Anda di halaman 1dari 16

e-ISSN : 2722-4481

Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL AKAR TAKOKAK


Solanum torvum Swartz SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS
PUTIH Rattus norvegicus
Heti Y. Maarebia1, Joke L. Tombuku 2, Olvie S. Datu1, 3, Selvana S. Tulandi2

1
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
2
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
3
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Penulis Korespondensi; hetimaarebia@gmail.com


Diterima : 2 Februari 2021; Disetujui: 25 April 2021

ABSTRAK

Takokak merupakan salah satu tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional di
Indonesia salah satunya sebagai antiiflamasi.
Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak akar takokak pada
penyembuhan inflamasi. Diduga bahwa pemberian dosis ekstrak akar takokak berpengaruh terhadap
udem.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah
dengan variabel terikat adalah volume udem dan variabel bebasnya adalah dosis ekstrak akar takokak
10%, 20% dan 40%, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume udem rata-rata terbesar terjadi pada jam kedua dan
kemudian berangsur-angsur menurun sampai jam keduabelas. Pengamatan terhadap persen
penghambatan antiinflamasi pada jam keduabelas menunjukkan bahwa uji dosis 10% memberikan efek
penghambatan udem sebesar 33,81%, uji dosis 20% memberikan efek penghambatan udem sebesar
71,12%, dan uji dosis 40% memberikan efek penghambatan udem yang maksimal yaitu sebesar
88,23%.

Kata Kunci : Solanum torvum Swartz, anti-inflamasi, Rattus norvegicus

Takokak is a plant that has long been used as traditional medicine in Indonesia, one of which is
anti-inflammatory.
This study aims: to determine the effectiveness of Takokak root extract in healing inflammation.
It is suspected that the dose of Takokak root extract has an effect on edema.
The research method used was a completely randomized design (CRD) unidirectional pattern with the
dependent variable was edema volume and the independent variable was the dose of 10%, 20% and
40% Takokak root extract, each treatment was repeated three times.
The results showed that the greatest volume of edema occurred at the second hour and then
gradually decreased until the twelfth hour. Observation of the percentage of anti-inflammatory
inhibition at the twelfth hour showed that the 10% dose test gave an edema inhibitory effect of 33.81%,
the 20% dose test gave an edema inhibitory effect of 71.12%, and the 40% dose test had a maximum
inhibitory effect of edema, namely amounted to 88.23%.

Keywords : Solanum torvum Swartz, anti-inflammatory., Rattus norvegicus

48
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

PENDAHULUAN zat-zat ini 'ramah lingkungan' dan dapat


Indonesia adalah negara yang subur diproduksi sebagai sumber yang dapat
dan kaya akan jenis tanaman, mulai dari diperbarui dengan cara menanam tanaman
tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman yang berkhasiat obat2.
hias, makanan, dan bahan obat-obatan. Salah satu bahan alam yang dapat
Namun masyarakat belum begitu tahu bahwa digunakan untuk pengobatan inflamasi secara
dibalik semua kekayaan itu tersimpan tradisional yaitu dengan menggunakan
manfaat dan khasiat lain yang besar dari tanaman takokak (Solanum torvum Swartz).
berbagai tanaman tersebut 1. Tanaman telah Takokak merupakan salah satu tanaman yang
menjadi dasar sistem pengobatan yang telah lama dikenal berkembang luas di
mutakhir selama ribuan tahun, terutama di Indonesia3. Tanaman takokak banyak
Cina dan India, dan memiliki peran penting tumbuh dihutan-hutan, di tepi sungai, di
dalam pelayanan kesehatan. Organisasi ladang, di kebun, kadang-kadang
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan dibudidayakan di halaman. Tanaman takokak
bahwa 80% penduduk dunia mengandalkan tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah
pengobatan tradisional untuk pelayanan dengan karakteristik lahan yang tidak terlalu
kesehatan utama 2. berair, ternaungi sedang atau tersinar
Tanaman dikenal mempunyai matahari, dan tumbuh pada ketinggian tempat
kemampuan menghasilkan metabolit 1-1800 m 4.
sekunder yang tinggi dan telah digunakan Tanaman takokak mengandung banyak
untuk pengobatan penyakit. Pada berbagai khasiat bagi kesehatan. Selain buah, daun,
tanaman kaya akan metabolit sekunder seperti akar, bunganya pun juga dapat dimanfaatkan.
tannin, terpenoid, alkaloid, flavonoid 3. Buah takokak telah lama dimanfaatkan
Pemanfaatan tanaman sebagai tanaman obat sebagai bahan makanan. Buah takokak sering
karena disebabkan tanaman mengandung digunakan sebagai lalapan). Berdasarkan
komponen bioaktif yang dapat digunakan penelitian terdahulu, telah dilakukan telaah
sebagai obat. terhadap kandungan kimia dari ekstrak n-
Diperkirakan bahwa 20-25% dari heksan buah takokak. Dari hasil penelitian ini
seluruh obat diperoleh dari sumber alam. diketahui bahwa buah takokak mengandung
Dalam hal ini, bahan obat dapat berupa bahan senyawa flavonoid, saponin,
alam yang diisolasi langsung dari organisme steroid/triterpenoid. Pada bunga dan daun
penghasil, bahan alam yang telah mengalami takokak juga memiliki kandungan bahan aktif
sedikit modifikasi kimia (semisintetis), atau alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin 5. Akar
senyawa yang secara keseluruhan disintesis takokak mengandung senyawa alkaloid,
dari bahan alam tertentu yang memiliki flavonoid, triterpenoid dan tanin6 .
aktivitas biologis2. Inflamasi atau yang sering dikenal
Banyak alasan terjadinya peningkatan dengan istilah radang merupakan suatu
penggunaan obat herbal. Alasan tersebut kejadian normal dari tubuh yang berkaitan
berkisar dari daya tarik produk dari alam dan dengan sistem kekebalan tubuh. inflamasi ini
persepsi bahwa produk tersebut 'aman'. terjadi akibat sistem pertahanan yang ada
Persepsi mengenai obat herbal akan dalam tubuh sudah tidak mampu lagi
mempengaruhi sikap selanjutnya terhadap melawan paparan benda asing dari tubuh,
produk-produk obat herbal. Keuntungan lain secara biologis tempat-tempat yang
senyawa yang berasal dari alam adalah bahwa mendapatkan serangan dari luar tersebut akan

