Anda di halaman 1dari 25

DISPERSI KOLOIDAL

Hamsinah Hasan
DISPERSI KOLOID

 Terdapat 3 jenis sistem dispersi :


1) Dispersi molekular
2) Dispersi koloid
3) Dispersi kasar

 Dispersi molekular bersifat homogen dan membentuk larutan sejati


 Perbedaan ketiganya : ukuran fase terdispersi (bukan komposisinya)
DISPERSI KOLID

 dispersi terdiri dari paling sedikit satu fase internal yang


terdispersi dalam medium dispersi.
DISPERSI KOLOID
DISPERSI KOLOID

• Pada kesetimangan, bahan koloid


ditahan pada kompartemen A,
sedangkan bahan subkoloid
terdistribusi merata pada kedua
sisi membrane. Dengan terus
menerus memindahkan cairan
dalam kompartemen B, bahan
koloid murni dalam
kompartemen A yang tidak
bercampur dengan kontaminan
subkoloid mungkin diperoleh.

Menunjukkan penghilangan elektrolit dari bahan koloid dengan cara


disfusi melalui suatu membrane semipermiabel. Kondisi pada kedua
sisi membrane (A & B) pada saat awal dan pada saat terjadi
kesetimbangan ditunjukkan pada gambar. Lingkaran kosong adalah
partikel-partikel kolid yang berukuran terlalu besar untuk melewati
membrane. Titik-titik penuh adalah partikel-partikel elektrolit yang
melewati pori-pori membrane.
DISPERSI KOLOID

• Beberapa bentuk yg dapat dimiliki oleh partikel koloid : (a) bulatan dan bola; b.
batang pendek dan ellipsoid lonjong, c. ellipsoid pepat dan serpihan; d. batang dan
benang panjang; e. benang yang bergulung longgar; f. benang bercabang.
TYPES OF COLLOIDAL SYSTEM
A. KOLOID LIOFILIK (SUKA PELARUT)

Sistem yang mengandung partikel koloid yang berinteraksi dengan medium dispersi
Sol (dispersi koloid) koloid liofilik biasanya diperoleh dengan melarutkan bahan di
dalam pelarut yang digunakan
Contoh:disolusi akasia atau gelatin di dalam air membentuk suatu sol
 sifat koloid ini disebabkan karena gayatarik menarik antara fase terdispersi dan
medium dispersi menghasilkan SOLVASI yaitu perlekatan dari molekul pelarut pada
molekul fase terdispersi.
 jika fase pendispersi air maka dinamakan HIDRASI
TYPES OF COLLOIDAL SYSTEM
A. KOLOID LIOFILIK (SUKA PELARUT)
• Kebanyakn koloid hidrofilik adalah molekul2 organik : gelatin, akasia,
insulin, albumin, karet dan polistiren
• Gelatin, akasia, albumin, dan insulin membentuk koloid liofilik dalam
medium dispersi air (sol hidrofilik)
•Karet dan polistiren membentuk koloid liofilik dalam pelarut organik
nonair
TYPES OF COLLOIDAL SYSTEM
A. KOLOID LIOFOBIC (SOLVENT-HATING)

 Tidak adanya pelarut di sekitar partikel


 koloid liofobik biasanya tersusun dari partikel anorganik
yang terdispersi di dalam air
 e.g : emas, perak, sulfur,
Perbedaan sifat sol hidrofil dengan sol hidrofob

No. Sol Hidrofil Sol Hidrofob


1. Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya

2. Dapat dibuat dengan konsentrasi Hanya stabil pada konsentrasi


besar rendah
3. Tidak mudah digumpalkan dengan Mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit penambahan elektrolit
4. Lebih kental dari mediumnya Kekentalannya hampir sama dengan
mediumnya
5. Efek Tyndall lemah Efek Tyndall jelas
6. Reversibel Irreversibel
7. Kurang menunjukkan gerak Brown Gerak Brown sangat jelas

