ABSTRACT
The influence of sodium benzoate increment as lubricant in the dog’s B-complex vitamin tablet
formulation has been carried out. In the formula, sodium benzoate was added in the concentration of 1%, 3% and
6%.
The result showed that the increment of sodium benzoate in formula with varying concentration would
influence the hardness, liberated time and the fragility of tablet. The increment of 1%, 3% and 6% concentration
of sodium benzoate produced about 17,07 – 23,23 minutes of liberated time. For the hardness and fragility of
tablet, the concentration of 1%, 3% and 6% sodium benzoate produced the hardness about 4,25 – 5,46 Kg and
about 0,13% - 0,66% of fragility.
The second formula which the sodium benzoate was added about 3% was the optimum formula, because it
had almost the same value for liberated time, hardness, and fragility compare with the standard tablet.
Key words : concentration, sodium benzoate, lubricant, liberated time, B complex vitamin, dog
B. Evaluasi Tablet
1. Penampilan Fisik Tablet
Penampilan umum suatu tablet diperlukan untuk
mengontrol keseragaman antar bahan serta antara
Gambar 4.3 Granul dan Tablet formula III (Natrium benzoat 6%)
tablet satu dengan yang lainnya (Lachman et al.,
Keterangan :
2008). Pada penampilan fisik tablet, bentuk 1 = gambar granul formula III
permukaan tablet adalah bulat pipih, halus, dan tidak 2 = gambar tablet formula III
mengalami capping. Dalam hal ini tablet telah
memenuhi persyaratan pada uji kelembaban granul 2 Uji Keseragaman Bobot
sebelumnya, sehingga pada proses pencetakan granul Rata–rata keseragaman bobot B komplek tablet
tidak lengket pada cetakan. Warna dari tablet vitamin yang diberi Natrium benzoat sebagai pelicin dengan
B komplek adalah kuning muda, yang merupakan konsentrasi 1% (P1), konsentrasi 3% (P2) dan
warna campuran dari zat aktif. Bau tablet vitamin B konsentrasi 6% (P3) ditunjukan oleh Tabel 4.8. Rata–
komplek adalah tajam, karena zat aktif, yaitu vitamin rata keseragaman bobot B komplek tablet dengan
B komplek berbau tajam. Tablet memiliki ketebalan natrium benzoat sebagai pelicin sebesar 499,88 ± 6,25
3,2 mm dengan diameter 12 mm dengan warna gram (P1), 497,75 ± 5,59 gram (P2) dan 498,95 ±
kuning keputihan dan memiliki bau khas vitamin B 6,58 gram (P3).
komplek. Berikut ini merupakan gambar granul dan
tablet vitamin B komplek tiap formula. Tabel 4.8 Rata-rata Keseragaman Bobot B Komplek Tablet yang
Diberi Natrium Benzoat sebagai Pelicin
6
5 Uji Waktu Hancur Tablet Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Rata–rata kerapuhan B komplek tablet yang Alam Universitas Udayana yang telah membantu
diberi natrium benzoat sebagai pelicin dengan selama penelitian.
konsentrasi 1% (P1), konsentrasi 3% (P2), konsentrasi 2. Bapak IG.N.A. Dewantara Putra,S.Farm.,
6% (P3) dan produk acuan (P0) ditunjukan oleh Tabel Apt.,M.Sc selaku pembimbing I dan Bapak
4.10. Rata–rata waktu hancur B komplek yang diberi IG.N.Jemmy Anton P, S.Farm., Apt selaku
natrium benzoat sebagai pelicin selama 17,07 ± 0,60 pembimbing II atas segala tenaga, pikiran,
menit (P1), 19,32 ± 0,92 menit (P2), 23,22 ± 1,12 motivasi, perhatian, nasihat, saran dan waktu dari
menit (P3) dan 21,57 ± 2,01 menit (P0). awal penelitian ini.
Hasil sidik ragam waktu hancur B komplek tablet 3. Kepada seluruh keluarga besar Farmasi Udayana
menunjukkan bahwa Na benzoat sebagai pelicin yang telah membantu.
