O
lawsona
OH
H3C OH HO CH3
OH
[7]sirkulena
CH3
KLASIFIKASI SENYAWA POLISIKLIS
SENYAWA
POLISIKLIS
AROMATIS
KEAROMATISAN
NON AROMATIS
HOMOSIKLIS
JENIS ATOM
PENYUSUN
HETEROSIKLIS
ORTHO
TERPADU BERJEMBATAN
CARA SPIRO
PENGGABUNGAN
CINCIN
JEMBATAN TANPA ANGGOTA
TERPISAH
JEMBATAN BERANGGOTA
Contoh senyawa polisiklis aromatis dan nonaromatis
jembatan
1 anggota kepala jembatan
jembatan
2 anggota
jembatan 3 anggota
bisiklo[3.2.1]oktana
CH
H2C CH 2
CH
1 5
H3C 1
2 2
6 7 OH
4
4
3 5 8 3
bisiklo[2.2.1]hept-2-ena 5-metilbisiklo[2.2.2]oktan-2-ol
Sistem trisiklis, atau tetrasiklis dinamakan dengan
terlebih dahulu menetapkan sistem bisiklis utama,
yaitu sistem dengan tiga jembatan terpanjang. Lokasi
jembatan tambahan ditunjukkan dengan angka
superskrip pada angka yang menyatakan jembatan
tambahan.
10
7
4 9 6
5 7 5
3
1 1
6 2 4
2 8
11
3
trisiklo[2.2.1.0 2.6 ]heptana trisiklo[4.2.2.1
2.8
]undekana
TATANAMA SENY POLISIKLIS AROMATIS
Sistem cincin senyawa polisiklis aromatis mempunyai
nama khusus yang bersifat individual.
penomoran ditetapkan berdasarkan perjanjian, dan
tidak berubah dengan adanya substituen.
8 1 8 9 1
7 2 7 2
6 3 6 3
5 4 5 10 4
naftalena antrasena
6
9 8
5 7 10 7
4
8 6
3
1
2 9 2 5
1 10
3 4
fenantrena pirena
Pada naftalena monosubstitusi, posisi substituen dapat juga
dinyatakan oleh huruf Yunani. Posisi yang berdekatan dengan
karbon-karbon pertemuan cincin disebut posisi , sedangkan
pada posisi berikutnya adalah posisi .
SO 3H
NO 2
Cl
nitro naftalena
asam m-kloronaftalensulfonat
(m = meta )
CH 3 CH 3
CH 3
2-metil-9-vinilfenantrena
3-isobutil-1-metilnaftalena 9,10-dimetilantrasena
STRUKTUR NAFTALENA
10 atom C menggunakan orbital hibrida sp2.
Orbital sp2 membentuk struktur segitiga datar dengan
besar sudut sama, yaitu 120o, jadi stuktur naftalena
berupa cincin datar.
jumlah elektron pada naftalena adalah 10. Hal
tersebut memenuhi aturan Huckel untuk n = 2
H H
o
H 120
H
o
120 120o
H H
H H
Dalam benzena, semua panjang ikatan C-C sama, akibat proses
delokalisasi atau resonansi ikatan yang sempurna.
Dalam senyawa polisiklis aromatis, panjang ikatan karbon-karbon tidak
semuanya sama.
o o dari tiga struktur resonansi naftalena, dua diantaranya
1,42 A 1,36 A
menunjukkan ikatan rangkap pada karbon 1- karbon 2
o
1,40 A
o
1,39 A
Panjang ikatan C-C dalam alkana = 1,54 Ǻ
Panjang ikatan C=C dalam alkana = 1,34 Ǻ
Panjang ikatan C-C dalam benzena = 1,40 Ǻ
Br
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
Br2, FeBr3
Pada naftalena,
substitusi elektrofilik 1-bromonaftalena
dapat berlangsung
NO 2
pada posisi (1)
atau (2), walaupun HNO 3, H2SO4
80oC
asam 1-naftalenasulfonat
O O CCH3
CH3CCl, AlCl3
1-asetilnaftalena
MEKANISME SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
E
H E
+ E+
lambat + cepat
+ H+
elektrof il
zat antara
Bila dibandingkan dengan benzena, maka zat antara pada substitusi elektrofilik naftalena
lebih disukai atau berenergi lebih rendah, karena masih mempunyai struktur cincin benzena
yang utuh, jadi substitusi elektrofilik pada naftalena lebih mudah dari benzena.
H E
H E
E+ memerlukan 25 kkal untuk merusak sebagian
+
kearomatisan naftalena
SUBSTITUSI α ATAU β ?
Struktur-struktur resonansi zat antara untuk substitusi :
Jumlah struktur
H E H E H E resonansi zat
+ antara substitusi
+ dan sama.
Struktur resonansi
+ zat antara yang
keduany a masih mempertahankan struktur benzena,
sehingga merupakan peny umbang utama kestabilan zat antara
menghasilkan
H E substitusi pada
H E
posisi
+ mempunyai dua
struktur benzenoid
+ , dan jika substitusi
berlangsung pada
Struktur-struktur resonansi zat antara untuk substitusi :
posisi , hanya
terdapat satu
+ H H H struktur resonansi
benzenoid.
E E E Struktur zat antara
+ + substitusi lebih
hany a terdapat satu y ang stabil dari
mempertahankan struktur benzena substitusi .
substitusi
H + H naftalena pada
posisi lebih
E E disukai dari
+ substitusi pada
posisi .
SULFONASI NAFTALENA
Pada temperatur tinggi (160oC), naftalena dapat disulfonasi pada posisi ,
sedangkan pada temperatur rendah, naftalena tersulfonasi pada posisi .
Asam 1-naftalenasulfonat merupakan produk kendali kinetika. asam 2-
naftalensulfonat merupakan produk kendali termodinamika.
SO3H
SO3H
80oC
91 % 9%
asam 1-naf talenasulf onat asam 2-naf talenasulf onat
+ SO3
SO3H
SO3H
160 oC
15 % 85 %
asam 1-naf talenasulf onat asam 2-naf talenasulf onat
SULFONASI NAFTALENA
o
pada 160 C reaksi lebih banyak yang mengikuti jalur ini
G ±
G ±
SO3H G
asam 1-naftalensulfonat
lebih stabil dari asam 2-
naftalensulfonat., karena
pada asam 1-
naftalensulfonat gugus
sulfonat yang berukuran
besar berada pada posisi
lebih sesak.
AlCl 3
CS 2
O
+ RCCl O
C
AlCl 3 R
PhNO 2
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK KEDUA
Faktor yang dipertimbangkan :
sifat substituen yang telah terdapat pada naftalena, substituen yang
merupakan gugus pengaktivasi cincin akan mengaktifkan cincin
terutama pada cincin tempat terdapatnya gugus pengaktivasi
tersebut. Dengan demikian posisi substitusi kedua akan berlangsung
pada cincin yang mengikat substituen pertama. Sebaliknya,
substituen yang bersifat mendeaktivasi cincin akan mendeaktivasi
cincin terutama pada cincin tempat terikatnya substituen tersebut.
Oleh karena itu, serangan elektrofilik akan lebih memilih pada cincin
yang tidak terdapat substituen.
posisi substituen pada naftalena. Bila naftalena telah mengikat suatu
gugus pengaktivasi pada posisi 1, maka sebagian besar substitusi
berlangsung pada posisi 4, tetapi bila gugus pengaktivasi tersebut
berada pada posisi 2, maka sebagian besar substitusi berlangsung
pada posisi 1. Pada kondisi naftalena telah mengikat suatu gugus
pendeaktivasi pada posisi 1, maka substitusi berlangsung pada
posisi 8, sedangkan bila gugus pendeaktivasi tersebut terikat pada
posisi 2, maka substitusi sebagian besar berlangsung pada posisi 5.
