STUDI PUSTAKA
5
6
2.1.1.3 Habitat
Sirih senang tumbuh di daerah hutan agak lembab dengan keadaan
tanah yang lembab. Daerah yang mempunyai curah hujan 2250 - 4750 mm
per tahun merupakan daerah yang sangat disenangi dan ditanam hingga
ketinggian 900 m dpl. Sirih menyukai daerah yang teduh dan terlindung
dari angin, dan pada daerah yang beririgasi baik dengan tanah berlempung
dan kaya bahan organik dengan pH 7 - 7.5 (21).
2.1.2 Ekstrak
2.1.2.1 Pengertian tentang ekstrak
Ekstrak yaitu berupa sediaan kering, kental atau cair yang dibuat
dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang
cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung(15).
Berdasarkan atas sifatnya ekstrak dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu :
1.) Ekstrak encer (extractum tennue), sediaan ini memiliki konsentrasi
seperti madu dan dapat dituang.
8
2.) Ekstrak kental (extractum spissum), sediaan ini liat dalam keadaan
dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya sampai jumlah 30%.
3.) Ekstrak kering (extractum siccum), sediaan ini memiliki konsentrasi
kering dan mudah digosokkan, melalui penguapan cairan pengekstraksi
kandungan lembab tidak lebih dari 5 %(14).
2.1.3 Kromatografi Lapis tipis (KLT)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi senyawa dalam suatu campuran. Prinsip
KLT adalah migrasi analit melewati fase diam, dibawah pengaruh fase
gerak yang bergerak fase diam dengan aksi kapilaritas. Jarak pergerakan
analit ditentukan oleh afinitas relatif analit dengan fase diam atau pun fase
geraknya. Metode KLT ini cukup terpercaya, sederhana, murah, dan
fleksibel. Namun, metode ini memiliki kelemahan sensitivitasnya jarang
dibatasi, tidak cocok untuk senyawa volatile dan lain-lain(20).
Jenis fase diam yang digunakan pada umumnya silica gel GF 254,
yaitu silica gel yang dapat berpendar pada UV 254 nm. Sedangkan fase
gerak pada umumnya merupakan campuran beberapa pelarut organik
sesuai dengan campuran yang dianalisis. Deteksi senyawa dalam KLT
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu(20):
a. Visualisasi, melihat komponen penyusun yang telah terpisah setelah
pengembangan. Ada 2 macam teknik yang dikenal secara luas yaitu
destruktif, merusak sample secara irreversible (menggunakan reagen
semprot); dan non destruktif, tanpa merusak sampel (melihat dibawah
sinar Ultra Violet).
b. Identifikasi, dengan membandingkan posisi spot dengan senyawa
standar atau pun dengan visualisasi khusus.
Kromatografi lapis tipis mempunyai prinsip memisahkan senyawa
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarutnya. Jarak
pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan
angka Rf atau hRf. Perhitungan Retadation Factor (Rf) adalah sebagai
berikut:
9
2.1.7.3 Talk
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang
mengandung sedikit alumunium silikat. Pemerian serbuk hablur sangat
halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan
bebas dari butiran. Tidak larut dalam hampir semua pelarut. Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik(8). Talkum bersifat hidrofob, biasanya
konsentrasi yang digunakan adalah 5-10 %. Dalam tablet digunakan
sebagai pelicin(8).
2.1.7.4 Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari Saccharum officinarum
Linne (Familia graminiae), Beta VulgarisLinne (Familia Chenopodiaceae)
dan sumber-sumber lain. Tidak mengandung bahan tambahan hablur putih
atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap
lakmus. Sukrosa sangat mudah larut dalam air, lebih mudah dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, dan tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter(8).
2.1.7.5 Manitol
Manitol berupa serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih,
tidak berbau dan rasanya manis. Mudah larut dalam air, larut dalam larutan
15
basa, sukar larut dalam pirimida, sangat sukar larut dalam etanol, praktis
tidak larut dalam eter. Penyimpanan didalam wadah tertutup baik dan
manitol berfungsi sebagai zat tambahan, dalam penelitian manitol
berfungsi sebagai pemanis dan pengisi(8).
2.3 Hipotesis
Dari landasan teori diatas dapat ditarik hipotesis bahwa tablet hisap
dengan menggunakan beberapa variasi kadar PVP akan mempengaruhi
kekerasan dan kerapuhan tablet dari sifat fisik tablet hisap yang baik