49
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

terjadi inflamasi atau peradangan. Inflamasi antiinflamasi belum terbukti melalui


merupakan respon protektif setempat yang penelitian yang komprehensif. Oleh karena
ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan itu, dengan belum adanya data mengenai
jaringan, yang berfungsi menghancurkan, kemampuan antiinflamasi dari senyawa
mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) metabolit sekunder yang dimiliki oleh akar
baik agen pencedera maupun jaringan yang takokak, maka dilakukan penelitian terhadap
cedera itu7. Apabila jaringan cedera misalnya aktivitas antiinflamasi pada akar takokak.
karena terbakar, teriris atau karena infeksi
kuman, maka pada jaringan ini akan terjadi METODE PENELITIAN
rangkaian reaksi yang memusnahkan agen Penelitian ini dilaksanakan di
yang membahayakan jaringan atau yang laboratorium terpadu Fakultas Matematika
mencegah agen menyebar lebih luas. Reaksi- dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
reaksi ini kemudian juga menyebabkan Kristen Indonesia Tomohon, dan
jaringan yang cedera diperbaiki atau diganti Laboratorium FMIPA Unsrat Manado.
dengan jaringan baru8. Waktu pelaksanaan penelitian
Agen yang dapat menyebabkan cedera dilakukan pada bulan oktober sampai bulan
pada jaringan, yang kemudian diikuti oleh november 2016.
radang adalah kuman (mikroorganisme),
benda (pisau, peluru, dsb.), suhu (panas atau Bahan dan Alat
dingin), berbagai jenis sinar (sinar X atau Bahan-bahan
sinar ultraviolet), listrik, zat-zat kimia, dan Hewan uji yang digunakan adalah tikus
lain-lain. Cedera radang yang ditimbulkan putih galur Wistar sebanyak 15 ekor dengan
oleh berbagai agen ini menunjukkan proses umur tiga bulan dan berat badan 160-200g.
yang mempunyai pokok-pokok yang sama, Bahan tanaman Solanum torvum Swartz
yaitu terjadi cedera jaringan berupa diperoleh dari desa Senduk kecamatan
degenerasi (kemunduran) atau nekrosis Tombariri. Bahan-bahan kimia yang
(kematian) jaringan, pelebaran kapiler yang digunakan antara lain: aquades, etanol 70%,
disertai oleh cedera dinding kapiler, Natrium Carboxil metil celuluosa (Na.CMC),
terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, Na-diklofenak sebagai pembanding dalam uji
sel darah, dan sel jaringan) pada tempat antiinflamasi, dan albumin putih telur sebagai
radang yang disertai oleh proliferasi sel penginduksi.
jaringan makrofag dan fibroblas, terjadinya Alat-alat
proses fagositosis, dan terjadinya perubahan- Alat-alat yang digunakan dalam
perubahan imunologik8. penelitian ini adalah alat-alat gelas
Kandungan senyawa metabolit laboratorium, rotary evaporator, jarum
sekunder pada buah dan daun takokak yang suntik, NGT 3.5, kertas saring, lumpang dan
bermanfaat bagi kesehatan telah banyak alu, neraca analitik, neraca hewan, penangas
diteliti manfaatnya, namun yang menjadi air, pletysmometer, sarung tangan, kain
masalah dalam penggunaan obat tradisional flanel, tissue.
ini adalah kurangnya informasi atau Metode Penelitian
pengetahuan mengenai tanaman takokak yang Jenis Penelitian
dipakai sebagai obat tradisional dalam Penelitian ini merupakan penelitian
pengobatan antiinflamasi khususnya pada eksperimental laboratorium dengan
akar takokak. Khasiat akar takokak sebagai menggunakan metode Rancangan Acak

50
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Lengkap (RAL) pola searah dengan lima


macam perlakuan masing-masing tiga
ulangan.
Rancangan Penelitian

Tikus Putih

Dipuasakan 12 jam, tetap diberikan air minum

Tikus ditimbang, diberi tanda pada mata kaki dan


diukur volume awal kaki tikus sebelum perlakuan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


