Anda di halaman 1dari 15

Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

Efek Pemberian Salep Ekstrak Katekin Gambir


(Uncaria gambir R.) Terhadap Reepitelisasi dalam Penyembuhan
Luka Bakar Derajat II Tikus (Rattus novergicus) pada Fase
Proliferasi

The Effect of Cathecin Gambir (Uncaria gambir R.) Extract Ointment


on Reepithelization on Burn Healing Second Degree in Rats
(Rattus novergicus) in Proliferative Phase

Nur Muhammad Ilham1*, Miftah Irrahmah2, dan Endrinaldi3


1
S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia
2
Bagian Fisika, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia
3
Bagian Kimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia
nurmuhammadilham2@gmail.com

ABSTRAK
Luka bakar merupakan masalah serius di bidang kesehatan, baik di negara berkembang maupun
negara maju. Cepat lambatnya proses penyembuhan luka, selain dari faktor internal, juga
dipengaruhi oleh zat-zat anti inflamasi yang terkandung di dalam obat yang diberikan selama
perawatan luka bakar. Tanaman tradisional telah diteliti memiliki potensi untuk menyembuhkan
luka, salah satunya Gambir (Uncaria gambir Roxb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efek pemberian ekstrak katekin gambir (Uncaria gambir Roxb.) terhadap penyembuhan luka
bakar pada tikus (Rattus novergicus). Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan
rancangan post-test only control group design yang menggunakan hewan coba tikus sebagai
objek penelitian. Sebanyak 18 ekor tikus sebagai subjek penelitian dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (K) menggunakan vaselin flavum, kelompok
perlakuan 1 (P1) menggunakan ekstrak katekin gambir konsentrasi 45%, dan kelompok
perlakuan 2 (P2) menggunakan ekstrak katekin gambir 35%. Masing-masing kelompok terdiri
dari enam (6) ekor tikus. Tikus diinduksi dengan plat logam (1,5 cm x 1,5 cm) yang dipanaskan
untuk membuat luka bakar pada bagian dorsal. Besar persentase pengerutan diameter luka
diukur setiap hari dari hari pertama hingga hari ke dua puluh satu. Hasil analisis menunjukkan
ada perbedaan signifikan dengan p < 0,05. Uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang signifikan
pada minggu ke tiga perlakuan antara kelompok K dan P1 serta antara kelompok K dan P2,
tetapi antara kelompok P1 dan P2 tidak ada perbedaan yang signifikan. Pemberian salep ekstrak
katekin gambir memberikan efek yang signifikan (p<0.05) terhadap pengerutan diameter luka
pada penyembuhan luka bakar tikus percobaan.

Kata kunci: katekin gambir, luka bakar, reepitelisasi

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 58


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

ABSTRACT
Burns is a severe health problem in the medical sector, both in developing countries and
developed countries. The speed of the wound healing process, apart from internal factor, the
speed of wound healing is also influenced by the anti-inflammatory substances contained in the
drugs given during the wound care process. Traditional plants have been studied as having the
potential to heal wounds, one of which is gambir (Uncaria gambir Roxb.). This study aims to
determine the effect of gambir catechins (Uncaria gambir Roxb.) extraction on the healing of
rat (Rattus novergicus) burns. This research is a true experimental design research with a post-
test only control group design that using mice as the object of studied. The number of mouse
used is 18, which divided into 3 groups: the control group (K) using vaseline flavum, primary
group (P1) using gambir catechin extract and vaseline flavum concentration of 45%, and
secondary group (P2) using gambir catechin extract and vaseline flavum concentration of 35%,
Each group consisted of 6 mice. A heated metal plate (1.5 cm x 1.5 cm) is used to produce burns
on the dorsal part of the mouse. The percentage of shrinkage of wound diameter is measured
every day from the first day to the twenty one day. The results of data analysis showed that the
data has significant differences with a significance value <0.05. LSD test results stated that each
treatment group has significant differences during the third week between the control and P1,
and also between the control and P2, but no significant difference between P1 and P2. The
gambir catechins extraction has a significant effect on the size of the diameter burn wound on
healing process.

