3 (2022) : Oktober
Abstract
Burn wound is a tissue damage that caused by hot source like fire, electricity, chemicals. Bandotan
leaf (Ageratum conyzoides L.) can be used as burn aid that may cease bleeding. The novelty in this study is
that it examines the effectiveness of bandotan leaves with aloe vera in repairing burns in rats. Aloe vera leaf
contain vitamin C, E, B1 (tiamin), niasin, B2 (riboflavin), choline, and folic acid. The aim of this study is to
determine the effectivity of burn wound repair with the bandotan leaf extract and aloe vera extract. This
research used 30 white rats weighing 150 to 200g that divided to 6 groups, Burnazin treat group, negative
control group, 10% bandotan extract administration group, 15% bandotan administration group, 10% aloe
vera administration group, and 15% aloe vera administration group.This study used experimental method
with true experimental with randomized post-test only control group design, by giving bandotan leaf extract
with 10% and 15% concentration and aloe vera extract with 10% and 15% concentration to the mouse that
has been burnt. The statistical analysis result of burn wound cureness among rats that have given bandotan
leaf and aloe vera extract obtained among K group to P0, P1, P2, P3, and P4 is significant, so as among P0
to P1, P2, P3, and P4 is significant. Whereas among P1, P2, P3, and P4 is not significant. Bandotan leaf with
10% and 15% concentration and aloe vera with 10% and 15% concentration is as potential as burn wound
dressing that have been. The most potential extract group for cureness is bandotan leaf extract with 15%
concentration.
Keywords : Bandotan leaf extract; aloe vera extract; burn wound.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 656
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
Received: December 22th, 2021; 1st Revised December 28th, 2021; 2nd Revised January 21th, 2021;
Accepted for Publication : February 11 th, 2022
© 2022 Unedo Resky Hutauruk, Felix Juan Yu, Oliviti Natali, Sri Wahyuni Nasution
Under the C BY-SA 4.0
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 657
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 658
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
Kriteria inklusi yaitu tius jantan dengan berat disaring menggunakan kapas dan kertas
badan 150-200gram tikus yang mempunyai saring. Kemudian ulangi proses ekstraksi pada
fisik yang sehat dan aktif. Tikus tidak ampas dengan menggunakan etanol 70%
memiliki kelainan anatomis. Tikus yang tidak sebanyak 0,5L hingga memperoleh maserat II.
pernah digunakan sebagai sampel penelitian, Dan keseluruhan dari maserat diuapkan
dan kritetia eksklusi yaitu tikus yang mati dan dengan rotary evaporator sampai diperoleh
cacat sebelum dan sesudah penelitian. ekstrak daging lidah buaya (9).
Hewan uji akan dibagi menjadi 6 kelompok Pembuatan Gel
dengan jumlah tikus pada setiap kelompok Ekstrak bandotan dan lidah buaya dijadikan
sebanyak 5 ekor yaitu kelompok 1 (kontrol dalam sediaan gel dengan menggunakan basis
positif Burnazin), kelompok 2 (kontrol berupa CMC-Na, Gliserin, Propilenglikol, dan
negatif), kelompok 3 (ekstrak bandotan 10%), Aquadest ad dengan penggunaan ekstrak
kelompok 4 (ekstrak bandotan 15%), sebanyak 10 gram (10).
kelompok 5 (ekstrak lidah buaya 10%), dan Skrining Fitokimia
kelompok 6 (ekstrak lidah buaya 15%). Uji Fenolitik
Pembuatan Ekstrak Sebanyak 1 ml ekstrak, dimasukkan
Daun bandotan segar dikeringkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3-4
terlebih dahulu dengan suhu ruangan lalu tetes larutan besi (III) klorida. Dikatakan
dihaluskan dengan blender. Kemudian daun positif mengandung fenol apabila terjadi
bandotan dimaserasi dengan etanol 96% perubahan warna menjadi hitam kebiruan (11).
