Anda di halaman 1dari 31

DISPERSI KOLOID

Apt. Wilson James Asamau, S.Farm.,M.Farm.


PENDAHULUAN

Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase
terdispers, terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium
disperse.
Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi.
Partikel-partikel koloid terdispersi (tersebar) dalam medium
pendispersinya.
 Zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat
padat, cair, atau gas.
Terdapat 8 tipe system koloid, yaitu busa (gas dalam cair), busa padat
(gas dalam padat), aerosol padat (cair dalam gas), emulsi (cair dalam
cair), emulsi padat (cair dalam padat), aerosol padat (padat dalam gas),
sol (padat dalam cair), dan sol padat (padat dalam padat).
PENGGOLANGAN SISTEM TERDISPERS
Berdasarkan ukuran diameter partikel terdispersi
Sistem Dispersi digolongkan menjadi :
• Sistem Dispersi Molekuler
• Sistem Dispersi Koloid
• Sistem Dispersi Kasar
Klasifikasi sistem disperse berdasarkan ukuran partikel
Golongan Ukuran Sifat Contoh
Dispersi Molekuler <1,0 nm Partikel tidak terlihat dlm mikroskop electron, Molekul2
dpt melewati ultrafiltrasi & membrane oksigen, ion2
semipermiabel, mengalami difusi cepat gluksa

Dispersi Koloid 0,5 μ m – 1,0 nm Partikel tidak terlihat dg mikroskop biasa Sol perak
walaupun partikel tsb dapat dideteksi dg koloidal,
ultramikroskop, terlihat dg mikroskop electron, polimer2
dpt melewati kertas saring tapi tidak dpt alam&sintetik
melewati membrane semipermiabel, difusi
berlangsung sangat lambat

Dispersi Kasar >0,5 μm Partilek terlihat dibawah mikroskop, tidak Suspensi, emulsi
dapat melewati kertas saring normal atau tidak
dpt mengalami dialisis melalui membrane
semipermiabel, partikel tidak dpt mengalami
difusi
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid
• ukuran koloid mempunyai luas permukaan yg sangat besar
dibandingkan dg luas permukaan partikel2 yg lebih besar dg
volume yg sama
• Luas permukaan yg besar dr dispersi koloid mangakibatkan
sifat-sifat unik contohnya :
 Platina efektif sebagai katalis hanya bila dlm bentuk koloid
platina hitam karena katalis bekerja dengan mengadsorpsi
rektan pada permukaannya oleh karena itu aktifitas sbg
katalis berhubungan dengan luas permukaan spesifiknya.
• Warna dispersi koloid berhubungan dengan ukuran partikel yg
ada, misalnya :
a. Emas dalam bentuk sol emas akan berwarna merah, tapi bila
ukuranya meningkat akan menjadi dispersi yg berwarna biru
b. Antimon dan arsen trisulfida berubah warnanya dari merah
menjadi kuning jika ukuran partikel berkurang
Bentuk koloid
• Bulat/bola
• Elips
• Lempengan
• Batang
• Bercabang spt akar
• Bentuk berbeda  berbeda sifat alirnya,
sedimentasi, tekanan osmotis
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid

• Karena ukuranya, partikel koloid dapat dipisahkan dari


partikel molekuler dengan relatif mudah dialysis
• Dialysis menggunakan membran semipermiabel yg
mempunyai ukuran pori-pori yg dapat menahan
lewatnya partikel koloid tetapi membiarkan molekul2
kecil dan ion-ion yg lebih kecil melaluinya.
• Ultrasfiltrasi, digunakan juga untuk memisahkan dan
memurnikan bahan koloidal dg penyedotan melalui
suatu membran dialisa yg dipasang dg penyaring
Buchner
• Elektrodialisis, pemisahan partikel koloid dr pengotor
yang bermuatan, seperti kontaminan ionik, maka ini dpt
dipercepat dg potensial listrik yg dipasang melalui
membran.
Penerapan Farmasetik dari Koloid