Keyword: cathecin gambir, wound burn, reephitelization

PENDAHULUAN Organization (WHO) setiap tahunnya


Luka merupakan suatu kondisi kematian akibat luka bakar mencapai angka
terjadinya kerusakan jaringan tubuh yang 300.000 orang. Menurut World Fire
melibatkan kerusakan jaringan ikat, otot, Statistic Center pada tahun 2007-2009
kulit, saraf serta robeknya pembuluh darah tercatat per 100.000 orang per tahunnya,
yang kemudian akan mengganggu prevalensi kejadian luka bakar di dunia yang
homeostasis tubuh (1). Salah satu bentuk tertinggi yaitu Finlandia dengan 1,98% (3).
luka adalah luka bakar. Luka bakar dapat Menurut data Kementerian Kesehatan
diakibatkan oleh adanya kontak antara Republik Indonesia tahun 2013 dinyatakan
jaringan dengan dengan sumber yang bahwa prevalensi kasus luka bakar di
memiliki suhu yang sangat tinggi misalnya Indonesia mencapai angka 0,7% (4). Di
api, air panas, dan berkontak dengan bahan Sumatra Barat, kasus kejadian luka bakar
kimia, listrik serta radiasi (2). didapat prevalensinya yaitu 0,2%.4 Tercatat
Berdasarkan data World Health dari data RSUP Dr. M. Djamil Padang

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 59


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

ditemukan kasus luka bakar sebanyak 89 Tumbuhan gambir diketahui


kasus pada tahun 2014, meningkat menjadi mengandung berbagai macam zat seperti
106 kasus pada tahun 2015, 86 kasus pada katekin (51%), zat penyamak (20-25%),
tahun 2016 dan 60 kasus pada tahun 2017, asam catechutannat, quersetin, catechu
serta didapatkan angka kematian akibat luka merah, gambir fluoresen, abu, asam lemak,
bakar di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu lilin, alkaloid, dan tanin. Kandungan kimia
21,4% (5)(6). gambir yang paling banyak dimanfaatkan
Waktu yang diperlukan untuk proses adalah katekin dan tanin (14). Katekin
penyembuhan luka dipengaruhi oleh faktor merupakan kandungan terbesar yang
internal dan faktor eksternal seperti adanya terdapat dalam tumbuhan gambir, yang
kandungan zat-zat anti inflamasi di dalam merupakan bagian dari golongan flavonoid.
obat yang diberikan selama perawatan luka Flavonoid dapat berfungsi sebagai
bakar (7). Pengobatan tradisional berbasis antibakteri dengan cara membentuk
alami sudah digunakan sejak dahulu di senyawa kompleks terhadap protein
berbagai negara (8). Salah satu tumbuhan ekstraseluler yang menganggu integritas
yang umum digunakan oleh masyarakat membran sel bakteri (15). Kandungan tanin
sebagai obat tradisional yakni tumbuhan yang terdapat dalam tumbuhan dalam
gambir (Uncaria gambir Roxb.), yang gambir diketahui dapat bekerja sebagai
termasuk ke dalam famili Rubiaceae. antifungi dan antibakteri. Tanin diketahui
Tumbuhan digunakan masyarakat untuk memiliki aktivitas sebagai astringen yang
mengobati berbagai penyakit seperti luka menyebabkan penciutan pori-pori kulit,
terbakar, luka, seriawan, radang gusi memperkeras kulit, menghentikan
(getahnya), radang tenggorokan, diare, pendarahan ringan, bersifat antiseptik dan
disentri, batuk, haid banyak, demam kuning, dapat menjadi obat luka bakar (16).
dan suara parau (9). Tumbuhan Gambir Mekanisme yang diduga adalah dengan cara
telah diketahui memiliki aktivitas sebagai menganggu komponen penyusun
analgetik, antiinflamasi, antimikroba, peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
antioksidan dan antinematoda dari beberapa lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
penelitian yang pernah dilakukan utuh dan menyebabkan kematian sel
(10)(11)(12)(13). tersebut (17).