sampai terendam sepenuhnya dan diaduk Uji Flavonoid
setiap 24 jam sekali dan didiamkan selama 5 Uji shinoda, sebanyak 1 ml ekstrak
hari di ruangan yang kedap dengan cahaya. ditambahkan 2-3 tetes etanol, lalu
Kemudian hasil maserasi disaring dan ditambahkan serbuk Mg dan beberapa tetes
dipekatkan dengan menggunakan rotary HCl. Dikatakan positif bila warna berubah
evaporator hingga didapatkan ekstrak padat menjadi merah (11). Uji reagen alkalin,
(7). Daun lidah buaya yang segar berwarna sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan beberapa
hijau tua sebanyak 1 kg dicuci lalu dikupas tetes NaOH. Dikatakan positif flavonoid
dan dipisahkan kulit dan daging lidah buaya. apabila terbentuk warna kuning yang akan
Kemudian potong daging lidah buaya menjadi memudar jika ditambahkan dengan asam
potongan kecil dan dihaluskan dengan blender. encer. Uji timbal asetat, sebanyak 1 ml sampel
Kemudian lidah buaya yang halus dimaserasi ditambahkan dengan 1 ml Pb asetat kemudian
dengan etanlo 70% sebanyak 1 liter kemudian dikocok. Dikatakdan positif flavonoid apabila
diaduk selama 6 jam pertama dan didiamkan terjadi perubahan warna menjadi coklat
selama 18 jam sambil diaduk. Hasil maserasi kekuningan (12).
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 659
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 660
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 661
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
Tabel 3. Tabel analisis Post-Hoc LSD buaya 15%, bandotan 10% dan lidah buaya
10%.
Kelompok P Keterangan
Grafik 1. Grafik penyembuhan luka bakar
I II
berdasarkan rata-rata diameter
K P0 <0,001 Signifikan
P1 <0,001 Signifikan
P2 <0,001 Signifikan
P3 <0,001 Signifikan
P4 <0,001 Signifikan
P0 P1 <0,001 Signifikan
P2 <0,001 Signifikan
P3 <0,001 Signifikan
P4 <0,001 Signifikan
Tidak
P1 P2 0,778
signifikan
Hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa
Tidak
P3 0,622
signifikan ekstrak etanol daun bandotan memiliki
Tidak
P4 0,725 bebrapa komponen fitokimia seperti fenolik,
signifikan
Tidak flavanoid, alkaloid, tanin dan terpenoid. Hasil
P2 P3 0,832
signifikan
dari penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tidak
P4 0,527
signifikan Fitriani et all dimana dikatakan bahwa,
Tidak ekstrak etanol daun bandotan memiliki
P3 P4 0,401
signifikan
kandungan flavanoid, fenolik, saponin,
Dari hasil uji Post Hoc LSD alkaloid, tanin, dan steroid (17).
didapatkan antara kelompok K terhadap P0, Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol
P1, P2, P3 dan P4 signifikan, begitu juga lidah buaya, didapatkan bahwa fenolik,
antara kelompok P0 terhadap P1, P2, P3 dan flavanoid, saponin, tanin dan terpenoid. Hasil
P4 signifikan. Sedangkan antar kelompok P1, penelitian ini sejalan dengan penelitian Septian
P2, P3 dan P4 tidak signifikan. et all dimana dikatakan bahwa dalam ekstrak
Untuk mengetahui efektivitas dan laju etanol lidah buaya terdapat Alkaloid,
menggunakan grafik garis, dari hasil yang Dari beberapa manfaat etanol daun
bandotan 15% lebih efektif dibandingkan tumbuhan ini, antara lain menyembuhkan luka,
pemberian ekstrak lainnya, diikuti oleh lidah mengobati sakit dada, sakit mata, demam, dan
lain-lain. Selain berbagai manfaat tersebut,
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 662
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
daun bandotan mempunyai dampak negatif kolagen pada fibroblast kuit melalui fosforilasi
bagi kesehatan yaitu menyebabkan luka pada protein, dan saponin terbukti efektif
hati dan menumbuhkan tumor, jika menghambat reaksi inflamasi fase awal (23).
dikonsumsi dalam jangka panjang, karena Selain itu saponin memilki sifat
bandotan juga mengandung zat racun yang bakteriostatik yang bekerja dengan
sangat tidak baik bagi tubuh (19). mengganggu stabilitas membran sel bakteri
Tanaman ini mengandung kumarine, hingga mengakibatkan lisisnya bakteri(24).
eugenol 5%, dan HCN. Daun Ageratum Tanin memiliki mekanisme efek antibakteri
conyzoides mengandung saponin, flavonoida, tanin yaitu melalui reaksi dengan membran
dan polifenol, di samping itu daunnya juga sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau
mengandung minyak atsiri (Fitmawati and inaktivasi fungsi materi genetik dan juga sifat
Juliantari, 2017). Tanaman lidah buaya berupa astrigen yang membantu dalam mengecilkan
ekstrak daun mengandung fenolik, flavanoid, pori-pori kulit, memperkeras kulit, dan dalam
saponin, tanin dan terpenoid. hal menghambat pendarahan pada luka
Beberapa kandungan zat metabolit minimal (21,25). Alkaloid memliki sifat
memiliki fungsi tersendiri dalam mencegah bakterisid karena adanya kemampuan untuk
infeksi sekunder dan sebagai antiinflamasi. menghambat kerja enzim untuk mensintesis
Flavanoid memiliki kerja dalam hal merusak protein (26).
