PENDAHULUAN
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya alam yang potensial,
namun belum cukup di manfaatkan. Potensi tanaman obat sudah saatnya untuk di
penyerapan tenaga kerja, serta menjamin kebutuhan obat dan jamu tradisional.
Daun sirih (Piper betle L.) termasuk suku tumbuhan piperaceae dan
diremas. Daun sirih umumnya digunakan melalui oral dalam bentuk minuman.
Daun sirih mengandung minyak atsiri yang berkhasiat sebagai antibakteri, dimana
akan lebih mudah digunakan bila diformulasikan untuk pengobatan topikal dalam
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut dalam bahan dasar salep yang
cocok.jenis bahan dasar basis salep, diantaranya basis salep hidrokarbon dan basis
1
2
Basis salep hidrokarbon mampu bertahan pada kulit untuk waktu yang
lama dan tidak memungkinkan hilangnya lembab ke udara serta sukar dicuci.
Basis salep serap berguna sebagai emolien, walaupun tidak menyediakan derajat
penutup seperti yang dihasilkan basis salep berlemak. Basis salep serap juga
Apakah ada pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon dan basis serap
terhadap sifat fisik salep minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) ?
3. Metode yang digunakan dalam pengambilan minyak atsiri daun sirih (Piper
5. Pengujian yang dilakukan adalah Uji Organoleptis, Uji Homogenitas, Uji pH,
terhadap sifat fisik sediaan salep minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.)
3
berikut :
Ordo : Piperales
Genus : Piper
permukaan kasar dan ruas yang besar untuk keluarnya akar. Daunnya
4
5
sampai 10,5 cm. warna daun bagian permukaan yaitu hijau, bunganya
panjang antara 2,5 cm sampai 6 cm. Buahnya berupa buah buni yang
dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat. Baunya cukup aromatik
Nama lain daun sirih (Piper betle L.) adalah Betel (perancis),
Vitele (portugal).
Daun sirih yang digunakan adalah daun sirih yang masih segar.
Daun sirih mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai obat batuk,
bengkak, keputihan, bau badan, bau mulut, sakit gigi, mimisan, gusi
(Bardan,2007:14).
(Dalimartha,2005:88).
Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau
Minyak ini mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir,
2.1.7 Destilasi
cara destilasi air mempunyai kerugian yaitu, kualitas minyak atsiri yang
penyulingannya lama.
dengan cara ini dilakukan dengan merendam bahan – bahan yang akan di
suling dimasukkan didalam air, lalu di rebus. Kemudian uap air yang
Setelah dibiarkan beberapa saat akan terpisah menjadi bagian air dan
minyak, tergantung pada berat jenisnya. Bahan yang berat jenisnya lebih
2.2 Salep
mempunyai massa lembek atau zat cair. Jika dalam komposisi tidak
salep hidrokarbon, basis salep serap, basis salep yang dapat dicuci
salep.
kuning.
9
Basis salep serap terbagi dalam dua tipe yaitu basis salep
minyak dalam air yang dapat membentuk suatu lapisan tipis semi
1989: 505).
dan juga tidak ada yang memiliki semua sifat yang diinginkan.
tercapai. Pada skala kecil seperti resep yang dibuat tanpa persiapan,
13
sudip dan lempeng salep (gelas yang besar atau porselin) untuk
cara seperti :
bentuk, warna, bau dan rasa di kulit dari sediaan salep yang
382).
sediaan salep yang dibuat. Uji ini dapat diketahui sejauh mana
panas dan kimia. Hal ini untuk mencapai kriteria salep yang baik
2005:56).
Konsentrasi : 2% - 4%.
2.2.6.3 Lanolin
dari bulu domba (Ovis aries) merupakan air antara 25% sampai
air.
hidrasi.
oktedekanoat.
16
Kelarutan : Asam stearat yaitu praktis tidak larut dalam air, larut
Konsentrasi : 1% - 20%.
dikeringkan.
mendidih.
2.2.6.7 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Sampel diambil dari minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) Variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa uji evaluasi fisik salep
minyak atsiri daun sirih yang meliputi uji organoleptis, uji pengukuran pH,
uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi.
18
19
yang telah di buat salep, pada aktifitas pengujian uji organoleptis, uji
daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji pH dan uji homogenitas.
1. Alat
2. Bahan
destilasi air, dengan cara memotong daun sirih segar sebanyak 1kg,
fase air dan fase minyak, menampung fase minyak dalam vial
Destilasi Air
Formula
No Bahan
I II III
1 MA daun sirih 30 % 30 % 30 %
2 Vaselin putih 30 % - 15 %
3 TEA 3% 3% 3%
4 Lanolin - 30 % 15 %
5 Asam stearat 2% 2% 2%
7 Aquadest Ad 10 gr Ad 10 gr Ad 10 gr
Evaluasi salep
1. Uji Organoleptis
rasa di kulit dari sediaan salep yang mungkin terjadi selama penyimpanan.