I II III IV V

Diberi Diberi Diberi Diberi Diberi


Larutan Natrium Ekstrak Ekstrak Ekstrak
CMC Diklofenac Akar Akar Akar
Takokak Takokak Takokak
10% 20% 40%

1 jam kemudian disuntik secara intraplantar dengan suspensi putih telur

Ukur volume kaki tikus tiap 1 jam selama 12 jam

Uji statistik

Gambar 1. Bagan Alir Rancangan Penelitian

Prosedur Penelitian kaca dan diperoleh filtrat. Filtrat yang


Pembuatan Ekstrak Etanol Akar Takokak diperoleh kemudian dipekatkan dengan
Bagian tanaman yang digunakan untuk rotary evaporator pada suhu maksimal 60 oC
pembuatan ekstrak adalah akar takokak. dan diperoleh ekstrak kering.
Sampel dibersihkan dengan air mengalir dan
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Akar
sampai kering. Sampel yang telah kering Takokak Dengan Konsentrasi 10% b/v,
dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam 20% b/v, dan 40% b/v.
bejana, dimaserasi dengan etanol 70% Untuk membuat suspensi ekstrak akar
kemudian diaduk sesekali. Didiamkan 24 jam takokak 10% b/v, ditimbang 10 g ekstrak lalu
selama 5 hari lalu difiltrasi dengan corong dimasukkan ke dalam lumpang kemudian

51
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

digerus sambil ditambahkan sedikit demi kemudian diencerkan dengan sedikit


sedikit Na.CMC 0,5% hingga homogen, aquadest, dimasukkan ke dalam labu
dimasukkan ke dalam labu tertukur 100 ml, terukur 100 ml, lalu ditambahkan
dicukupkan volumenya dengan Na.CMC aquadest sampai garis batas.
0,5% hingga garis batas. Begitupun 1. Volume Pemberian Larutan Na.CMC.
pembuatan suspensi dengan konsentrasi 20% Larutan Na.CMC 0,5% diberikan pada
b/v, dan 40% b/v dengan penimbangan tikus tergantung berat badannya,
masing-masing 20 g, dan 40 g. misalnya tikus dengan berat badan 160
gram, maka volume yang diberikan :
Pembuatan Dan Volume Pemberian 160 g
x 1 ml = 0,9 ml
Suspensi Na.CMC 0,5 % 200 g
1. Pembuatan Larutan Na.CMC.
Larutan suspensi Na.CMC konsentrasi Penentuan dan Pembuatan Dosis Suspensi
0,5% dibuat dengan melarutkan 500 mg Natrium Diklofenak
Na.CMC dalam aquadest sampai volume 1. Penentuan Dosis Natrium Diklofenak.
100 ml. Timbang 500 mg Na.CMC, Dosis Natrium diklofenak untuk tikus
ditaburkan merata ke dalam lumpang perlakuan ditentukan berdasarkan faktor
yang telah berisi air suling panas konversi dosis manusia dan dosis tikus
sebanyak 50 ml. Didiamkan selama 15 menurut metode Laurance dan
menit hingga diperoleh massa yang Baoharach. Perhitungan konversi dosis
transparan, digerus hingga terbentuk gel manusia dengan tikus adalah :

Dosis pemakaian pada manusia (50kg) = 50 mg


Konversi dosis manusia (70kg) pada tikus (200g) = 0,018
70 kg
Dosis pemakaian pada manusia (70kg) = x 50 mg
50 kg
= 70 mg
Dosis untuk tikus (200g) = 70 mg x 0,018
= 1,26 mg
Dosis untuk tikus = 1,26 mg / 200 g BB
= 0,0063 mg/g BB
= 6,3 mg/kg BB
2. Pembuatan Suspensi Natrium Diklofenak
200 g
x 6,3 mg = 1,26 mg
1000 g
100 ml
x 1,26 mg = 126 mg / 100 ml
1 ml

Ditimbang sebanyak 126 mg serbuk natrium dengan suspensi Na.CMC 0,5%. Larutan
diklofenak kemudian digerus dengan natrium diklofenak diberikan pada tikus
penambahan suspensi Na.CMC 0,5% sampai tergantung berat badannya.
homogen, dimasukkan ke dalam labu terukur
100 ml, dicukupkan sampai garis tanda

52
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Pembuatan Induktor Radang (Putih Telur positif diberikan suspensi natrium


