a. Minyak Kelapa
b. Minyak Sawit
c. Minyak Wijen
d. Mentega
e. Lilin
f. Gliserol
g. Akuades
4.2.2 Tes Kolorimetri
a. Minyak Kelapa
b. Minyak Sawit
c. Minyak Wijen
d. Mentega
e. Lilin
f. Gliserol
g. Akuades
4.3 Pembahasan
Salah satu cara mengidentifikasi gliserol dalam suatu sampel adalah dengan
tes akrolein. Sampel yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak
wijen, mentega, lilin, gliserol, dan akuades. Pada tes ini gliserol diidentifikasi dengan
cara penambahan KHSO4 ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel. Penambahan
atau lipid. Dengan penambahan KHSO4 lipid akan terhidrolisis menjadi asam lemak
penambahan KHSO4, setiap tabung ditutup dengan aluminium foil supaya saat
larutan dipanaskan baunya tidak habis menguap. Kemudian dilakukan pemanasan
menghilangkan kadar air. Akrolein yang terbentuk ditandai dengan timbulnya bau
tengik.
Pada hasil percobaan, dapat diketahui sampel minyak dan lemak yang
mengandung gliserol dengan mengamati bau yang dihasilkan. Dari hasil percobaan
didapatkan urutan ketajaman bau tengik dari yang paling tengik sampai yang tidak
tengik, yaitu minyak kelapa dan minyak sawit > gliserol dan minyak wijen > lilin
> mentega > akuades. Kekuatan bau tengik tersebut didasarkan pada kandungan
semakin kuat bau tengik yang dihasilkan. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa
bau gliserol tidak terlalu tengik, hal ini bertentangan dengan teori dimana seharusnya
gliserol yang memiliki bau tengik paling kuat. Hal ini mungkin terjadi karena
kesalahan pada saat pengujian dimana jumlah penambahan KHSO4 terlalu sedikit
dan KHSO4 tidak larut sempurna. Selain itu, pada hasil percobaan diperoleh bau
tengik pada lilin, hal ini juga bertentangan dengan teori dimana lilin tidak
mengandung gliserol karena pada saat dihidrolisis lilin hanya menghasilkan asam
lemak dan alkohol. Hal ini mungkin disebabkan oleh sampel lilin yang telah
sampel dengan uji positif berupa adanya perubahan warna hijau zamrud pada sampel.
Sampel minyak dan lemak yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak sawit,
minyak wijen, mentega, lilin, dan gliserol, serta akuades sebagai kontrol negatif.
Pada tes ini dilakukan penambahan NaOCl 2% yang berfungsi untuk mereduksi
kelebihan lemak sehingga gliserol terbentuk. Setelah itu didiamkan selama 3 menit
supaya NaOCl larut dengan sempurna. Kemudian ditambahkan HCl pekat sebagai
asam. Setelah pemanasan, ditambahkan larutan α-naftol 0,1% yang berfungsi untuk
mampu memisahkan gugus yang terikat pada -OH sehingga gugus benzena yang
terikat pada α-naftol bisa berikatan dengan gugus -OH yang ada pada gliserol dan
Pada hasil percobaan diperoleh hasil bahwa semua sampel yang diuji tidak
mengandung gliserol. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya larutan berwarna
hijau zamrud. pada minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen dan gliserol
berwarna coklat Hal ini tidak sesuai teori karena seharusnya terbentuk warna hijau
zamrud karena mengandung gliserol. mentega, aquades dan lilin berwarna kuning
yang menunjukkan bahwa tidak mengandung gliserol. Hasil percobaan ini sesuai
dengan teori dimana sampel yang tidak mengandung gliserol tidak akan membentuk
5.1 Kesimpulan
1. Pada tes akrolein, minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen, mentega,
2. Pada tes kolorimetri semua sampel (minyak kelapa, minyak sawit, minyak
wijen, mentega, lilin, gliserol, dan aquades) tidak memberikan uji positif
5.2 Saran
Alat dan bahan pada laboratorium sebaiknya lebih dilengkapi lagi untuk
bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, I., Nurbayti, S. dan Suwandari, J., 2013, Pembuatan Gliserol dengan Reaksi
Hidrolisis Minyak Goreng Bekas, Chemistry Program, 6(1): 19-25.
Handoko, D.S.P., Narsito., Dwi.T., 2009, Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah
Menggunakan Adsorben H5-NZA dalam Reaktor Sistem Fluid fixed bed,
Jurnal Ilmu Dasar, 10(2): 121-132.
Hart, H., Craine, L. E. dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik, Edisi Kesebelas,
Erlangga, Jakarta.
McMurry, J., Castellion, M., Ballantine, D. S., Hoeger, C. A., dan Peterson, V. E.,
2007, Fundamentals of General, Organic and Biological Chemistry, Sixth
Edition, Prentice Hall, New York.
Santos, M. F. G., Marmesat, S., Brito, E. S., Alves, R. E., dan Dobarganes, M. C.,
2013, Major Components in Oils Obtained from Amazonian Palm Fruits,
Grasas Aceites Journal, 64(3): 328-334.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Tes Akrolein
sebanyak 1 mL.
maksimal 10 menit.
Hasil
2. Tes Kolorimetri