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 60


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

Penelitian yang dilakukan oleh efek pemberian ekstrak katekin gambir


Musdja, M.Y (18) menyatakan bahwa ada terhadap reepitelisasi dalam penyembuhan
pengaruh pemberian ekstrak gambir namun luka bakar derajat II tikus pada fase
tidak ada perubahan signifikan pada proses proliferasi.
penyembuhan luka bakar terhadap
pemberian ekstrak gambir. Penelitian METODE PENELITIAN
tersebut menyebutkan adanya pengaruh Penelitian ini telah mendapatkan ijin
konsentrasi ekstrak gambir terhadap proses kaji etik dengan nomor No:
penyembuhan luka bakar. Pada penelitian 353/UN.16.2/KEP-FK/2021 dari Komisi
tersebut menyebutkan perlu adanya Etik Fakultas Kedokteran Universitas
penelitian lanjutan dengan konsentrasi Andalas.
berbeda (18). Penelitian Sumoza dan Jenis penelitian ini adalah true
Handayani (2015) membuktikan bahwa experimental dengan rancangan randomized
terdapat perbedaan diameter penyembuhan post-test only control group design yang
luka bakar derajat II A antara gambir dengan menggunakan hewan coba tikus (Rattus
berbagai konsentrasi dan tanpa gambir. Hal novergicus) sebagai objek penelitian.
ini dikarenakan senyawa kimia katekin dan Populasi pada penelitian ini adalah tikus
tanin yang terdapat dalam tanaman gambir (Rattus novergicus) dan sampel penelitian
berkerja sebagai antiinflamasi, antioksidan adalah tikus jantan berusia 2-3 bulan dan
dan antibakteri yang dapat mempercepat dalam kondisi sehat.
berakhirnya proses inflamasi serta
menghambat infeksi bakteri yang dapat Pembuatan salep ekstrak gambir
memperlambat proses penyembuhan luka Ekstrak katekin gambir dengan
(19). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh konsentrasi 90% dicampurkan dengan
Jamhur M.Z (20) menyatakan tidak ada vaselin flavum dan ditambahkan dengan
perubahan signifikan pada proses pengawet. Untuk sediaan 45%, ekstrak
penyembuhan dalam rentang 7 hari katekin gambir diambil sebanyak 10 gr lalu
sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan ditambah dengan vaselin flavum sebanyak
dengan durasi dan sediaan berbeda (20). 9.9 gr kemudian dicampur dengan pengawet
Berdasarkan uraian di atas, maka 0.01 gr selanjutnya diaduk sampai merata.
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui Sedangkan untuk sediaan 35%, ekstrak

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 61


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

katekin gambir yang dipakai sebanyak 7.8 aklimatisasi. Tikus yang bisa digunakan
gr dan vaselin flavum sebanyak 12.1 gr. adalah tikus yang tidak mengalami
Kemudian diaduk rata. penurunan berat badan lebih dari 10% dan
perilakunya normal. Seluruh tikus diberikan
Pemeliharaan hewan uji dan Perlakuan pakan standar dan minuman secara ad
Sampel dalam penelitian ini dibagi libitum setiap hari selama adaptasi.
dalam 3 kelompok yaitu sebagai berikut: 1) Setelah 7 hari aklimatisasi, tikus
Kelompok K sebagai kelompok kontrol, 2) diberi luka bakar pada kulit punggung tikus.
Kelompok P1 sebagai kelompok perlakuan Setiap tikus diberi anestesi dengan ketamine
dengan sampel yang diberi salep ekstrak (80-100mg/kg) secara intraperitoneal.
gambir dengan konsentrasi 45%, dan 3) Setelah tikus lemas dan pergerakannya
Kelompok P2 sebagai kelompok perlakuan menjadi tidak aktif, rambut tikus di bagian
dengan sampel yang diberi salep ekstrak punggung dicukur hingga permukaan
gambir dengan konsentrasi 35%. Sampel kulitnya terlihat seluas 2,5 cm x 2,5 cm dan
adalah bagian dari populasi yang memenuhi dibersihkan dengan kapas beralkohol 70%.
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Besar Untuk membuat luka bakar deep second
sampel penelitian ini ditentukan dengan degree thermal burns, plat dipanaskan
menggunakan kriteria WHO yang terlebih dahulu dalam air mendidih hingga
menyatakan bahwa setiap kelompok mencapai suhu 1000C kemudian
perlakuan minimal terdapat 6 (enam) ekor ditempelkan pada permukaan kulit tikus
hewan coba sehingga jumlah sampel yang selama 15 detik. Setelah diberi perlakuan
dibutukan adalah 18 ekor tikus (21)(22). luka bakar, kelompok kontrol dimasukkan
Pemeliharaan dan perlakuan hewan ke dalam salah satu kandang dan diberi
coba sebanyak 18 tikus dibagi menjadi 3 pakan dan minum yang sama dengan
kelompok dengan 6 tikus pada setiap sebelumnya. Kelompok P1 diberi salep
kelompok, masing-masing yaitu kelompok ekstrak katekin gambir dan dioleskan ke
kontrol (K), kelompok perlakuan (P1) dan area luka bakar dengan konsentrasi 45%
kelompok perlakuan (P2). Semua tikus sedangkan kelompok P2 diberi salep ekstrak
diaklimatisasi selama 7 hari dan dinilai katekin gambir dengan konsentrasi 35% dan
perilakunya. Tikus ditimbang berat dioleskan ke area luka bakar. Salep ekstrak
badannya pada awal dan akhir masa katekin gambir diberikan satu kali sehari

