Anda di halaman 1dari 12

SEL EUKARIOT DAN SEL PROKARIOT

DISUSUN OLEH:

Iska Savitri (10060317140)


Desyanita (1006031714)
Siti Julpah (1006031714)
Aknes Hawadini Putri (10060317155)
Salabila Wijaya (10060317159)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan
kesehatan dan kesempatan sehinnga bisa meyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan.


Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 2 Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Pembelahan sel pada prokariotik .............................................................................. 6
2.2 Pembelahan sel pada eukariotik ................................................................................ 7
2.3 Siklus sel ................................................................................................................... 7
2.4 Bagian Tipe Pembelahan Sel .................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua
sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung
’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’. Sel-sel
mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali
darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel
terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan
pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat,
ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali
setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit
mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel
yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara
itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan
jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan
jutaan sel bakteri. Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik
berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel
berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi
materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului
dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Meiosis hanya terjadi pada
fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Diferensiasi sel adalah suatu
perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume pertumbuhan akhir
menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan, organ atau
organisme baru. Diferensiasi meliputi 2 hal :
1. Perubahan struktur dan aktivitas biokimia.
2. Perubahan aktivitas fisiologis. Diferensiasi sel terjadi karena :
Semua informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme akan diwariskan
kepada sel anak pada saat pembelahan sel. Artinya : Informasi genetik yang tepat
perlu diterima oleh setiap sel, sehingga setiap organ pada organisme dapat
berkembang pada jalur yang tepat. Dalam perjalanan proses perkembangan, setiap
informasi genetik yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan atau disimpan dan
tidak digunakan.
Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi
bila pada jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami
degenerasi. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada
jaringan tertentu informasi tersebut dilipat gandakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik?
2. Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis?
3. Bagaimana siklus pada sel?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik.
2. Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3. Untuk mengetahui siklus sel

1.4 Manfaat
1. Agar mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik.
2. Agar mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3. Agar mengetahui siklus sel
BAB II
PEMBAHASAN

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi


kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu
sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-
jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan
untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler
cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler
cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada
sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu
membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan
secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan
meiosis’.

2.1 Pembelahan sel pada prokariotik


Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa
inti yang tidak dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik,
misalnya bakteri dan alga hijau-biru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik
berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel
berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi
materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului
dengan pembentukkan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur


dalam bentuk nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh
membran. Secara umum sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal,
tetapi akan sering terlihat dalam tipe rantai, agregat, atau kelompok sel yang
jumlahnya ratusan.
2.2 Pembelahan sel pada eukariotik
Pada sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama adalah
lebih kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali lebih
banyak DNA dibanding sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini berbentuk
linea, membentuk sejumlah kromosom yang jelas berbeda. Sebagai contoh, sel-sel
somatik (tubuh) manusia mempunyai 46 kromosom, masing-masing berbeda satu
sama lainnya. Pada saat sel-sel ini membelah, setiap sel anak harus menerima satu
duplikat dan hanya satu dari setiap 46 kromosom. Disamping itu, sel-sel
eukariotik mengandung berbagai macam organela dan ini juga harus dibagi sec
ara merata diantara sel-sel anak. Pada sel eukariotik memiliki inti sel yang sangat
kompleks dengan selubung inti yang terdiri dari dua membran. Sel-sel pada tubuh
hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik. Mikroorganisme
yang eukariotik, misalnya protozoa, protista, dan semua jamur.

2.3 Siklus sel


Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang
kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel
terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Durasi (lamanya)
masing-masing fase dari siklus ini berfariasi dari beberapa jam sampai beberapa
hari, bergantung dari tipe sel dan faktor-faktor luar seperti suhu dan nutrisi yang
tersedia.

Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa


duplikasi kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan
sel. Pada eukariotik (sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan
genetik terjadi sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau
meiosis.

Sel yang mempunyai kemampuan membelah adalah sel "muda" atau sel
immature yang belum memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi lingkungan yang
mendukung sel akan memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel
yang tidak lagi membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel
yang mature dengan struktur dan fungsi tertentu.

Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis)
dan fase M (Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan
protein interseluler dan pada fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan
sel. Sebagian besar sel memerlukan waktu ekstra untuk proses sintesis sehingga
pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap 1 antara fase M dan fase S serta
Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian fase menjadi 4 fase
yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M (mitosis
dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya sangat aktif
secara biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi (waktu lama, 23
jam dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti dari siklus sel dan
secara morfologi terjadi perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang
tertarik ke kutub, sitogenesis dan akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1
jam dalam 1 siklus 24 jam). Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu
proses sintesis namun juga berperan sebagai ekstra waktu bagi sel untuk
memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum masuk ke fase S
dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress
pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini
dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika
kondisi lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan
memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah
melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang
terus berlangsung bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak
ada.
2.4 Bagian Tipe Pembelahan Sel

1. Amitosis

Adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan


sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan
pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung
secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic,
pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan
pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan
amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma.


Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom
untuk melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang
diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk,
pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan biner (binary
fision) atau pembelahan sel secara langsung.

2. Mitosis

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada
siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik
yang sama dengan sel awal.

Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang
berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi
sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel
awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis.
Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase sebelum fase
mitosis pada siklus sel.

Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut


sister chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer.
Sister chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-
tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap
telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan
Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti
sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

Proses mitosis secara konvensional dibagi 6 fase yaitu interfase, profase,


prometafase, metafase, anafase, dan telofase (awal dan akhir). Profase biasanya
merupakan fase terpanjang, dengan mengambil waktu kurang lebih 60 % dari
keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam mitosis. Selama pembelahan mitosis
yang berlangsung pada sel hewan dan sel tumbuhan.

Hasil mitosis :

1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing-
masing diploid.

2) Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel


induknya.

3. Meiosis

Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan
secara meiosis adalah:

1. Terjadi di sel kelamin


2. Jumlah sel anaknya 4
3. Jumlah kromosen 1/2 induknya
4. Pembelahan terjadi 2 kali

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan
pembelahan meiosis II.

Hasil meiosis :

1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing-
masing haploid (n).

2) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel


induknya.
3) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel gamet seperti sperma dan
ovum (sel telur).

Tujuan pembelahan sel secara tidak langsung yaitu:

1. mitosis : regenerasi

2. miosis : mengurangi kromosom (2n 46xx/xy diploid menjadi 23x/y haploid).


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit
kehidupan makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing
layaknya individu. Sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik
secara amitosis, mitosis, meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti,
pada sel meristem tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan, sedangkan pada sel
epitel manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, S. 2006. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga


Campbell, Neil A. Reece, Jane B. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Foster, Bob. 2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Opertaion
Heddy, Suwasono. 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers
Satilah, Siti. 1982. BIOLOGI. Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai