1
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
2
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
3
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Takokak merupakan salah satu tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional di
Indonesia salah satunya sebagai antiiflamasi.
Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak akar takokak pada
penyembuhan inflamasi. Diduga bahwa pemberian dosis ekstrak akar takokak berpengaruh terhadap
udem.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah
dengan variabel terikat adalah volume udem dan variabel bebasnya adalah dosis ekstrak akar takokak
10%, 20% dan 40%, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume udem rata-rata terbesar terjadi pada jam kedua dan
kemudian berangsur-angsur menurun sampai jam keduabelas. Pengamatan terhadap persen
penghambatan antiinflamasi pada jam keduabelas menunjukkan bahwa uji dosis 10% memberikan efek
penghambatan udem sebesar 33,81%, uji dosis 20% memberikan efek penghambatan udem sebesar
71,12%, dan uji dosis 40% memberikan efek penghambatan udem yang maksimal yaitu sebesar
88,23%.
Takokak is a plant that has long been used as traditional medicine in Indonesia, one of which is
anti-inflammatory.
This study aims: to determine the effectiveness of Takokak root extract in healing inflammation.
It is suspected that the dose of Takokak root extract has an effect on edema.
The research method used was a completely randomized design (CRD) unidirectional pattern with the
dependent variable was edema volume and the independent variable was the dose of 10%, 20% and
40% Takokak root extract, each treatment was repeated three times.
The results showed that the greatest volume of edema occurred at the second hour and then
gradually decreased until the twelfth hour. Observation of the percentage of anti-inflammatory
inhibition at the twelfth hour showed that the 10% dose test gave an edema inhibitory effect of 33.81%,
the 20% dose test gave an edema inhibitory effect of 71.12%, and the 40% dose test had a maximum
inhibitory effect of edema, namely amounted to 88.23%.
48
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
49
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
50
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Tikus Putih
Uji statistik
51
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Ditimbang sebanyak 126 mg serbuk natrium dengan suspensi Na.CMC 0,5%. Larutan
diklofenak kemudian digerus dengan natrium diklofenak diberikan pada tikus
penambahan suspensi Na.CMC 0,5% sampai tergantung berat badannya.
homogen, dimasukkan ke dalam labu terukur
100 ml, dicukupkan sampai garis tanda
52
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
53
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Tabel 1. Pengukuran volume udem kontrol negatif larutan CMC, kontrol positif natrium
diklofenak, serta ekstrak etanol akar takokak konsentarsi 10%, 20%, dan 40%.
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Dosis ekstrak akar takokak 10%, 20%, dan 40%.
2. Variabel terikat : Volume udem
Pada penelitian ini digunakan ekstrak kering dengan cara diangin-anginkan untuk
akar takokak diperoleh dari proses ekstraksi menghindari kemungkinan rusaknya
yang merupakan kegiatan penarikan senyawa-senyawa komplek yang terkandung
kandungan kimia yang terdapat pada di dalam akar takokak lalu diblender menjadi
simplisia. Proses ekstraksi melalui tahap serbuk. Penyarian dilakukan dengan cara
pembuatan serbuk, penyarian, dan maserasi. Kemudian dilakukan pemekatan
pemekatan. Akar takokak dikeringkan dengan alat Rotary Evaporator untuk
54
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
memperoleh ekstrak kering akar takokak. selama beberapa jam kemudian berangsur-
Dari proses tersebut didapatkan ekstrak angsur berkurang selama 24 jam.
kering sebanyak 24,03 gram. Ekstrak kering Pengukuran volume udem
akar takokak digunakan untuk uji efek menggunakan pletismometer dipengaruhi
antiinflamasi. oleh banyak faktor antara lain adalah volume
Pemakaian etanol 70% sebagai pelarut air raksa pada alat, kejelasan tanda batas harus
karena etanol 70% dapat melarutkan senyawa terbenamnya kaki tikus dalam air raksa, posisi
organik dalam tumbuhan baik yang bersifat kaki tikus pada saat pengukuran dan kondisi
polar maupun non polar, tidak beracun, tidak perlakuan selama penelitian. Pengurangan
mudah ditumbuhi kapang dan kuman, dan sebanyak mungkin pengaruh faktor tersebut
pemanasan yang diperlukan untuk pemekatan dilakukan dengan meningkatkan ketelitian
lebih sedikit. Disamping itu etanol 70% saat pengukuran yaitu melakukan pengukuran
mempunyai titik didih yang rendah (78,4 oC) dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan
sehingga mudah diuapkan, aman digunakan mengusahakan tikus dalam keadaan tenang
dan mudah mendapatkannya. Bahan uji yang saat pengukuran.
diberikan dalam bentuk tersuspensi dengan Bahan pembanding yang digunakan
Na CMC 0,5%, hal ini dikarenakan ekstrak pada penelitian adalah natrium diklofenak.
tidak larut sempurna dalam air. Dimana natrium diklofenak ini mempunyai
Hewan percobaan yang digunakan daya absorbsi yang cepat dalam tubuh15.
untuk uji efek antiinflamasi adalah tikus Natrium diklofenak juga sering digunakan
putih. Ketersediaan tikus, ditambah sebagai kontrol pembanding pada penelitian
ukurannya yang kecil, tingkat reproduksi efek antiinflamasi.
yang tinggi, dan biaya minimal untuk Hasil Uji Antiinflamasi
pembelian dan pemeliharaan, telah membuat Pada uji antiinflamasi ini digunakan 3
mereka hewan laboratorium yang paling variasi kelompok dosis yaitu kelompok dosis
sering digunakan dan dipelajari. Selain itu, rendah 100 mg/200 g BB, kelompok dosis
tikus telah dipelajari karakteristik secara sedang 200 mg/200 g BB, dan kelompok
anatomi, fisiologi dan genetik mirip seperti dosis tinggi 400 mg/200 g BB. Pengukuran
manusia14 . volume udem pada telapak kaki tikus
Pada pengujian efek antiinflamasi dilakukan setiap satu jam selama 12 jam
digunakan metode pembentukan edema setelah telapak kaki tikus dibuat udem dengan
buatan pada telapak kaki belakang tikus putih induksi putih telur. Pengamatan selama 12
dan putih telur sebagai penginduksi edema. jam dilakukan untuk mengetahui waktu
Metode ini dipilih, karena sederhana dan lebih dimana volume udem maksimal terbentuk dan
mudah dilakukan tanpa keahlian khusus efek antinflamasi yang diberikan oleh
namun memiliki hasil yang akurat. Putih telur kelompok bahan uji.
dipilih sebagai penginduksi udem karena Setelah dilakukan percobaan mengenai
dapat menimbulkan gejala antiinflamasi akut, efek antiinflamasi ekstrak akar takokak pada
selain itu udem yang dihasilkan lebih tikus putih maka hasil pengukuran volume
responsif terhadap obat-obat antiinflamasi. udem pada telapak kaki tikus dapat dilihat
Pembentukan udem oleh larutan putih telur pada tabel 6, dan mendapatkan rata-rata
1% sebanyak 0,2 ml juga tidak menyebabkan volume udem dari kelima kelompok hewan
kerusakan jaringan dan udem dapat bertahan uji tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut
ini :
55
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Rata-rata volume radang telapak kaki tikus setelah diinduksi putih telur pada masing
masing perlakuan.
Perlakuan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Na CMC 0,5% 12,5 15,6 16,2 16,1 16,0 15,8 15,7 15,6 15,5 15,4 15,2 15,1 15,0
1 ml/200g BB 6 9 2 0 0 6 6 3 1 0 7 4 5
Na Diklofenak 12,4 15,6 15,3 15,0 14,7 14,5 14,2 14,0 13,7 13,5 13,3 13,1 12,9
1 ml/200g BB 7 0 4 7 8 2 4 4 9 7 4 1 0
Ekstrak Akar 12,6 15,7 16,4 16,1 15,9 15,6 15,4 15,2 15,0 14,8 14,6 14,4 14,2
Takokak 10% 2 4 2 8 2 7 0 1 0 1 3 2 7
Ekstrak Akar 12,9 15,5 15,7 15,4 15,2 15,0 14,7 14,5 14,4 14,2 14,0 13,8 13,6
Takokak 20% 5 3 3 9 4 0 6 8 0 2 4 7 8
Ekstrak Akar 15,3 18,0 17,8 17,5 17,3 17,1 16,8 16,6 16,5 16,3 16,1 15,9 15,7
Takokak 40% 7 3 3 9 6 2 9 9 2 1 4 2 2
Berdasarkan tabel diatas, pada 1 jam pertama uji dosis 3 volume radang terlihat adanya
rata-rata volume radang terkecil terdapat pada penurunan mulai pada jam kedua sampai pada
kelompok uji dosis 2 dan kemudian pada jam keduabelas. Pada penelitian ini, volume
kelompok uji dosis 3. Volume radang udem rata-rata terbesar terjadi pada jam kedua
terbesar terdapat pada kelompok kontrol dan kemudian berangsur-angsur menurun
negatif, kontrol positif, dan kelompok uji sampai pada jam keduabelas setelah diinduksi
dosis 1 yang relatif memiliki volume radang putih telur.
yang hampir sama. Volume radang pada jam Gambaran lebih jelas terhadap
kedua meningkat pada kelompok kontol perubahan volume radang dalam semua
negatif, kelompok uji dosis 1 dan kelompok kelompok tiap jam akan tampak pada grafik
uji dosis 2 kemudian mulai menurun pada jam yang ditunjukkan pada gambar 2.
ketiga sampai jam ke duabelas, sedangkan
pada kelompok kontrol positif dan kelompok
56
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
22
20
18
16
Rata-rata udem
14 Na. CMC
12
Na.Diklofenak
10
Ekstrak 10 %
8
6 Ekstrak 20 %
4 Ekstark 40 %
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu (Jam)
Gambar 2. Grafik volume rata-rata udem telapak kaki tikus tiap jam selama 12 jam setiap
kelompok perlakuan.
Rata-rata persentase radang telapak kaki tikus setelah diinduksi putih telur pada
perlakuan jam keduabelas.
Data persentase radang (Tabel 4) diperoleh yang diberi Na.CMC, persentase radang pada
dari perbandingan selisih volume kaki tikus jam keduabelas yaitu sebesar 19,86%, pada
pada waktu t dan sebelum perlakuan, dengan kelompok kontrol positif yang diberikan Na.
volume kaki sebelum perlakuan (Lampiran Diklofenak persentase radang sebesar 3,39%,
4). Dari data yang didapatkan, dihitung pada kelompok perlakuan dosis 10%
persentasenya. Hasil persentase radang pada persentase radang sebesar 13,17%, dosis 20%
jam keduabelas adalah sebagai berikut : persentase radang sebesar 5,75% dan dosis
tampak adanya perbedaan persentase radang 40% yaitu sebesar 2,34%. Rata-rata
antara kelompok kontrol negatif, kelompok persentase radang terbesar pada kelompok
kontrol positif dan beberapa kelompok kontrol positif dan rata-rata radang terkecil
perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif yaitu pada kelompok uji dosis 40%. Rata-rata
57
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
25.00%
Na. CMC,
19.86%
20.00%
% Rata-rata udem
Ekstrak 10 %,
15.00% 13.17%
10.00%
Ekstrak 20 %,
5.75%
Na. Diklofenak,
5.00% 3.39% Ekstrak 40 %,
2.34%
0.00%
Jam ke 12
Rata-rata persentase penghambatan radang telapak kaki tikus pada perlakuan jam
keduabelas.
Tabel 5. Persen inhibisi udem (%)
Kelompok Rata-rata penghambatan udem (%)
Perlakuan Jam ke 12
Na Diklofenak 1 ml/200g BB 82,92 %
Ekstrak Akar Takokak 10% 33,81 %
Ekstrak Akar Takokak 20% 71,12 %
Ekstrak Akar Takokak 40% 88,23 %
Selanjutnya juga dapat dihitung rata-rata negatif. Dimana dari hasil tersebut terlihat
persentase inhibisi radang pada jam bahwa penghambatan radang terkecil terdapat
keduabelas yaitu didapat dari perbandingan pada kelompok uji dosis 10% dan
persen radang rata-rata kelompok kontrol penghambatan radang terbesar terdapat pada
negatif dikurangi persen radang rata-rata uji dosis 40% (tabel 5). Nilai persentase
kelompok perlakuan bahan uji atau obat penghambatan radang menunjukkan
pembanding dengan kelompok kontrol kemampuan bahan uji dapat menekan edema.
58
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
100.00%
90.00%
80.00%
% Inhibisi Udem
70.00%
60.00%
50.00%
82.92% 88.23%
40.00%
71.12%
30.00%
20.00%
33.81%
10.00%
0.00%
Na. Diklofenak Ekstrak 10% Ekstrak 20% Ekstrak 40%
Jam ke 12
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi untuk Anova, yaitu apakah ketiga
ketiga variasi dosis ekstrak etanol akar kelompok sampel mempunyai varians yang
takokak mampu menghambat radang. Data sama (homogen) dapat diterima. Untuk itu
yang diperoleh dianalisis dengan sebelumnya perlu dipersiapkan hipotesis
menggunakan program SPSS versi 15. tentang hal tersebut. Adapun hipotesisnya
Metode statistik parametrik yang digunakan adalah sebagai berikut :
adalah varian satu arah (ANOVA). Analisis Ho = ketiga varian adalah sama
varian satu arah digunakan untuk H1 = ketiga varian adalah tidak sama
menganalisis satu variabel terikat dan satu Dengan pengambilan keputusan :
variabel bebas. Sebelum melakukan uji Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima
Anova, syarat uji Anova adalah data harus Jika signifikan < 0,05 maka H1 ditolak
terdistribusi normal dan homogen. Tes ini
bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya
59
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada Ho = Pemberian dosis ekstrak akar takokak
test homogenety of variances, dimana tidak berpengaruh terhadap udem.
dihasilkan bahwa signifikannya adalah 0,358 H1 = Pemberian dosis ekstrak akar takokak
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol berpengaruh terhadap udem.
(Ho) diterima, yang berarti asumsi bahwa Untuk menentukan Ho atau H1 diterima maka
ketiga varian adalah sama (homogen) dapat ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai
diterima. berikut :
Setelah ketiga varians terbukti sama, Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak
maka dilakukan uji Anova untuk menguji Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima
apakah ketiga sampel mempunyai rata-rata Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima
yang sama. Dalam hal ini hipotesis yang akan Jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak
diuji adalah :
ANOVA
Volume Udem (ml)
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada 10%, 20%, dan 40% mempunyai pengaruh
uji Anova, dimana dilihat bahwa F hitung = terhadap udem.
67,813 > F tabel = 5,14, yang berarti H o Post Hoc dilakukan untuk mengetahui
ditolak dan menerima H1. Sedangkan untuk kelompok mana yang berbeda dan yang tidak
nilai probabilitas dapat dilihat bahwa nilai berbeda. Hal ini dapat dilakukan bila F
probabilitas adalah 0,000. Dengan demikian hitungnya menunjukkan ada perbedaan.
hipotesis nol (H o) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa ada efektivitas
antiinflamasi dengan menggunakan dosis
ekstrak akar takokak yang berbeda. Dosis
60
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dan tromboksan. Senyawa triterpenoid
perbedaan rata-rata dosis 10% dengan dosis menurunkan produksi vasodilator
20% adalah 7,41667. Dosis 10% dengan prostaglandin, sehingga menurunkan
dosis 40% adalah 10,82667. Dan dosis 20% vasodilatasi, kemudian menurunkan edema
dengan dosis 40% adalah 3,41000. yang terjadi. Lebih lanjut, akumulasi sel
Efektivitas antiinflamasi yang paling baik inflamasi akan berkurang.
adalah dosis 40%. Hal ini dapat dilihat dari Senyawa triterpenoid juga mampu
jumlah rata-rata tertinggi pada kelompok uji menghambat oksidasi asam arakidonat
dosis 40%. Dari tabel diatas dapat dilihat juga menjadi endoperoksida dan menurunkan
dari signifikannya yang berbeda dimana dosis aktivitas enzim lipoksigenase. Apabila
10% dengan dosis 20% yaitu 0,001, dosis oksidasi asam arakhidonat dapat dihambat
10% dengan dosis 40% yaitu 0,000, dan dosis maka tidak terbentuk oksigen reaktif yang
20% dengan dosis 40% yaitu sebesar 0,27. dapat menyebabkan nyeri dan inflamasi.
Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga dosis Penurunan aktivitas enzim lipoksigenase
tersebut memberikan perbedaan yang menyebabkan tidak terbentuknya leukotrien
signifikan. Dan dari ketiga kelompok uji yang dapat mengaktivasi leukosit yang
dosis tersebut dapat memberikan efek sebagai memacu terjadinya peradangan. Adanya
antiinflamasi. hambatan pada oksidasi asam arakhidonat dan
Kandungan kimia pada tanaman penetralan oksigen reaktif menyebabkan
takokak mengandung alkaloid, flavonoid, triterpenoid berefek sebagai antiinflamasi.
triterpenoid, dan tanin yang memiliki Hal ini menunjukkan bahwa dalam
aktivitas farmakologi secara sinergis sebagai ekstrak akar takokak tidak hanya triterpenoid
antiinflamasi.6 . Efek antiinflamasi dapat yang terkandung dalam tanaman tersebut
dilihat dari kandungan terbesar pada akar yang bertanggung jawab dalam memberikan
takokak yaitu triterpenoid. Senyawa efek antiinflamasi, tetapi juga senyawa
triterpenoid bereaksi dengan menghambat alkaloid, flavonoid dan juga tanin yang dapat
enzim siklooksigenase, selanjutnya terjadi memberikan efek antiinflamasi.
penghambatan pada produksi prostaglandin
61
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
62
e-ISSN : 2722-4481
Majalah InfoSains, 2021, 2(1) 48-63 p-ISSN : 0852-1212
63