Anda di halaman 1dari 50

DISPERSI

KOLOID
WINDAH ANUGRAH
SUBAIDAH
BAHASAN
Pengertian sistem dispersi
Penggolongan sistem dispersi berdasarkan ukuran partikel

Tipe sistem koloid


Sifat sistem koloid
Sifat antarmuka partikel tersuspensi
Teori emulsifikasi
Pendahuluan

Coarse dispersi Dispersi Koloidal Larutan nyata


>500 nm , 1-500 nm
Cth : Emulsi dan
Larutan nyata : campuran
suspensi
dua atau lebih komponen
yang homogen. 
partikel dissolve , tidak
menghamburkan cahaya.
Perbedaan : ukuran fase dan
bukan pada komposisinya
DARAH

• Medium dispersi : Plasma (air ̴ 90%)


• Molecullar dispersion : Peptida, nutrien
dan glukosa
• Coarse dispersion : Oksigen yang dibawa
oleh sel darah merah, diameter : ̴ 6µm,
lebar : ̴ 2µm
• Colloidal dipersion : Serum albumin
(true sollution in water) ukuran partikel
> 1nm
Contoh : Sistem dispersi
yang kompleks : DARAH
Penggolongan
Koloid
Berdas arkan Ukuran
Partikel
Metode Pemisahan
• Berdasarkan ukuran partikelnya koloid dapat dipisahkan.
Teknik Pemisahan : Dialisis
• Prinsipnya : menggunakan memberan semipermiabel
(collodion or Cellophane), ukuran pori akan mencegah
partikel yang besar untuk lewat. Partikel yang kecil seperti
urea, glukosa dan NaCl.
Tipe Sistem Koloid
• Lyophilic Colloids
• Lyophobic Colloids
• Association or amphiphilic colloids
Lyophilic Colloids
• Sistem partikel koloid yang berinteraksi dengan
medium pendispersi. Ketika ditambahkan
medium pendispersi yang sesuai maka akan
terjadi gaya tarik menarik yang kuat diantara
medium dan koloid. Solvation (molekul solvent
terattach  molekul fase dispersinya.
• Contoh : molekul Organik : gelatin, acacia, insulin,
albumin, rubber, dan polystyrene.
• Pembuatan : Dicampurkan dengan medium
pendispersi
Lyophobic Colloids
• Sistem partikel koloid yang gaya tarik antara
koloid dan mediumnya kecil.
• Perbedaan dengan liofilik  tidak ada sheath
(Cover) disekitar partikel.
• Contoh : Koloid inorgani dalam air, emas,
perak, sulfur, perak iodida
• Pembuatan : Dispersi dan kondensasi
Association or amphiphilic colloids
• amphiphilic colloids = surface active agents =
Surfaktan.
• Cirinya memiliki dua afinitas yang berbeda dalam
satu molekul atau ion. (Gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik)
• Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang
suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar
yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian
polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif,
negatif atau netral.
• Dalam media yang konsentrasi rendah
ampifilik terpisah dan berukuran
subcolloidal.
• Konsentrasi dinaikan  agregasi.
• Agregasi >50 monomer = micelles
• Diameter 50 amstrong  coloid.
• Konsentrasi terbentuknya micelles = Critical
micelle concentration (CMC).
• Jumlah monomer yang teragregasi untuk
membentuk misel disebut aggregation
number of micelle
Jenis Ampifilik
• Ampifilik anionik, ampifilik yang bagian
alkilnya terikat suatu anion.
• Ampifiliki kationik, ampifilik yang bagian
alkilnya terikat suatu kation.
• Ampifilik nonionik, ampifilik yang bagian
alkilnya tidak bermuatan.
• Ampifilik amfoter (zwitterionic) , surfaktan
yang bagian alkilnya mempunyai muatan
positif dan negatif.
Bentuk Micelle
Perbedaan Sifat Tipe Koloid
Lyophilic Ampifilik Lyophobic
Lyophilic Ampifilik Lyophobic
Sifat Optik Koloid
• Tyndal effect
• Light scattering
Tyndall Effect

Ketika cahaya melewati


dispersi koloid dan
partikel koloid
menyebabkan
penghamburan cahaya.
Light scattering
• Sifat ini bergantung pada efek tyndall dan
digunakan untuk menentukan bobot molekul
koloid
• Dapat digunakan untuk menentukan bentuk
dan ukuran partikel
• Sifat penghamburan disebut juga turbidity.
Sifat Kinetik Koloid
• Brownian movement
• Diffusion
• Osmosis
• Sedimentasi
• Viskositas
Brownian movement
• Robert Brown (1927) mengamati partikel
koloid yang menunjukan gerakan acak pada
garis lurus.
• Brownian movement = gerakan zig-zag terus
menerus dari partikel koloid pada garis lurus
Difusi
• Difusi = Perpindahan partikel dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
• Berdasarkan Fick’s first law : jumlah dq dari zat yang
mendifusi dalam waktu dt melalui bidang luas S adalah
berbanding langsung dengan konsentrasi dc terhadap
jarak yang ditempuh dx.

• Koefisien difusi : Jumlah bahan yang mendifusi


persatuan waktu melewati suatu satuan luas
Tekanan Osmotik
• Tekanan osmotik dari koloid di deskripsikan
dengan persamaan Van’t Hoff.
• Menentukan Berat molekul  c = cg/M. cg =
gram zat terlarut/L, M = Berat molekul
Untuk larutan encer

Konsentrasi tinggi dan


interaksi nyata

BM tidak bergantung pada


pelarut yang digunakan
Sedimentasi
• Kecepatan Sedimentasi diberikan oleh hukum
stokes : Keterangan :
v = Kecepatan sedimentasi
ρ = Kerapatan partikel
ρ = Kerapatan partikel medium
η = viskositas
g = gravitasi
Batas ukuran partikel = 0.5μm.

Gerakan Dibutuhkan gaya yang besar


Mengurangi endapan untuk mengukur sedimentasi
brown
 ultrasentrifuge

Kirschbaum menggunakan ultrasentifuge untuk


mengukur sifat micelar obat. Contoh :
Penentuan berat molekul antibiotik miselar
nyata
Viskositas
• Viskositas = pernyataan tahanan untuk mengalir dari
suatu sistem dibawah stress yang digunakan.
• Semakin kental suatu cairan maka semakin besar
kekuatan yang diperlukan untuk digunkaan supaya
cairan tersebut mengalir dengan laju tertentu.
• Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh bentuk
partikel fase dispers. Spherocolloid  viskositas yang
relatif rendah. Partikel-partikel linear  Kental.
• Digunakan untuk menentukan berat molekul rata-rata
dari hidroksietilamilum, dekstran, dan preparat-
preparat gelatin yang digunakan dalam plasma
ekspander
Contoh Aplikasi
• Ultracentrifugation, light scattering, x-ray
analysis  menentukan sifat struktur
tyrothricin (Campuran antibiotik gramicidin
dan tyrocidin B).
• Molekular agregat  BM = 28.600 dalton,
Panjang = 170 Amstrong, diameter = 30
Amstrong.
Fenomena Elektrokinetis
• Elektroforesis = pergerakan suatu partikel
yang bermuatan melalui suatu cairan dibawah
pengaruh suatu perbedaan potensial
• Elektroosmosis = cairan bergerak melalui
suatu sumbat atau membran yang
diseberangnya digunakan suatu potensial.
• Potensial sedimentasi = pembentukan
potensial bila partikel-partikel mengalami
sedimentasi
Sifat Antarmuka Partikel Tersuspensi
• Partikel suspensi dikecilkan ukuran partikel 
luas pemukaan membesar = sistem tidak stabil
secara termodinamika
• Artinya= partikel berenergi tinggi dan
cenderung untuk mengelompok kembali.
• Sehingga partikel membentuk flokulasi =
gumpalan lunak dan ringan yang bersatu
karena ada gaya van der waals yang lemah.
Sifat Antarmuka Partikel Tersuspensi
• Energi bebas permukaan ΔG diperoleh dengan
membagi zat padat menjadi partikel-partikel
kecil sehingga luas permukaan meningkat ΔA.
ϒSL = tegangan antarmuka antara medium cari
dan padat