2. Uji Homogenitas
24
glass dan menutupnya dengan objek glass yang lain. Tujuannya untuk
3. Uji pH
bersifat asam, netral atau basa dan mengamati adanya perubahan pH yang
dengan warna pada alat, kemudian melihat apakah pH salep sesuai dengan
Melihat pada skala pH meter, angka menunjukkan asam, basa atau netral
terhadap kulit, uji daya lekat penting untuk mengevaluasi salep dengan
kulit, sehingga efek terapi diharapkan bisa tercapai bila salep memiliki
daya lekatnya terlalu lemah maka efek terapi tidak terjadi. Uji daya lekat
tersebut di atas lempeng kaca yang lain dengan menekan beban 500 g
selama 5 menit dan menumpuk lempeng kaca pada alat uji dengan
Menumpuk lempeng kaca pada alat uji dan melepaskan beban seberat 500 g
sediaan salep yang dibuat. Uji ini dapat diketahui sejauh mana salep
kimia. Uji daya proteksi dilakukan dengan cara Menyiapkan kertas saring
saring tersebut sampai merata. Pada kertas saring lain dengan ukuran 3 x
0,1 N, mengamati apakah ada noda warna merah muda pada kertas
tersebut. Kalau tidak ada noda berarti salep tersebut dapat memberikan
Mengamati adanya noda warna merah muda setelah dibasahi dengan larutan PP
Kalau tidak ada noda berarti salep tersebut memberikan proteksi terhadap cairan (KOH 0,1 N)
lamanya salep menyebar pada kulit. Uji daya sebar dilakukan dengan
menyebar.
31
One – Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% dan propability 5%.
BAB IV
Daun sirih diperoleh dari Desa Muarareja RT.01 RW.01 Kota Tegal.
Daun sirih yang diambil masih segar. Sebelum proses isolasi minyak atsiri
atsiri dalam daun sirih agar bahan aktif dapat terjaga dari kerusakan dan
destilasi air. Metode ini dipilih karena alat yang digunakan sederhana,
suhunya dapat dikontrol, waktunya cepat, dan dapat digunakan untuk bahan-
dilakukan sebanyak 2 kali destilasi. Setiap proses destilasi, daun sirih yang
digunakan sebanyak 250 g dengan cairan penyari berupa sebanyak 400 ml.
Destilasi dilakukan kurang lebih 3 jam dengan suhu pertama menetes yaitu
33
34
sampel daun sirih yang digunakan melalui uji organoleptis dan uji reaksi
identifikasi.
Organoleptis
sudan III
Pada pembuatan salep minyak atsiri daun sirih, dasar salep yang
digunakan adalah dasar salep hidrokarbon dan dasar salep serap. Ada
kulit untuk waktu yang lama dan tidak ada perubahan dengan berjalannya
daun sirih sebanyak 3 formula dengan basis yang berbeda yaitu salep
hidrokarbon, salep serap, dan kombinasi basis salep hidrokarbon dan serap.
bentuk, warna dan bau yang mungkin terjadi selama penyimpanan. Dari
hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
kecoklatan
Keterangan :
dan III. Hal ini disebabkan karena formula I memiliki komposisi vaselin
memiliki sifat-sifat yang ideal salep, yaitu memiliki rasa lunak dan tidak
Dari hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
37
Hidrokarbon
Serap
Salep
Hidrokarbon
dan Serap
Keterangan :
menghasilkan salep yang homogen. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang
tertera pada DepKes RI, 1979:33, Farmakope Indonesia edisi III. Dimana
salep secara terus menerus diaduk secara konstan, sehingga masa salep yang
kasar.
38
menggunakan pH meter atau kertas indikator pH. Hasil yang diperoleh dari
Bersifat netral
I 4,5-7 7
II 4,5-7 7
III 4,5-7 7
Keterangan :
dan III pH tersebut sesuai dengan persyaratan pH untuk kulit yang berkisar
Uji daya sebar salep bertujuan untuk mengetahui kualitas salep yang
dapat menyebar pada kulit dan dengan cepat pula memberikan efek terapi.
