Anda di halaman 1dari 6

TIPE TIPE SISTEM KOLOID

1. Koloid Liofilik
2. Koloid Liofobik
3. Koloid Gabungan ( misel / KMK)
1. Koloid Liofilik
• Kaloid liofilik adalah sol yang fase
terdispersinya mempunyai afinitas yang besar
atau mudah menarik medium pendispersinya.
Partikel dari dispersi liofilik ini sebenarnya
adalah molekul tunggal yang besar sehingga
terdapat dalam daerah ukuran koloid. Sifat
dari dispersi jenis ini bergantung pada
konsentrasi dan bentuk molekulnya.
Misalnya: protein, kanji, gom, dan karet alam.
Ciri-ciri liofilik
• 1. mengadsorpsi mediumnya
• 2. dapat dibuat dengan konsentrasi yang
relatif besar
• 3. bersifat reversible
• 4. efek tyndall lemah
• 5. tidak mudah digumpalkan
2. Koloid Liofobik
• Kaloid liofobik adalah sol yang fase terdispersinya
mempunyai afinitas yang kecil atau menolak medium
pendispersinya. Kebanyakan sol liofobik dalam larutan
air mendapatkan kestabilannya karena partikel
bermuatan.
• Muatan diperoleh, antara lain karena terjadi adsorpsi
ion sejenis oleh partikel koloid. Misalnya, pencampuran
perak nitrat dan kalium iodida dalam larutan air. Bila
perak nitrat dalam konsentrasi berlebih, maka partikel
akan bermuatan positif, sedangkan bila kalium iodida
berlebih, maka partikel akan bermuatan negatif
Ciri-ciri liofobik
• 1. irreversible
• 2. mudah digumpalkan
• 3. efek tyndall lebih jelas
• 4. hanya stabil pada konsentrasi kecil
• 5. tidak mengadsorpsi mediunya
• 6. viskositas hamper sama dengan mediumnya
3. Koloid Gabungan
• Kaloid gabungan / koloid amfifilik adalah
merupakan golongan ketiga dari
penggolongan yang berhubungan dengan
gejala antarmuka, molekul –molekul atau ion
– ion disebut amfifil atau zat aktif permukaan.
• Fase terdisper terdiri dari agrerat (misel) dari
molekul-molekul organic kecil atau ion-ion
yang mempunyai ukuran individual dibawah
ukuran koloid.

Anda mungkin juga menyukai