1%) diklofenak 1 ml/200g BB secara oral
Ditimbang sebanyak 1 g putih telur masing-masing 3 replikasi. Kelompok 3
ditambahkan aqua pro injeksi sebanyak 50 ml, sebagai kelompok uji diberikan ekstrak
dihomogenkan kemudian dicukupkan etanol akar takokak dengan konsentrasi
volumenya hingga 100 ml . 9 10% b/v sebanyak 1 ml/200g BB secara
oral masing-masing 3 replikasi.
Pengujian Kelompok 4 menerima ekstrak etanol
1. Persiapan Hewan Percobaan. 10–13 akar takokak dengan konsentrasi 20% b/v
Hewan percobaan yang digunakan sebanyak 1 ml/200g BB secara oral
adalah tikus putih dengan berat badan 160- masing-masing 3 replikasi. Kelompok 5
200 g sebanyak 15 ekor dibagi dalam 5 menerima ekstrak etanol akar takokak
kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 dengan konsentrasi 40% b/v sebanyak 1
ekor tikus. Sebelum digunakan tikus ml/200g BB secara oral masing-masing 3
diadaptasikan dengan lingkungan penelitian replikasi.
selama satu minggu, hewan percobaan 3) Setelah 1 jam perlakuan kemudian
dipelihara pada kandang yang mempunyai diinduksikan larutan albumin putih telur
ventilasi yang baik dan selalu dijaga 1% v/v sebanyak 0,2 ml secara
kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai intraplantar pada telapak kaki tikus, lalu
dengan memperlihatkan gerakan yang lincah. dicelupkan ke dalam raksa sampai tanda
2. Pengujian Inflamasi. batas untuk mengukur volume udem kaki
1) Sebelum diberi perlakuan tikus tikus. Volume udema di telapak kaki
dipuasakan selama 12 jam dengan tetap tikus diukur dengan cara
diberi air minum kemudian ditimbang mencelupkannya ke dalam alat
bobot badan awal lalu diberi tanda batas pletysmometer sampai tanda batas setiap
pada kaki tikus dan dilakukan 1 jam selama 12 jam. Volume udem
pengukuran telapak kaki awal. diukur berdasarkan kenaikan raksa (Vt).
2) Kelompok 1 sebagai kontrol negatif Data yang diperoleh kemudian dianalisis
diberikan larutan NaCMC sebanyak 1 secara statistik dengan menggunakan
ml/200g BB secara oral masing-masing 3 Anova9.
replikasi. Kelompok 2 sebagai kontrol

Presentase radang yang terjadi diukur dengan menggunakan rumus :


% radang = Vt – Vo x 100%
Vo
Dimana : Vt = volume radang setelah waktu t
Vo = volume telapak kaki pada waktu o

Efek antiinflamasi dievaluasi berdasarkan rumus sebagai berikut :


% inhibisi radang = a – b x 100%
a
Dimana : a = persen radang rata-rata kelompok kontrol
b = persen radang rata-rata kelompok perlakuan bahan uji atau obat
pembanding (Mansjoer, 1999).

53
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Tabel 1. Pengukuran volume udem kontrol negatif larutan CMC, kontrol positif natrium
diklofenak, serta ekstrak etanol akar takokak konsentarsi 10%, 20%, dan 40%.

Volume udem (ml) pada jam ke


Kelompok
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I
II
III
IV
V

Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Dosis ekstrak akar takokak 10%, 20%, dan 40%.
2. Variabel terikat : Volume udem

Analisis Data diambil diperoleh sebanyak 883,07 gram


Data hasil penelitian dianalisis secara kemudian akar takokak segar tersebut
statistik menggunakan metode ANOVA dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila dan diperoleh sebanyak 313,15 gram. Akar
ada perbedaan yang bermakna pada uji takokak kering diserbukkan dengan cara
ANOVA maka dilanjutkan dengan uji diblender sehingga diperoleh sebanyak
banding Post Hoc. 285,18 gram. Hasil maserasi dipekatkan
dengan Rotary evaporator pada suhu
HASIL DAN PEMBAHASAN maksimal 60oC dan diperoleh ekstrak kering
Bahan uji yang digunakan dalam sebanyak 24,03 gram seperti yang terlihat
penelitian ini adalah ekstrak etanol kering pada tabel 2.
akar takokak. Dari akar takokak segar yang

Tabel 2. Hasil Ekstraksi


No. Jenis Hasil
1 Akar Takokak segar 883,07 g
2 Akar Takokak kering 313,15 g
3 Serbuk 285,18 g
4 Ekstrak etanol kering 24,03 g

Pada penelitian ini digunakan ekstrak kering dengan cara diangin-anginkan untuk
akar takokak diperoleh dari proses ekstraksi menghindari kemungkinan rusaknya
yang merupakan kegiatan penarikan senyawa-senyawa komplek yang terkandung
kandungan kimia yang terdapat pada di dalam akar takokak lalu diblender menjadi
simplisia. Proses ekstraksi melalui tahap serbuk. Penyarian dilakukan dengan cara
pembuatan serbuk, penyarian, dan maserasi. Kemudian dilakukan pemekatan
pemekatan. Akar takokak dikeringkan dengan alat Rotary Evaporator untuk

