PENDAHULUAN
dan negara berkembang. Penyakit ini masih sering menjadi Kejadian Luar Biasa
( KLB ) baik dari segi banyaknya penderita, kematian maupun waktu kejadian.
Penyakit diare dapat disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi, namun
sebagian besar penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh infeksi patogen baik
Diare merupakan salah satu penyebab kematian nomor dua pada anak di
meninggal karena diare. Secara global, hampir 1,7 miliar anak mengalami diare
2018). Pada tahun 2018 Jawa Timur terdapat 151.878 kausus diare dengan
adalah bakteri yang biasa hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan.
lazimnya E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa bakteri Escherichia coli bersifat
1
patogen dan dapat menimbulkan penyakit usus seperti diare. Escherichia coli
dapat tersebar makanan atau air yang terkontaminasi (Sumampouw et al., 2018).
dalam bidang pengobatan alternatif menggunakan bahan alami yang aman tanpa
banyak negara termasuk Indonesia dan dipercaya secara luas dapat dimanfaatkan
merupakan tanaman obat yang telah dikenal baik dalam beberapa ramuan
Penggunaan getah dari daun sambiloto yang dilumatkan dapat digunakan untuk
pengobatan demam, sebagai tonik, dan untuk gatal-gatal yang timbul pada
kulit. Sedangkan dekok dari daun atau akar digunakan untuk sakit perut,
disentri, tifus, kolera, influenza, bronkitis, dan diuretik (Badan POM RI,
2006).
2
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) banyak dijumpai hampir di
(Yusron, 2005).
itu, daun sambiloto mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan tannin yang
juga bersifat antibakteri terhadap bakteri penyebab infeksi (Yusron et al., 2004).
seperti peningkat daya tahan tubuh terhadap infeksi bakteri, anti diare,
penyakit lever dan antibakteri (Sikumalay et al., 2016). Komponen pokok daun
Selain itu, zat seperti tanin, alkaloid dan saponin juga terdapat di dalam
3
masyarakat luas. Kelebihan metode rebusan apabila dibandingkan dengan metode
ekstraksi adalah selain lebih mudah dan lebih praktis juga tidak perlu
dan bahan khusus serta waktu yang lebih lama dalam pembuatannya.
Escherichia coli.
4
dan mengetahui tingkat sensitivitas rebusan daun sambiloto (Andrographis
menggunakan metode difusi yaitu salah satunya metode disc diffusion (tes Kirby-
Bauer) atau metode difusi cakram merupakan metode uji daya hambat yang
5
BAB II
PEMBAHASAN
sebenarnya asli India dan kemudian tumbuh di banyak negara tropis termasuk
Sumber : https://jualtanamanhias.net/blog
satu obat tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat. Khasiat dari
6
Kegunaan dari sambiloto yang didukung dari data klinis antara lain
sebagai profilaksis dan pengobtan gejala infeksi pernafasan atas, seperti flu dan
sinusitis, bronkitis, dan faringotonsilits, infeksi saluran kemih, dan diare akut.
ulser pada mulut, luka, tuberkulosis, gigitan ular berbisa, otitis media, vaginitis,
penyakit radang panggul, cacar air, eksim, dan luka bakar (WHO, 2002).
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Subfamili : Acanthoidae
Genus : Andrographis
tumbuhan asli Indonesia, tetapi diduga berasal dari India. Menurut data
7
2.1.2 Morfologi
batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki banyak
maupun bunganya memiliki rasa yang amat pahit saat direbus atau
8
tetrametoksiflavanon, 5-hidroksi,7,2’3’-trimetoksiflavon, β-sitosterol,
glukosa,14-deoksi-15-isoprepiliden-11,12-didehidro-andrografolid, 14-
panen, dan stadium tumbuh juga mempengaruhi kualitas bahan aktif yang
2017).