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 62


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

selama 21 hari. Tikus kelompok kontrol dan HASIL DAN PEMBAHASAN


kelompok perlakuan dimasukkan ke dalam Penelitian ini dilakukan untuk
kandang yang diberi sekat pemisah serta menguji efek pemberian ekstrak katekin
diberi pakan dan minum secara ad libitum gambir (Uncaria gambir r.) terhadap
(23). reepitelisasi dalam penyembuhan luka bakar
Penilaian penyembuhan luka bakar derajat II tikus (Rattus novergicus) pada
dimulai pada hari pertama dengan fase proliferasi. Parameter yang diamati
mengamati dan mengukur diameter luka adalah penurunan diameter luka bakar dan
bakar selama minimal 21 hari. Berdasarkan persentase penyembuhan luka bakar pada
penelitian Banerjee (2019), puncak tikus.
pembentukan jaringan granulasi selesai Nilai rerata penyusutan ukuran
pada hari ke dua puluh satu setelah diameter luka bakar dapat dilihat pada
terjadinya luka bakar. Pengamatan untuk gambar 1. Penyusutan ukuran diameter luka
menilai luas area penyembuhan luka bakar bakar antar kelompok pada hari pertama
dan diameter pengerutan luka bakar setelah diberikan perlakuan tidak jauh
dilakukan menggunakan aplikasi pengolah berbeda. Pada hari ke-7 setelah perlakuan,
foto ImageJ dan CorelDraw PhotoPaint X7. tampak perbedaan rerata besar pengerutan
ukuran diameter luka bakar antara
Analisis data kelompok perlakuan 1 dengan kelompok
Hasil pengamatan perubahan ukuran kontrol dan kelompok perlakuan 2,
diameter luka bakar dan persentase sedangkan pada hari ke-11 tampak
penyembuhan luka bakar tikus dianalisis perbedaan pengerutan ukuran diameter luka
secara statistik dengan uji hipotesis One- bakar kelompok perlakuan 2 dengan
Way ANOVA menggunakan aplikasi SPSS kelompok kontrol. Pengerutan ukuran
dengan interval kepercayaan 95% dan taraf diameter tertinggi pada kelompok perlakuan
signifikansi 0,05 (p=0,05). Jika ditemukan 1 dengan memakai konsentrasi ekstrak
perbedaan signifikan maka dilanjutkan katekin gambir sebesar 45%.
dengan uji LSD pada taraf 5%.

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 63


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

Persentase Pengerutan Luka


20.000 100.00%
Diameter Luka (mm)

10.000 50.00%
0.000 0.00%
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Hari ke-n Hari ke-n

Kontrol Konsentrasi 45% Kontrol Konsentrasi 45%


Konsentrasi 35% Konsentrasi 35%

Gambar 1. Rerata pengerutan diameter luka bakar Gambar 2. Grafik rerata persentase penyembuhan
luka bakar

Ukuran besar rerata persen


penyembuhan luka bakar dapat dilihat pada Gambar 3 merupakan rerarta

Gambar 2. Dari gambar 2, terlihat bahwa diameter luka. Ukuran besar rerata diameter

persentase penyembuhan pada hari pertama luka bakar pada minggu pertama setelah

setelah diberikan perlakuan tidak jauh diberikan perlakuan luka bakar tidak jauh

berbeda antar kelompok. Pada hari ke-21 berbeda ukurannya antar kelompok. Pada

setelah perlakuan tampak perbedaan rerata minggu kedua setelah perlakuan tampak

besar persen penyembuhan luka bakar. perbedaan rerata ukuran diameter luka yang

Persen penyembuhan luka bakar yang paling kecil berada di kelompok perlakuan

tertinggi didapatkan pada kelompok 1 (P1), lalu pada minggu ketiga kelompok

perlakuan 1 (P1) dengan memakai kontrol (K) tertinggal jauh dibanding

konsentrasi ekstrak katekin gambir sebesar kelompok perlakuan 1 (P1) yang memakai

45%. konsentrasi ekstrak katekin gambir sebesar


45% dan kelompok perlakuan 2 yang
memakai konsentrasi ekstrak katekin
gambir sebesar 35%.

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 64


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

minggu kedua, baik antara kelompok


Kontrol Konsentrasi 45% Konsentrasi 35%
RERATA DIAMETER LUKA (MM) kontrol dengan kelompok perlakuan 1 dan 2
20.000
tidak menunjukkan perbedaan yang
15.000
signifikan antara kelompok perlakuan. Pada
10.000
minggu ketiga, ditemukan perbedaan antara
5.000
kelompok kontrol (K) dengan kelompok
0.000 perlakuan 1 (P1) dan kelompok kontrol (K)
M1 M2 M3
MINGGU KE-N dengan kelompok perlakuan 2 (P2). Namun
kelompok perlakuan 1 (P1) dan kelompok
Gambar 3. rerata diameter luka bakar
perlakuan 2 (P2) tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
Eritema merupakan manifestasi
Pada persentase penyembuhan luka
fisiologis tubuh terhadap luka yang dapat
bakar, berdasarkan hasil uji LSD dapat
diamati perubahan warnanya. Skor eritema
disimpulkan terdapat perbedaan antara
dapat dilihat pada gambar 4. Eritema
kelompok kontrol dengan kelompok
merupakan salah satu tanda khas pada
perlakuan 1 dan antara kelompok kontrol
proses fase penyembuhan luka bakar.
dengan kelompok perlakuan 2. Meskipun
begitu, antara kelompok perlakuan 1 dan
kelompok perlakuan 2 tidak menunjukkan
200.00 perbedaan yang signifikan. Ini menandakan
Score Eritema

150.00
kelompok perlakuan baik kelompok
100.00
50.00 perlakuan 1 maupun kelompok perlakuan 2
0.00 menunjukkan penyembuhan yang lebih baik
H-3 H-10 H-17
Hari ke-n daripada kelompok kontrol. Ini berarti ada
perbedaan bermakna pada setiap kelompok
K P1 P2
perlakuan pada setiap minggunya. Tingkat
Gambar 4. Grafik rerata eritema luka bakar penyembuhan luka bakar meningkat pada
setiap minggu.
Berdasarkan hasil uji LSD pada Hasil persentase penyembuhaan
pengerutan diameter luka bakar dapat
luka bakar berdasarkan grafik menunjuk
disimpulkan pada minggu pertama dan kan bahwa kelompok perlakuan baik P1

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 65


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

maupun P2 yang dioleskan salep ekstrak Proses penyembuhan luka bakar


katekin gambir lebih cepat menutup luka dengan ekstrak katekin gambir bisa terjadi
dengan persentase kesembuhan lebih tinggi dikarenakan pada ekstrak katekin gambir
dibanding kelompok kontrol. Pada terdapat senyawa kimia yang berfungsi
kelompok kontrol, salep yang digunakan mempercepat penyembuhan luka yaitu
mengandung vaselin flavum tanpa ekstrak senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai
ketekin gambir. Pada kelompok kontrol, antibakteri dengan cara membentuk
juga didapatkan adanya proses senyawa kompleks terhadap protein
penyembuhan, namun persentase extraseluler yang menganggu integritas
penyembuhannya tidak terlalu besar. Hal ini membran sel bakteri (15). Flavonoid juga
dikarenakan vaselin flavum dapat memiliki efek antiinflamasi dan mampu
menghambat hilangnya kandungan air dari mencegah kekakuan, nyeri dan juga
sel-sel kulit dengan membentuk lapisan film berfungsi sebagai antioksidan sehingga
yang waterprooff. Vaselin flavum juga mampu menghambat zat yang bersifat racun
mampu meningkatkan hidrasi pada kulit. (25).
Sifat-sifat tersebut sangat menguntungkan Gambir memiliki kandungan
karena mampu mempertahankan senyawa fungsional yang termasuk dalam
kelembaban kulit sehingga vaselin flavum golongan senyawa polifenol, yang salah satu
disebut juga memiliki sifat moisturizer dan unsurnya berupa katekin. Gambir dengan
emollient (24). Pada kelompok perlakuan kandungan katekinnya memiliki aktivitas
dengan salep ekstrak katekin gambir dengan sebagai antibakteri dengan kemampuannya
konsentrasi 35% maupun konsentrasi 45%, merusak membran dan atau dinding sel
perbedaan proses penyembuhan luka bakar bakteri, sehingga mengganggu permebilitas
dibandingkan dengan kelompok kontrol sel itu. Akibat terganggunya permebilitas,
mulai terlihat pada hari ke-8 dan memiliki sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup
persentase penyembuhan yang lebih besar sehingga pertumbuhannya terhambat atau
dibanding kelompok kontrol karena didalam bahkan mati. Selain itu, katekin juga
ekstrak katekin gambir terkandung senyawa diketahui mempunyai daya antibakteri yang
kimia yang dapat membantu proses bekerja dengan cara mempresipitasi protein,
penyembuhan luka bakar. karena katekin mempuyai efek yang sama
dengan senyawa fenolik. Senyawa

