Disusun Oleh:
Proposal Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
latar Belakang :
Kecubung (Datura metel) adalah tumbuhan berbunga anggota suku Solanaceae, tumbuhan ini
masih sekerabat dengan datura, tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang besar.
Kecubung biasanya berbunga putih dan atau ungu, tetapi hibridanya berbunga aneka warna.
Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh.
Bunga tersebut diekstraksi dengan etanol 96%, kemudian dilakukan uji fitokimia, hasilnya
menunjukkan bahwa bunga kecubung positif mengandung triterpenoid/ steroid, flavonoid,
fenolat, tanin, saponin dan alkaloid. Senyawa kimia yang berpotensi sebagai anestetik adalah
saponin dan alkaloid.
Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. apakah ekstrak kecubung dapat menghambat pertumbuhan larva Aedes Aegypti
2. apa pengaruh ekstrak kecubung terhadap Aedes Aegypti
Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak kecubung dapat menghambat pertumbuhan larva
Aedes Aegypti
2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak kecubung terhadap Aedes Aegypti
Manfaat Penelitian :
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan masyarakat apakah berbahaya ekstrak buah kecubung bagi
Aedes Aegypti
2. Menambah pengetahuan masyarakat pengaruh ekstrak kecubung terhadap Aedes
Aegypti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Datura meteL.
2.1 Tanaman Kecubung (Datura metel L.)
Kecubung (Datura metel L) merupakan jenis tanaman perdu yang mempunyai batang
kayu, keras, dan tebal. Tanaman kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid, saponin,
flavonoid, dan fenol yang terdapat di dalam biji, bunga, dan daunnya (Kuga Nathan &
Ganeshalingam 2011; Alabri et al. 2014). Alkaloid dalam tanaman kecubung terbanyak
terdapat di dalam akar dan biji dengan kadar antara 0,4–0,9%, sedangkan dalam daun dan
bunga antara 0,2–0,3%. Kandungan alkaloid tanaman kecubung dalam masing-masing organ
bervariasi, pada daun muda 0,813%, daun tua 0,038%, dan bunga 0,2% (Kuganathan &
Ganeshalingam 2011; Schmelzer et al. 2008). Klasifikasi Tumbuhan kecubung Kingdom :
Plantae Filum : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Solanales Familia : Solanaceae
Genus : Datura Species : Datura metel L.
2. Aedes aegypti
2.5.klasifikasi
Menurut Sucipto (2011), kedudukan nyamuk Aedes sp. dalam klasifikasi hewan adalah
sebagai berikut : Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Diptera Sub ordo : Nematocera
Family : Culicoidea Tribus : Culicidae Genus : Aedes Spesies : Aedes aegypti dan Aedes
albopictus.
B. Stadium Larva
Telur akan menetas menjadi larva, larva Aedes aegypti terdiri dari 4 stadium yaitu larva
instar I, instar II, instar III dan instar IV. Larva akan menjadi pupa dalam waktu sekitar 7-9
hari. Tubuh larva terdiri dari kepala, dada dan perut. Terdapat beberapa bagian tubuh yang
menjadi ciri khas dari larva Aedes aegypti, salah satunya terdapat pada bagian perut larva,
bagian perut larva tersusun atas 8 segmen. Pada segmen ke VIII dari perut larva, akan
didapatkan adanya duri sisir, duri sisir yang terdapat pada larva Aedes aegypti memiliki duri
samping sementara pada Aedes albopictus sisir tidak memiliki duri samping.
C. Pupa (kepompong)
Pupa nyamuk Aedes aegypti tubuhnya berbentuk bengkok, dengan bagian kepala-dada
(cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan perutnya, sehingga tampak seperti tanda
baca ‘’koma’’. Pada segmen ke-8 terdapat alat bernafas (siphon) berbentuk seperti terompet
berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara maupun dari tumbuhan. Pada segmen perut ke-
8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang, dan dua segmen terakhir
melengkung ke ventral yang terdiri dari brushes dan gills. Posisi pupa pada waktu istirahat
sejajar dengan bidang permukaan air.
D. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki tubuh yang kecil terdiri dari 3 bagian, yaitu
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Nyamuk jantan pada umumnya memiliki
ukuran lebih kecil dibanding dengan nyamuk betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada
antena nyamuk jantan, tubuh berwarna dominan hitam kecoklatan dengan bercak putih di
bagian badan dan kaki. Kedua cara ini dapat diamati oleh mata telanjang. Umur nyamuk
jantan kurang lebih 1 minggu, dan umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. Nyamuk
Aedes aegypti lebih suka hinggap di tempat yang gelap dan pakaian yang tergantung, Pada
saat hinggap, posisi abdomen dan kepala tidak dapat satu sumbu. dan biasa
menggigit/menghisap darah pada siang dan sore hari sebelum gelap.
2. Hipotesis
Ekstrak biji kecubung (Datura meteL) pada konsentrasi tertentu dapat berfungsi
sebagai larvasida terhadap Aedes aegypti.
BAB III
METODE PENELITIAN
ALAT :
● Kontainer
● Rotary evaporator
● Oven
BAHAN :
● Tanaman Kecubung ( Datura Metel. )
● Aquades
● Etanol 96%
● Telur Nyamuk Aedes
3.6 PROSEDUR PENELITIAN
Asiah S, Gama TA, Ambarwati. 2009. Efektivitas ekstrak etanol daun rambutan
(Nephelium lappaceum L.) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti
instar III. Jurnal Kesehatan 2:103–114. Candra A. 2010. Demam berdarah
dengue: Epidemiologi, patogenesis, dan faktor risiko penularan. Aspirator
2:110–119.
Purwaningsih NV, Kardiwinata MP, Utami NWA. 2015. Daya bunuh ekstrak
daun srikaya (A. squamosa L.) terhadap telur dan larva A. aegypti. Indonesian
E-Journal of Applied Chemistry 3:96–103.
Ulfah Y, Gafur A, Pujawati ED. 2009. Penetasan telur dan mortalitas pupa
nyamuk Aedes aegypti pada perbedaan konsentrasi air rebusan serai
(Andropogon nardus L). Jurnal Bioscientiae 6:37–48. UNICEF. 2016. Aedes
aegypti vector control and prevention measures in the context of Zika, Yellow
Fever, Dengue or Chikungunya.
CDC Mosquito life cycle Fact Sheet. Wijaya LA. 2009. Daya Bunuh Ekstrak Biji
Kecubung (Datura metel) Terhadap Larva Aedes aegypti. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret 1:11–29.