GUGUS PENGAKTIVASI PENDEAKTIVASI CINCIN
NO 2
HNO 3, H2SO 4 +
posisi para,
tidak sesak
NO 2
banyak sedikit
Struktur-stuktur resonansi zat antara substitusi para Struktur-stuktur resonansi zat antara substitusi ortho
OH OH OH OH OH
NO 2 OH
NO 2 NO 2
+ +
H H H
+ +
+ +
H NO 2 H NO 2 H NO 2
OH
OH OH NO 2 OH
OH NO 2
+ + +
H
H
+ +
H NO 2 H NO 2 H NO 2
Posisi 2
Br
OH OH OH OH
Br 2, FeBr 3
+ +
Br Br
paling banyak sedikit sangat sedikit
Substituen pertama : gugus pendeaktivasi
Posisi 1
Struktur-struktur resonansi zat antara substitusi 8: Struktur-struktur resonansi zat antara substitusi 5:
NO 2 NO 2 NO 2 NO 2
NO2 H NO2 NO2 H NO2 NO2 H NO2 +
NO2 H NO2
+ +
+ + + +
+ H NO 2 H NO 2 H NO 2 H NO 2
-
O O
tolak menolak +
NO2 H NO2 NO2 H NO2 NO2 H NO2 muatan positif N NO 2 NO 2
+
+ +
+
+ +
H NO 2 H NO 2 H NO 2
Posisi 2 Br
SO3H SO3H SO3H
Br2, FeBr3
+
banyak sedikit
SUBS. ELEKTROFILIK ANTRASENA DAN FENANTRENA
1 10
E
2 9
3 + E+
8
4
5 7
6
REAKSI ADISI
Reaksi adisi pada senyawa polisiklis aromatis
berlangsung jauh lebih mudah daripada reaksi adisi
pada benzena
Na, etanol
Na, etanol
Pt
225oC, 35 atm
reaksi adisi pada antrasena dan fenantrena seringkali
ditemukan berlangsung pada posisi 9 dan 10.
Reaksi brominasi fenantrena
Br 2
Br
Br
O
O
+ O O
O O
maleat anhidrida
REAKSI OKSIDASI
reaksi oksidasi pada senyawa aromatis polisiklis lebih mudah berlangsung
daripada benzena. Reaktivitas yang lebih besar tersebut disebabkan oleh
senyawa polisiklis aromatis dapat bereaksi hanya pada salah satu cincin,
sehingga masih mempunyai setidaknya satu cincin benzena yang masih utuh,
baik dalam struktur zat antara maupun produknya.
Kation benzilik, anion benzilik, dan radikal bebas benzilik semuanya
terstabilkan secara resonansi dengan cincin benzena. Akibatnya posisi
benzilik merupakan letak kereaktivan dalam berbagai reaksi, termasuk
oksidasi. Semua senyawa polisiklik aromatis, apapun jenis alkilnya, dapat
dioksidasi pada posisi benzilik menghasilkan gugus karboksil.
O
O
COH
V2O5 -H2O
udara
O
kalor
COH
O
O
asam o-ftalat anhidrida asam ftalat
OKSIDASI NAFTALENA TERSUBSTITUSI
Naftalena tersubstitusi dapat dioksidasi pada
bagian cincin yang lebih aktif.
NO 2 O NO 2
CrO 3
CH 3CH 2OH
HOC
HOC
1-nitronaf talena
O
asam 3-nitro-1,2-f talat
NH 2 O
CrO 3
CH 3CH 2OH
COH
COH
1-naf tilamina
O
asam o-ftalat
O
OH CrO 3
CH 3CH 2OH
COH
naf tol
COH
O
asam o-ftalat
OKSIDASI NAFTALENA TERSUBSTITUSI
Walaupun oksidasi pada umumnya berlangsung hingga tingkat oksidasi tertingginya
(menjadi gugus –COOH), tetapi bila kondisi reaksi dikendalikan (suhu dan tekanan
diperendah), maka oksidasi dapat berlangsung hingga pembentukan gugus
karbonil (C=O). Misalnya, naftalena dapat diubah menjadi 1,4-naftokuinon.
Perhatikan bahwa posisi aktif reaksi tetap pada posisi karbon benzilik.
Pengendalian kondisi reaksi hingga tercapai kondisi yang lunak, juga dapat
mengoksidasi gugus hidroksi yang terikat pada senyawa polisiklis aromatis menjadi
gugus karbonil, sehingga dihasilkan suatu kuinon
O
CrO 3 OH O
H2SO4
OH O
[O]
kondisi lunak
O
1,4-naftakuinon
O OH O
CrO 3
H2SO 4
[O]
kondisi lunak
O
9,10-antrakuinon O
OH
CrO 3 OH O
H2SO 4 [O]
kondisi lunak
O HO O
O
9,10-fenantrakuinon