berhasil pulih dari dehidrasi. Persentase kematian akibat kolera menurun dari 70 %
menjadi 40 % setelah penggunaan larutan hipertonik IV. Terapi penggantian cairan IV
menjadi standar penanganan dehidrasi berat/menengah selama ratusan tahun.

Akhir tahun 1950an, ORT diresepkan oleh Dr. Hemendra Nath Chatterjee di India kepada
pasien kolera. Meski penemuannya tidak diawali studi penelitian, penemuannya gagal meraih
kredibiltas dan pengakuan karena kurangnya scientific control dan analisis lengkap.
Penemuan adanya glukosa, natrium dan klorida menjadi mudah diserap selama diare (pada
pasien kolera) berasal dari Dr. Robert A Philips. Bagaimanapun, langkah untuk mengubah
pengamatan ini menjadi larutan rehidrasi oral yang efektif, gagal karena formula larutan yang
salah dan kurangnya metodologi.

Awal tahun 1960an, ahli biokimia Robert K. Crane menemukan mekanisme co-transport
Natrium-Glukosa sebagai mekanisme absorpsi glukosa di intestinal. Pada kurun waktu yang
sama, ilmuwan lain menunjukkan bahwa mukosa intestinal tidak diganggu oleh bakteri kolera
seperti perkiraan sebelumnya. Penemuan ini dibuktikan dalam percobaan manusia dengan
pemberian peroral larutan terapi glucose-saline sebanyak volume cairan yang hilang akibat
diare. Pemberian ini secara signifikan efektif mengurangi kebutuhan cairan infus sebanyak
80%. Hasil ini menjadi dasar penggunaan ORT dalam pengobatan klinis.

Bukti lain bahwa ORT begitu efektif yaitu saat Perang Pembebasan Bangladesh tahun
1971. Ketika itu tim medis kehabisan cairan IV untuk mengobati wabah kolera, Dr. Dilip
Mahalanabis menginstruksikan stafnya untuk mendistribusikan Oral Rehydration Salts (ORS)
kepada 350.000 orang di kemah-kemah pengungsi. Lebih dari 3000 pasien kolera mendapat
perawatan. Tingkat mortalitas dari pasien itu hanya 3,6 %, lebih baik dibandingkan
penggunaan terapi cairan IV yang 30%.
Pada tahun 1980 BRAC nirlaba Bangladesh menciptakan door-to-door dan orang-ke-orang
tenaga penjualan untuk mengajar ORT digunakan oleh ibu-ibu di rumah. Sebuah satuan tugas
dari empat belas perempuan, satu memasak dan satu pengawas laki-laki melakukan
perjalanan dari desa ke desa. Setelah mengunjungi perempuan di beberapa desa, mereka
mendorong perempuan di desa untuk membuat cairan rehidrasi oral sendiri. Mereka
menggunakan peralatan rumah tangga yang tersedia, dimulai dengan setengah liter air dan
menambahkan segenggam gula dan sejumput tiga jari garam. Kemudian, pendekatan ini
disiarkan melalui televisi dan radio dan mengembangkan paket rehidrasi garam dipasar. Tiga
dekade kemudian, survei nasional telah menemukan bahwa hampir 90% dari anak-anak
dengan diare berat di Bangladesh diberikan cairan rehidrasi oral di rumah atau di fasilitas
kesehatan.
Antara tahun 1980-2006, ORT menurunkan tingkat kematian pasien seluruh dunia dari 5
juta per tahun menjadi 3 juta per tahun. Sebelum ORT diperkenalkan, diare merupakan
penyebab utama kematian bayi. Namun sekarang diare menduduki peringkat dua dengan
sebagai penyebab mortalitas balita dengan persentase 17 % dari semua mortalitas.
Kesuksesan terapi ini menjadi penemuan medis terpenting di abad 20.

Anda mungkin juga menyukai