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap waktu hancur4. Kepada semua pihak yang namanya tidak bisa penulis
tablet. sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan kasih yang sebesar-besarnya.
konsentrasi Na benzoat yang digunakan sebagai5.
pelicin pada pembuatan B komplek tablet terhadap DAFTAR PUSTAKA
waktu hancur dilakukan Uji Wilayah Berganda Anonim. 2009. Bali Gelar Sensus Populasi Anjing.
Duncan yang hasilnya disajikan pada Tabel 4.13. (serial online), (cited 2009 jan, 30). Available
Dari hasil Uji Wilayah Berganda Duncan (Tabel from: url: http//www.antaranews.com.
4.13) pengaruh berbagai konsentrasi Na benzoat Aulton, M., and Summers, M. 2002. Granulation in
sebagai pelicin terhadap waktu hancur menunjukkan Aulton, ME., Pharmaucetics the Science of
bahwa rata–rata waktu hancur tablet perlakuan P1 Dosage Form Design 2ndEdition. Churchill
nyata lebih cepat hancur dibandingkan P3 dan P0 Livingstone. London.
(P<0,05), namun tidak berbeda nyata dengan P2 Banker, G. S., Anderson N. R. 1986. Tablets (eds), in
(P>0,05). Selanjutnya waktu hancur tablet B komplek Lachman, C. L. Lieberman H. A., Kanig, J. L.
konsentrasi Na benzoat 6% (P3) lebih lama hancur (eds). The Theory and Practice of Industial
dibandingkan dengan waktu hancur tablet B komplek Pharmacy, Lea and Febiger. Philadelpia.
konsentrasi 1% (P1) (P<0,05), akan tetapi tidak Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III.
berbeda nyata dengan P0 (P>0,05). Waktu hancur Jakarta. 366, 493.
tablet B komplek P2 tidak berbeda nyata dengan P0 Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.
(P>0,05). Jakarta. 4, 12, 57-58, 650, 1083-1085, 1165,
1182, 1209-1210.
Tabel 4.13 Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan Waktu Hancur B Hussain, M. A., R. Chang, E. Sandefer, R. C. Page
Komplek Tablet yang diberi Na benzoat berbagai and G. A. Digenis. 2004. Evaluation of the in
Konsentrasi sebagai Pelicin.
Rata–rata Waktu hancur Signifikasi Vivo Disintegration of Solid Dosage Forms of
Perlakuan
(menit) (P=0,05) a Bile Acid Sequestrant in Dogs Using γ-
P0 21,57 bc Scintigraphy and Correlation to in Vitro
P1 17,07 a
P2 19,32 ab Disintegration. (serial online), (cited 2009 oct,
P3 23,22 c 14). Available from:
Keterangan: huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak http://www.springerlink.com/content/r222u0g4
berbeda nyata (P>0,05)
6t254177/fulltext.pdf.
SIMPULAN
Lachman, L. Lieberman, H. A., Kanig, J. L. (editors).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka
2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri II
dapat disimpulkan bahwa penambahan pelicin Na
(Terjemahan) Edisi III. Universitas Indonesia
benzoat 1%,3% dan 6% adanya pengaruh terhadap
Press. 28-31, 107-113.
sifat fisik tablet dan konsentrasi efektif na benzoat
Moghimi, Hamid Reza. 2009. Veterinary Pharmacy,
adalah 3%.
a Dismissed Necessity. Iranian Journal of
Pharmaceutical Research, 227-229. Shaheed
UCAPAN TERIMA KASIH
Beheshti University of Medical Sciences and
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
Health Services.
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Nurono, S. 1992. Farmasetika (Pembuatan Buku dan
1. Bapak Dr.rer.nat I Made Agus Gelgel Wirasuta,
Monograf). Pusat Antar Universitas bidang
Apt., M.Si. selaku Ketua Jurusan Farmasi
7
Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung. 116, Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
147-148, 152, 165-166. (Terjemahan) Edisi V, Cetakan II. Gajah Mada
Parrot, E. L, Saski. 1977. Experimental University Press. Yogyakarta Indonesia. 169-
Pharmaceutical Technology, 4th edition. 171, 173-174, 179, 201-203, 206-209.
Burgess Publishing Company, Minneapolis,
Minnesota. 73-85.
Rowe, Raymond C, Paul, J. W. 2003. Handbaook of
Pharmaceutical Exipients, Pharmaceutical
Press. London.