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 66


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

flavonoid memiliki aktivitas sebagai fitokimia utama pada tanaman gambir


antialergi, antivirus, antifungi dan terdapat pada bagian daun berupa senyawa
antiinflamasi. Flavonoid mempunyai flavonoid (27)(28).
toksisitas yang rendah, sehingga dapat di Flavonoid bekerja dengan cara
gunakan sebagai obat pada manusia. melancarkan peredaran darah ke seluruh
Ekstrak Gambir mengandung senyawa tubuh dan mencegah terjadinya
fungsional yang termasuk dalam golongan penyumbatan pada pembuluh darah,
senyawa polifenol dan senyawa ini bertindak sebangai senyawa antiinflamasi,
merupakan hasil metabolit sekunder berfungsi sebagai antioksidan serta
tanaman yang menyusun golongan tanin. membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
Salah satu yang termasuk dalam senyawa pendarahan atau pembengkakan (29). Selain
polifenol adalah flavanoid. Katekin flavonoid, yang memiliki kemampuan
merupakan senyawa golongan tanin sebagai antibakteri adalah alkaloid.
oligomeric procya-nidin (OPC). Katekin Mekanisme antibakteri alkaloid diduga
biasanya disebut asam catechoat dengan terjadi dengan cara mengganggu komponen
rumus kimia C15H14O6, tidak berwarna. penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,
Katekin dalam gambir adalah senyawa sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
flavonoid yang berperan sebagai antialergi, secara utuh dan menyebabkan kematian sel
antivirus, antifungi dan antiinflamasi dan tersebut (29). Tanin dalam gambir berfungsi
flavonoid memiliki toksisitas yang rendah, sebagai adstringen yang menyebabkan
sehingga dapat di gunakan sebagai obat penciutan pori-pori kulit, memperkeras
pada manusia (26). kulit, dan menghentikan pendarahan yang
Sejalan dengan hasil penelitian ringan (14).
Musdja et al (18) yang menyatakan bahwa Tanin juga mempunyai daya
kemampuan gambir sebagai tanaman obat antibakteri dengan cara mempresipitasi
disebabkan oleh adanya komponen bioaktif. protein, karena diduga tanin mempunyai
Komponen fitokimia utama pada daun efek yang sama dengan senyawa fenolik
gambir adalah flavonoid berupa ketekin (30). Efek antibakteri tanin terjadi melalui
dengan kandungan sekitar 40%. Hal reaksi dengan membran sel, inaktivasi
tersebut sejalan dengan penelitian yang enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi
dilakukan oleh Lucida et al (27) bahwa materi genetik. Saponin memiliki

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 67


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

kemampuan pembersih dan antiseptik yang luka yang tidak rusak akibat luka. Kondisi
berfungsi membunuh kuman atau mencegah ini akan meningkatkan aliran darah ke
pertumbuhan mikroorganisme yang biasa daerah luka sehingga menyebabkan adanya
timbul pada luka sehingga luka tidak rasa hangat dan kemerahan pada daerah
mengalami infeksi yang berat (14). luka. Banyaknya darah yang mengalir ke
Penelitian mengenai pengaruh mikrosirkulasi lokal mengakibatkan kapiler
pemberian ekstrak gambir terhadap meregang dan dengan cepat terisi penuh
penyembuhan luka bakar pernah dilakukan dengan darah. Keadaan inilah yang disebut
oleh Jamhur M.Z dan menyatakan tidak ada hiperemia, yang kemudian akan
perubahan signifikan pada proses menyebabkan warna merah lokal.
penyembuhan dalam rentang 7 hari Sebagai respon terhadap kerusakan
sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan jaringan, maka sel-sel yang rusak tersebut
dengan durasi dan sediaan berbeda. akan melepaskan fosfolipid, termasuk asam
Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan arakhidonat. Setelah asam arakhidonat
adanya efek pemberian ekstrak katekin bebas, jalur lipooksegenase dan
gambir terhadap penyembuhan luka bakar siklooksigenase akan mengubah asam
dengan waktu 21 hari (20). arakhidonat menjadi bentuk hidroperoksid
Pada proses inflamasi, terjadi proses dan endoperoksid yang tidak stabil.
perbaikan jaringan melalui hemostasis, Selanjutnya, zat tadi akan dimetabolisme
yaitu dengan vasodilatasi sementara dari menjadi leukotrien dan prostaglandin.
pembuluh darah untuk mengirimkan darah Leukotrien mempunyai peran sebagai
ke area luka. Eritema merupakan hal pemicu neutrofil masuk ke dalam jaringan.
pertama yang terlihat di daerah yang Neutrophil berperan dalam fagositosis
mengalami peradangan. Saat reaksi mikroba pada lokasi inflamasi.
peradangan timbul, akan terjadi pelebaran Prostaglandin berperan dalam mansensasi
arteriola yang kemudian mensuplai darah ke ujung saraf terhadap efek bradikinin dan
daerah peradangan. Selanjutnya akan terjadi histamin yang dilepaskan secara lokal saat
respon jaringan, yaitu jaringan yang rusak terjadi inflamasi. Jalur siklooksigenase
dan sel mast akan melepaskan histamin dan selain menghasilkan prostaglanding, juga
mediator lain sehingga menyebabkan menghasilkan prostesiklin dan tromboxan.
vasodilatasi pada pembuluh darah sekitar Prostasiklin bekerja sebagai vasodilator dan