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom Sedangkan, lidah buaya juga bermanfaat
dan lisosom sebagai hasil dari interaksi antara sebagai perlindungan pencernaan dengan
flavanoid dan DNA bakteri, melepaskan menggunakan ekstrak lidah buaya 50%, lidah
energi tranduksi terhadap membran sitoplasma buaya juga bermanfaat sebagai perlindungan
bakteri serta menghambat motilitas bakteri kulit dan penyembuhan luka karena lidah
(21). Flavanoid menghambat enzim buaya dan senyawa utamanya (aloesin, aloin,
lipooksigenase yang berperan dalam dan emodin) melakukan Tindakan
biosintesis leukotrien. Flavanoid juga perlindungan terutama melalui mekanisme
menghambat metabolisme asam arakidonat antioksidan dan anti inflamasi (27). Pada
sehingga produksi prostaglandin dapat penelitian dimana pemberian gel lidah buaya
berkurang. Flavanoid juga menghambat (Aloe vera) memiliki efek yang sangat baik
sekresi enzim lisosom yang merupakan pada fase proliferasi dan proses kontraksi luka,
mediator inflamasi, sehingga menghambat dan berperan penting dalam memperkecil,
proses radang (22). Saponin memilki efek memendekkan, dan mempersempit ukuran
sebagai meningkatkan fibroblast dan jarak pinggir luka pada tikus wistar. Lendir
menghambat ekspresi metalloproteinase. lidah buaya tidak hanya meningkatkan jumlah
Selain itu, saponin juga meningkatkan sintesis kolagen di situs luka, tetapi juga meningkatkan
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 663
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
koneksi transversal antar ikatan sehingga antar kelompok P1, P2, P3 dan P4 tidak
mempercepat perbaikan (28). signifikan.
Penyembuhan luka merupakan respons 3. Uji efektivitas menunjukkan bahwa
biologis yang esensial terhadap regenerasi ekstrak bandotan 15% memberikan
jaringan ikat dan epitel yang rusak. Penerapan pengaruh yang lebih optimal dibandingkan
topical Aloe vera telah terbukti memiliki efek dengan pemberian ekstrak bandotan
yang menjanjikan pada proses penyembuhan dengan konsentrasi lebih rendah.
luka (29). Lidah buaya memiliki suatu 4. Uji efektivitas menunjukkan bahwa
komponen kimia yang dikenal sebagai ekstrak lidah buaya 15% memberikan
glukomanan (β - linked acetylated mannan) pengaruh yang lebih optimal dibandingkan
dimana komponen kimia tersebut memiliki dengan pemberian ekstrak lidah buaya
efek terhadap kesehatan yaitu mempercepat dengan konsentrasi lebih rendah.
penyembuhan luka; memodulasi sistem UCAPAN TERIMA KASIH
kekebalan, efek antineoplastik dan antivirus Tim peneliti berterima kasih kepada
(30). Universitas Prima Indonesia, Laboratorium
KESIMPULAN Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas
Adapun kesimpulan yang diambil pada Prima Indonesia, dan Laboratorium Eldwin
penelitian ini adalah : Cipta Kompetensi Medan yang telah
1. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa mendukung berjalannya penelitian ini
daun bandotan dan lidah buaya efektif sehingga kami dapat melakukan penelitian ini
untuk penyembuhan luka bakar sesuai tanpa adanya hambatan.
dengan setelah diuji data berdistribusi DAFTAR PUSTAKA
normal dan memiliki varian yang sama 1. Dikti K, No Risk, The Of, Porcupine J.
sehingga dari tabel hasil uji One Way Anatomi Makroskopis Dan Analisis
ANOVA didapatkan nilai p < 0,05 dan Dinamika Profil Darah Pada Proses
levene > 0,05. Penyembuhan Luka Pada Kulit Landak
2. Uji efektivitas menunjukkan ada Jawa ( Hystrix Javanica ).
perbedaan yang bermakna dari kelompok 2020;21(36):1–13.
kontrol +, kontrol -, P1 (bandotan 10%), 2. Chouhan G, Moiemen Ns, Grover Lm.
