1. Koloid Liofilik
2. Koloid liofobik
3. Koloid asosiasi/amfifil
Koloid Liofilik
• Sist yg mengandung partikel koloid yg banyak
berinteraksi dg medium dispersi dikenal sebagai
koloid liofilik ( suka Pelarut )
• Karena afinitasnya terhadap medium dispersi,
bahan-bahan tsb membentuk dispersi koloid atau
sol dengan relatif mudah
• Cara pembuatan koloid liofilik : dengan melarutkan
bahan dlm pelarut yg digunakan
• Sifat dari koloid ini ditimbulkan oleh gaya tarik-
menarik antara fase dispersi dan medium disperse
yg menyebabkan terjadinya solvasi, yaitu
melekatnya molekul solven pada molekul fase
dispersi
• Contoh : gelatin, gom, albumin, insulin, albumin
dll
Koloid liofobik
• Sist yg mengandung partikel koloid yg mempunyai
gaya tarik – menarik sangat kecil terhadap medium
dispersi ( pembenci solven )
• Sifat – sifatnya berbeda dari sifat koloid liofilik, hal
ini disebabkan karena tidak adanya lapisan solven
• yg mengelilingi partikel
Contoh : umumnya partikel anorganik yg
• terdispersi emas, perak, sulfur, perak iodida
a. Cara
Metodepembuatan :
dispersi : partikel kasar ukurannya
diperkecil
b. Metode kondensasi : bahan-bahan yg berdimensi
subkoloid (lebih kecil dari koloid) dibuat
beragregasi menjadi partikel yg ukurannya masuk
dalam ukuran koloid
Koloid asosiasi/amfifil
• Molekul atau ion amfifil atau surfaktan ditandai
dg adanya dua daerah afinitas yg berbeda yg
letaknya berhadapan didalam ion atau molekul
yg sama. Bila berada dalam medium dg
konsentrasi yg rendah amfifil akan terpisah-
pisah dg ukuran sub koloid. Jika konsentrasi
dinaikan terjadi agregasi, agregat yg
mengandung 50 atau lebih monomer misel
• Konsentrasi dimana misel terbentuk dinamakan
konsentrasi misel kritik ( kmk )
Perbandingan Tipe Koloid
Liofilik Amfifilik Liofobik
Fase terdispesi Fase terdispersi terdiri Fase terdispersi umumnya
terdiri dari dari agregasi (misel) biasanya terdiri dari molekul organic yg
dari molekul2 organik partikel anorganik, terletak dlm daerah kecil atau
ion2 yg seperti emas atau ukuran koloid mempunyai ukuran
perak
individual dibawah
ukuran koloid
Molekul fase disperse Bagian hidrofilik dan Jika ada, terjadi sedikit mengalami
solvasi, liofilik dari molekul interaksi (solvasi)
yakni molekul2 mengalami solvasi,, antara partikel2 dan tersebut
bergabung bergantung pada medium dispersi molekul2 yg
apakah medium
membentuk medium disperse air atau dispersi
bukan air
liofilik amfifilik liofobik
Molekul2 menyebar secara Agregat koloid terbentuk Bahan tidak menyebar spontan membentuk
larutan secara spontan bila secara spontan, oleh karena koloid
konsentrasi amfifil melebihi itu harus digunakan prosedur
konsentrasi misel kritis (kmk) khusus untuk menghasilkan
disperse koloid
Viskositas dr medium disperse Agregat koloid terbentuk Viskositas medium disperse biasanya
bertambah cepat secara spontan bila tidak banyak meningkat dg dg adanya fase disperse.
konsentrasi amfifil melebihi adanya partikel2 koloid Pada konsentrasi yg cukup konsentrasi misel
kritis (kmk) liofobik yg cenderung untuk tinggi, sol dapat menjadi gel.
tidak mengalami solvasi dan Viskositas & terbentuknya gel simetris
ada hubunganya dg efek
solvasi&bentuk molekul yg
biasanya sangat tidak simetris
Pada umumnya disperse Viskositas sistem miningkat dg Diapersi iofobik tidak stabil dg stabil dg
adanya elektrolit. meningkatnya konsentrasi adanya elektrolit walaupun Mereka mungkin
diendapkan amfifil, serta jumlah misel dlm konsentrasi yg sagat
pd konsentrasi tinggi dari meningkat dan menjadi tidak kecil. Ini disebabkan oleh
elektrolit yg sangat mudah simetris netralisasi muatan pada
larut. Efek ini disebabkan partikel2. Koloid liofilik memakai
suatu efek pelindung
Sifat Optik Koloid
• M : BM partikel koloid
• V : vol spesifik parsial ( cm3/g )
Tekanan Osmosis
μ : Cg . R . T
M
V = d2g ( ρ1 – ρ2 ) ω 2x
18η
• ω : kecepatan sudut
• x : jarak partikel dr pusat rotasi
• Untuk merubah kecepatan rpm :
η relatif : η : 1 + 2,5 Ø
ηo Ø : fraksi Volume
η spesifik : η – 1 Ø : vol partikel koloid
: 2,5 Ø vol total
ηo
η intrinsik :
ηspec : 2,5 Ø
Sifat Listrik Koloid