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 68


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

penghambat trombogenesis yang disintesis ekstrak 45% lebih efektif terhadap


di dinding pembuluh darah. Tromboxan penyembuhan luka bakar derajat II
merupakan vasokonstriktor dan agen dibandingkan konsentrasi 35%.
agregasi kuat trombosit yang menginduksi
proses trombogenesis. UCAPAN TERIMA KASIH
Senyawa flavonoid dari ekstrak Ditujukan kepada semua pihak yang
katekin gambir akan menginhibisi jalur telah membantu dan memberikan segala
lipooksegenase dan siklooksigenase. saran, kritik, serta masukan demi
Melalui penurunan sintesis prostaglandin kesempurnaan penelitian ini.
maka akan menurunkan rasa nyeri. Melalui
mekanisme tersebut, sel lebih terlindung DAFTAR PUSTAKA
dari pengaruh negatif, sehingga dapat 1. Abdurrahmat AS. Luka, Peradangan
meningkatkan viabilitas sel dan dan Pemulihan. J Entropi.
memberikan pengaruh dalam menurunkan 2014;9(1):729–38.
eritema pada saat terjadinya mekanisme 2. Moenadjat Y. Luka bakar: Masalah
inflamasi. dan Tatalaksana. jakarta: Balai
Penelitian mengenai pengaruh Penerbit Fakultas Kedokteran
pemberian zat tertentu terhadap Universitas Indonesia; 2009.
penyembuhan luka bakar dan diberi 3. Geneva Association Staff. Bulletin:
penilaian berdasarkan aplikasi pernah World of Fire Statistics. 2014.
dilakukan oleh Rinawati A. dan menyatakan 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
ada perubahan signifikan pada eritema pada Kesehatan Kementerian Kesehatan
luka bakar dalam perawatan proses RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan
penyembuhan luka bakar antara kelompok Dasar (Riskesdas). Jakarta; 2013.
perlakuan dan kontrol (31). 5. Latifa K. Asuhan Keperawatan Luka
Bakar Listrik Pada Tn. A Dengan
KESIMPULAN Aplikasi Aroma Terapi Mawar Di
Salep Ekstrak katekin gambir pada Ruang Luka Bakar RSUP DR. M.
konsentrasi 45% dan 35% memiliki Djamil Padang. Universitas Andalas;
aktivitas terhadap percepatan penyembuhan 2017.
luka bakar derajat II pada tikus. Konsentrasi 6. Tisya M. Gambaran Kasus Luka

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 69


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

Bakar Di Bagian Bedah Rsup Dr. M. 12. Chosdu R, Sudrajat A. Uji Radikal
Djamil Padang Tahun 2017-2017. Bebas dengan Metoda ESR pada
Universitas Andalas; 2019. Daun Gambir (Uncaria gambir
7. Prasetyono T. General Concept Of (Hunter) Roxb.) Awet Radiasi. In:
Wound Healing. Med J Indones. Proseding Seminar Nasional
2019;18(3):208–16. Tumbuhan Obat Indonesia XXVI.
8. Maintang, Hanifa AP, Agustin R. Padang: Kelompok Kerja Tumbuhan
Potensi Kacang Gude Sebagai Obat Indonesia; 2005.
Diversifikasi Pangan. In: Prosiding 13. Alen Y, Rahmayuni E, Bakhtiar A.
Seminar Hasil Penelitian Tanaman Isolasi Senyawa Bioaktif
Aneka Kacang dan Umbi. 2014. p. Antinematoda Bursa Pelenchus
917–24. Xylophilus Dari Ekstrak Gambir. In:
9. Hadad E, Ahmadi N, Herman, Proseding Seminar Nasional
Supriadi, Hasibuan A. Teknologi Tumbuhan Obat Indonesia XXVI.
Budidaya dan Pengolahan Hasil Padang: Kelompok Kerja Tumbuhan
Gambir. Bogor: Balai penelitian Indonesia; 2005.
Tanaman Rempah dan Berbagai 14. Bakhtiar A. Manfaat Tanaman
Tanaman Industri; 2007. Gambir: Makalah Penataran Petani
10. Sari G. Uji Efek Analgetik dan dan Pedagang Pengumpul Gambir di
Antiinflamasi Ekstrak Kering Air Kecamatan Pangkalan Kab. 50 Kota.
Gambir Secara In Vivo. Universitas FMIPA Universitas Andalas; 1991.
Islam Syarif Hidayatullah; 2010. 15. Dwidjoseputro A. Pengantar
11. Chosdu R, Taty EB, Yessi W. Uji Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT
Ekstrak Daun Gambir (Uncaria Gramedia Pustaka Utama; 1992.
Gambir (Hunter) Roxb), Awet 16. Anief M. Formulasi Obat Topikal
Radiasi Terhadap Kemampuannya Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Sebagai Anti Mikroba. In: Proseding Yogyakarta: Gajah Mada University
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Press; 1997.
Indonesia XXVI. Padang: Kelompok 17. Smeltzer SC. Buku Ajaran
Kerja Tumbuhan Obat Indonesia; Keperawatan Medikal-Bedah
2005. Brunner & Sudarrth. 8th terjem. Ester