Bahan utama dari lakton adalah andrographolide, zat ini disebut sebagai
9
dengan metode gravimetri atau kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)
(Kamila, 2017).
lain. Zat saponin yang terdapat pada sambiloto berbentuk glikosida yang
bakteri, lisosom, dan mikrosom sebagai hasil interaksi DNA bakteri dan
2013).
10
2.2 Escherichia coli
2.2.1 Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Family : Escherichicaceae
Genus : Escherichia
2.2.2 Morfologi
ukuran pendek sekitar 2,4 μ × 0,4 sampai 0,7 μ, gram negatif, motil
11
E. coli dijadikan sebagai parameter aman atau tidaknya air yang
akan digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Hal ini penting karena
contohnya kolera, diare, disentri, tifus, hingga cacingan adalah air. Sumber
manudia yang menderita penyakit tersebut. Maka dari itu dilakukan upaya
tidak berbahaya dan bukan merupakan bakteri patogen. namun bakteri ini
meningkat. Apabila bakteri ini berada di luar usus dapat menjadi patogen.
pemicu penyakit diare. Bakteri ini menghasilkan toksin di dalam sel epitel
12
beberapa faktor yang sesuai seperti derajat keasaman, media dan suhu
tetap. Bakteri ini tahan terhadap suhu sekalipun pada suhu ekstrem, juga
tersebar di berbagai tempat dan kondisi. Pada suhu 9–46 °C E. coli dapat
berkembang dengan baik, namun suhu optimum untuk bakteri ini adalah
37 °C. Maka dari itu, bakteri E. coli bisa bertahan di dalam tubuh manusia
Sumber : https://feri-3797.blogspot.com/2014/06/peranan-bakteri-escherichia-
coli-bagi.html
Uji daya hambat atau sensitivitas dapat dilakukan dengan mengukur hasil
antibakteri di pabrik, selain itu juga untuk mengetahui farmakokinetik obat pada
manusia ataupun hewan serta sebagai alat pemantauan kemoterapi obat. Terhadap
13
2.3.1 Metode Difusi
kertas cakram (paper disc) yang direndam di dalam suatu ekstrak dan
diolesi secara merata dengan bakteri uji yang telah diinokulasi dan dibuat
(Agastia, 2020).
10 - 19mm Kuat
5 - 10mm Sedang
<5mm Lemah
b. E-test
pertumbuhan bakteri yang terdapat dalam strip plastik dari kadar paling
14
rendah hingga paling tinggi yang selanjutnya diletakkan pada permukaan
media agar yang telah ditanami bakteri. Hasil dapat dilihat dengan melihat
daerah bening yang terbentuk sebagai tanda kadar zat yang dapat
c. Cup-plate Technique
pada metode ini mikroorganisme ditanam pada sumuran di media agar dan
pada sumuran tersebut diberi zat antibakteri yang akan dilakukan uji
(Agastia, 2020).
terbentuknya zona bening paling besar pada konsentrasi 15% dengan diameter 12
bening yang terbentuk paling besar pada konsentrasi 15% dengan diameter 10
mm. Kedua zona hambat yang dihasilkan terhadap kedua bakteri tersebut
termasuk ke dalam kategori kuat. Hasil penelitian oleh Sawitti (2013) juga
secara in vitro.
15
BAB III
dengan metode ini memiliki tujuan guna memberikan gambaran, penjelasan, serta
validasi terhadap suatu fenomena yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti
cakram sebagai metode uji dengan prinsip menempelkan cakram disc yang telah
melalui proses perendaman di dalam rebusan daun sambiloto di media agar yang
3.2.2 Sampling
16
3.2.3 Sampel
penelitian ini sampel yang digunakan adalah suspensi dari isolat murni
bakteri Escherichia coli yang didapatkan dari RSUD Banten dan telah
dilakukan peremajaan.
3.3.1 Variabel
2018).
17
Escherichia terbentuk zona jernih pada konsentrasi - Sedang
MHA.
