Anda di halaman 1dari 54

UJI KUALITATIF

- Menganalisis anion dan kation berdasarkan


uji kualitatif
- Menganalisis uji kualitatif senyawa obat
berdasarkan prinsip kerja kefarmasian
• Ion adalah atom yang bermuatan listrik karena
kehilangan atau bertambahnya elektron dari luar.
Jumlah ion yang dilepas dan ditambah tergantung
dari jumlahnya pada kulit atom dalam
konfigurasi elektron.
• Kation adalah ion yang bermuatan positif.
• Anion adalah ion yang bermuatan negatif.

Apa sih ION?


Kation? Anion?
• Konfigurasi elektron adalah adalah
susunan elektron dalam kulit atom.
• Ada dua cara untuk konfigurasi elektron.
• Menggunakan kulit atom (1, 2, 3, 4, dst atau K,
L, M, N, dst).
• Yang kedua menggunakan sub-kulit atau teknik
“spdf”

Apa itu Konfigurasi


Elektron?
• Peraturan yang harus ditaati untuk menempatkan
elektron adalah sebagai berikut:
• Jumlah maksimal elektron pada suatu kulit harus
memenuhi rumus 2n2. Dengan n adalah nomor kulit.
• Jumlah maksimal elektron pada kulit terluar (elektron
valensi) tidak memperhatikan 2n2, tetapi jumlahnya
maksimal 8. Jumlah maksimal ini mengikuti aturan
oktet.

Konfigurasi elektron
berdasarkan kulit atom
• Cara menghitung bilangan ion dari suatu unsur golongan
adalah dengan melihat jumlah elektron yang ditambah
maupun dikurang dari kulit terakhir unsur tersebut,
mengikuti aturan duplet atau oktet.
• Aturan duplet atau oktet ada pada golongan gas mulia.

Cara menghitung jumlah


ion?
Ingat tentang Proton,
Elektron, dan Netron
• Contoh : Natrium dengan nomor atom 11 dan nomor massa 23.
• Pada kondisi awal :
• Konfigurasi elektron = 2 8 1
• Proton = nomor atom = 11
• Elektron = nomor atom = 11
• Netron = nomor massa = 23-11 = 12
• Karena eleketron pada kulit terluar ada 1 elektron, maka agar stabil,
perlu melepas elektron tersebut, menjadi :
• Konfigurasi elektron = 2 8
• Proton = 11
• Elektron = 10 → karena lepas 1
• Karena kelebihan proton (atom positif) sebanyak 1 buah, maka
Natrium membentuk ion positif Na+

Jika ion di kulit terakhir antara 1-3,


maka cenderung melepas →
membentuk ion positif (+) / KATION
• Contoh : Khlor dengan nomor atom 17 dan nomor massa 35.
• Pada kondisi awal :
• Konfigurasi elektron = 2 8 7
• Proton = nomor atom = 17
• Elektron = nomor atom = 17
• Netron = nomor massa = 35-17 = 18
• Karena eleketron pada kulit terluar ada 7 elektron, maka agar stabil,
perlu menangkap elektron dari luar, menjadi :
• Konfigurasi elektron = 2 8 8
• Proton = 17
• Elektron = 18 → karena nambah 1
• Karena kelebihan elektron (atom negatif) sebanyak 1 buah, maka
Khlor membentuk ion negatif Cl-

Jika ion di kulit terakhir antara 5-7,


maka cenderung menangkap →
membentuk ion positif (-) / ANION
Tabel Kesimpulan

Lalu bagaimana kalau e valensi = 4,


apakah tidak membentuk
kation/anion?
• Elektron valensi 4, cenderung membentuk ikatan kovalen
(memakai elektron bersama-sama, tidak melepas atau
menerima)
• Elektron valensi 4, bisa (+) atau (-) tergabung unsur
pasangannya.
• Pada kenyataannya, unsur dengan elektron valensi 4
sering digolongkan ke golongan kation, namun dengan
jumlah ion yang beragam, tergantung pasangan
ikatannya.
• Contoh : 82Pb = 2 8 18 32 18 4 → Pb4+

Elektron valensi 4, contohnya


terdapat pada kation Sn4+, Pb4+, Pt 4+
• Contoh : ion Al akan bergabung dengan ion Cl
• 13Al = 2 8 3 → Al3+
• 17Cl = 2 8 7 → Cl-
• Senyawa yang terbentuk adalah AlCl3 ,kenapa?
• Karena untuk menjadikan stabil/netral setiap 1 ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl- yang bermuatan -1

