Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatuu bentuk campuran dua atau lebih zat yang

bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1
- 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogenn berarti partikel
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan
kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga
dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana, contoh susu, agar-agar, tinta,
sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai seharihari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid.
B.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan system koloid?


Jelaskan macam-macam system koloid?
Bagaimana sifat-sifat koloid?
Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?
Apa kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui system koloid


Mengetahui macam-macam system koloid.
Mengetahui sifat-sifat koloid.
Mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
Mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Melengkapi tugas kimia dasar II oleh Bu Fitri Mairizki, S.Si, M.Si

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak

antara larutan dan suspensi. Sistem koloid ini mempunyai sifat sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Sedangkan koloid adalah suatu sistem
campuran menstabil (seolah olah stabil, namun akan memisah setelah waktu
tertentu). Di dalam larutan koloid secara umum terdapat 2 zat sebagai berikut :
a
b

Zat terdispersi, yaitu zat yang terlarut di dalam larutan koloid


Zat pendispersi, yaitu zat pelarut di dalam larutan koloid (mediumnya).

Perbandingan sifat antara larutan, koloid dan suspensi disimpulkan dalam tabel
berikut :
Larutan
Koloid
(Dispersi Molekuler)
(Dispersi Koloid)
Contoh:
Larutan
garam Contoh:
campuran
susu
dalam air
dengan air
1. Bersifat homogen
1. Bersifat homogen, tetapi
heterogen jika diamati
dengan mikroskop ultra.
2. Ukuran partikel < 1 nm
2. Ukuran partikel antara 1
100 nm
3. Satu fase
3. Dua fase
4. Stabil
4. Pada umumnya stabil
5. Tidak dapat disaring
5.Tidak
dapat
disaring
kecuali dengan penyaring
ultra.

B.

Suspensi
(Dispersi Kasar)
Contoh : campuran bubuk
kopi dengan air
1. Bersifat heterogen

2. Ukuran partikel > 100 nm


3. Dua fase
3. Tidak stabil
5. Dapat disaring

Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam

medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
2

1. Sol (fase terdispersi padat)


a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Aerosol padat adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Aerosol cair adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.
Contoh: karet busa, Sterofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Dispers fase
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair

Dispers medium
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair

Nama
Aerosol
Sol

Contoh
Asap
AgCl, Al, As2, S3, s

Aeorosol
Emulsi

dalam H2O
Gelas berwarna
Kabut
H2O dalam
minyak atau

Cair
Gas
Gas
Gas

Padat
Gas
Cair
Padat

Gels
Foam
-

sebaliknya
Opal
Buih sabun
Batu apung

Penjelasan :
3

a. Aerosol : sistem koloid dari partikel padat atau cair yang


terdispersi dalam gas. Jikazat yang terdispersi berupa zat padat,
disebut aerosol padat. Jika zat yang terdispersiberupa zat cair,
disebut aerosol cair.
b. Sol : sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam
zat cair.
c. Emulsi : sistem koloid dari partikel cair yang terdispersi dalam
zat cair lain. Syaratnyakedua zat tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan menjadi dua, yaitu emulsidalam air dan
emulsi dalam minyak.
d. Buih : sistem koloid dari partikel gas yang terdispersi dalam zat
cair. Zatzat yangdapat memecah buih diantaranya eter dan
alcohol.
e. Gel : koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Gel
berasal dari sol yang zatterdispersinya mengadsorbsi medium
pendispersinya sehingga menghasilkan koloidagak padat
C.

Sifat-Sifat Koloid
1) Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid
yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (18201893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek
tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena
sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka
larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada
sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi
karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif
besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan
sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

2) Gerak Brown
Gerak brown adalah gerak zig zag dari partikel koloid yang
merupakan gerakan tidak beraturan. Terjadi karena adanya tumbukan yang
tidak seimbang antara partikel medium pendispersi dan zat yang
terdispersi. Dalam suspensi tidak terjadi Gerak Brown karena ukuran
partikel yang cukup besar sehingga tumbukannya seimbang. Gerak Brown
merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena itu
bergerak terus menerus, maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya
gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi.
3) Muatan Koloid
Muatan koloid merupakan salah satu faktor yang menstabilkan
koloid. Muatan koloid dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif)
sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode
(elektrode negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan
b

untuk menentukan jenis muatan koloid.


Adsorpsi adalah kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Partikel koloid dapat mengadsorpsi tidak hanya ion
atau muatan listrik tetapi juga zat lain yang berupa molekul netral.

4) Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid yang
bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan digumpalkan di katode. Koagulasi koloid karena
penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan
negatif akan menarik ion positif, sedangkan koloid yang bermuatan positif
akan menarik ion negatif.
5) Koloid Pelindung
Koloid pembungkus akan membungkus partikel zat terdispersi
sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
6) Dialisis

Dialisis adalah proses menghilangkan ion-ion pengganggu yang


dapat mengganggu kestabilan koloid.
7) Koloid Liofil Dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid
liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat
gaya tarik menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan
mediumnya. Sebaliknya, suatu koloid disebut liofob jika gaya tarik
menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Jika mediumdispersi yang
dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut
koloid hdrofil dan koloid hidrofob.
D. Pembuatan Sistem Koloid
A Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksireaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau
dengan pergantian pelarut.
a Reaksi Redoks : reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida
(H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas
H2SkedalamlarutanSO2.
b

2H2S(g) + SO2(aq)
2H2O(l) + 3S(koloid)
Hidrolisis : reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)

Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

B Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, aprtikel kasar dipecah menjadi partikel
koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptasi, atau dengan
a

loncatan bunga listrik.


Cara Mekanik : Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian
diaduk dengan medium dispersi. Contoh : Sol belerang dapat dibuat
6

dengan menggerus serbuk belerang bersama - sama dengan suatu inert


b

(seperti gula pasir), kemudian dicampur.


Cara Peptisasi : pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat

pemeptisasi memecahkan butir-butir kassar menjadi butir-butir koloid.


Cara Busur Bredig : digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam
yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan
dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua
ujungnya.

C Koloid Asosiasi
Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen membentuk koloid.
Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar (kepala) dan
bagian yang nonpolar (ekor). Daya pengemulsi dari sabun dan detergen
disebabkan gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran
(lemak) dari bahan cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air.

E.

Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
1

Efek Tyndall :
a. penggunaan lampu sorot mobil pada kondisi cuaca berkabut.
Lampu mobil akan lebih terang pada kondisi berkabut daripada
kondisi cuaca cerah;
b. sorot lampu mercusuar yang terlihat lebih terang pada kondisi
malam yang berkabut dibandingkan pada malam yang cerah;
dan
c. pada saat ada orang yang merokok di dalam bioskop, sorot
lampu proyektor akan terlihat jelas, sedangkan gambar film
yang ada di layar tidak terlihat jelas.

Gerak Brown :
a. Susu

Elektroforesis :
a. Pengambilan partikel koloid asap dan debu dari gas buangan
pabrik
Contoh alat yang menggunakan prinsip elektriforesis adalah
pengendap cottrell. Alat ini digunakan untuk memisahkan partikelpartikel koloid seperti asap dan debu yang terkandung dalam gas
buangan pabrik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi zat-zat polusi
udara, di samping dapat digunakan untuk memperoleh kembali
debu berharga seperti debu arsenik oksida.
b. Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses
industri sering mengandung zat-zat pengotor berupa partikelpartikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat
pengendap elektrostatik. Pada alat ini digunakan pelat logam
bermuatan untuk menarik partikel-partikel koloid.

Adsorpsi :
a. Pemutihan gula
Gula tebu yang dijual di toko atau di pasar ada yang berwarna
cokelat kotor dan ada yang berwarna putih bersih. Gula tebu yang
berwarna putih bersih berasal dari gula berwarna cokelat kotor
yang sudah diputihkan melalui sistem koloid. Caranya adalah
larutan gula yang berwarna cokelat dilewatkan dalam sistem
koloid, yaitu mineral yang berpori. Setelah itu dilewatkan dalam
arang tulang yang menyerap warna gula, sehingga larutan gula
menjadi jernih tidak berwarna.
b. Deodoran

Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat


mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat.endapan
protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga
keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
c. Obat sakit perut
Apabila kita sakit perut yang disebabkan oleh bakteri maka
dianjurkan minum oralit atau norit. Oralit atau norit dapat
menyembuhkan sakit perut karena dalam usus dapat membentuk
sistem koloid yang mampu mengadsorpsi bakteri, sehingga bakteri
tersebut mati.
5

Koagulasi :
a. Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan.
Bila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan akan
terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3
yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur
sol As2S3. Dengan adanya peristiwa tersebut maka bila anda
mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan
koloid negatif dan yang lain merupakan koloid positif, jangan
sampai dicampurkan karena akan dapat terkoagulasi.

b. Lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah
karet merupakan sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan.
Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar
(polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid
dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah karet
harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari
medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet,
biasanya digunakan asam formiat; HCOOH atau asam asetat;

CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan


pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan
menggumpal
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu
diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet atau
diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain,
misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet tidak
digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut
lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur
dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa
melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang
bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.
c. Pembuatan tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai
dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu).
Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O
yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan
membentuk tahu.
d. Penggumpalan darah
Darah mengandung

sejumlah

koloid

protein

yang

bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat


diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion
Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di
protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat
lebih mudah dilakukan.

e. Pembentukan delta di sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan
tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung
10

ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air
sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut
akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi
koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
f. Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan
kulit atau kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispresikan di
dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudia memadat dan
membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan
cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk
mpembuatan makanan, seperti jelly atau permen yang kenyal
(gummy candies)

Koloid Pelindung :
a. Gelatin digunakan dalam pembuatan es krim. Gelatin berfungsi
mencegah terjadinya pengkristalan pada es krim agar diperoleh
es krim yang lembut.
b. Kasein adalah koloid pelindung yang secara alami terdapat
pada susu.

Dialisis :
a. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan
zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator.
Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah
untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat
melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir
proses pada kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan
cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa
beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal
dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan
kembali ke tubuh pasien.

11

b. Cuci darah
Pasien gagal ginjal harus menjalani proses cuci darah
dengan menggunakan dialisator sebagai pengganti ginjal.

CONTOH SOAL

I.

Di antara zat berikut yang termasuk aerosol ialah....


a. kaca berwarna
b. cat
c. busa sabun

d. Mutiara
e. Kabut

12

Pembahasan:
Aerosol mempunyai fasa terdispersi cair dan fasa pendispesi gas.
Contoh: kabut, awan, hair spray.
Jawab: E
II.

Di bawah ini terdapat berbagai contoh koloid, manakah dari contoh


tersebut yang tergolong sol liofil?
a. kabut
b. uap NH4Cl
c. busa sabun

d. susu
e. agar-agar

Pembahasan:
Sol liofil adalah partikel-partikel padat dari koloid yang mengadsorpsi
molekul-molekul cairan dan terbentuk selubung di sekitar patikel padat,
contoh: agar-agar, sol agar-agar ini jika dipanaskan akan menjadi gel.
Jawab: E
III.

Sistem koloid yang dibuat dengan mendispersikan zat padat ke dalam


cairan disebut....
a. aerosol
b. emulsi
c. buih

d. sol
e. agar-agar

Pembahasan:
Jelas sistem koloid dimana fase terdispersinya padat dan
pendispersinya cairan.
Jawab: D

IV.

Diberikan reaksi pembuatan koloid sebagai berikut....


(1) FeCl3(aq) + 3H2O(1)
Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
(2) 2H2(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(1)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) 3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah.....
a. 1
d. 4
b. 2
e. 5

13

c. 3
Pembahasan:
Reaksi hidrolis pada pembuatan koloid yaitu menambahkan air dengan
tujuan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel
koloid.
FeCl3(aq) +
3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
Larutan sejati
air panas sol
Jawab: A
V.

Contoh koloid di bawah ini yang merupakan sistem koloid padat dalam
gas adalah....
a.
b.
c.
d.
e.

kabut
embun
asap
buih
batu apung

Pembahasan:
Asap merupakan sistem koloid padat dalam gas.
Jawab: C
VI.

Pemberian tawas dalam proses air minum dimaksudkan untuk....


a.
b.
c.
d.
e.

mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih


membunuh kuman yang berbahaya
menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
menghilangkan bau tak sedap
memberikan rasa segar pada air

Pembahasan:
Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas
(K2SO4.Al2(SO4)3). Koloid Fe(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi,
menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Jawab: A
VII.

Di antara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:


1. larutan kalsium asetat + alkohol
2. belerang + gula + air
3. susu + air

14

4. minyak + air
5. agar-agar yang dimasak
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah....
a. 1 dan 5
b. 1 dan 3
c. 2 dan 5
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
Pembahasan:
Koloid yang berubah menjadi gel (larutan padat) adalah pada
percobaan:
1) larutan kalsium asetat + alkohol dipanaskan
2) agar-agar yang dimasak menjadi padat
Jawab: 1 dan 5
Jawab: A
VIII.

AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif. Larutan yang paling baik untuk
mengkoagulasikan koloid ini adalah....
a. kalium fosfat
b. magnesium sulfat
c. barium nitrat

d. besi hidroksida
e. margarin

Pembahasan:
AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif dan akan terkoagulasi bila
dicampurkan dengan partikel koloid yang bermuatan positif, misalnya
Fe(OH)3.
Jawab: D

IX.

Sebutkan dua fasa pada sistem koloid?


Pembahasan:
Sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu:
a. Fasa terdispersi
b. Fasa pendispersi

X.

Apakah perbedaan sifat fasa terdispersi dan pendispersi, berikan pula


contohnya?

15

Pembahasan:

XI.

Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), contoh: susu


Fasa pendispersi bersifat kontinu, contoh: air

Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan melalui dua


cara, sebutkan dan jelaskan!
Pembahasan:
a. Cara kimia
Pertikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi, seperti reaksi
hidrolis, reaksi reduksi oksida atau reaksi subtitusi.
b. Cara fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut,
yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk
satu sol koloid.

XII.

Jelaskan cara dispersi busur Bredig pada pembuatan sol-sol logam?


Pembahasan:
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda
yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik
di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke
dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga
membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara
dispersi dan cara kondensasi.

XIII.

Mengapa partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan


larutan sejati?
Pembahasan:
Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan
dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga
menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa,
tetapi harus dengan penyaring ultra.

XIV.

Berikan contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari!

16

Pembahasan:
a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah
pembentukan kristal besar es atau gula.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena meng-gunakan suatu koloid
pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen merupakan jenis koloid
pelindung.

XV.

Mengapa lumpur dapat diendapkan dengan menambahkan tawas atau


kapur?
Jawab:
Lumpur adalah koloid bermuatan negatif yang kurang stabil.
Penambahan tawas, KAl(SO4)2 atau kapur berguna untuk menetralkan
muatan lumpur sehingga lumpur beragrerat dan mengendap.

XVI.

Jelaskan bagaimana koloid dibuat dengan menggunakan cara busur


listrik Bredig.
Jawab:
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektrode logam
(bahan terdispersi) yang dicelupkan ke dalam air. Loncatan bunga api
listrik mengakibatkan bahan elektrode terurai menjadi atom-atom dan
larut ke dalam medium pendispersi air membentuk sol.

XVII.

Sol emas dapat dibuat dengan cara busur listrik bredig dan cara
kondensasi. Jelaskan cara pembuatannya dan apakah perbedaan dari
kedua teknik ini?
Jawab:
Cara busur listrik: Logam emas dijadikan elektrode yang
dicelupkan dalam air. Ketika arus listrik dialirkan melalui elektrode,
terjadi bunga api listrik sehingga atom-atom emas menguap dan larut
dalam air membentuk sol emas. Sol emas ini distabilkan dengan cara
mengadsorpsi ion-ion OH dari air.
Cara kondensasi: Reduksi emas (III) klorida dengan formalin
(AuCl3 + CH4O + 3H2O2Au +

17

6HCl + CH4O2). Atom-atom bebas emas ini beragrerat membentuk


koloid, distabilkan oleh ion-ion OH yang teradsorpsi pada permukaan
partikel koloid. Ion-ion OH berasal dari ionisasi air.
XVIII.

Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah :


a. dispersi koloid

b. efek tyndall

c. gerak Brown

d. koagulasi

Jawab:
a. disperse koloid : pemecahan molekul besar menjadi koloid
b. efek Tyndal : efek pembauran cahaya
c. gerak Brown : gerak acak partikel
d. koagulasi : penggumpalan partikel koloid

XIX.

Sebutkan fasa pendispersi dan terdispersi dari ;


a. busa deterjen

c. hair spray

b. Cat tembok
jawab:
a. basa deterjen : basa pendispersi, cair fasa pendispersi gas
b. cat tembok : fasa pendispersi cair, fasa terdispersi: padat
c. pelembab kulit: fase pendispersi: cair, fasa terdispersi: padat

XX.

Jelaskan bagaimana cara mengkoagulasi koloid!


Jawab:
Cara mengkoagulasi koloid dengan penambahan zat elektrolit
atau secara mekanik

18

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

19

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya


yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel

koloid ini disebut efek Tyndall.


Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai

daya adsorpsi yang besar.


Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi
bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di
antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami

sedimentasi).
Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu

pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.


Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi
karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elekrolit

akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang

menstabilkannya hilang.
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid
liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat
dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut

tidak ada
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam
medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di
mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga
menjadi partikel koloid.

DAFTAR PUSTAKA

Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.


Prof. Dr. Sukardjo. 1997. Kimia-Fisika. Jakarta : Rineka Cipta
3 Yazin, Estied. 2005. Kimia-Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : ANDI
1
2

20

Anda mungkin juga menyukai