Anda di halaman 1dari 29

KELARUTAN

FASE DALAM
CAIRAN
TIARA SYARIANI RIZKI PUTRI
204840135
FARMASI TINGKAT 1
KELARUTAN FASE DALAM CAIRAN
1. Kelarutan gas dalam cairan
2. Kelarutan cairan dalam cairan
3. Kelarutan zat dalam cairan
PENGERTIAN LARUTAN
Merupakan suatu campuran dari dua atau lebih komponen yang
membentuk suatu dispersi molekul yang homogen
KOMPONEN LARUTAN
Larutan terdiri dari komponen yaitu zat yang terlarut (solute) dan zat
yang melarutkan (solvent)
JENIS ZAT TERLARUT
• Elektrolit
Zat yang membentuk ion dalam larutan, serta mampu menghantarkan
listrik
Terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah
• Non elektrolit
Zat yang tidak menghantarkan listrik dan tidak menghasilkan ion bila
dilarutkan dalam air
KELARUTAN
• Jumlah mL pelarut dimana akan larut satu gram zat terlarut (USP)
• Konsentrasi zat terlarut didalam larutan jenuhnya pada suhu dan
tekanan tertentu
• Satuan bagi kelarutan secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
molalitas, molaritas, persentase
KONSENTRASI
Konsentrasi suatu larutan menyatakan jumlah solute yang terlarut dalam
pelarut (solvent)
JENIS LARUTAN
• Larutan Jenuh
Adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal
yang dapat terlarut.
• Larutan Hampir Jenuh/Tidak Jenuh
Adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah dibawah
jumlah maksimal yang dapat terlarut
• Larutan Lewat Jenuh
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
• Jumlah gas terlarut apabila berada dalm kesetimbangan dengan gas
murni diatas larutan.
• Dipengaruhi oleh Temperatur, Tekanan, adanya zat terlarut lain, dan
adanya Reaksi Kimia
• Hk. Henry
• C2 = σ p
• Kelarutan gas ~ P
• Kelarutan gas ~ 1/T
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEKANAN PARSIAL
• Hk. Henry
• c=kP

• c = Kelarutan Gas (M)


• k = Konstanta
• P = Tekanan parsial gas

• Konstanta Henry (25°C), k


• N28.42 •10-7 M/mmHg
• O21.66 •10-6 M/mmHg
• CO2 4.48 •10-5 M/mmHg
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR
• Temperature ↑ Kelarutan Gas ↓
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH ZAT LAIN
• Gas dibebaskan dari pelarut yang melarutkannya dengan adanya
penambahan senyawa elektrolit seperti NaCl atau terkadang dengan adanya
senyawa non elektrolit yang sangat polar seperti sukrosa

• Fenomena ini dikenal dengan istilah Salting Out.

• Fenomena ini terjadi dengan adanya interaksi tarik menarik antara ion garam
atau ion dari senyawa non elektrolit yang sangat polar terhadap molekul air,
sehingga mengurangi kerapatan molekul air yang mengelilingi molekul gas.
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
• Hk. Raoult
• Penyimpangan negatif, adanya ikatan hidrogen
• Penyimpangan positif, adanya asosiasi molekul salah satu senyawa
untuk membentuk dimer atau polimer
• Dipengaruhi oleh Temperatur dan Penambahan Zat Asing
• Campuran air fenol, penambahan Naftalen 0,1M menaikan Tkm 20C,
KCl 0,1M menaikan TKM bC, asam suksinat/Na oleat menurunkan
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR
• Contoh ;
• Dalam sistem campuran fenol dalam air
• Temperatur ↑, Ketercampuran ↑ sampai pada Temperatur kritis larutan.
Pada temperatur ini tercapai kehomogenan campuran atau terbentuk
sistem satu fase
• Diagram Hubungan antara Temperatur dan Komposisi Triethylamine
dalam Air

• Sistem ini menunjukan Titik Kritis minimum pada 292 K


KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
• JIka zat lain yang ditambahkan hanya larut dalam salah satu dari
pelarut, ketercampuran dua cairan akan menurun (Salting out)

• Jika zat lain yang ditambahkan larut dalam kedua cairan dengan
kelarutan yang hampir sama, ketercampuran antara kedua cairan akan
meningkat
• Contoh; penambahan AS. Suksinat atau Na-Oleat dalam campuran
fenol-air meningkat ketercampuran dari kedua cairan (salting in)
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIR
• Kelarutan Zat Padat Dalam Air Dipengaruhi oleh :
• Temperatur
• Penambahan Zat Terlarut Lain
• Polaritas Pelarut
• Konstanta Dielektrik Pelarut
• pH Larutan
• Ukuran Partikel
• Ukuran Molekul
• Polimorfisme
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR
Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat padat terutama kelarutan
garam dalam air, sedangkan kelarutan senyawa non polar hanya sedikit
sekali dipengaruhi oleh temperatur
• Reaksi eksoterm dan endoterm
• ∆H, panas pelarutan parsial; panas yang diabsorbsi per mol bila
sejumlah kecil zat terlarut ditambahkan dalam sejumlah besar pelarut

• ∆H (larutan) = ∆H (sublimasi) - ∆H (hidrasi)


KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
• Penambahan Ion Sejenis
• Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk membentuk larutan
jenuh, kelarutan digambarkan sebagai Ksp
• Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat dengan
penambahan ion tidak sejenis
• Penambahan Surfaktan :
• Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun dari bagian
polar/hidrofilik (head), dan bagian nonpolar/hidrofobik (tail).
• Bagian kepala dapat berupa anionik, kationik, zwitterion(dipolar),
nonionik
• Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang.
• Penambahan Surfaktan (lanj)
• Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada permukaan atau
antar muka larutan dan memberikan efek penurunan tegangan
permukaan
• Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis (KMK) membentuk
misel (agregat kolidal)yang berperan dalam proses solubilisasi misel
• Penambahan Surfaktan (lanj)
• Solubilisasi Miselar
• Suatu pelarutan spontan yang terjadi pada molekul zat yang sukar
larut dalam air melalui interaksi yang reversibel dengan misel dari
surfaktan dalam larutan sehingga terbentuk suatu larutan yang stabil
secara termodinamika
• Syarat: konsentrasi surfaktan ≥ KMK
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PH
• Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa asam lemah,
dan penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa basa lemah
• Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan yang jernih dan
kefektifan terapi yang maksimum
• Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain HCl, Sulfonamida,
Fenobarbital Na
Kelarutan Zat Padat dalam Air
Pengaruh Polaritas Pelarut
• Polaritons molekul pelarut dan zat terlarut dapat mempengaruhi
kelarutan
• UMUM
• Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut polar
• Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam pelarut nonpolar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Zat Padat dalam Cairan
• Pengaruh Konstanta Dielektrik
• Pengaruh kosolven
• Pengaruh Ukuran Partikel
• Pengaruh Ukuran Molekul
• Pengaruh Polimorfisme
Kelarutan Zat Terlarut
Dalam Pelarut Yang Tidak Bercampur
• Zat padat akan terdistribusi diantara dua fase pelarut yang tidak
bercampur.
• Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam setiap fase pelarut
dinyatakan sebagai koefisien partisi, atau koefisien distribusi

• K = C1/C2
• Pengaruh Disosiasi Ionik dan Asosiasi Molekuler pada Partisi
• K = Co/Cw
• Cw = [HA]w + [A ¯]w
• K’ = [HA]o / [HA]w + [A ¯]w
• C = Cw + Co
• Ka + [H3O]/ Cw = Ka/C + (K+1/C) [H3O]
• Dalam Proses Ekstraksi

• K = (w1/V1) / (w-w1)/V2
• w1 = w (KV1) / (KV1+V2)
• Wa = w( (KV1) / (KV1+V2))ª
• * Semakin kecil volume pengekstrak dan semakin besar frekuaensi
ekstraksi, maka semakin besar zat terlarut akan terekstrak dari pelarut
semula.

Anda mungkin juga menyukai