• Kestabilan ΔG = 0
Sifat Antarmuka Partikel Tersuspensi
• Gaya pada permukaan suatu partikel
mempengaruhi derajat flokulasi dan
penggumpalan dalam suatu suspensi
• Gaya tarik menarik = gaya london –van der waals
• Gaya tolak menolak = lapisan listrik rangkap
• Flokul energi barier tinggi untuk diatasi dan
partikel yang saling berdekatan memiliki nilai
minimum. Jarak antara satu partikel dan yang lain
1000-2000 amstrong
Kurva potensial energi interaksi partikel dalam
suspensi
Sifat Antarmuka Partikel Tersuspensi
• Partikel yang terflokulasi terikat lemah,
mengendap cepat, tidak membentuk suatu
cake . Dengan mudah tersuspensi kembali
• Partikel deflokulasi mengendap perlahan-
lahan dan akhirnya membentuk agregasi,
membentuk cake yang keras dan sulit
disuspensikan kembali
Teori Emulsifikasi
• Emulsi dapat dibuat menggunakan beberapa
agent pengemulsi.
• 2 jenis cairan yang tidak dapat bercampur diaduk
 droplet kecil. Tanpa emulgator menyatu
kembali  gaya kohesi > gaya adhesi.
• Gaya kohesi  tegangan antarmuka pada dua
batas cairan tersebut.
• Untuk menghindari koalesense  agent
pengemulsi .
Tiga kelompok agent pengemulsi
• Surfaktan, mengadsorbsi pada permukaan
minyak-air untuk membentuk monomolekuler
film dan mengurangi tegangan antarmuka
• Koloid hidrofilik akan membentuk
multimolekular film disekitar tetesan dispersi
pada tipe emulsi o/w
• Terbagi kedalam partikel padat yang teradsorbsi
pada permukaan antara dua fase cair yang tidak
bercampur dan membentuk lapisan film disekitar
globul dispersi.
Monomolekular
• Surfaktan mengurangi tegangan antarmuka
disebabkan adsorbsi pada minyak-air
antarmuka membentuk monomolekular film.
• Tetesan dispersi dikelilingi oleh monolayer
yang mencegah koalesense antara dua tetesan
yang berdekatan
• Pada prakteknya digunakan dua jenis
surfaktan: emulgator hidrofilik di fase air dan
emulgator hidrofobik pada fase minyak
Contoh kombinasi
emulagator
Ketika hidrofilik tween dikombinasikan
dengan lipofilik span
• Bagian hidrokarbon span 80
berada di globul minyak dan
bagan sorbitan berada di fase
air. kepala span mencegah
ekor hidrokarbon mendekat
di fase minyak.
• Ketika tween 40
ditambahkan ekor
hidrokarbon berada di
minyak dan rantai polixetilen
berada di air.
• Dapat dilihat tween 40
berada diantara 2 molekul
tween
Multimolekular
• Agen pengemulsi (emulgator)  koloid lipofilik
• Berbeda dengan surfaktan :
1. Tidak cukup untuk menurunkan tegangan
antarmuka
2. Membentuk multimolekular pada antarmuka.
• Mekanisme kerjanya membentuk film yang kuat
dan mencegah koalesense
• Hidrofilik  Tipe emulsi o/w
Solid-particle absorption
• Partikel halus yang terbasahi oleh sejumlah baik
minyak dan air sampai derajat tertentu dapat
berperan sebagai emulgator
• Mekanismenya berdasarkan barier sterik oleh
partikel padat yang teradsorbsi pada antarmuka
miyak-air
• Serbuk yang dibasahi oleh air lebih cendrung
membentuk tipe o/w. serbuk yang mudah
dibasahi oleh minyak akan membentuk tipe w/o

Anda mungkin juga menyukai