Anda di halaman 1dari 22

DISPERSI

KOLOID Iswandi, S.Si.,


M. Farm Apt.
PENDAHULUAN
• Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal
sebagai fase terdispers, terdistribusi ke seluruh medium
kontinu atau medium disperse.
• Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan
suspensi. Partikel-partikel koloid terdispersi (tersebar)
dalam medium pendispersinya.
• Zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid dapat
berupa zat padat, cair, atau gas.
• Terdapat 8 tipe system koloid, yaitu busa (gas dalam cair),
busa padat (gas dalam padat), aerosol padat (cair dalam gas),
emulsi (cair dalam cair), emulsi padat (cair dalam padat),
aerosol padat (padat dalam gas), sol (padat dalam cair), dan
sol padat (padat dalam padat).
• Berdasarkan ukuran diameter partikel terdispersi Sistem
Dispersi digolongkan menjadi :
• Sistem Dispersi Molekuler
• Sistem Dispersi Koloid
• Sistem Dispersi Kasar
Klasifikasi sistem disperse berdasarkan ukuran partikel
Golongan Ukuran Sifat Contoh
Dispersi Molekuler <1,0 nm Partikel tidak terlihat dlm mikroskop Molekul2
electron, dpt melewati ultrafiltrasi & oksigen, ion2
membrane semipermiabel, mengalami difusi gluksa
cepat
Dispersi Koloid 0,5 μ m – 1 ,0 nm Partikel tidak terlihat dg mikroskop biasa Sol perak
walaupun partikel tsb dapat dideteksi dg koloidal,
ultramikroskop, terlihat dg mikroskop polimer2
electron, dpt melewati kertas saring tapi tidak alam&sintetik
dpt melewati membrane semipermiabel,
difusi berlangsung sangat lambat
Dispersi Kasar >0,5 μm Partilek terlihat dibawah mikroskop, Suspensi,
tidak dapat melewati kertas saring emulsi
normal atau tidak dpt mengalami dialisis
melalui membrane
semipermiabel, partikel tidak dpt
mengalami difusi

Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid


• Patikel ukuran koloid mempunyai luas permukaan yg
sangat besar dibandingkan dg luas permukaan partikel
yg lebih besar dg volume yg sama
• Luas permukaan yg besar dr dispersi koloid
mangakibatkan sifat-sifat unik contohnya :
a. Platina efektif sebagai katalis hanya bila dlm bentuk
koloid karena katalis bekerja dengan mengadsorpsi
rektan pada permukaannya oleh karena itu aktifitas sbg
katalis berhubungan dengan luas permukaan
• Warna dispersi koloid berhubungan dengan ukuran
partikel yg ada, misalnya :
a. Emas dalam bentuk sol emas akan berwarna merah,
tapi bila ukuranya meningkat akan menjadi dispersi yg
berwarna biru
b. Antimon dan arsen trisulfida berubah warnanya dari
merah menjadi kuning jika ukuran partikel
berkurang
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid •
Karena ukuranya partikel koloid dapat dipisahkan dari
partikel molekuler dengan relatif mudah dialysis •
Dialysis menggunakan membran semipermiabel yg
mempunyai ukuran pori-pori yg dapat menahan
lewatnya partikel koloid tetapi membiarkan molekul2
kecil dan ion-ion yg lebih kecil melaluinya
• Ultrasfiltrasi, digunakan juga untuk memisahkan dan
memurnikan bahan koloidal dg penyedotan melalui
suatu membran dialisa yg dipasang dg penyaring
Buchner
• Elektrodialisis, pemisahan partikel koloid dr pengotor
yang bermuatan, seperti kontaminan ionik, maka ini dpt
dipercepat dg potensial listrik yg dipasang melalui
membran
Penerapan Farmasetik dari Koloid
• Obat – obat tertentu mempunyai sifat yg tidak biasa
atau meningkat bila diformulasi dalam keadaan
koloid, misalnya :
a. Perak klorida, perak iodida, perak protein
merupakan pembunuh kuman yg efektif dan tidak
menyebabkan iritasi
b. Serbuk sulfur kasar sukar diabsorpsi bila diberika
peroral, namun sulfur koloidal dg dosis yg sama
diabsorpsi sedemikian rupa sehingga menyebabkan
reaksi toksik dan bahkan kematian
c. Tembaga koloidal digunakan dalam pengobatan
kanker, air raksa dalam bentuk koloid digunakan
untuk sifilis
Tipe Koloid :