Apabila ion positif dan ion negatif bergabung


membentuk senyawa, selisih muatan harus 0 (nol)
MACAM-MACAM PENGUJIAN/ANALISIS

• Reaksi Kering
Uji Kualitatif • Reaksi Basah
(ada/tidaknya)

• Konvensional/ Titrasi
Uji Kuantitatif • Modern/ Spektrofotometer
(jumlah/kadar) (dipelajari semester
depan)
REAKSI KERING
• Dapat terjadi sublimasi, pe-
lelehan, atau penguraian,
perubahan warna, atau
pembebasan suatu gas
• Yang dapat dikenali dari sifat-
Pemanasan sifat khas tertentu.
C

Zona m engoksid ata s (d )

D
Zona m ereduksiata s (e)
Ba gian terpa nas nyala (b )
E F Zona m engoksid ba wah (c )

• Untuk ion logam


Zona m ereduksi b awa h (f)
Zona temp era tur ba wa h (a)
• Menghasilkan warna nyala khas A B

• Na → Kuning
• K → Violet
Uji Nyala • Ca → Merah bata
• Sr → Merah
• Ba → Hijau Kuning
• Cu → Hijau Kebiruan
REAKSI BASAH

• Aquadest dingin/panas
Dilarutkan • Asam klorida encer dingin/panas
dalam pelarut • Asam florida pekat dingin/panas
• Asam nitrat encer dingin/panas
yang tepat : • Asam nitrat pekat dingin/panas

• terbentuk endapan
Reaksi • terjadi pembebasan gas
dikatakan • terjadi perubahan warna

terjadi bila :
MACAM-MACAM IDENTIFIKASI DALAM UJI KUALITATIF

• Uji Sifat Fisika Kimia (organoleptis, warna nyala.


Identifikasi kelarutan, pH dll)

Pendahuluan

• Identifikasi Kation
Identifikasi • Identifikasi Anion
Senyawa An-
aroganik
• Reaksi Penyelidikan terhadap unsur penyusun senyawa
Identifikasi obat
• Reaksi penyelidikan terhadap gugus fungsi penyusun
Senyawa Organik senyawa obat
• Reaksi analisis senyawa obat
IDENTIFIKASI KATION

Golongan I (membentuk endapan dengan asam klorida encer.

Golongan II (Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam


klorida tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida da-
lam suasana asam mineral encer)

Golongan III (Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam


klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.
Con’t

Golongan IV (Kation golongan ini tidak bereaksi


dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan amonium
karbonat dengan adanya amonium klorida dalam
suasana netral atau sedikit asam)

Golongan V (Kation-kation yang umum, yang


tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebelum-
nya, merupakan golongan kation terakhir (sisa)
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I

• Dengan asam klorida encer terbentuk endapan


putih, endapan larut dalam NH4OH encer
Timbal (Pb2+) • Pb + 2Cl ↔ PbCl2
2+ -

• Dengan asam klorida encer atau klorida–


klorida yang larut terbentuk endapan putih ka-
Merkurium (I) lomel
( Hg22+) • Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2↓
Con’t….

• Dengan asam klorida encer atau


klorida–klorida yang larut terbentuk
endapan perak klorida. Endapan larut
dalam amonia encer dan dengan asam
nitrat encer akan menetralkan
kelebihan amonia sehingga akan
Perak terbentuk endapan lagi.
• Ag+ + 2Cl- → AgCl↓
(Ag+) • Ag+ + 2NH3- → [Ag (NH3)2]+ + Cl-
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): dengan adanya asam


klorida encer, mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium
(II) klorosulfida yang terurai bila ditambahkan hidrogen sulfida
lebih lanjut dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkuri (II)
Merkurium (II) sulfida.
( Hg2+) • 3Hg2+ + 4Cl- + 2H2S ↔ Hg3S2Cl2↓ + 4H+ + 2Cl-

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): terbentuk endapan


hitam bismut sulfida. Endapan larut dalam asam klorida pekat yang
mendidih, yaitu pada saat gas hidrogen sulfida dibebaskan.
• 2Bi3+ + 3H2S ↔ Bi2S3↓ + 6H+
Bismut (Bi3+) • Bi2S3↓ + 6HCl → 2Bi3+ + 6Cl- + 3H2S↑
Con’t….

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh):


terbentuk endapan hitam tembaga(II) sulfida.
Tembaga • Cu2+ + H2S ↔ CuS↓ + 2H+
(Cu2+)

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh)


terbentuk endapan kuning kadmium sulfida.
Kadmium • Cd2+ + H2S ↔ CdS↓ + 2H+
(Cd2+)
Con’t….

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning


arsenik (III) sulfida.
Arsenik • 2As3+ + 3H2S → As2S3↓ + 6H+
(As3+)

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran


udara diteruskan,campuran Arsenik (III) sulfida, As2S3 dan belerang
mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan
panas.
Arsenik • AsO43-+ H2S → AsO33- + S↓+ H2O
(As5+) • 2AsO33- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O
Con’t….

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh)


terbentuk endapan merah stibium trisulfida.
Stibium • 2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 + 6H+
(Sb3+)

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh)


terbentuk endapan merah jingga stibium
Stibium pentasulfida.
(Sb5+) • 2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+
Con’t….

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh)


terbentuk endapan coklat timah (II) sulfida.
Timah (II)/ • Sn2+ + H S → SnS↓ + 2H+
2
(Sn2+)

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh)


terbentuk endapan kuning timah (IV) sulfida.
Timah (IV) Endapan larut dalam asam klorida pekat.
(Sn4+) • Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H+
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi


(II) sulfida yang larut dengan mudah dalam larutan asam.
• Fe2++ S2- → FeS↓
Besi (II) • FeS↓+ 2H+ → Fe2+ +H2S ↑
(Fe2+) • FeS↓+ 9O2 → 2Fe2O(SO4)2↑

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam yang


terdiri dari besi (II) sulfida dan belerang..
Besi (III) • 2Fe3++ 3S2- → 2FeS↓+ S↓
(Fe3+)
Con’t….

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk


endapan putih yang terdiri dari aluminium
Aluminium hidroksida
(Al3+) • 2Al3+ + 3S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓+3H2S↑

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk


endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
Kromium • 2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑
(Cr3+)
Con’t….

• Dengan larutan amonium sulfida


terbentuk endapan hitam kobalt sulfida
Kobalt
(Co2+)
• Co2+ + S2- → CoS↓

• Dengan larutan amonium sulfida


terbentuk endapan hitam nikel sulfida.
Nikel
(Ni2+)
• Ni2+ + S2- → NiS↓
Con’t….

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk


endapan merah jambu dari mangan sulfida.
Mangan • Mn2+ + S2- → MnS↓
(Mn2+)

• Dengan larutan amonium sulfida terbentuk


endapan putih
Zink (Zn2+) • Zn2+ + S2- → ZnS↓
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

• Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan


putih
Barium
(Ba2+) • Ba2+ + CO32- → BaCO3 ↓

• Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan


putih
Calsium
(Ca2+) • Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓

• Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan


putih
Stronsium
(Sr2+) • Sr2+ + CO32- → SrCO3 ↓
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V

• Dengan larutan amonia terbentuk endapan


putih seperti gelatin.
Magnesium • Mg ++ 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2↓ +
2+

(Mg2+ ) 2NH4

• Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat


terbentuk endapan kuning.
Kalium • 3K+ + Co(NO2)63- → K3Co(NO2)6↓
(K+)
Con’t….

• Dengan larutan uranil magnesium asetat


terbentuk endapan kristalin kuning.
Natrium • Na++Mg2++3UO22++9CH3COO-→
(Na+) NaMg(3UO2)3 (CH3COO)9

• Dengan larutan natrium hidroksida dan


dipanaskan keluar gas amonia.
Amonium • NH4+ + OH-→ NH3+↑ + H2O
(NH4+)
IDENTIFIKASI ANION
Kelas A
• Anion yang menghasilkan gas bila direaksikan dengan HCl
encer/asam sulfat encer: karbonat, bikarbonat, sulfat, tiosulfat, sulfida,
nitrit, poklorit, sianida dan sianat.
• Anion yang menghasilkan gas atau uap asam, bila direaksikan dengan
larutan asam sulfat pekat: korida, bromida, iodida, nitrat, klorat,
perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferrat (II),
heksasianoferrat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan si-
trat.

Kelas B
• Reaksi pengendapan: Sulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat.
• Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat
dan dikromat.
IDENTIFIKASI ANION

• Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan


terjadinya gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang
mengkeruhkan air kapur.
• CO3 2- + 2H+ → CO2 ↑ + H2O
Karbonat (CO3 2-) • CO2 ↑ + Ca2++ 2OH- → CaCO3 ↓+ H2O
2+ -

• CO2 ↑ + Ba + 2OH → BaCO3 ↓+ H2O

• Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan


terjadinya gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang
mengkeruhkan air kapur.
• HCO3- + H+ → CO2 ↑ + H2O
Hidrogen • CO2 ↑ + Ca2++ 2OH- → CaCO3 ↓+ H2O
karbonat (HCO3) • CO2 ↑ + Ba2++ 2OH- → BaCO3 ↓+ H2O
Con’t….

• Dengan asam klorida encer terjadi penguraian lebih cepat


dengan pemanasan, disertai pelepasan belerang dioksida.
Gas ini dapat diidentifikasi dari:
Sulfit (SO3 • SO3 2- + H+ → SO2 ↑ + H2O
2-) • 3SO2 ↑ + Cr2O42- + H+ → 2Cr3+ + 3SO42- ↑ + H2O

• Dengan asam klorida encer tidak terjadi perubahan dengan


segera, setelah diasamkan baru terjadi kekeruhan karena
terjadi pemisahan belerang.
Tiosulfat • S2O3 2- +2H+ → S↓ + SO2 ↑ + H2O
(S2O3 2-)
Con’t….

• Dengan asam klorida/asam sulfat encer terjadi pelepasan gas hidrogen


sulfida yang dapat diidentifikasi dar baunya yang khas dan menghi-
tamnya kertas saring yang dibasahi timbal asetat.
Sulfida • S2- + 2H+ → H2S ↑
• H2S ↑ + Pb2+ → PbS ↓
(S2-)

• Dengan asam klorida encer dengan hati-hati dihasilkan cairan biru


pucat yang tidak stabil dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang ber-
warna coklat.
• NO2-+ H+ → HNO2
Nitrit • 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O
(NO2- ) • 2NO↑ + O2 ↑ → 2NO2 ↑
Con’t….

• Dengan asam klorida encer terbentuk asam


sianida.
Sianida • CN- + H+ → HCN↑
(CN- )

• Dengan asam sulfat pekat dihasilkan pewarnaan


kuning, bila dipanaskan timbul reaksi yaitu
terbakar dengan nyala biru.
Tiosianat
(SCN-) • SCN- + H2SO4 + 2H2O → COS↑ + NH4+ + SO42-
Con’t….

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, endapan tidak larut
dalam amonia tapilarut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat.
• [Fe(CN)6]4+ 4Ag+ → Ag4 [Fe(CN)6]↓
• Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8CN-→
Ferrosianida • 4 [Ag(CN)2]- + [Fe(CN)6]4
= [Fe(CN)6]4 • Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8S2O32-→ 4 [Ag(S2O3)2]3- + [Fe(CN)6]4

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah jingga


• [Fe(CN)6]3 + 3Ag+ → Ag3 [Fe(CN)6]↓
Ferrisianida
= [Fe(CN)6]3
Con’t….

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih yang larut


dalam larutan amonia encer dan dengan larutan asam nitrat encer akan
terbentuk endapan putih lagi.
• Cl + Ag+ → AgCl↓
Klorida • AgCl↓ + 2NH3 → [Ag (NH3)2]+ + Cl-
(Cl) • [Ag (NH3)2]+ + Cl- + 2H+ → AgCl↓ + 2NH4+

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning muda.


• Br+ Ag+ → AgBr↓
• AgBr↓ + 2NH3 → [Ag (NH3)2]+ + Br
Bromida • AgBr↓ + 2CN-→ [Ag(CN)2]- + Br
(Br ) • AgBr↓+2S2O32-→ [Ag(S2O3)2]3- + Br
Con’t….

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning yang mudah


larut dalam larutan kalium sianida dan larutan natrium tiosulfat.
• I + Ag+ → AgI↓
• AgI↓ + 2CN- → [Ag (CN)2]- + I
Iodida ( I) • AgI↓ + 2S2O32-→ [Ag(S2O3)2]3- + I

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, bila


terhidrolisis menjadi endapan menjadi coklat.
• B4O72-+ 4Ag+ + H20→ 4AgBO2↓ + 2H+
Borat ( BO33- , • 2AgBO2↓+3 H20→ Ag2O↓ + 3H3BO3
B4O72-, BO2-)
Con’t….