54
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

memperoleh ekstrak kering akar takokak. selama beberapa jam kemudian berangsur-
Dari proses tersebut didapatkan ekstrak angsur berkurang selama 24 jam.
kering sebanyak 24,03 gram. Ekstrak kering Pengukuran volume udem
akar takokak digunakan untuk uji efek menggunakan pletismometer dipengaruhi
antiinflamasi. oleh banyak faktor antara lain adalah volume
Pemakaian etanol 70% sebagai pelarut air raksa pada alat, kejelasan tanda batas harus
karena etanol 70% dapat melarutkan senyawa terbenamnya kaki tikus dalam air raksa, posisi
organik dalam tumbuhan baik yang bersifat kaki tikus pada saat pengukuran dan kondisi
polar maupun non polar, tidak beracun, tidak perlakuan selama penelitian. Pengurangan
mudah ditumbuhi kapang dan kuman, dan sebanyak mungkin pengaruh faktor tersebut
pemanasan yang diperlukan untuk pemekatan dilakukan dengan meningkatkan ketelitian
lebih sedikit. Disamping itu etanol 70% saat pengukuran yaitu melakukan pengukuran
mempunyai titik didih yang rendah (78,4 oC) dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan
sehingga mudah diuapkan, aman digunakan mengusahakan tikus dalam keadaan tenang
dan mudah mendapatkannya. Bahan uji yang saat pengukuran.
diberikan dalam bentuk tersuspensi dengan Bahan pembanding yang digunakan
Na CMC 0,5%, hal ini dikarenakan ekstrak pada penelitian adalah natrium diklofenak.
tidak larut sempurna dalam air. Dimana natrium diklofenak ini mempunyai
Hewan percobaan yang digunakan daya absorbsi yang cepat dalam tubuh15.
untuk uji efek antiinflamasi adalah tikus Natrium diklofenak juga sering digunakan
putih. Ketersediaan tikus, ditambah sebagai kontrol pembanding pada penelitian
ukurannya yang kecil, tingkat reproduksi efek antiinflamasi.
yang tinggi, dan biaya minimal untuk Hasil Uji Antiinflamasi
pembelian dan pemeliharaan, telah membuat Pada uji antiinflamasi ini digunakan 3
mereka hewan laboratorium yang paling variasi kelompok dosis yaitu kelompok dosis
sering digunakan dan dipelajari. Selain itu, rendah 100 mg/200 g BB, kelompok dosis
tikus telah dipelajari karakteristik secara sedang 200 mg/200 g BB, dan kelompok
anatomi, fisiologi dan genetik mirip seperti dosis tinggi 400 mg/200 g BB. Pengukuran
manusia14 . volume udem pada telapak kaki tikus
Pada pengujian efek antiinflamasi dilakukan setiap satu jam selama 12 jam
digunakan metode pembentukan edema setelah telapak kaki tikus dibuat udem dengan
buatan pada telapak kaki belakang tikus putih induksi putih telur. Pengamatan selama 12
dan putih telur sebagai penginduksi edema. jam dilakukan untuk mengetahui waktu
Metode ini dipilih, karena sederhana dan lebih dimana volume udem maksimal terbentuk dan
mudah dilakukan tanpa keahlian khusus efek antinflamasi yang diberikan oleh
namun memiliki hasil yang akurat. Putih telur kelompok bahan uji.
dipilih sebagai penginduksi udem karena Setelah dilakukan percobaan mengenai
dapat menimbulkan gejala antiinflamasi akut, efek antiinflamasi ekstrak akar takokak pada
selain itu udem yang dihasilkan lebih tikus putih maka hasil pengukuran volume
responsif terhadap obat-obat antiinflamasi. udem pada telapak kaki tikus dapat dilihat
Pembentukan udem oleh larutan putih telur pada tabel 6, dan mendapatkan rata-rata
1% sebanyak 0,2 ml juga tidak menyebabkan volume udem dari kelima kelompok hewan
kerusakan jaringan dan udem dapat bertahan uji tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut
ini :

55
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Rata-rata volume radang telapak kaki tikus setelah diinduksi putih telur pada masing
masing perlakuan.

Tabel 3. Rata-rata volume udem (ml)

Kelompok Rata-rata volume udem (ml) tiap jam selama 12 jam

Perlakuan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Na CMC 0,5% 12,5 15,6 16,2 16,1 16,0 15,8 15,7 15,6 15,5 15,4 15,2 15,1 15,0
1 ml/200g BB 6 9 2 0 0 6 6 3 1 0 7 4 5

Na Diklofenak 12,4 15,6 15,3 15,0 14,7 14,5 14,2 14,0 13,7 13,5 13,3 13,1 12,9
1 ml/200g BB 7 0 4 7 8 2 4 4 9 7 4 1 0

Ekstrak Akar 12,6 15,7 16,4 16,1 15,9 15,6 15,4 15,2 15,0 14,8 14,6 14,4 14,2
Takokak 10% 2 4 2 8 2 7 0 1 0 1 3 2 7

Ekstrak Akar 12,9 15,5 15,7 15,4 15,2 15,0 14,7 14,5 14,4 14,2 14,0 13,8 13,6
Takokak 20% 5 3 3 9 4 0 6 8 0 2 4 7 8

Ekstrak Akar 15,3 18,0 17,8 17,5 17,3 17,1 16,8 16,6 16,5 16,3 16,1 15,9 15,7
Takokak 40% 7 3 3 9 6 2 9 9 2 1 4 2 2

Berdasarkan tabel diatas, pada 1 jam pertama uji dosis 3 volume radang terlihat adanya
rata-rata volume radang terkecil terdapat pada penurunan mulai pada jam kedua sampai pada
kelompok uji dosis 2 dan kemudian pada jam keduabelas. Pada penelitian ini, volume
kelompok uji dosis 3. Volume radang udem rata-rata terbesar terjadi pada jam kedua
terbesar terdapat pada kelompok kontrol dan kemudian berangsur-angsur menurun
negatif, kontrol positif, dan kelompok uji sampai pada jam keduabelas setelah diinduksi
dosis 1 yang relatif memiliki volume radang putih telur.
yang hampir sama. Volume radang pada jam Gambaran lebih jelas terhadap
kedua meningkat pada kelompok kontol perubahan volume radang dalam semua
negatif, kelompok uji dosis 1 dan kelompok kelompok tiap jam akan tampak pada grafik
uji dosis 2 kemudian mulai menurun pada jam yang ditunjukkan pada gambar 2.
ketiga sampai jam ke duabelas, sedangkan
pada kelompok kontrol positif dan kelompok

56
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

22
20
18
16
Rata-rata udem

14 Na. CMC
12
Na.Diklofenak
10
Ekstrak 10 %
8
6 Ekstrak 20 %
4 Ekstark 40 %
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu (Jam)

Gambar 2. Grafik volume rata-rata udem telapak kaki tikus tiap jam selama 12 jam setiap
kelompok perlakuan.

Rata-rata persentase radang telapak kaki tikus setelah diinduksi putih telur pada
perlakuan jam keduabelas.

Tabel 4. Rata-rata persentase udem (%)


Kelompok Rata-rata persentase udem
Perlakuan Jam ke 12
Na CMC 0,5% 1 ml/200g BB 19,86 %
Na Diklofenak 1 ml/200g BB 3,39 %
Ekstrak Akar Takokak 10% 13,17 %
Ekstrak Akar Takokak 20% 5,75 %
Ekstrak Akar Takokak 40% 2,34 %

Data persentase radang (Tabel 4) diperoleh yang diberi Na.CMC, persentase radang pada
dari perbandingan selisih volume kaki tikus jam keduabelas yaitu sebesar 19,86%, pada
pada waktu t dan sebelum perlakuan, dengan kelompok kontrol positif yang diberikan Na.
volume kaki sebelum perlakuan (Lampiran Diklofenak persentase radang sebesar 3,39%,
4). Dari data yang didapatkan, dihitung pada kelompok perlakuan dosis 10%
persentasenya. Hasil persentase radang pada persentase radang sebesar 13,17%, dosis 20%
jam keduabelas adalah sebagai berikut : persentase radang sebesar 5,75% dan dosis
tampak adanya perbedaan persentase radang 40% yaitu sebesar 2,34%. Rata-rata
antara kelompok kontrol negatif, kelompok persentase radang terbesar pada kelompok
kontrol positif dan beberapa kelompok kontrol positif dan rata-rata radang terkecil
perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif yaitu pada kelompok uji dosis 40%. Rata-rata

57
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

penurunan persentase radang pada jam


keduabelas dapat dilihat pada gambar 3
berikut ini.

25.00%
Na. CMC,
19.86%
20.00%
% Rata-rata udem

Ekstrak 10 %,
15.00% 13.17%

10.00%
Ekstrak 20 %,
5.75%
Na. Diklofenak,
5.00% 3.39% Ekstrak 40 %,
2.34%

0.00%
Jam ke 12

Gambar 3. Grafik hubungan % rata-rata udem terhadap waktu

Rata-rata persentase penghambatan radang telapak kaki tikus pada perlakuan jam
keduabelas.
Tabel 5. Persen inhibisi udem (%)
Kelompok Rata-rata penghambatan udem (%)
Perlakuan Jam ke 12
Na Diklofenak 1 ml/200g BB 82,92 %
Ekstrak Akar Takokak 10% 33,81 %
Ekstrak Akar Takokak 20% 71,12 %
Ekstrak Akar Takokak 40% 88,23 %

Selanjutnya juga dapat dihitung rata-rata negatif. Dimana dari hasil tersebut terlihat
persentase inhibisi radang pada jam bahwa penghambatan radang terkecil terdapat
keduabelas yaitu didapat dari perbandingan pada kelompok uji dosis 10% dan
persen radang rata-rata kelompok kontrol penghambatan radang terbesar terdapat pada
negatif dikurangi persen radang rata-rata uji dosis 40% (tabel 5). Nilai persentase
kelompok perlakuan bahan uji atau obat penghambatan radang menunjukkan
pembanding dengan kelompok kontrol kemampuan bahan uji dapat menekan edema.

58
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Pada uji dosis 40% dimana penghambatan 400 mg menunjukkan kemampuan


yang diberikan sebesar 88,23% lebih besar penghambatan udem hampir sama dengan
yang diberikan oleh kontrol positif karena penggunaan dosis kecil Na. Diklofenak.
dosis untuk uji dengan Na. Diklofenak hanya Semakin besar penggunaan dosis ekstrak
menggunakan dosis kecil yaitu 50 mg dimana etanol akar takokak maka semakin besar pula
penggunaan dosis pada kelompok uji 40% efek yang diberikan terhadap antiinflamasi
menggunakan dosis 400 mg. Pada gambar 4, seperti terlihat pada gambar 4.
terlihat bahwa penggunaan dosis 40% sebesar

100.00%
90.00%
80.00%
% Inhibisi Udem

70.00%
60.00%
50.00%
82.92% 88.23%
40.00%
71.12%
30.00%
20.00%
33.81%
10.00%
0.00%
Na. Diklofenak Ekstrak 10% Ekstrak 20% Ekstrak 40%
Jam ke 12