3.4 Alat
mikropipet, ose, pembakar spirtus, pipet volume, kapas lidi, mikropipet, hot plate,
autoclave, blue tip, push ball, dan alat-alat gelas yang umum di gunakan di
Laboratorium Farmasi.
3.5 Bahan
Bahan utama yang di gunakan pada penelitian ini terdiri 2 jenis yaitu daun
sambiloto, bakteri Escherichia coli. Daun sambiloto yang digunakan daun yang
masih bagus dan dipetik langsung dari pohon nya. Yang di perlukan pada daun
sambiloto yaitu rebusan nya yang telah dilakukan sesuai prosedur oleh peneliti.
didapatkan dari RSUD Banten. Bakteri ini diambil dari isolat murni kemudian
ditumbukan dalam media nutrien agar (NA) (Oxoid) dan untuk antibakteri melalui
Selain bahan utama, ada beberaa bahan lainnya yaitu disk blank,
18
3.6.1 Sterilisasi alat
glass
sempurna
tanda 150 mL
Erlenmeyer
19
11. Cawan petri berisi media ditutup dengan plastic wrap dan simpan
di dalam refrigenerator
1. Menimbang media NA
glass
sempurna
tanda 100 mL
Erlenmeyer.
11. Tabung ditutup dengan kapas steril dan di bungkus dengan plastic
Safitri, 2018).
20
3.6.4 Pembuatan rebusan daun sambiloto
2019).
konsentrasi yaitu :
aquades
aquades
aquades
1. Mengambil bakteri E. coli dari isolat murni dengan jarum ose steril
21
3. Diinkubasi selama 1x24 jam selama 37°C (Hasanuddin & Salnus,
2020)
permukaan media
22
6. Merendam paper disk ke dalam rebusan daun sambiloto pada
Analisa data pada penelitian ini adalah statistik deskriptif. Rebusan daun
dan 100% diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Zona
memberikan nilai akhir. Nilai akhir tersebut dilaporkan dengan skala pengukuran
23
DAFTAR PUSTAKA
Allo, M. B. R. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Air Kulit Buah
Staphylococcus aureus.
BPOM RI. 2012. Acuan Sediaan Herbal Volume Ke 7edisi I. Jakarta : Direktorat
24
Sambiloto Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli. Indonesia
Medicus Veterinus, 2(2), 142–150.
Sikumalay, A., Suharti, N., & Masri, M. (2016). Efek Antibakteri dari Rebusan
Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan Produk Herbal
Sambiloto Terhadap Staphylococcus Aureus. Jurnal Kesehatan Andalas,
5(1), 196–200. https://doi.org/10.25077/jka.v5i1.468
Suaib, S. L. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan
Escherichia coli.
Sumampouw, O. J., Studi, P., Kesehatan, I., Fakultas, M., Masyarakat, K., Sam,
U., & Manado, R. (2018). Uji Sensitivitas Antibiotik Terhadap Bakteri
Escherichia Coli Penyebab Diare Balita Di Kota Manado ( The Sensitivity
Test of Antibiotics to Escherichia coli was Caused The Diarhhea on
Underfive Children in Manado City ). 2(1), 104–110.
Walewangko, G. V. C., Bodhi, W., & Kepel, B. J. (2015). Merkuri Dan
Ampisilin. 3(April).
Widyawati, Tri. 2007. Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata
Nees.). Majalah Kedokteran Nusantara Departemen Farmakologi Dan
Terapeutik. Fakultas Kedokteran Sumatera Barat. Volume 40, Nomor 3,
September 2007
WHO. (2017). Diarrhoeal disease. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/diarrhoeal-disease
Yanti, Y. N., & Mitika, S. (2017). Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Sambiloto ( Andrographis paniculata Nees ) Terhadap Bakteri
Staphylococus aureus. 2(1), 158–168.
Yuli Widiyastuti. (2017). Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Si Pahit
yang Semakin Melejit. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (1st ed., Vol. 1).
Yusron, M. 2005. Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika. Yogyakarta
25