Artinya semakin luas daya sebar salep suatu formula maka semakin cepat
melepaskan efek terapi yang diinginkan kulit. Daya sebar yang baik dapat
Uji daya sebar salep minyak atsiri daun sirih (piper betle L.) dilakukan
dengan meletakkan masa salep sebanyak 0,5 gram di atas kaca arloji
kemudian ditutup dengan kaca arloji lain. Setelah itu, ditambahkan beban
Keterangan :
serap lanolin, dimana lanolin merupakan bentuk emulsi air dalam minyak,
yang bila dikombinasi dengan minyak maka komposisi minyak akan saling
mengikat air, sehingga mempunyai daya sebarnya. Dapat dilihat bahwa daya
yang dibuat, yaitu jika dibebani dengan beban yang lebih besar maka daya
sebar salep akan lebih besar pula. Kriteria salep yang baik yaitu dengan
diameter luas dan memiliki konstituen lunak sehingga mudah dioleskan dan
Descriptives
dayasebar50g
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
hidrokarbon 3 5.0333 .23094 .13333 4.4596 5.6070 4.90 5.30
serap 3 4.3300 .50468 .29138 3.0763 5.5837 3.94 4.90
hidrokarbon dan serap 3 5.5800 .24249 .14000 4.9776 6.1824 5.30 5.72
Total 9 4.9811 .62146 .20715 4.5034 5.4588 3.94 5.72
42
Pada tabel descriptives statistic di atas, terlihat nilai rata-rata uji daya
dan formula III sebesar 5,5800. Jadi nilai rata-rata uji daya sebar 50 gram
berdasarkan luas permukaan yang paling tinggi adalah formula III (dasar
salep kombinasi hidrokarbon dan serap) sebesar 5,5800 dan yang paling
ANOVA
dayasebar50g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.356 2 1.178 9.634 .013
Within Groups .734 6 .122
Total 3.090 8
hitung sebesar 9,634 dan F tabel sebesar 5,143 yang didapat dengan F
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak ada pengaruh basis yang
dapat mempengaruhi uji daya sebar 50 gram pada formula salep I,II,III dan
Ha yaitu ada pengaruh basis yang dapat mempengaruhi uji daya sebar 50
Dari data menunjukkan nilai F Hitung > F Tabel (F Hitung > F Tabel)
menyatakan bahwa ada pengaruh basis pada salep daun sirih (Piple betle)
Descriptives
dayasebar100g
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
hidrokarbon 3 8.0367 .50003 .28869 6.7945 9.2788 7.54 8.54
serap 3 6.1533 .44015 .25412 5.0599 7.2467 5.72 6.60
hidrokarbon dan serap 3 9.0767 .53003 .30601 7.7600 10.3933 8.55 9.61
Total 9 7.7556 1.35203 .45068 6.7163 8.7948 5.72 9.61
uji daya sebar 100 gram untuk formula I (salep hidrokarbon) sebesar 8,0367
formula II (salep serap) sebesar 6,1533 dan formula III (kombinasi salep
hidrokarbon dan serap) sebesar 9,0767. Jadi nilai rata-rata uji daya sebar
100 gram berdasarkan luas permukaannya yang paling tinggi pada formula
III (kombinasi salep hidrokarbon dan serap) sebesar 9,0767 dan yang
ANOVA
dayasebar100gram
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13.174 2 6.587 27.269 .001
Within Groups 1.449 6 .242
Total 14.624 8
Hitung sebesar 27,269 dan F Tabel sebesar 5,143 yang didapat dengan F
yang dapat mempengaruhi uji daya sebar 100 gram pada formula I, II, III
dan Ha yaitu ada pengaruh basis yang dapat mempengaruhi uji daya sebar
Hal tersebut menunjukkan nilai F Hitung > F Tabel (27,269 > 5,143 )
pengaruh basis pada salep minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) terhadap
Uji daya lekat salep sangat penting untuk mengevaluasi sejauh mana
salep dapat menempel pada kulit sehingga efek terapi yang diharapkan bisa
tercapai. Bila salep memiliki daya lengket yang terlalu kuat maka akan
Uji daya lekat salep minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) dilakukan
diberi beban 500 gram. Waktu yang diperoleh menunjukkan bahwa salep
formula II memiliki daya lekat yang paling kuat di antara formula lain. Data
yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
45
Menit
Replikasi
FI F II F III
Keterangan:
nilai daya lekat yang paling rendah. Hal itu dikarenakan pada formula I
sediaan yang berlemak yang bila dikombnasi dengan minyak maka justru
Descriptives
dayalekat
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
hidrokarbon 3 1.6800 .22068 .12741 1.1318 2.2282 1.45 1.89
serap 3 2.4033 .22942 .13246 1.8334 2.9732 2.14 2.56
hidrokarbon dan serap 3 5.1800 .96161 .55519 2.7912 7.5688 4.29 6.20
Total 9 3.0878 1.67836 .55945 1.7977 4.3779 1.45 6.20
uji daya lekat untuk formula I (salep hidrokarbon) sebesar 1,6800. formula
II (salep serap) sebesar 2,4033 dan pada formula III (kombinasi salep
hidrokarbon dan serap) sebesar 5,1800. Jadi nilai rata-rata uji daya lekat
berdasarkan lama waktu melekat salep yang paling tinggi pada formula III
(salep hidrokarbon dan serap) sebesar 5,1800 dibandingkan formula I dan II.