P2 (bandotan 15%), P3 (lidah 10%), P4 Advances In Keratinocyte Delivery In
(lidah buaya 15%).Dari hasil uji Post Hoc Burn Wound Care. Adv Drug Deliv
LSD didapatkan antara kelompok K Rev. 2018;123:18–32.
terhadap P0, P1, P2, P3 dan P4 signifikan, 3. Sutrisno T, Huda N, Nurlely N, Cahaya
begitu juga antara kelompok P0 terhadap N, Srikartika Vm. Efektivitas Gel
P1, P2, P3 dan P4 signifikan. Sedangkan Kuersetin Pada Penyembuhan Luka
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 664
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
Bakar Derajat Iia. Mpi (Media Pharm Gingivalis Secara In Vitro Universitas
Indones. 2017;1(1):1–11. Sumatera Utara. 2020;
4. Aryati Yvp, Setiawan I, Ariani Nr. 10. Indonesia Jk. Artikel Riset Formulasi
Pengaruh Gel Kombinasi Ekstrak Kulit Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.)) Ekstrak Daun Ketepeng Cina ( Cassia
Dan Ekstrak Kulit Manggis Alata L .) Formulation And Physical
(Garciniamangostana L.) Terhadap Stability Of Cassia Alata L . Leaf
Penyembuhan Luka Bakar Pada Extract Gel Penyakit Yang Menyerang
Kelinci. Ijms-Indonesian J Med Sci. Pada Permu- Malassezia Furfur .
2019;6(1). Penyakit Yang Diseb. 2015;5(2):74–
5. Munthe I. Pengaruh Status Nutrisi, 82.
Grade Luka Dan Perawatan Luka 11. Azizah Z, Wati Sw. Skrining Fitokimia
Terhadap Proses Penyembuhan Luka Dan Penetapan Kadar Flavonoid Total
Bakar Di Rumah Sakit Umum Kota Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica
Medan Tahun 2017. 2019; Charantia L.). J Farm Higea.
6. Siahaan Msy, Pangkahila W, Aman 2018;10(2):163–72.
Igm. Gel Ekstrak Daun Meniran 12. Isnaini Iko, Rosinta Da. Skrining
(Phyllanthus Niruri) Meningkatkan Fitokimia Ekstrak Etanol Buah
Epitelisasi Penyembuhan Luka Pada Karamunting (Melastoma
Kulit Tikus Putih Jantan Galur Wistar Malabathricum L) Sebagai Identifikasi
(Rattus Norvegicus). J Biomedik Jbm. Awal Aktivitas Wound Healing. In:
2017;9(1). Prosiding Seminar Nasional
7. Kesehatan Fi, Nahdlatul U, Mataram Lingkungan Lahan Basah. 2021.
W, Pule K, Pendarahan Wh. Efek 13. Cobra Ls, Amini Hw. Skirining
Waktu Henti Pendarahan ( Bleeding Fitokimia Ekstrak Sokhletasi Rimpang
Time ) Daun Bandotan ( Ageratum Kunyit (Curcuma Longa) Dengan
Conyzoides L .) Pada Mencit ( Mus Pelarut Etanol 96%. J Ilm Kesehat
Musculus ). 2021;3:37–44. Karya Putra Bangsa. 2019;1(1):12–7.
8. Wardani Hk. Manfaat Aloe Vera 14. Siyanti A, Fitriani N. Uji Aktivitas
Sebagai Terapi Topikal Luka Bakar. Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit
Wellness Heal Mag. 2020;2(1):141–6. Alpukat (Persea Americana Mill.)
9. Martin R, Tampubolon T, Martin R, Terhadap Peredaman Dpph. In:
Tampubolon T. Efektivitas Antibakteri Proceeding Of Mulawarman
Ekstrak Lidah Buaya ( Aloe Vera ) Pharmaceuticals Conferences. 2019. P.
Terhadap Bakteri Porphyromonas 72–5.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 665
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 666
Vol 4. No. 3 (2022) : Oktober
Cuniculus). 2020;8(1):274–82.
27. Sánchez M, González-Burgos E, 29. Rahman S, Carter P, Bhattarai N. Aloe
Iglesias I, Gómez-Serranillos Mp. Vera For Tissue Engineering
Pharmacological Update Properties Of Applications. J Funct Biomater.
Aloe Vera And Its Major Active 2017;8(1):6.
Constituents. Molecules. 2020;25(6):1– 30. Pandey A, Singh S. Aloe Vera: A
37. Systematic Review Of Its Industrial
28. Nazir F, Zahari A, Anas E. Pengaruh And Ethno-Medicinal Efficacy. Int J
Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe Pharm Res Allied Sci. 2016;5(1):21–
Vera) Terhadap Jarak Pinggir Luka 33.
Pada Tikus Wistar. J Kesehat Andalas.
2015;4(3).
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index 667