Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AZREL PUTIKA N. M.

KELAS : XI MIA 3 / 05

Mata Pelajaran : KIMIA


KD : 3.15. SIFAT-SIFAT KOLOID
Kelas : XI Mia 3
Jam ke : 5-6
HariSUPER
dan tanggal : Selasa, 07 April 2020

SCIENCE FOR SUPER HEROES


SIFAT-SIFAT KOLOID
Koloid mempunyai sifat-sifat yang khas, misalnya menunjukkan efek Tyndall,gerak
rorwn,Mempunyai muatan listrik, dan daya tarik menarik antara fase terdispersi dengan
medium pendispersinya. Untuk mempelajarinya lakukan percobaannya.

4. Tabel pengamatan

Senyawa Berkas cahaya terlihat


Jelas Tidak
Air gula Jelas
Sol Fe(OH)3 atau santan Terhambur
Air sabun Terhambur
Sirup Terhambur
Air susu Terhambur
Larutan garam Jelas

Pertanyaan:
1) Jelaskan perbedaan jalannya cahaya pada koloid dan larutan!
 Secara kasat mata lartan terlihat jernih dan tembus cahaya (tidak mengalami feel
tyndall)
2) Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall?
 Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel-partikel debu yang
terdapat dalam ruang.

Sifat-sifat Koloid
No Sifat Keterangan
1 Efek Tyndall dan Gerak
Brown
1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan
cahaya oleh partikel koloid. Efek ini dikemukakan
oleh John Tyndall, ahli fisika berkebangsaan
Inggris. Partikel dalam sistem koloid dapat berupa
molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan
menghamburkan cahaya ke segala arah. Larutan
sejati/larutan tidak menunjukkan efek Tyndall,
karena ukuran partikelnya terlalu kecil untuk
menghamburkan cahaya.
Di lingkungan kita sering terjadi efek Tyndall,
diantaranya :
1. Terjadinya warna biru di langit pada siang
hari dan warna merah atau jingga di langit pada
saat matahari terbenam di ufuk barat.
2. Sorot lampu proyektor di gedung bioskop
akan tampak jelas ketika ada asap rokok.
3. Sorot lampu mobil pada malam yang
berkabut.
4. Berkas sinar matahari yang melalui celah
daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut.

2. 2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak (zig-zag)  partikel


3. koloid dalam medium pendispersinya. Gerak ini
ditemukan oleh Robert Brown. Gerak Brown
terjadi karena adanya tumbukan yang tidak
seimbang antara molekul-molekul medium
terhadap partikel koloid. Semakin tinggi suhu
semakin cepat gerak Brown berlangsung karena
energi kinetik molekul medium meningkat
sehingga menghasilkan tumbukan yang
lebih kuat.Gerak Brown dalam sistem koloid
menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam
medium pendispersinya dan tidak memisah
meskipun didiamkan (stabil).
Contoh:
1. gerakan debu yang terlihat pada seberkas sinar
2. gerakan partikel pada susu ketika terkena berkas
cahaya

2 Partikel koloid bermuatan


1. Adsorpsi Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di
permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase
terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen.
Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-
molekul pada permukaan adsorpen.
Contoh pemanfaatan adsorpsi :
 Penyembuhan sakit perut yang disebabkan
bakteri patogen dengan serbuk karbon atau
norit. Di dalam usus, norit akan menjadi koloid
yang dapat mengadsorpsi zat racun(bakteri
patogen)
 Penjernihan air keruh dengan tawas Al2(SO4)3.
Dalam air tawas terhidrolisis menjadi
Al(OH)3 yang berbentuk koloid dan mampu
mengadsorpsi kotoran dalam air khususnya zat
warna.
 Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir
dengan tanah diatome dan arang tulang
(pemutihan gula).Zat warna dalam gula akan
diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih.
 Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada
masker gas.
 Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang
terdapat dalam rol on deodorant.
Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif
dan ion negatif sehingga koloid menjadi bermuatan
listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya
Fe(OH)3 dan yang bermuatan negatif contohnya
As2S3.

2. Elektroforesisi Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di


bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel
koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi
penyerapan ion pada permukaan koloid. Kestabilan
sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik
pada permukaan partikel koloid, selain karena
adanya gerak Brown. Pada peristiwa elektroforesis,
partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan
digumpalkan pada elektroda. Kegunaan dari sifat
ini adalah untuk menentukan muatan yang dimiliki
oleh suatu partikel koloid. Pada elektroforesis ini,
ke dalam elektrolit dimasukkan dua batang
elektroda kemudian dihubungkan dengan sumber
arus searah, maka partikel-partikel koloid akan
bergerak ke salah satu elektroda tergantung pada
jenis muatannya. Koloid yang bermuatan negatif
akan bergerak ke anode (elektode positif)
sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak
ke katode (elektrode negatif)
3. Koagulasi Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase
terdispersi terpisah dari medium
pendispersinya. Koagulasi disebabkan hilangnya
kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel
agar tetap tersebar di dalam medium
pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara
mekanis, fisis dan kimia
1)  Mekanik, menggumpalkan koloid dengan
pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses
ini akan mengurangi air atau ion di sekeliling
koloid sehingga koloid akan mengendap.Contohnya
: protein, agar-agar dalam air akan menggumpal
bila didinginkan
2)  Fisis
Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel
biasanya dipakai pada cerobong asap di industri-
industri besar, untuk menggumpalkan asap dan
debu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
pencemaran asap dan debu yang berbahaya.
Caranya dengan melewatkan asap atau debu pada
Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat
ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik
bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode
tersebut dibersihkan. 
 3)    Kimia
Cara ini dilakukan dengan penambahan zat
elektrolit ke dalam koloid.
Contoh :
– Proses pengolahan karet dari bahan mentah
(lateks) dengan menambahkan asam formiat
atau cuka.
– Pembentukan delta di muara sungai
– Proses penjernihan air dengan menambahkan
tawas. Tawas digunakan untuk
menggumpalkan partikel koloid dalam air.
3 Koloid dapat berbentuk
Liofil dan Liofob
1. Koloid Liofil Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid
yang fase terdispersinya dapat mengikat atau
menarik medium pendispersinya. Jika medium
pendispersinya air disebut hidrofil.
Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji,
dan gelatin

2. Koloid Liofob Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid


yang fase terdispersinya tidak dapat menarik
medium pendispersinya (tidak suka cairan). Jika
medium pendispersinya air disebut  hidrofob.
Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol
Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam.

3 Opalesensi Sifat koloid dimana warna koloid pada sinar datang


tidak sama dengan sinar pergi.
Contoh:
Asam silikat berwarna kebiru-biruan pada sinar
datang dan berwarna abu-abu kuning pada sinar
pergi
4 Sifat koligatif yang tak jelas Koloid memiliki sifat koligatif yang lebih kecil
dibandingkan dengan larutan sejati

Anda mungkin juga menyukai