Gambar 4. Grafik % inhibisi udem terhadap waktu

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi untuk Anova, yaitu apakah ketiga
ketiga variasi dosis ekstrak etanol akar kelompok sampel mempunyai varians yang
takokak mampu menghambat radang. Data sama (homogen) dapat diterima. Untuk itu
yang diperoleh dianalisis dengan sebelumnya perlu dipersiapkan hipotesis
menggunakan program SPSS versi 15. tentang hal tersebut. Adapun hipotesisnya
Metode statistik parametrik yang digunakan adalah sebagai berikut :
adalah varian satu arah (ANOVA). Analisis Ho = ketiga varian adalah sama
varian satu arah digunakan untuk H1 = ketiga varian adalah tidak sama
menganalisis satu variabel terikat dan satu Dengan pengambilan keputusan :
variabel bebas. Sebelum melakukan uji Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima
Anova, syarat uji Anova adalah data harus Jika signifikan < 0,05 maka H1 ditolak
terdistribusi normal dan homogen. Tes ini
bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya

59
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Test of Homogeneity of Variances


Volume Udem (ml)
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
1.224 2 6 .358

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada Ho = Pemberian dosis ekstrak akar takokak
test homogenety of variances, dimana tidak berpengaruh terhadap udem.
dihasilkan bahwa signifikannya adalah 0,358 H1 = Pemberian dosis ekstrak akar takokak
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol berpengaruh terhadap udem.
(Ho) diterima, yang berarti asumsi bahwa Untuk menentukan Ho atau H1 diterima maka
ketiga varian adalah sama (homogen) dapat ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai
diterima. berikut :
Setelah ketiga varians terbukti sama, Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak
maka dilakukan uji Anova untuk menguji Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima
apakah ketiga sampel mempunyai rata-rata Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima
yang sama. Dalam hal ini hipotesis yang akan Jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak
diuji adalah :

ANOVA
Volume Udem (ml)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 183.852 2 91.926 67.813 .000


Within Groups 8.134 6 1.356
Total 191.985 8

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada 10%, 20%, dan 40% mempunyai pengaruh
uji Anova, dimana dilihat bahwa F hitung = terhadap udem.
67,813 > F tabel = 5,14, yang berarti H o Post Hoc dilakukan untuk mengetahui
ditolak dan menerima H1. Sedangkan untuk kelompok mana yang berbeda dan yang tidak
nilai probabilitas dapat dilihat bahwa nilai berbeda. Hal ini dapat dilakukan bila F
probabilitas adalah 0,000. Dengan demikian hitungnya menunjukkan ada perbedaan.
hipotesis nol (H o) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa ada efektivitas
antiinflamasi dengan menggunakan dosis
ekstrak akar takokak yang berbeda. Dosis

60
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons

Dependent Variable: Volume Udem (ml)


Tukey HSD

(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi 95% Confidence Interval


Mean Difference
Ekstrak Akar Ekstrak Akar Std. Error Sig.
(I-J)
Takokak Takokak Lower Bound Upper Bound

10% 20% 7.41667(*) .95065 .001 4.4998 10.3335


40% 10.82667(*) .95065 .000 7.9098 13.7435
20% 10% -7.41667(*) .95065 .001 -10.3335 -4.4998
40% 3.41000(*) .95065 .027 .4932 6.3268
40% 10% -10.82667(*) .95065 .000 -13.7435 -7.9098
20% -3.41000(*) .95065 .027 -6.3268 -.4932
* The mean difference is significant at the .05 level.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dan tromboksan. Senyawa triterpenoid
perbedaan rata-rata dosis 10% dengan dosis menurunkan produksi vasodilator
20% adalah 7,41667. Dosis 10% dengan prostaglandin, sehingga menurunkan
dosis 40% adalah 10,82667. Dan dosis 20% vasodilatasi, kemudian menurunkan edema
dengan dosis 40% adalah 3,41000. yang terjadi. Lebih lanjut, akumulasi sel
Efektivitas antiinflamasi yang paling baik inflamasi akan berkurang.
adalah dosis 40%. Hal ini dapat dilihat dari Senyawa triterpenoid juga mampu
jumlah rata-rata tertinggi pada kelompok uji menghambat oksidasi asam arakidonat
dosis 40%. Dari tabel diatas dapat dilihat juga menjadi endoperoksida dan menurunkan
dari signifikannya yang berbeda dimana dosis aktivitas enzim lipoksigenase. Apabila
10% dengan dosis 20% yaitu 0,001, dosis oksidasi asam arakhidonat dapat dihambat
10% dengan dosis 40% yaitu 0,000, dan dosis maka tidak terbentuk oksigen reaktif yang
20% dengan dosis 40% yaitu sebesar 0,27. dapat menyebabkan nyeri dan inflamasi.
Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga dosis Penurunan aktivitas enzim lipoksigenase
tersebut memberikan perbedaan yang menyebabkan tidak terbentuknya leukotrien
signifikan. Dan dari ketiga kelompok uji yang dapat mengaktivasi leukosit yang
dosis tersebut dapat memberikan efek sebagai memacu terjadinya peradangan. Adanya
antiinflamasi. hambatan pada oksidasi asam arakhidonat dan
Kandungan kimia pada tanaman penetralan oksigen reaktif menyebabkan
takokak mengandung alkaloid, flavonoid, triterpenoid berefek sebagai antiinflamasi.
triterpenoid, dan tanin yang memiliki Hal ini menunjukkan bahwa dalam
aktivitas farmakologi secara sinergis sebagai ekstrak akar takokak tidak hanya triterpenoid
antiinflamasi.6 . Efek antiinflamasi dapat yang terkandung dalam tanaman tersebut
dilihat dari kandungan terbesar pada akar yang bertanggung jawab dalam memberikan
takokak yaitu triterpenoid. Senyawa efek antiinflamasi, tetapi juga senyawa
triterpenoid bereaksi dengan menghambat alkaloid, flavonoid dan juga tanin yang dapat
enzim siklooksigenase, selanjutnya terjadi memberikan efek antiinflamasi.
penghambatan pada produksi prostaglandin
61
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Sekolah Farmasi Bandung, Bandung,


KESIMPULAN 2007.
(6) Rahman, N.; Marliyati, S. A.;
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Muhammad, R.; Damanik, M.
dapat diambil kesimpulan, yaitu : Toksisitas Ekstrak Etanol Takokak
1. Ekstrak etanol akar takokak Solanum (Solanum Torvum) Dengan Metode
torvum Swartz dengan dosis 100mg/200g Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
BB, 200mg/200g BB dan 400mg/200g Departement Gizi Masyarakat
BB dapat memberikan efek sebagai Institusi Pertanian Kampus Darmaga.
antiinflamasi dimana dari ketiga dosis 2014.
tersebut dapat menghambat udem pada
(7) Newman, D., W. A. Kamus
telapak kaki tikus yang telah diinduksi Kedokteran; Buku Kedokteran, EGC.
oleh putih telur 1% sebanyak 0,2 ml. Jakarta, 2002.
2. Dosis 400mg/200g BB memiliki daya
hambat paling tinggi diantara perlakuan (8) Rukmono. Kumpulan Kuliah
lainnya sebesar 88,23% pada jam Patologi; Bagian Patologi Anatomik
FKUI: Jakarta, 1973.
keduabelas.
(9) Widysusanti, A.; Polontalo, F. R. Uji
Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol
DAFTAR PUSTAKA Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa
L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus
(1) Inayanti, A. Uji Analgetik Dan Norvegicus). Jurnal Health & Sport
Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70% 2011, 3 (2), 349–362.
Daun Sirih (Piper Betle. L) Secara In
(10) Payow, C. M.; Maarisit, W.; Sambou,
Vivo. Skripsi, Universitas Islam
C. Uji Anti-Inflamasi Daun Pangi
Negeri, Syarif Hidayatullah Jakarta,
Pangi edule Reinw Pada Tikus Putih
2010.
Rattus novergicus Yang Diinduksi
(2) Michael, H.; Joanne, B.; Simon, G.; Formalin. Biofarmasetikal Tropis
Williamson, E. M. Farmakognosi Dan 2019, 2 (2), 40–47.
Fitoterapi.; Buku Kedokteran, EGC.
(11) Nifinluri, C. M. B.; Datu, O. S.;
Jakarta.
Potalangi, N. O.; Pareta, D. N. Uji
(3) Solanki, S.; Selvanayagam, M. Aktivitas Anti-Inflamasi Ekstrak
Phytochemical Screening and Study Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
of Predictive Toxicity of Certain Musa Balbisiana Terhadap Kaki Tikus
Medicinal Plants and Extracts Using Putih Rattus Novergicus.
Brine Shrimp. Journal of herbal Biofarmasetikal Tropis 2019, 2 (2),
Science and technology 2013, 10 (1), 15–22.
1–4.
(12) Marsidi, R.; Karauwan, F. A.; Kanter,
(4) Heyne, K. Tumbuhan Berguna J. W.; Mongi, J. Aktivitas Anti-
Indonesia; Yayasan Sarana Wana Inflamasi Ekstrak Etanol Daun
Jaya: Jakarta, 1987; Vol. III. Pakoba Merah Syzygium Sp. Pada
Edema Telapak Kaki Tikus Putih
(5) Stevanie. Telaah Kandungan Kimia
Rattus norvegicus Yang Diinduksi
Ekstrak N-Heksan Buah Takokak.,

62
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212

Formalin. Biofarmasetikal Tropis


2019, 2 (2), 48–54.
(13) Pauner, M.; Maarisit, W.; Paat, V. I.
Uji Aktivitas Ekstrak Umbi Gadung
Dioscorea hispida Dents. Terhadap
Tikus Putih Rattus norvegicus Sebagai
Anti Inflamasi. Jurnal
Biofarmasetikal Tropis 2020, 3 (1),
143–147.
(14) Moore, D. Laboratory Animal
Medicine and Science Series II;
University Of Wasihington: Seattle.:
Seattle., 2000.
(15) Tan, H. T.; Rahardja, K. Obat-Obat
Penting: Khasiat, Penggunaan Dan
Efek-Efek Sampinnya., V.; Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Jakarta: Jakarta, 2002.

63

Anda mungkin juga menyukai