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk


endapan merah coklat, endapan larut dalam
asam nitrat encer dan dalam larutan amonia.
Asam klorida mengubah endapan menjadi
perak klorida (putih).
• CrO42 -+ 2Ag+ → Ag2 CrO4↓
Kromat atau • 2Ag2 CrO4↓ + 2H+→ 4Ag+ + Cr2O72- + H20
Dikromat = CrO 2 • Ag2 CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag (NH3)2]+ + CrO42
4 • Ag2 CrO4↓+2Cl-→ 2AgCl↓ + CrO42
2-
atau Cr2O7
Con’t….

• Dengan larutan Kalium hidroksida pekat terbentuk larutan


hijau ditambah air dan asam sulfat encer terbentuk larutan
ungu
Permanganat • 4 MnO4- + 4OH- → 4 MnO42- + O2↑ + 2H2O
(MnO4-) • 3MnO42- + 2H2O→ 2 MnO4- + MnO2↓ + 4OH-

• Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih


Asetat • CH3COO + Ag+ ↔ CH3COOAg
(CH3COO)
REAKSI PENYELIDIKAN TERHADAP UNSUR PENYUSUN
SENYAWA OBAT

• Filtrat senyawa obat + Pb Ac  PbS  hitam coklat


• Filtrat senyawa obat + Na Nitropruside kristal  violet
Unsur S

• Filtrat senyawa obat + HNO3 + AgNO3   AgCl putih


yang larut dalam NH4OH dan mengendap kembali dengan
penambahan HNO3
• Filtrat senyawa obat + H2SO4 + K2Cr2O7  kertas o.
Unsur Cl Toluidin  biru
REAKSI PENYELIDIKAN TERHADAP UNSUR GUGUS FUNGSI
PENYUSUN SENYAWA OBAT

• Zat + larutan NaOH / KOH  larutan kuning


yang kemudian mengendap merah kekuningan
Aldehid (- • Zat + AgNO3 + NH4OH berlebihan   Ag yang
COH) membentuk cermin perak pada dinding tabung

• Zat + FeCl3  larutan ungu + etanol  kuning


Fenol (-
OH)
• Carilah pemerian dan kelarutan senyawa obat berikut!
• Asam mefenamat
• Asam asetilsalisilat
• Asam salisilat
• Parasetamol
• Piridoksin HCl

TUGAS!!
REAKSI ANALISIS SENYAWA OBAT
(dengan pereaksi FeCl3)

• 5 mg sampel + 1 mL etanol + 2
Asam tetes FeCl3 → larutan ungu
mefenamat

• 5 mg sampel + 1 mL aquadest +
2 tetes FeCl3 , panaskan lalu
Asam
Asetilsalisilat dinginkan → larutan ungu
Con’t….

• 5 mg sampel + 1 mL aquadest + 2 tetes FeCl3


Asam → larutan ungu
Salisilat

• 5 mg sampel + 1 mL aquadest + 2 tetes FeCl3 ,


Parasetamol
panaskan lalu dinginkan → larutan biru-ungu

• 5 mg sampel + 1 mL aquadest + 2 tetes FeCl3


Piridoksin → larutan merah darah
HCl
Asam Asam Asam Parasetamol Piridoksin HCl
Mefenamat Asetilsalisilat Salisilat

HASIL ANALISIS
TEKNIK DASAR UJI KUALITATIF

1. Cara memanaskan larutan


Con’t….

2. Cara menyaring endapan


Con’t….

3. Cara meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi

Untuk zat yang reaktif, pekat dan


Untuk zat yang tidak mudah
berbahaya atau yang proses
bereaksi dengan cepat dan tidak
terjadinya reaksi sangat
berbahaya
diperhatikan
Con’t….

4. Cara mengocok larutan


PETUNJUK UJIAN PRAKTIKUM

Siswa
diperbolehkan • Mengumpul vial atau botol obat ukuran ±20 mL
• Mengenakan jas lab dan membawa kotak praktikum
mengikuti
ujian jika :

• Siswa diberi 1 sampel obat tanpa nama


• Siswa melakukan uji organoleptik (cara kerja ditentukan
siswa)
Sistem Ujian • Siswa melakukan uji kualitatif dengan pereaksi FeCl3
(cara kerja ditentukan siswa)
• Siswa membuat kesimpulan apakah nama obat pada
sampel tsb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai