Anda di halaman 1dari 41

Krim

Kelompok 3
Anggota :
1. Annisa Amelya M.
(201610410311100)
2.Tias Rofikotul M.
(201610410311102)
3. Adhea Fajarina N.(201610410311104)
4.Rima Ningsih (201610410311110)
5. Aprila Dwi R. (201610410311115)
6. Permata Bulan T.(201610410311131)
7. Faza Walidayya(201610410311138)
8. Ima Pratiwi (201610410311140)

2
Definisi Krim
✢ Menurut FI III, Krim adalah sediaan setengah
padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
✢ Menurut FI IV dan V, Krim adalah bentuk
sediaan setengah padat, mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai.
✢ Menurut Formularium Nasional, Krim adalah
sediaan setengah padat, berupa emulsi kental,
mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar 3
Persyaratan Sediaan
✢ Stabil
✢ Lunak.
✢ Mudah dipakai.
✢ Terdistribusi secara merata.
✢ Tidak toksik
✢ Mudah mencair pada suhu tubuh
✢ Ph sama dengan ph kulit
✢ Tidak bereaksi dengan zat aktif
✢ Mudah dicuci
✢ Kemampuan melepaskan zat khasiat

(Widodo, 2013). 4
Keuntungan
✢ Mudah menyebar rata
✢ Praktis Kerugian
✢ ✢ Susah dalam
Mudah dibersihkan atau
dicuci pembuatannya
✢ ✢ Mudah pecah
Cara kerja berlangsung pada
jaringan setempat (formula tidak pas)
✢ ✢ Mudah kering dan
Tidak lengket, tipe (M/A)
mudah rusak
✢ Memberikan rasa dingin khususnya tipe A/M
(Cold Cream) berupa tipe karena perubahan
a/m suhu dan
✢ sebagai kosmetik perubahan
✢ Bahan untuk pemakaian komposisi 5
Karakteristik
Sediaan
Ada dua tipe krim yaitu :
tipe minyak dalam air (M/A)
Tipe air dalam minyak (A/M).

zat pengemulsi :
krim tipe A/M : sabun polivalen span, adeps lanae,
kolestrol, dan cera.
krim tipe M/A : sabun monovalen seperti trietanolamin,
natrium stearat, kalium stearat, dan ammonium stearat.
Selain itu dapat juga digunakan natrium laurylsulfat,
kuning telur, gelatinum, CMC, dan emulgidum.
Titanium DioxideBahan Aktif
Latar Nama Titanium dioxide
belakang Rumus TiO2
(Martindale, molekul
1617)
Berat molekul 79,82
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih, tidak larut dalam
air, dalam asam klorida, asam nitrat, larut dalam
asam sulfat panas dan asam fluorida.

Organoleptis Warna Putih


(Martindale,
1617)
Bau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa
7
Mikroskopis Bentuk kristal Serbuk putih
Titanium DioxideBahan Aktif
Karakteristik Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam asam
fisika kimia klorida, asam nitrat, larut dalam asam
sulfat panas dan asam fluorida
Titik lebur 3317 - 3362◦F
Titik didih 4532 - 5432◦F
Berat jenis 3,84-4,26
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
dan kering.
Stabilitas Stabil dalam temperatur tinggi

8
Niacinamide
Latar Nama
Bahan Aktif
Niacinamide, Nikotinamida, Niasinamida
belakang Rumus C6H6N2O
molekul
Berat molekul 122,12 (DepKes RI, 2014)
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis
tidak berbau;rasa pahit. Larutan bersifat netral
terhadap kertas lakmus
Organoleptis Warna Putih
Bau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Mikroskopis Bentuk kristal Serbuk hablur putih

9
Niacinamide
Latar Nama
Bahan Aktif
Niacinamide, Nikotinamida, Niasinamida
belakang Rumus C6H6N2O
molekul
Berat molekul 122,12 (DepKes RI, 2014)
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis
tidak berbau;rasa pahit. Larutan bersifat netral
terhadap kertas lakmus
Organoleptis Warna Putih
Bau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Mikroskopis Bentuk kristal Serbuk hablur putih

10
Niacinamide Bahan Aktif
Karakteristik Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam
fisika kimia etanol; larut dalam gliserin
Titik lebur 128°C- 131°C
pH Antara 6,0 dan 7,5
Berat jenis 122,12 (DepKes RI, 2014)
Penyimpana Dalam wadah tertutup rapat
n
Stabilitas Niacinamide tahan dengan pemanasan,
udara, dan oksidan tetapi niacinamide
dihidrolisis oleh asam kuat dan larutan
alkalis (Leskova et al., 2006)
11
Karakteristik
Sediaan
Ada dua tipe krim yaitu :
tipe minyak dalam air (M/A)
Tipe air dalam minyak (A/M).

zat pengemulsi :
krim tipe A/M : sabun polivalen span, adeps lanae,
kolestrol, dan cera.
krim tipe M/A : sabun monovalen seperti trietanolamin,
natrium stearat, kalium stearat, dan ammonium stearat.
Selain itu dapat juga digunakan natrium laurylsulfat,
kuning telur, gelatinum, CMC, dan emulgidum.
Rancangan Spesifikasi Sediaan
No Jenis Spesifikasi yang diinginkan

1 Bentuk sediaan Cream tipe m/a

2 Kadar bahan aktif Titanium dioksida 5 %

3 pH sediaan 4,5 – 6,5

4 Tekstur Lembut dan mudah dioleskan

5 Warna Putih

6 Bau Mawar

7 Tujuan Sediaan Pemakaian topikal

13
Formula Baku
Vanishing Cream (A/M):
(FMS Hal 100)
R/ Acid Stearin 142
Glycerin 100
Natrium biborat 2,5
Triaethanolamin 10
Aquadest 750
Nipagin q.s

14
Formula Baku
 Sun cream: (FMS Hal.99):
R/chirin sulfat 1
Acid hydrocyl.dil q.s
Cera alba 1
Spermaceti 2,5
Ad. Lanae 15
Aq. Rosae 5
M.D.S Suncream

  15
Formula Baku
Unguentum leniens rosatum (FMS Hal.100):
 COLD CREAM 2,500
R/Cera flava 5
Cetacei 5
Adeps lanae 25
Aqua rosae 12,500
m.f.unguentum
sue
 

16
Formula 1

17
Formula 2

18
Formula 3

19
Formula produksi skala besar
(scale up formula 2) Nama Bahan Fungsi % Penggunaan Kebutuhan
Titanium dioksida Bahan aktif 7,5 % 15 g
Niacinamide Bahan aktif 5% 10 g
Asam stearate Emulgator 15 % 30 g
TEA Emulgator 1,5 % 3g
Nipagin Pengawet 0,1 % 0,2 g
Nipasol Pengawet 0,1 % 0,2 g
Propilenglikol Humektan 15 % 14 g
Oleum olive Emolien 5% 6g
BHT Antioksidan 0,05 % 0,1 g
Na-metabisulfit Antioksidan 0,5 % 1g
EDTA Cheating agent 0,1 % 0,2 g
Vaselin album Basis krim 10 % 20 g
Cera alba Basis krim 1% 2g
Ol.Rosae Corrigen odoris q.s q.s
Aquadest Pelarut 49,15 % 98,3 ml

20
Cara Peracikan
1. Timbang semua bahan
2. Di buat mortit hangat
3. Dibuat fase minyak dimasukkan Vaselin album, Asam stearat, TiO 2, nipasol, Olive oil, BHT)
dimasukkan cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur.
4. Dibuat fase air
5. Nipagin dilarutkan dalam propilenglikol
6. Tambahkan TEA yang telah dimasukkan ke dalam air panas yang telah di ukur
7. Tambahkan EDTA, Na-metabisulfit dan niacinamide. Aduk ad larut dan homogen dalam beaker
8. Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan fase minyak.
9. Setelah kedua fase suhunya sama bahan dimasukkan ke dalam mortir, yaitu fase minyak terlebih
dahulu, lalu fase air dimasukkan ke dalam fase minyak sedikit demi sedikit di aduk ad tercampur dan
terbentuk cream.
10. Tambahkan Ol.Rosae q.s gerus ad homogen
11. Masukkan dalam wadah dan dilakukan pengecekkan pH dan evaluasi.
 

21
Uji Organoleptis Evaluasi
Alat : Diamati secara visual
Persyaratan :
✢ Tekstur : Lembut halus
✢ Warna : Putih
✢ Bau : Rosae (mawar)
Hasil :
✢ Tekstur : Lembut halus
✢ Warna : Putih
✢ Bau : Rosae (mawar)
Uji Penetapan
pH Evaluasi
✢ Alat : pH meter
✢ Persyaratan : 4,5-6,5 (Genatrika, 2016)
✢ Cara kerja :
1. Timbang sediaan sebanyak 5 g
2. Diencerkan dengan aqua bebas CO 2 dengan perbandingan 1 : 10
(50 ml) aduk ad homogen
3. Bersihkan electrode dengan aquadest, bilas menyeluruh dan
keringkan dengan tisu
4. pH meter dikalibrasi dengan ph terstandar (pH=7)
5. Masukkan electrode pH meter ke dalam sediaan yang akan di ukur
6. Tekan tombol pH
7. Tunggu sampai menunjukikan angka konstan, lalu catat pH-nya
✢ Hasil : 7.31
✢ Kesimpulan : Tidak Memenuhi Persyaratan
Uji Viskositas Evaluasi
✢ Alat : Viscometer Brookfield
✢ Persyaratan: 4000 – 40000 cps (Genatrika, 2016)
✢ Cara kerja :
1. Masukkan krim dalam beaker glass sebanyak 50 g
2. Pasang spindle 64
3. Letakkan sediaan dibawah spindle
4. Nyalakan tombol on pada alat
5. Tunggu alat sampai berputar konstan
6. Tekan tombol pause (on dan tombol di belakang
alat) secara bersamaan
7. Perhatikan angka yang tertera, kemudian dicatat
8.Angka yang tertera dikalikan dengan factor koreksi
Uji Viskositas Evaluasi
✢ Hasil: No Speed Faktor Hasil Viskositas
spindel koreksi

64 3 rpm 2000 100 200000 cps

64 6 rpm 1000 100 100000 cps

64 12 rpm 5000 100 50000 cps

Grafik Viskositas Krim Skala Besar


Viskositas (cps)

250000
200000
150000 Kesimpulan :
100000
50000
Termasuk aliran pseudoplastik, namun
0
3 rpm 6 rpm 12 rpm
viskositas tidak memenuhi persyaratan
Speed (rpm)

Skala Besar
Uji Daya Sebar Evaluasi
✢ Alat : 2 kaca transparan, bobot timbang, penggaris
✢ Persyaratan : 5-7 cm2
✢ Cara kerja :
1. Timbang sediaan 5 g
2. Siapkan kertas milimiter blok, letakkan kaca diatasnya.
3. Letakkan sediaan ditengah-tengah kaca kemudian ditutup.
4. Kemudiaan beri beban 25g, 50g, 100g
5. Amati perubahan diameter yang terjadi
6. Catat hasil pengamatan, kemudiaan hitung regresi (slope)
Uji Daya Sebar Evaluasi
✢ Hasil
Beban kanan Kiri Atas Bawah Diameter
Tanpa beban 1.3 1.5 1.5 1 3 cm
25 g 1.4 1.7 1.7 1.3 3.3 cm
50 g 1.6 2.0 1.9 1.3 3.8 cm
100 g 1.7 2.1 2.0 1.4 3.9 cm

Kesimpulan:
Tidak memenuhi persyaratan, hal ini berkaitan dengan viskositas karena
daya sebar berbanding terbalik dengan daya sebar. Semakin tinggi
viskositas maka semakin rendah daya sebar.
 
Uji
Asseptabilitas Evaluasi
✢ Buat criteria uji yaitu (kemudahan dioleskan,kehalusan, sensasi yang
ditimbulkan, kelengketan,bekas yang ditinggalkan, dan kemudahan
dicuci)
✢ Buat skoring untuk masing-masing kriteria
Hasil:
kriteria Penilaian
1 2 3 4 5
Kemudahan Dioeskan - - 20% 30% -
Sensasi - 10% 20% 60% 10%
Kelembutan - - 50% 20% 30%
Bekas yang ditinggalkan - 10% 40% 50% -

Kelengketan - 20% 30% 50% -


Kemudahan Dicuci - - 40% 40% 20%
Uji
Asseptabilitas Evaluasi
Grafik Uji Aseptabilitas
100
80
60
40
%perolehan

20
0
n i n n n ci
ka as ta ka ta cu
le
s ns bu ga
l
gk
e di
o Se em g n n
di l tin le ha
n Ke di Ke a
a ha ng ud
m
ud s
ya Ke
e m a
K Kriteria
ek
B

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

Kesimpulan: Sediaan krim yang dibuat asseptible


 
Uji Tipe Krim Evaluasi
✢ Alat : cawan porselen, batang pengaduk, sudan III, methylene blue
✢ Persyaratan : - Tipe m/a bila homogen saat diberi methylene blue
- Tipe a/m bila homogen saat diberi sudan III
✢ Cara Kerja :
1. Menggunakan pewarnaan dengan sudan III
2. Ambil sediaan, masukkan cawan porselen
3. Di tambah dengan pewarna sudan III, aduk ad homogen
4. Amati fase sediaan secara visual dan di mikroskop
5. Menggunakan pewarnaan dengan metylen blue
6. Ambil sediaan, masukkan cawan porselen
7. Di tambah dengan pewarna methylene blue, aduk ad homogen
8. Amati fase sediaan secara visual dan di mikroskop
✢ Hasil : krim + sudan = tidak homogen
Krim + metylenblue = homogen
Kesimpulan : krim tipe m/a
 
Uji Homogenitas Evaluasi
a. Alat : object glass
b. Persyaratan : tidak terdapat butiran kasar (Rabima, 2017)
c. Cara Kerja :
✢ Oleskan sediaan pada object glass
✢ Object glass dikatupkan
✢ Bila tidak terdapat butiran kasar, maka sediaan dikatakan
homogen
e. Hasil : UJI HOMOGENITAS
Hasil Homogenitas
Kelompok 3 Atas Tengah Bawah
Replikasi 1 Homogen Homogen Homogen
Replikasi 2 Homogen Homogen Homogen
Replikasi 3 Homogen Homogen Homogen

Kesimpulan: sediaan homogen


Uji Bobot Sediaan &
%Kesalahan Evaluasi
1.✢Alat
  : timbangan, wadah sediaan
2. Persyaratan : <20%
3. Cara Kerja :
✢ Ditimbang wadah kosong untuk sediaan
✢ Diisi dengan sediaan pada wadah tersebut
✢ Ditimbang wadah dan isi, catat beratnya
✢ Dihitung berat isinya dengan cara :

✢ Dihitung % kesalahan dengan cara :


Uji Bobot Sediaan &
%Kesalahan Evaluasi
Hasil :

= 216.48 g – 33.73
= 183.05 g

Kesimpulan : Memenuhi Persyaratan

33
34
ahasa
n Pada percobaan kali ini, kami membuat 3 sediaan krim dengan formulasi yang berbeda.
Perbedaan ketiga formula terletak pada basis krim dan persen penggunaan basis krimnya.
Pada formula 1 digunakan basis paraffin liquid dan cera alba sedangkan formula 2
menggunakan basis lanolin dan formula 3 menggunakan basis vaselin album dan cera alba.
Untuk bahan-bahan tambahan yang lain pada formula menggunakan nipasol dan nipagin
(pengawet), BHT dan Na metabisulfit (antioksidan), EDTA (chelating agent), olive oil
(emollient), asam stearate dan TEA (emulgator), propilenglikol (humektan) dan ol.rosae
(corrigen odoris).
Setelah dilakukan pembuatan 3 formula kecil cream dipilih hasil sediaan formula 2
dimana basis cream cera alba menggunakan 1% dan basis cream vaselin album sebanyak
10%. Kemudian dilakukan, diantaranya adalah organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar,
tipe krim, viskositas, asseptabilitas, bobot sediaan dan % kesalahan. Dari evaluasi tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut.
Organoleptik merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan panca indera untuk
mendeskripsikan bentuk atau konsistensi, warna dan bau. Dari hasil pengamatan selama
seminggu penyimpanan, belum terdapat perubahan yang signifikan terhadap bentuk, warna,
dan bau sediaan dibandingkan saat sediaan baru diproduksi. Hasil yang diperoeh
menunjukkan bahwa sediaan stabil dalam penyimpanan dan tetap memenuhi spesifikasi
sediaan awal yang direncanakan.
Homogenitas merupakan pengujian sediaan untuk melihat tingkat homogenitas krim
35
yang dibuat dengan mengamati adanya gumpalan atau partikel kasar. Pada uji yang
ahasa
n
Nilai pH sediaan berkaitan dengan kenyamanan penggunaan dan menjamin stabilitas
dari zat aktif yang digunakan. pH suatu sediaan tergantung dari komponen penyusun baik
zat aktif atau zat tambahan yang digunakan dalam formulasi. Pada evaluasi pH selama
seminggu penyimpanan, diperoleh nilai pH = 7,31. Nilai pH tersebut tidak masuk rentang pH
yang aman untuk fisiologis kulit. Perubahan pH dapat disebabkan oleh faktor lingkungan
seperti suhu atau penyimpanan yang kurang baik.
Uji daya sebar sediaan semisolid dilakukan untuk mengetahui kemampuan basis
menyebar pada permukaan kulit ketika diaplikasikan. Kemampuan penyebaran yang baik
akan memberikan kemudahan pengaplikasian pada permukaan kulit. Selain itu penyebaran
bahan aktif lebih merata sehinga dapat memberikan efek terapi yang lebih optimal. Daya
sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. dari hasil daya sebar yang di peroleh yaitu daya
sebar tanpa beban di dapatkan diameter 3,5 cm tanpa beban, diameter 3,7 cm dengan
beban 25 g, diameter 3,8 cm dengan beban 50 g, diameter 3,9 cm dengan beban 100 g.
Hasil yang didapatkan pada kelompok kami tidak memenuhi persyaratan, hal ini berkaitan
dengan viskositas karena daya sebar berbanding terbalik dengan daya sebar. Semakin tinggi
viskositas maka semakin rendah daya sebar

36
ahasa
n
Uji tipe emulsi dengan cara pewarnaan menggunakan methylene blue dan sudan III. Suatu pewarna larut
air akan larut dalam fase berair dari emulsi dan zat warna yang larut minyak akan ditarik oleh fase minyak.
Methylen blue larut dalam air, jika dimasukkan dalam emulsi menimbulkan warna merata maka terbentuk emulsi
tipe minyak dalam air. Begitu juga untuk pewarna Sudan III larut dalam minyak, saat dimasukan kedalam sediaan
memberikan warna merata maka terbentuk emulsi tipe air dalam minyak. Hasil uji memberikan hasil yang bias
karena kekentalan dari krim sendiri sehingga kedua zat yang diuji terlihat homogen dan memberikan warna pada
sediaan. Maka dari itu dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis pada sediaan yang telah diberi methylene
blue dan sudan III. Pada pengamatan sediaan yang diberi sudan III terlihat bahwa persebaran warna tidak
merata, sedangkan pada pengamatan dengan methylene blue didapatkan persebaran warna biru yang merata
dan terlihat jelas ada butiran-butiran minyak yang terdispersi. Sehingga dapat disimpulkan sediaan krim yang
dibuat termasuk krim tipe M/A sehingga sesuai dengan spesifikasi krim yang dibuat.
Viskositas menggambarkan resistensi zat cair untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas aliran akan
semakin besar resistensinya. Viskositas sediaan semisolid menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan
karena berkaitan dengan kenyamanan penggunaan. Krim harus mudah dioleskan dan menempel pada kulit. Pada
evaluasi viskositas sediaan, secara visual dapat diketahui bahwa viskositas semakin meningkat selama proses
penyimpanan. Sediaan yang disimpan terlihat semakin padat dan mengeras. Perubahan yang terjadi disebabkan
oleh pengaruh suhu saat penyimpanan dan mengerasnya cera alba sebagai basis salep serta menguapnya air
dalam sediaan. Walaupun terjadi peningkatan viskositas, sediaan krim masih mudah untuk dioleskan dan dapat
menempel dengan baik pada kulit. Sedangkan jika diukur menggunakan alat viskometer brookfield diperoleh nilai
viskositas dengan speed 3 rpm sebesar 200,000 cps, dengan speed 6 rpm sebesar 100,000 cps, dan dengan
speed 12 rpm sebesar 50,000 cps. Nilai viskositas yang didapat menurun seiring dengan peningkatan kecepatan
alata viskometer. Hasil yang diperoleh tidak masuk dalam rentang viskositas sediaan krim yang baik.
37
ahasa
n
Uji tipe emulsi dengan cara pewarnaan menggunakan methylene blue dan sudan III. Suatu pewarna
larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi dan zat warna yang larut minyak akan ditarik oleh fase
minyak. Methylen blue larut dalam air, jika dimasukkan dalam emulsi menimbulkan warna merata maka
terbentuk emulsi tipe minyak dalam air. Begitu juga untuk pewarna Sudan III larut dalam minyak, saat
dimasukan kedalam sediaan memberikan warna merata maka terbentuk emulsi tipe air dalam minyak. Hasil
uji memberikan hasil yang bias karena kekentalan dari krim sendiri sehingga kedua zat yang diuji terlihat
homogen dan memberikan warna pada sediaan. Maka dari itu dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis
pada sediaan yang telah diberi methylene blue dan sudan III. Pada pengamatan sediaan yang diberi sudan III
terlihat bahwa persebaran warna tidak merata, sedangkan pada pengamatan dengan methylene blue
didapatkan persebaran warna biru yang merata dan terlihat jelas ada butiran-butiran minyak yang
terdispersi. Sehingga dapat disimpulkan sediaan krim yang dibuat termasuk krim tipe M/A sehingga sesuai
dengan spesifikasi krim yang dibuat.
Viskositas menggambarkan resistensi zat cair untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas aliran akan
semakin besar resistensinya. Viskositas sediaan semisolid menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan
karena berkaitan dengan kenyamanan penggunaan. Krim harus mudah dioleskan dan menempel pada kulit.
Pada evaluasi viskositas sediaan, secara visual dapat diketahui bahwa viskositas semakin meningkat selama
proses penyimpanan. Sediaan yang disimpan terlihat semakin padat dan mengeras. Perubahan yang terjadi
disebabkan oleh pengaruh suhu saat penyimpanan dan mengerasnya cera alba sebagai basis salep serta
menguapnya air dalam sediaan. Walaupun terjadi peningkatan viskositas, sediaan krim masih mudah untuk
dioleskan dan dapat menempel dengan baik pada kulit. Sedangkan jika diukur menggunakan alat viskometer
brookfield diperoleh nilai viskositas dengan speed 3 rpm sebesar 200,000 cps, dengan speed 6 rpm sebesar
100,000 cps, dan dengan speed 12 rpm sebesar 50,000 cps. Nilai viskositas yang didapat menurun seiring
dengan peningkatan kecepatan alata viskometer. Hasil yang diperoleh masih masuk dalam rentang viskositas
38
sediaan krim yang baik.
ahasa
n
Untuk bobot sediaan setelah ditimbang didapatkan hasil bobot akhir sediaan seberat 183,05 g. Bobot
sediaan yang direncanakan adalah 200 g dan pada hasil akhir terjadi pengurangan bobot sebesar 8,48 %.
Pengurangan bobot ini masih masuk dalam rentang yang diperbolehkan karena tidak lebih dari 20%.
Pada uji akseptabilitas, kriteria yang digunakan adalah kemudahan dioleskan, sensasi yang
ditimbulkan, kelembutan, kelengketan, bau sediaan, dan ada tidaknya bekas yang ditinggalkan. Kemudian
dibuat skor masing-masing kriteria. Dimisalkan pada kriteria mudah dioleskan, skor yang diberikan sebagai
berikut: 1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = cukup baik, 4 = baik, 5 = sangat baik. Subjek yang digunakan
adalah mahasiswa sebanyak 10 orang yang dipilih secara acak/random, dimana dengan usia rata-rata 20
tahun sehingga difusi obat ke dalam kulit cenderung sama. Selain itu disamakan pula tempat pengolesan
sediaan pada punggung tangan karena jumlah yang diserap untuk suatu molekul yang sama akan berbeda
dan tergantung pada susunan anatomi dari tempat pengolesan. Dari hasil yang diperoleh, dari hasil uji
aseptabilitas, dapat disimpulkan bahwa sediaan aseptabel untuk digunakan.

39
an
diperoleh hasil :
- Organoleptis :
 Warna : Putih
 Bau : Rosae (Mawar)
 Tekstur : Lembut Halus
(Memenuhi persyaratan spesifikasi sediaan awal)
- Homogenitas: Sediaan homogen
- pH : 7,31 ( Tidak memenuhi persyaratan 4,5-6,5)
- Tipe Krim : M/A (Memenuhi persyaratan)
- Viskositas : Termasuk aliran pseudoplastik, namun viskositas tidak memenuhi persyaratan
- Daya sebar : Tidak memenuhi persyaratan
- Bobot sediaan : 183,05 gram
- % Kesalahan : 8,48 %
- Asseptabilitas : Asseptible
- Kemudahan dioleskan : Baik (30%)

40
Thank You

41

Anda mungkin juga menyukai