• Obat – obat tertentu mempunyai sifat yg tidak biasa


atau meningkat bila diformulasi dalam keadaan koloid,
misalnya :
a. Perak klorida, perak iodida, perak protein merupakan
pembunuh kuman yg efektif dan tidak menyebabkan
iritasi
b. Serbuk sulfur kasar sukar diabsorpsi bila diberika
peroral, namun sulfur koloidal dg dosis yg sama
diabsorpsi sedemikian rupa sehingga menyebabkan
reaksi toksik dan bahkan kematian
c. Tembaga koloidal digunakan dalam pengobatan kanker,
air raksa dalam bentuk koloid digunakan untuk sifilis
Tipe Koloid :

1. Koloid Liofilik
2. Koloid liofobik
3. Koloid asosiasi/amfifil
Koloid Liofilik

• Sist yg mengandung partikel koloid yg banyak


berinteraksi dg medium dispersi dikenal sebagai
koloid liofilik ( suka Pelarut )
• Karena afinitasnya terhadap medium dispersi,
bahan-bahan tsb membentuk dispersi koloid atau sol
dengan relatif mudah
• Cara pembuatan koloid liofilik : dengan melarutkan
bahan dlm pelarut yg digunakan (spontan)
• Sifat dari koloid ini ditimbulkan oleh gaya tarik-
menarik antara fase dispersi dan medium disperse yg
menyebabkan terjadinya solvasi, yaitu melekatnya
molekul solven pada molekul fase dispersi
• Contoh : gelatin, gom, albumin, insulin, albumin dll
Koloid liofobik

• Sist yg mengandung partikel koloid yg mempunyai gaya


tarik – menarik sangat kecil terhadap medium dispersi
( pembenci solven )
• Sifat – sifatnya berbeda dari sifat koloid liofilik, hal ini
disebabkan karena tidak adanya lapisan solven yg
mengelilingi partikel
• Contoh : umumnya partikel anorganik yg terdispersi
emas, perak, sulfur, perak iodida
• Cara pembuatan :
a. Metode dispersi : partikel kasar ukurannya diperkecil
b. Metode kondensasi : bahan-bahan yg berdimensi
subkoloid (lebih kecil dari koloid) dibuat beragregasi
menjadi partikel yg ukurannya masuk dalam ukuran
koloid
Koloid asosiasi/amfifil

• Molekul atau ion amfifil atau surfaktan ditandai


dg adanya dua daerah afinitas yg berbeda yg
letaknya berhadapan didalam ion atau molekul
yg sama. Bila berada dalam medium dg
konsentrasi yg rendah amfifil akan terpisah-
pisah dg ukuran sub koloid. Jika konsentrasi
dinaikan terjadi agregasi, agregat yg
mengandung 50 atau lebih monomer misel
• Konsentrasi dimana misel terbentuk dinamakan
konsentrasi misel kritik ( kmk )
Perbandingan Tipe Koloid

Liofilik Amfifilik Liofobik


Fase terdispesi umumnya Fase terdispersi terdiri dari Fase terdispersi biasanya
terdiri dari molekul organic agregasi (misel) dari terdiri dari partikel
yg terletak dlm daerah molekul2 organik kecil anorganik, seperti emas
ukuran koloid atau ion2 yg mempunyai atau perak
ukuran individual dibawah
ukuran koloid

Molekul fase disperse Bagian hidrofilik dan Jika ada, terjadi sedikit
mengalami solvasi, yakni liofilik dari molekul interaksi (solvasi) antara
molekul2 tersebut mengalami solvasi,, partikel2 dan medium
bergabung molekul2 yg bergantung pada apakah dispersi
membentuk medium medium disperse air atau
dispersi bukan air
liofilik amfifilik liofobik
Molekul2 menyebar secara spontan Agregat koloid terbentuk secara Bahan tidak menyebar secara
membentuk larutan koloid spontan bila konsentrasi amfifil spontan, oleh karena itu harus
melebihi konsentrasi misel kritis digunakan prosedur khusus untuk
(kmk) menghasilkan disperse koloid

Viskositas dr medium disperse Agregat koloid terbentuk secara Viskositas medium disperse tidak
biasanya bertambah cepat dg spontan bila konsentrasi amfifil banyak meningkat dg adanya
adanya fase disperse. Pada melebihi konsentrasi misel kritis partikel2 koloid liofobik yg
konsentrasi yg cukup tinggi, sol (kmk) cenderung untuk tidak mengalami
dapat menjadi gel. Viskositas & solvasi dan simetris
terbentuknya gel ada hubunganya
dg efek solvasi&bentuk molekul yg
biasanya sangat tidak simetris

Pada umumnya disperse stabil dg Viskositas sistem miningkat dg Diapersi iofobik tidak stabil dg
adanya elektrolit. Mereka mungkin meningkatnya konsentrasi amfifil, adanya elektrolit walaupun dlm
diendapkan pd konsentrasi tinggi serta jumlah misel meningkat dan konsentrasi yg sagat kecil. Ini
dari elektrolit yg sangat mudah menjadi tidak simetris disebabkan oleh netralisasi muatan
larut. Efek ini disebabkan pada partikel2. Koloid liofilik
memakai suatu efek pelindung
Sifat Optik Koloid

1. Efek Faraday – Tyndall


2. Pemendaran Cahaya (Light Scattering)
Efek Faraday – Tyndall

• Efek Farady – Tyndall dihasilkan


bila suatu cahaya yg kuat
disinarkan melalui suatu sol
koloidal, partikel koloid
menghamburkan cahaya ke segala
arah, sehingga partikel koloid yang
sebenarnya tidak terlihat akan
tampak sebagai titik-titik terang.
• Efek Tyndall ini dpt digunakan
untuk membedakan antara koloid
dg larutan maupun suspensi. Efek
Tyndall yang ditunjukkan oleh
larutan tidak begitu nyata. Dalam
suspensi cahaya tidak dapat
dilewatkan.
Pemendaran Cahaya (Light Scattering)

• Sifat ini berdasarkan efek Tyndall-Farady dan


merupakan metode yg banyak digunakan untuk
menentukan berat molekul koloid dan juga
digunakan untuk memperoleh informasi bentuk
& ukuran partikel
Sifat Kinetis koloid

• Sifat koloid yg berhubungan


dengan gerakan partikel
dalam medium disperse.
Gerakan itu dapat
ditimbulkan karena
pengaruh panas ( gerak
Brown, difusi, osmosis), Sifat Kinetis koloid
pengaruh gravitasi 1. Gerak Brown
(pengendapan atau 2. Difusi
sedimentasi) atau pengaruh 3. Tekanan Osmosis
dari dalam (viskositas) 4. Sedimentasi
5. Viskositas
Gerak Brown

• Gerak Brown yaitu gerakan terus-menerus secara


acak/berliku-liku dr partikel koloid dlm mediumnya.
Gerakan ini terjadi karena adanya tumbukan oleh
molekul2 pada sisi partikel yg tidak sama. Dengan
adanya gerak Brown ini maka partikel koloid
terhindar dr pengendapan karena terus-menerus
bergerak, sehingga koloid menjadi stabil.
• Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin
lambat gerak brown.
• Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi
suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik
yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak
Brown dari partikel fase terdispersinya semakin
cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka
gerak Brown semakin lambat.
• Gerak Brown dipengaruhi viskositas, semakin tinggi
viskositas gerak Brown semakin berkurang
Difusi

• Partikel – partikel secara spontan berdifusi dari


daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi
rendah sehingga kosentrasi dari sistem
seluruhnya sama
• Menurut Sutherland & Einstein difusi dpt
digunakan u mencari jari2 partikel kolid :
D : koefisien difusi
D: RT R : konstanta molar gas
6ηrN η : viskositas
T : suhu absolut
N : bil. Avogadro
r : jari-jari par. koloid
Koefisien Difusi
• Koefisien difusi dpt digunakan u mendapatkan
Bobot Molekul (BM) partikel koloid :
D : R T 3√4μN

6ηrN 3Mv

• M : BM partikel koloid
• V : vol spesifik parsial ( cm3/g )
Tekanan Osmosis

• Persamaan Van’t Hoff dpt digunakan u


menghitung BM koloid dlm larutan yg encer :

μ : c . R .T

μ : Cg . R . T
M

• Cg : massa zat terlarut


• M : BM zat terlarut (koloid )
Sedimentasi

• Kecepatan sedimentasi dinyatakan oleh hukum


Stokes :
V = d2g ( ρ1 – ρ2 )
18η
• Keterangan :
• V : kecepatan sedimentasi ( cm/detik )
• g : kecepatan gravitasi ( 980 cm/detik2 )
• d : diameter partikel ( cm )
• ρ1 : kerapatan fase disperse ( g/ml )
• ρ2 : kerapatan medium dispers ( g/ml )
• η : viskositas ( Poise )
Sedimentasi dg Sentrifugasi
• Kecepatan Sedimentasi dinyatakan :

V = d2g ( ρ1 – ρ2 ) ω2x
18η

• ω : kecepatan sudut
• x : jarak partikel dr pusat rotasi
• Untuk merubah kecepatan rpm :

Kec. Sudut (ω ): x rpm . 2 μ . ( 1 )


60 dt2

• Percepatan sudut : ω2. x ≈ g


Viskositas

• Viskositas adalah suatu pernyataaan tahanan untuk


mengalir dari suatu sistem yg mendapat suatu tekanan
• Makin kental suatu cairan makin besar gaya yg
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu
• U dispersi koloid encer viskositas :
η dispersi : ηo ( 1 + 2,5 Ø )

η relatif : η : 1 + 2,5 Ø
ηo Ø : fraksi Volume
Ø : vol partikel koloid
η spesifik : η – 1 : 2,5 Ø vol total
ηo
η intrinsik : ηspec : 2,5 Ø
Sifat Listrik Koloid

• Sifat koloid yg tergantung pada, atau


dipengaruhi oleh adanya muatan listrik pada
permukaan partikel. Cara partikel memperoleh
muatan :
a. Partikel mengadsorpsi spesies ionik tertentu
dari larutan
b. Muatan partikel timbul dari ionisasi gugus
(seperti COOH) yg mungkin terjadi pada
pemukaan partikel
Stabilitas Sistem koloid

• Koloid gas dan kebanyakan koloid cairan tidak


mengendap dalam waktu yang sangat lama
(berarti koloid ini stabil). Stabilitas sistem koloid
disebabkan :
a. Gerak Brown
b. Adsopsi
c. Koloid pelindung
Gerak Brown

Kestabilan koloid ini


disebabkan karena adanya
gerak Brown. Meskipun
telah sampai ke dasar
tempatnya, partikel koloid
dapat naik kembali dan
terus bergerak dalam
mediumnya.
Adsorpsi Ion
• Penyebab lainnya karena umumnya partikel koloid
mengadsorpsi ion. Partikel koloid yang sama akan
mengadsorpsi ion-ion yang sejenis, sehingga partikel-
partikel koloid itu saling tolak-menolak karena
pengaruh ion sejenis yang telah diadsorpsi. Partikel
koloid sebenarnya tidak bermuatan listrik (netral).
Peristiwa elektroforesis dapat digunakan untuk
mengetahui jenis muatan ion yang diadsorpsi koloid.
Jika koloid mengumpul pada elektroda negatif, berarti
koloid telah mengadsorpsi ion positip, dan sebaliknya.
Koloid Pelindung
• Kestabilan koloid dapat juga disebabkan adanya
adsorpsi molekul atau koloid yang lain (koloid
protektif/pelindung). Emulsi dapat terbentuk
karena adanya koloid lain
(emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi
Kerusakan Koloid
Sec. Kimia Sec. Fisika
• Secara fisika koagulasi
• Secara kimia koagulasi partikel koloid
koloid dapat terjadi
dapat terjadi karena ion-ion yang telah
karena pemanasan
diadsorpsi partikel koloid dilucuti atau
atau pendinginan.
dinetralkan.
• Misalnya dengan cara elektrolisis atau
dicampurkan elektrolit/ion yang
muatannya berlawanan.
• Cara lain yaitu dicapur dengan koloid lain
yang telah mengadsorpsi ion yang
muatannya berlawanan. Ion-ion itu akan
saling tarik menarik dengan membawa
serta partikel koloid yang
mengadsorpsinya.

Anda mungkin juga menyukai