ANOVA
dayalekat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 20.483 2 10.242 29.945 .001
Within Groups 2.052 6 .342
Total 22.535 8
Hitung sebesar 29,945 dan F Tabel sebesar 5,143 yang didapat dengan F
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak ada pengaruh basis yang
dapat mempengaruhi uji daya lekat salep pada formula salep I, II, III.
Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 29,945 > 5,143 sehingga Ho ditolak dan
47
minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) terhadap uji daya lekat salep dengan
salep dapat memberikan efek proteksi terhadap iritasi mekanik, panas dan
kimia. Hal ini untuk mencapai kriteria salep yang baik sehingga dapat
pada kertas saring (3cm x 3cm). Sebelum massa salep dioleskan , kertas
menjadi merah muda. Pada kertas saring yang lain (3cm x 3cm) dibasahi
pada area ini dengan KOH 0,1 N. KOH sebagai pemberi pengaruh massa,
proteksi salep terhadap adanya basa. Kemudian amati waktu noda merah
muda muncul di atas kertas yang dibasahi dengan larutan penolptalein (PP).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
48
Menit
Replikasi
FI F II F III
Keterangann :
Descriptives
dayaproteksi
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
hidrokarbon 3 1.7333 .22546 .13017 1.1733 2.2934 1.50 1.95
serap 3 3.0267 .02082 .01202 2.9750 3.0784 3.01 3.05
hidrokarbon dan serap 3 5.0667 1.06547 .61515 2.4199 7.7134 4.02 6.15
Total 9 3.2756 1.55396 .51799 2.0811 4.4700 1.50 6.15
formula II (salep serap) sebesar 3,0267 dan pada formula III (kombinasi
49
salep hidrokarbon dan salep serap) sebesar 5,0667. Jadi nilai rata-rata uji
daya proteksi berdasarkan waktu yang paling tinggi pada formula III
ANOVA
dayaproteksi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 16.945 2 8.473 21.423 .002
Within Groups 2.373 6 .396
Total 19.318 8
Hitung sebesar 21,423 dan F Tabel 5,143 yang didapat dengan F Tabel=
mempengaruhi uji daya lekat salep pada formula salep I, II, III.
Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 21,423> 5,413 sehingga Ho ditolak dan
minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) terhadap uji daya proteksi salep
5.1 SIMPULAN
pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon dan basis serap terhadap sifat
fisik salep minyak atsiri daun sirih (Piperbetle L.).Sifat fisik tersebut antara
lain organoleptis, daya sebar, daya lekat, daya proteksi sedangkan untuk pH
5.2 SARAN
yang sama.
50
DAFTAR PUSTAKA
Bardan , sri nooryani. 2007. Tanaman berkasiat obat. Jakarta: PT sunda kelapa
pustaka. Hal 14
Dalimartha , setiawan. 2005. Atlas tumbuhan obat indonesia. Jilid IV. Jakarta:
Pustaka Bunda. Hal 88-89
Ir.S, Kataren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.
Hal 19, 21
Taufiq ,Ir. Turhana. 2008. Menyuling Minyak Atsiri. Yogjakarta: PT Citra aji
pertama. Hal 27,28
Aquadest 800 ml
NaCl 9 gram
Rendemen 0,28 %
Keterangan :
Berat M.A =(Berat vial + tutup + M.A) – (berat vial kosong + tutup)
= 12,04 g – 9,24 g
= 2,8 g
Berat sampel
= 2,8 x 100 %
= 0,28 %
52
53
Lampiran 2
Formula
No Bahan
I II III
1 MA daun sirih 30 % 30 % 30 %
2 Vaselin putih 30 % - 15 %
3 TEA 3% 3% 3%
4 Lanolin - 30 % 15 %
5 Asam stearat 2% 2% 2%
7 Aquadest Ad 10 gr Ad 10 gr Ad 10 gr
Formula I :
Aqua = 10 – ( 0,05+3+0,3+0,2+0,001)
= 10 – 3,551
= 6,449 ml
54
Formula II :
Aqua = 10 – ( 0,05+3+0,3+0,2+0,001)
= 10 – 3,551
= 6,449 ml
Formula III :
Aqua = 10 – ( 0,05+1,5+1,5+0,3+0,2+0,001)
= 10 – 3,551
= 6,449 ml
55
Lampiran 3
Gambar Penelitian
Gambar 9. Salep minyak atsiri daun sirih FI, FII, dan FII
CURRICULUM VITAE