Anda di halaman 1dari 21

BAB 10

Koloid
www.shutterstock.com/Y Photo Studio
SISTEM KOLOID
1. Pengertian Sistem
Koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi, berkisar dari 1 nanometer (nm) sampai 1 mikrometer (µm). Secara
makroskopis, campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan
mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel terlarutnya.
id.wikipedia.org/BerbagiSerupa
www.shutterstock.com/gosphotodesign
www.shutterstock.com/cigdem
Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
2. Jenis-jenis
Koloid
Aeroso
l
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol sehingga lebih praktis digunakan.
Contohnya adalah penyemprot rambut (hairspray), obat nyamuk semprot, parfum, dan
cat semprot.

So
l koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol
Sistem
adalah air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta
tulis, dan cat.

Emuls
i koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Sistem
Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air
Bui
h koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih digunakan pada
Sistem
berbagai proses, misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran,
dan kosmetik.

Ge
l yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh gel adalah agar-
Koloid
agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.
3. Penggunaan
Koloid

Mengapa harus koloid? Hal ini dilakukan karena koloid merupakan satu-
satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak
saling melarutkan secara ”homogen” dan stabil (pada tingkat
makroskopis).
SIFAT – SIFAT KOLOID
1. Efek
Tyndall
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall, di antaranya sebagai
berikut.
Berkas sinar matahari
Sorot lampu proyektor
Sorot lampu mobil pada melalui celah daun pohon-
dalam gedung bioskop yang
malam yang berkabut pohon pada pagi hari yang
berasap/ berdebu
berkabut

Efek Tyndall. Oleh larutan, berkas cahaya


diteruskan sehingga jejaknya tidak
terlihat; sedangkan oleh partikel-partikel
koloid dan suspensi, berkas cahaya
dihamburkan sehingga jejaknya terlihat.
2. Gerak
Brown
Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika diamati
dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus-menerus
dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak
Brown, sesuai dengan nama penemunya yaitu Robert Brown.

Gerak Brown adalah suatu gerak zig- Arah tumbukan molekul medium dispersi dengan
zag partikel koloid yang dapat diamati partikel zat terdispersi dari (a) larutan, (b) koloid, dan
menggunakan mikroskop ultra. (c) suspensi.
3. Muatan
Koloid
Elektroforesis

Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik


ini disebut elektroforesis. Koloid bermuatan
negatif akan bergerak ke anode (elektrode
positif), sedangkan koloid yang bermuatan
positif bergerak ke katode (elektrode negatif).
Dengan demikian, elektroforesis dapat
digunakan untuk menentukan jenis muatan
koloid.
Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi
ion-ion tertentu.

Adsorpsi ion-ion menyebabkan partikel koloid


bermuatan listrik.
4.
Koagulasi
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Semakin besar muatan ion, semakin
kuat daya tarik-menariknya dengan partikel koloid, sehingga semakin cepat terjadi
koagulasi.

Penggumpalan sistem
koloid disebut koagulasi.
Antarpartikel koloid
terdapat gaya tolak-
menolak listrik karena
bermuatan sejenis.
5. Koloid
Pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak
dapat lagi mengelompok.

6.
Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid,
seringkali terdapat ion-ion yang dapat
mengganggu kestabilan koloid
tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat
dihilangkan dengan suatu proses yang
disebut dialisis.
7. Koloid Liofil dan Koloid
Liofob
Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar
antara zat terdispersi dengan mediumnya. Suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya
tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah.

Perbandingan sifat
sol hidrofi l dengan
sol hidrofob.
8. Pengolahan Air
Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air
sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan kemungkinan juga
mengandung zat-zat warna serta zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat),
pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif.
PEMBUATAN KOLOID

1. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid.
Reaksi redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2S) dengan
belerang dioksida (SO2)

Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.


Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3.
Dekomposisi rangkap

Reaksi dekomposisi (pergantian) rangkap


Contoh : Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

Penggantian pelarut

Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, akan terbentuk
suatu koloid berupa gel.
2. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
Cara mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-
butir kasar menjadi butir-butir koloid
Cara busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium dispers.
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya
3. Koloid Asosiasi
Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk
larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar
(disebut kepala) dan bagian yang nonpolar (disebut ekor).

Kepala sabun merupakan gugus yang


hidrofil (tertarik ke air), sedangkan gugus
hidrokarbon bersifat hidrofob (takut air).
Jika sabun dilarutkan ke dalam air, molekul-
molekul sabun akan mengadakan asosiasi
dan orientasi karena gugus nonpolarnya
(ekor) saling terdesak sehingga terbentuk
partikel koloid.
4. Koloid dan Polusi

Salah satu masalah lingkungan terkait dengan koloid adalah asbut. Asbut adalah
campuran rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat
padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog). Salah
satu penyebab dari masalah asbut adalah kebakaran hutan.

Anda mungkin juga menyukai