1. Koloid Liofilik
2. Koloid liofobik
3. Koloid asosiasi/amfifil
Koloid Liofilik
• Sist yg mengandung partikel koloid yg banyak
berinteraksi dg medium dispersi dikenal sebagai
koloid liofilik ( suka Pelarut )
• Karena afinitasnya terhadap medium dispersi,
bahan-bahan tsb membentuk dispersi koloid atau
sol dengan relatif mudah
• Cara pembuatan koloid liofilik : dengan melarutkan
bahan dlm pelarut yg digunakan
• Sifat dari koloid ini ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara fase dispersi dan medium disperse
yg menyebabkan terjadinya solvasi, yaitu
melekatnya molekul solven pada molekul fase
dispersi
• Contoh : gelatin, gom, albumin, insulin, albumin dll
Koloid liofobik
• Sist yg mengandung partikel koloid yg mempunyai
gaya tarik – menarik sangat kecil terhadap medium
dispersi ( pembenci solven )
• Sifat – sifatnya berbeda dari sifat koloid liofilik, hal
ini disebabkan karena tidak adanya lapisan solven
yg mengelilingi partikel
• Contoh : umumnya partikel anorganik yg terdispersi
emas, perak, sulfur, perak iodida
• Cara pembuatan :
a. Metode dispersi : partikel kasar
ukurannya diperkecil
b. Metode kondensasi : bahan-bahan yg berdimensi
subkoloid (lebih kecil dari koloid) dibuat
beragregasi menjadi partikel yg ukurannya masuk
dalam ukuran koloid
Koloid asosiasi/amfifil
• Molekul atau ion amfifil atau surfaktan ditandai
dg adanya dua daerah afinitas yg berbeda yg
letaknya berhadapan didalam ion atau molekul
yg sama. Bila berada dalam medium dg
konsentrasi yg rendah amfifil akan terpisah
pisah dg ukuran sub koloid. Jika konsentrasi
dinaikan terjadi agregasi, agregat yg
mengandung 50 atau lebih monomer misel •
Konsentrasi dimana misel terbentuk dinamakan
konsentrasi misel kritik ( kmk )
Perbandingan Tipe Koloid
Liofilik Amfifilik Liofobik
Fase terdispesi Fase terdispersi terdiri Fase terdispersi
umumnya terdiri dari dari agregasi (misel) biasanya terdiri dari
molekul organic yg dari molekul2 organik partikel anorganik,
terletak dlm daerah kecil atau ion2 yg seperti emas atau
ukuran koloid mempunyai ukuran perak
individual dibawah
ukuran koloid

Molekul fase disperse Bagian hidrofilik dan Jika ada, terjadi sedikit
mengalami solvasi, liofilik dari molekul interaksi (solvasi)
yakni molekul2 mengalami solvasi,, antara partikel2 dan
tersebut bergabung bergantung pada medium dispersi
molekul2 yg apakah medium
membentuk medium disperse air atau
dispersi bukan air
liofilik amfifilik liofobik
Molekul2 menyebar secara Agregat koloid terbentuk Bahan tidak menyebar
spontan membentuk larutan secara spontan bila secara spontan, oleh karena itu
koloid konsentrasi amfifil melebihi harus digunakan prosedur
konsentrasi misel kritis (kmk) khusus untuk menghasilkan
disperse koloid

Viskositas dr medium disperse Agregat koloid terbentuk Viskositas medium disperse


biasanya bertambah cepat dg secara spontan bila tidak banyak meningkat dg
adanya fase disperse. Pada konsentrasi amfifil melebihi adanya partikel2 koloid
konsentrasi yg cukup tinggi, sol konsentrasi misel kritis (kmk) liofobik yg cenderung untuk
dapat menjadi gel. Viskositas & tidak mengalami solvasi dan
terbentuknya gel ada hubunganya simetris
dg efek solvasi&bentuk molekul
yg biasanya sangat tidak
simetris