8. Dapat dibuat gel Hanya sebagian yang dapat dibuat


gel
9. Umumya dibuat dengan cara dispersi Hanya dibuat dengan cara
kondensasi
Sifat-sifat koloidal
1. Sifat fisika
2. Sifat koligatif
3. Sifat optis
1. Sifat fisika
Sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenis koloidnya.
Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan permukaan
dan viskositasnya hampir sama dengan medium pendispersinya.
Pada koloid hidrofil karena terjadi hidrasi, sifat-sifat fisikanya sangat
berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan
permukaannya lebih kecil.
2. Sifat koligatif
Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya.
Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada lautan sejati
dengan jumlah partikel yang sama
Ini disebabkan karena butir-butir koloid terdiri atas beribu-ribu
molekul,sedangkan pengaruh terhadap sifat koligatif hanya ditentukan oleh
jumlah molekul.
3. Sifat optis
Walaupun secara definisi partikel koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat
oleh mikroskop biasa mereka dapat dideteksi secara optikal.
Ketika cahaya dilewatkan melalui medium yang mengandung partikel
yang tidak lebih besar daripada 10-9 m, berkas cahaya tersebut tidak
dapat dideteksi dan medium tersebut disebut optically
clear.
Ketika partikel koloid hadir, bagaimanapun, sebagian cahaya akan
dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan dalam intensitas yang
rendah.
Penghamburan ini dikenal dengan nama efek Tyndall
Efek Tyndall dapat digunakan untuk mengamati partikel-partikel koloid
dengan menggunakan mikroskop.
Karena intensitas hamburan cahaya bergantung pada ukuran partikel, maka
efek Tyndall juga dapat digunakan untuk memperkirakan berat molekul
koloid.
Partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran kecil, cendrung untuk
menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek.
Sebaliknya partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran besar cendrung
untuk menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih
panjang
Sifat kinetik
1. Gerak Brown
2. Sedimentasi
3. difusi
1. Gerak Brown
Partikel koloid bila diamati dibawah
mikroskop ultra akan nampak sebagai • Gerak partikel koloid yang
bitik-bintik bercahaya yang selalu
bergerak secara acak dengan jalan bergerak secara acak (zig-zag) dan
berliku-liku. berlangsung terus-menerus ini
Gerakan acak partikel koloid dalam suatu
disebut Gerak Brown.
medium pendispersinya disebut gerak • Gerak Brown merupakan faktor
Brown.
penyebab stabilnya partikel koloid
Terjadinya gerakan ini disebabkan oleh dalam medium pendispersinya
banyaknya tabrakan molekul-molekul dan partikel koloid dapat
medium pendispersi tidak sama (tidak
setimbang) terhindar dari pengendapan
karena adannya gerakan acak
yang berlangsung terus-menerus
dapat mengimbangi gaya
gravitasi.
2. pengendapan
Partikel-partikel koloid mempunyai kecendrungan untuk mengendap karena
pengaruh gravitasi bumi.
Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya.
Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium pendispersinya, maka partikel
tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan
mengapung.
Koagulasi endapan koloid dapat dipercepat oleh suhu tinggi dan pengadukan serta
dengan penambahan elektrolit tertentu.
Dengan suhu tinggi berarti akan menurunkan viskositas dan menaikkan selisih
rapatan.
Namun faktor-faktor ini pengaruhnya relatif kecil terhadap kecepatan pengendapan
3. Difusi
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi
ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah.
Difusi erat kaitannya dengan gerak Brown, sehingga dapat dianggap
molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena adanya
gerak Brown.
Kecendrungan dari zat untuk berdifusi dinyatakan dengan koefisien difusi.
Menurut Graham, butir-butir koloid berdifusi sangat lambat karena ukuran
partikelnya relatif besar
Sifat listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik karena terjadinya
ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan.
Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik.
Bila partikel koloid yang bermuatan ditempatkan pada medan listrik,
maka partikel tadi akan bergerak ke arah salah satu elektroda
bergantung pada muatannya.
Proses ini dikenal dengan nama elektroforesis. Laju gerakan partikel
(cm/det) dalam medan listrik dengan gradien potensial (volt/cm)
dikenal sebagai mobilitas partikel tersebut.
Muatan Listrik Partikel
Koloid
Partikel sol bersifat menyerap ion-ion yang terdapat
dipermukaannya. Partikel koloid dapat bermuatan listrik yang
disebabkan oleh sifat-sifat partikel koloid berikut:
a. Adsorpsi
b. Elektroforesis
c. Koagulasi
a. Adsorbsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion pada


permukaannya sehingga partikel koloid menjadi bermuatan
listrik. Peristiwa penyerapan pada permukaan disebut
adsorpsi. Misalnya sol As2S3 mengadsorpsi ion S2- sehingga
bermuatan negatif.
b. Elektroforesis

Elektroforesis adalah suatu proses


berpindahnya partikel sol karena pengaruh
medan listrik. Pada elektroforesis, terjadi
partikel-partikel koloid bermuatan sehingga jika
dalam sistem koloid dimasukkan dua elektrode
yang dihubungkan dengan sumber arus listrik,
maka partikel koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katode (elektrode negatif) dan
partikel koloid negatif bergerak ke anode
(elektrode positif).
c. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses yang dapat menyebabkan


partikel halus bergabung untuk menghasilkan partikel yang
dapat mengendap. Biasanya digunakan koagulan, yakni bahan
yang menyebabkan penggumpalan sol.
Koagulasi disebabkan oleh terlepasnya muatan listrik dari
partikel-partikel koloid, sehingga antarpartikel koloid akan
mudah bergabung.
STAY AT HOME
JAGA KESEHATAN
SEMOGA BERKAH ILMUNYA

Wassalam….

Anda mungkin juga menyukai