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 70


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

M, editor. Jakarta: EGC; 2001. 23. Morton J, Malone M. Evaluation Of


18. Musdja MY, Elvita L, Rahayu N. Vulnerary Activity By An Open
Effects of Gambir (Uncaria gambir Wound Procedure In Rats. Arch Int
Roxb) Catechins on Burn Wound Pharmacodyn. 1972;196:117–26.
Healing in Male Rats. In: BROMO 24. Voigt R. Buku Pelajaran Teknologi
2018 - Bromo Conference, Farmasi. 5th terjem. Soendani,
Symposium on Natural Products and Soewandi N, editors. Yogyakarta:
Biodiversity. Surabaya: Universitas Gadjah Mada University Press; 1995.
Airlangga; 2018. 25. Atmaja N. Aktivitas Antioksidan
19. Handayani F, Siswanto E, Pangesti L. Fraksi Eter dan Air Ekstrak
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Gambir Metanolik Daun Jambu Biji (Psidium
(Uncaria Gambir Roxb.) Terhadap guajava Linn.) terhadap Radikal
Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Bebas 1,1 - difenil 2-pikrilhidrazil
Punggung Mencit Putih Jantan (Mus (DPPH. Universitas Setia Budi;
Musculus). J Ilm Manuntung. 2007.
2015;1(2):133–9. 26. Sugito K. Kemampuan Daya Hambat
20. Jamhur M. Pengaruh Pemberian Sediaan Gambir (Uncaria Gambir
Ekstrak Gambir (Uncaria Gambir) Roxb.) Terpurifikasi dengan
Terhadap Pembentukan Jaringan Kandungan Katekin ≥90% Terhadap
Granulasi pada Penyembuhan Luka Candida Albicans. Universitas
Bakar Derajat IIa Mencit (Mus Hasanudin; 2017.
Musculus). Universitas Andalas; 27. Lucida H, Bakhtiar A, Putri WA.
2016. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut
21. World Health Organization. General Dari Katekin Gambir. Universitas
Guideline For Methodologies On Andalas; 2014.
Research And Evluation Of 28. Wahyuningsih S, Soemardji AA,
Traditional Medicine. Geneva; 2000. Febiyanti D. Efek Gel Lidah Buaya
22. Charan J, Kantharia N. How To (Aloe barbadensis Mill) Terhadap
Calculate Sample Size In Animal Penyembuhan Luka Bakar
Studies. J Pharmacol Pharmacother. Eksperimen Pada Tikus Wistar
2013;4(4):303–6. Betina. In: Prosiding Seminar

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 71


Archives Pharmacia p-ISSN: 2655-6073 e-ISSN:2797-7145

Nasional Tumbuhan Obat Indonesia In Mice. Phytomedicine.


XXIX. 2006. 2008;15:932–9.
29. Robinson T. Kandungan Organik 31. Mawarsari T. Uji Aktivitas
Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung: Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak
Institut Teknologi Bandung; 1991. Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia
30. Luo Q, Sun L, Si J, Chen D. esculenta L.) scotht putih (Rattus
Hypocholesterolemic Effect Of novergicus) Jantan Galur Sprague
Stilbenes Containing Extract Dawley. UIN Syarif Hidayatullah;
Fraction From Cajanus Cajan On 2015.
Diet Induced Hypercholesterolemia

Archives Pharmacia Volume 3 Nomor 2, Juli 2021 72

Anda mungkin juga menyukai