Pada umumnya disperse stabil Viskositas sistem miningkat dg Diapersi iofobik tidak stabil dg
dg adanya elektrolit. Mereka meningkatnya konsentrasi amfifil, adanya elektrolit walaupun dlm
mungkin diendapkan pd serta jumlah misel meningkat dan konsentrasi yg sagat kecil. Ini
konsentrasi tinggi dari elektrolit menjadi tidak simetris disebabkan oleh netralisasi
yg sangat mudah larut. Efek ini muatan pada partikel2. Koloid
disebabkan liofilik
memakai suatu efek
pelindung
Sifat Optik Koloid

1. Efek Faraday – Tyndall


2. Pemendaran Cahaya (Light Scattering)
Efek Faraday – Tyndall
• Efek Farady – Tyndall dihasilkan
bila suatu cahaya yg kuat
disinarkan melalui suatu sol
koloidal, partikel koloid
menghamburkan cahaya ke
segala arah, sehingga
partikel koloid yang
sebenarnya tidak terlihat
akan tampak sebagai titik-
titik terang.
• Efek Tyndall ini dpt digunakan
untuk membedakan antara koloid
dg larutan maupun suspensi. Efek
Tyndall yang ditunjukkan oleh
larutan tidak begitu nyata. Dalam
suspensi cahaya tidak dapat
dilewatkan.
Pemendaran Cahaya (Light
Scattering)

• Sifat ini berdasarkan efek Tyndall-Farady dan


merupakan metode yg banyak digunakan untuk
menentukan berat molekul koloid dan juga
digunakan untuk memperoleh informasi
bentuk & ukuran partikel
Sifat Kinetis koloid dengan gerakan partikel dalam
medium disperse. Gerakan itu
• Sifat koloid yg berhubungan dapat
ditimbulkan karena Sifat Kinetis koloid 1. Gerak
pengaruh panas ( gerak Brown, Brown 2. Difusi
difusi, osmosis), pengaruh 3. Tekanan Osmosis 4.
gravitasi Sedimentasi
(pengendapan atau 5. Viskositas
sedimentasi) atau pengaruh dari
dalam (viskositas)
Gerak Brown
• Gerak Brown yaitu gerakan terus-menerus secara
acak/berliku-liku dr partikel koloid dlm mediumnya.
Gerakan ini terjadi karena adanya tumbukan oleh
molekul2 pada sisi partikel yg tidak sama. Dengan
adanya gerak Brown ini maka partikel koloid
terhindar dr pengendapan karena terus-menerus
bergerak, sehingga koloid menjadi stabil.
• Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin
lambat gerak brown.
• Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi
suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik
yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak
Brown dari partikel fase terdispersinya semakin
cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka
gerak Brown semakin lambat.
• Gerak Brown dipengaruhi viskositas, semakin tinggi
viskositas gerak Brown semakin berkurang
Difusi
• Partikel – partikel secara spontan
berdifusi dari daerah konsentrasi tinggi ke
daerah konsentrasi rendah sehingga kosentrasi
dari sistem seluruhnya sama
• Menurut Sutherland & Einstein difusi dpt
digunakan u mencari jari2 partikel kolid :

D : R T 6ηrN T : suhu absolut


D : koefisien difusi R : konstanta molar gas N : bil. Avogadro
η : viskositas r : jari-jari par. koloid
Koefisien Difusi
• Koefisien difusi dpt digunakan u mendapatkan
Bobot Molekul (BM) partikel koloid :
D : R T 3√4μN
6ηrN 3Mv

• M : BM partikel koloid
• V : vol spesifik parsial ( cm3/g )
Tekanan Osmosis

• Persamaan Van’t Hoff dpt digunakan u


menghitung BM koloid dlm larutan yg
encer :
μ : c . R .T

μ : Cg . R . T
M

• Cg : massa zat terlarut


• M : BM zat terlarut (koloid )
Sedimentasi
• Kecepatan sedimentasi dinyatakan oleh hukum
Stokes :
V = d2g ( ρ1 – ρ2)
18η
• Keterangan :
• V : kecepatan sedimentasi ( cm/detik ) • g
: kecepatan gravitasi ( 980 cm/detik2) • d :
diameter partikel ( cm )
• ρ1: kerapatan fase disperse ( g/ml ) •
ρ2 : kerapatan medium dispers ( g/ml ) •
η : viskositas ( Poise )
Sedimentasi dg
Sentrifugasi • Kecepatan
Sedimentasi dinyatakan :
V = d2g ( ρ1 – ρ2) ω2x
18η

• ω : kecepatan sudut
• x : jarak partikel dr pusat rotasi
• Untuk merubah kecepatan rpm :
Kec. Sudut (ω ): x rpm . 2 μ . ( 1 )
60 dt2

• Percepatan sudut : ω2. x ≈ g


Viskositas
• Viskositas adalah suatu pernyataaan tahanan untuk
mengalir dari suatu sistem yg mendapat suatu tekanan •
Makin kental suatu cairan makin besar gaya yg
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu
• U dispersi koloid encer viskositas :
η dispersi : ηo( 1 + 2,5 Ø )

η relatif : η : 1 + 2,5 Ø
ηo η intrinsik : ηspec : 2,5 Ø
η spesifik : η – 1 : 2,5 Ø ηo Ø : fraksi Volume Ø : vol partikel
koloid vol total
Sifat Listrik Koloid

• Sifat koloid yg tergantung pada, atau


dipengaruhi oleh adanya muatan listrik pada
permukaan partikel. Cara partikel
memperoleh muatan :
a. Partikel mengadsorpsi spesies ionik
tertentu dari larutan
b. Muatan partikel timbul dari ionisasi gugus
(seperti COOH) yg mungkin terjadi pada
pemukaan partikel
Stabilitas Sistem koloid

• Koloid gas dan kebanyakan koloid cairan tidak


mengendap dalam waktu yang sangat lama
(berarti koloid ini stabil). Stabilitas sistem
koloid disebabkan :
a. Gerak Brown
b. Adsopsi
c. Koloid pelindung
Gerak Brown

Kestabilan koloid ini


disebabkan karena
adanya gerak Brown.
Meskipun telah sampai ke
dasar tempatnya, partikel
koloid dapat naik kembali
dan terus bergerak dalam
mediumnya.
Adsorpsi Ion
• Penyebab lainnya karena umumnya partikel koloid
mengadsorpsi ion. Partikel koloid yang sama akan
mengadsorpsi ion-ion yang sejenis, sehingga
partikel-partikel koloid itu saling tolak-menolak
karena pengaruh ion sejenis yang telah diadsorpsi.
Partikel koloid sebenarnya tidak bermuatan listrik
(netral). Peristiwa elektroforesis dapat digunakan
untuk mengetahui jenis muatan ion yang diadsorpsi
koloid. Jika koloid mengumpul pada elektroda
negatif, berarti koloid telah mengadsorpsi ion
positip, dan sebaliknya.
Koloid Pelindung
• Kestabilan koloid dapat juga disebabkan adanya
adsorpsi molekul atau koloid yang lain (koloid
protektif/pelindung). Emulsi dapat terbentuk
karena adanya koloid lain
(emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi
Kerusakan Koloid
Sec. Kimia Sec. Fisika

• Secara kimia koagulasi partikel lain yang telah mengadsorpsi ion yang
koloid dapat terjadi karena ion-ion muatannya berlawanan. Ion-ion itu
yang telah diadsorpsi partikel koloid akan saling tarik menarik dengan
dilucuti atau dinetralkan. membawa serta partikel koloid yang
• Misalnya dengan cara elektrolisis mengadsorpsinya.
atau dicampurkan elektrolit/ion yang • Secara fisika koagulasi koloid dapat
muatannya berlawanan. terjadi karena pemanasan atau
• Cara lain yaitu dicapur dengan koloid pendinginan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai