Anda di halaman 1dari 7

KOLOID

Disusun oleh:
1. Damar Alam Al Abror (06)
2. Divya Rafiifah Anindita (08)
3. Muhammad Rafi Aldafli (17)
4. Satria Danendra Ardisyah P. (32)

SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA 2022/2023


BAB 1
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Saat mencampurkan garam dengan air, garam tidak dapat terlihat karena telah
larut dalam air dan menjadi larutan garam. Dalam larutan, zat terlarut tersebar
dalam bentuk partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan dari
mediumnya walaupun menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan
merupakan sistem satu fase (homogen), ukuran partikel kurang dari 1 nm (10^-9
m). Larutan bersifat stabil dan tidak dapat disaring. Dalam kasus lain, saat
mencampurkan tepung terigu dengan air, tepung tidak sepenuhnya larut.
Walaupun diaduk, lama kelamaan tepung terigu dapat bersedimentasi. Campuran
seperti tepung terigu dengan air merupakan campuran suspensi. Suspensi bersifat
heterogen (dua fase). Ukuran partikel suspensi lebih besar dari 100 nm dan dapat
dipisahkan dengan penyaring.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu koloid?


2. Bagaimana koloid terbentuk?
3. Apa yang membedakan antara koloid degan campuran lain?

III. TUJUAN
Mengetahui dan mempelajari apa itu koloid beserta jenis-jenisnya dan sifat-
sifatnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

I. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogeny (dua fase) antara dua zat atay
lebih yang dicampurkan, di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi) tersebar merata di dalam zat lain (medium pendispersi). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, Panjang, lebar, maupun tebal suatu partikel. Contoh dari koloid adalah
tinta, jelly, hairspray, dll.

II. Jenis-Jenis Koloid


Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam
medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, system koloid dapat
dikelompokkan menjadi 3 bersama contohnya yaitu:
 Koloid sol
- Sol padat
Perunggu, baja
- Sol cair (Sol)
Cat, tinta, losion
- Sol gas (Aerosol padat)
Asap, debu
 Koloid emulsi
- Emulsi cair
Susu, santan
- Emulsi padat
Keju, mentega, jeli
 Koloid busa
- Busa padat
Batu apung, busa jok
- Busa/buih
Buih sabun dan sampo

III. Sifat-Sifat Koloid


A. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Partikel dalam system koloid berupa molekul atau ion yang berukuran cukup
besar dapat menghamburkan cahaya ke segala arah, meskipun partikel
koloidnya tidak tampak. Sebaliknya, jika partikel terlalu kecil tidak mampu
memantulkan cahaya. Contoh: Sorot lampu mobil pada malam hari saat ada
debu, asap, atau kabut.

B. Gerak Brown
Partikel-partikel koloid selalu bergerak terus menerus dan secara acak.
Gerak brown terjadi karena benturan partikel pendispersi dari segala arah.
Gerakan ini akan semakin cepat jika terjadi ukuran partikel koloid semakin
kecil. Adanya gerak brown dalam system koloid menyebbakan partikel-
partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak
memisah meskipun didiamkan.

C. Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid menuju eketrode
di bawah oengaruh medan listrik. Muatan listrik terjadi karena penyerapan ion
pada permukaan koloid. Manfaat elektroforesis adalah menerima muatan yag
dimiliki suatu partikel, memproduksi barang industri yang terbuat dari karet
seperti sarung tangan.
D. Koagulasi
Koagulasi (penggumpalan) yaitu peristiwa pengendapan partikel-partikel
koloid sehingga fase terdispersinya terpisah dari medium pendispersinya.
Koagulasi disebabkan hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel
agar tetap tersebar di medium pendispersi. Koagulasi dapat dilakjukan dengan
penambahan zat elektrolit dan cara mekanis (pendinginan, pemanasan,
pengadukan). Fungsi koagulasi yaitu sebagai penjernih air degan tawan,
pendinginan santan, pembentukan delta di daerah muara sungai, dll.
E. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat sehingga partikel-partikel
zat tersebut menempel pada bidang penyerapan. Hal ini terjadi karena adanya
gaya Tarik molekul-molekul pada permukaan absorban. Adsorpsi
dimanfaatkan untuk hal-hal seperti proses pemutihan gula pasir pada industri
gula dengan tanah diatom dan arang tulang, penjernihan air keruh dengan
tawan, adsorbs koloid humus oleh koloid tanah liat, dll.

IV. Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Berdasarkan antaraksi partikel koloid dengan medium pendispersinya, koloid
yang mempunyai medium pendispersi cairan dapat digolongkan menjadi dua yaitu
koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya
suka menarik medium pendispersinya. Contoh koloid liofil adalah sabun, deterjen,
kanji, protein, dll. Koloid liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak suka
menarik medium pendispersinya. Contoh dari koloid liofob adalah sol sulfida, sol
belerang, sol logam, darah, dll.

Perbedaan antara koloid liofil dan liofob adalah, koloid liofil lebih mudah
dibuat, stabil, digumpalkan dengan penambahan elektrolit yang banyak, bersifat
reversible, efek tyndall terlihat samar karena partikel lebih halud, gerak brown
cepat, dan fase terdispersi pada umumnya zat organik. Sedangkan koloid liofob
kurang stabil sehingga diperlukan stabilizer, sukar dibuat, mudah digumpalkan
hanya dengan penambahan sedikit elektrolit, bersifat irreversible, efek tyndall
terlihat jelas sebab partikel lebih jelas, gerak brown lambat, dan fase terdispersi
pada umumnya zat anorganik.

V. Pembuatan Sistem Koloid


A. Cara Dispersi
Cara disperse adalah memperkecil partikel koloid. Cara ini melibatkan
pengubahan ukuran partikel besar (suspense atau padatan) menjadi ukuran
partikel koloid.
- Cara mekanik : Penggerusan atau penggiligan suatu zat padat.
- Homogenisasi: Penggunaan mesin homogeniasasi untuk emulsi obat
atau pembuatan susu kental manis yang bebas kasein.
- Elektrodispersi (Cara Busur Bredig): Dua kawat logam yang berfungsi
sebagai elektroda dicelupkan ke dalam air, kemudian di antara kedua
kawat diberi loncatan listrik. Sebagian logam akan mendebu ke dalam
air dan terbentuklah koloid.
B. Cara Kondensasi
Partikel-partikel halus (ion, atom, molekul) digumpalkan menjadi partikel
berukuran koloid.
- Cara fisika: Pendinginan, penggantian pelarut, pengembunan.
- Cara kimia: Dekomposisi rangkap, reaksi hidrolisis, reaksi redoks.
BAB III
PENUTUP

Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari untuk proses apapun. Koloid juga
saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan
cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui system koloid. Dapat diamati dari samping sifat
partikel koloid ini disebut efek tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam yaitu sol, emulsi,
dan buih. Koloid Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relative besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang
besar.

Anda mungkin juga menyukai