Anda di halaman 1dari 14

KOLOID

LILIS
XI MIPA 5
A. SISTEM KOLOID
1. PENGERTIAN KOLOID
• Koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu kolla dan oid. Kolla berarti lem
dan oid berarti seperti.
• Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan
dan suspensi.
• Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu:1) Fase terdispersi (terlarut),
adalah zat yang didispersikan, bersifat diskontinu (terputus putus). 2)
Medium dispersi (pelarut), adalah zat yang menjadi medium untuk
dispersi, bersifat kontinu (berkelanjutan).
• Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan
heterogen. Koloid tergolong campuran heterogen walau tampak homogen
secara makroskopis, karena perbedaan partikel kedua fase masih dapat
diamati secara mikroskopis.
Ciri-ciri sistem dispersi
2. JENIS-JENIS KOLOID
• Berdasarkan fase ter dispersinya, koloid terdiri dari:1)
Sol, fase terdispersinya padat. 2) Emulsi, fase ter
dispersinya cair.3) Buih, fase terdispersinya gas.
Secara umum, koloid terdiri atas:

01 AEROSOL
Aerosol adalah sebutan untuk koloid yang
medium pendispersinya adalah gas. Aerosol
terbentuk karena adanya pendorong/propelan
misalnya klorofluorokarbon dan C02 Contoh:
asap, awan, kabut, obat nyamuk semprot
parfum, hairspray. cat semprot.

02 SOL
Sol adalah sebutan untuk partikel padat
yang terdispersi dalam partikel cair.
Contoh: solemas, sol belerang, sol
kanji tinta, cat, darah, sabun, detergen,
lem, kecap, saus.
03 EMULSI
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam
zat cair lain disebut emulsi. Emulsi dapat
digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi
minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam
minyak (A/M). Contoh emulsi minyak dalam air
(M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah
(milk cleanser) dan lateks. Contoh emulsi air dalam
minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi,
dan minyak ikan.
04 BUIH
Buih adalah sebutan untuk partikel gas
yang terdispersi dalam partikel cair. Buih
terbentuk karena adanya pembuih yang
menstabilkan campuran, misalnya sabun,
detergen dan protein. Buih terbentuk dari
zat cair yang mengandung pembuih yang
dialiri gas. Contoh: buih sabun, krim
kocok, krim cukur.

05 GEL
Gel adalah sebutan untuk partikel cair yang
terdispersidalam partikel padat. Gel terbentuk dari
sol liofil yang zat terdispersinyamengadsorpsi
medium dispersi.Gel disebut juga koloid setengah
kaku, karena sifatnyacair namun agak padat.
Contoh: jelly, agar-agar, gelatin, mutiara, gel
rambut, dan lain-lain.
B. SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall 2. Gerak Brown
Efek Tyndall adalah gejala Gerak brown adalah gerakan partikel-
pemantulan dan pembauran partikel koloid yang bergerak lurus, tetapi
cahaya oleh partikel dispersi tidak menentu (gerak acak). Jika diamati
sistem koloid. Contoh: Sorot dibawah mikroskop ultra partikel partikel
lampu proyektor pada gedung tersebut akan bergerak membentuk zig-
bioskop yang gelap. zag.Gerakan brown dipengaruhi oleh suhu.
Semakin tinggi suhu koloid semakin cepat
gerak brown, sebaliknya semakin rendah
suhu maka gerak brown semakin lambat.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah sifat partikel koloid yang dapat
menyerap ion atau molekul netral pada permukaannya
a. Koloid positif mengadsorpsi kation.Contoh: sol
Fe(OH)3 sol AK(OH)3. pigmen pewarna, hemoglobin.
b. Koloid negatif mengadsorpsi anion.Contoh: solemas,
sol perak, sol fosfor, sol As253, tepung, tanah liat
Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid digunakaan dalam
berbagai proses, diantaranya: -Pembuatan obat norit-
Proses pemurnian gula pasir
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah sifat partikel koloid yang dapat bergerak
dalam medan listrik. Muatan koloid dapat ditentukan dengan
memberi medan listrik di sekitar koloid.
a. Koloid positif akan bergerak ke katoda atau elektroda negatif.
b. Koloid negatif akan bergerak ke anoda atau elektroda positif.

5. Koagulasi
Koagulasi adalah pengendapan/penggumpalan partikel koloid karena
adanya penambahan elektrolit atau disebabkan
pemanasan/pendinginan.oleh
 peristiwa mekanis: agar-agar akan menggumpal jika didinginkan.
 peristiwa kimia: menambahkan elektrolit ke dalam sistem koloid,
 koloid yang bermuatan (-) akan menarik ion (+ kation), sedangkan
 koloid yang bermuatan (+) akan menarik ion (- anion).
6. Kestabilan Koloid
Koloid relatif kurang stabil bika dibandingkan dengan larutan.
Beberapa cara yang dilakukan agar koloiddapat stabil:
 Menghilangkan muatan koloid
 Penambahan stabilisator koloid

7. Koloid Pelindung(Liofil/Liofob)
Koloid dengan medium dispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil
(suka cairan) dan koloid liofob (benci cairan). Jika medium dispersi
air, maka dibedakan menjadi koloid hidrofil (suka air) dan koloid
hidrofob (benci air).
C. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
1. Cara Kondensasi
Cara kondensasi berarti partikel larutan diubah menjadi
partikel ukuran koloid sehingga dari ukuran kecil menjadi
ukuran besar. beberapa cara kondensasi:
d. Penggantian Pelarut
Pembuatan sol belerang dengan meneteskan larutan jenuh belerang
dalam alkohol sedikit demi sedikit ke dalam air.
Belerang mudah larut dalam alkohol, sedangkan belerang sukar
larut dalam air. Maka belerang akan menggumpal dari larutan
menjadi koloid
2. Dispersi
D. PENGGUNAAN KOLOID
 Koloid banyak digunakan di industri karena:
1) Tidak melarutkan campuran secara homogen.
2) Keadaannya stabil.
3) Tidak mudah rusak.
 Penggunaan koloid dalam industri:
1) Industri kosmetik Banyak menggunakan emulsi dan buih, misalnya foundation,
shampoo, pembersih wajah, deodoran, pelembap badan.
2) Industri tekstilPewarna tekstil dalam bentuk solmembuat warna menyerap dengan
baik.
3) Industri farmasi Obat-obatan banyak dibuat dalam bentuk sol.
4) Industri sabun dan detergen Sabun dan detergen adalah pengemulsi kotoran dan air
pada pakaian yang membuat bersih pakaian.
5) Industri makanan dan minuman Makanan dan minuman seperti kecap.saus,susu,
mayonnaise, dan mentega dibuat dalam berbagai bentuk koloid
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai