PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal termasuk salah satu organ tubuh manusia yang vital. Organ ini berperan penting
dalam metabolisme tubuh seperti fungsi ekskresi, keseimbangan air dan elektrolit, serta
endokrin. Fungsi ginjal secara keseluruhan didasarkan oleh fungsi nefron dan gangguan
fungsi ginjal disebabkan oleh menurunnya kerja nefron. Penyakit ginjal sering disertai
penyakit lain yang mendasarinya seperti diabetes melitus, hipertensi, dislipidemia, dan lain-
lain. Gejala gangguan ginjal stadium dini cenderung ringan, sehingga sulit didiagnosis hanya
dengan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan laboratorium dapat mengidentifikasi gangguan
fungsi ginjal lebih awal. Pemeriksaan antara lain kadar kreatinin, ureum, asam urat, cystatin
C, β2 microglobulin, inulin, dan juga zat berlabel radioisotop. Hal ini dapat membantu dokter
klinisi dalam mencegah dan tatalaksana lebih awal untuk mencegah progresivitas gangguan
ginjal menjadi gagal ginjal.
Klirens suatu zat adalah volume plasma yang dibersihkan dari zat tersebut dalam waktu
tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan dalam mL/menit dan dapat dikoreksi dengan luas
permukaan tubuh. Klirens kreatinin merupakan pengukuran GFR yang tidak absolut karena
sebagian kecil kreatinin direabsorpsi oleh tubulus ginjal dan sekitar 10% kreatinin urin
disekresikan oleh tubulus. Namun, pengukuran klirens kreatinin memberikan informasi
mengenai perkiraan nilai GFR.
i
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
3. Apa saja metode cara pemeriksaan klirens kreatinin dan bagaimana cara
perhitungan nya?
4. Bagaimana intepretasi hasil nya ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
ii
Daftar Isi
Cover.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Kata pengantar.................................................................................................i
Rumusan masalah.............................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.......................................................................................................
Saran.................................................................................................................
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan hasil
metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan perhitungan klirens ginjal. Klirens adalah volume plasma yang mengandung
semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan dari plasma dan diekskresikan ke
dalam urin, karena itu nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Sennang et al, 2005; Tam,
2000; & Widmann, 1995). Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat
berasal dari senyawa endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatin C, dapat juga yang berasal
dari senyawa eksogen seperti inulin, iohexol dan beberapa senyawa radioaktif. Di antara
beberapa senyawa tersebut yang paling sering digunakan adalah pengukuran klirens
kreatinin.
Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum adalah
produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi oleh hati dan
dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran ureum ke dalam urin
terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam darah. Kreatinin merupakan zat
yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar
kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Beratnya
kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan kreatinin (creatinine clearance
test/CCT). Creatinine Clearance Test/CCT memerlukan urin kumpulan 24 jam, sehingga bila
pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik hasil pengukuran akan mempengaruhi nilai
CCT.
Klirens suatu zat adalah jumlah volume (mL) plasma yang dibersihkan oleh ginjal
dari zat tersebut per menit. Jadi, Kreatinin Klirens adalah jumlah volume (mL) plasma yang
di bersihkan kreatininya oleh ginjal dalam waktu 1 menit. Pemeriksaan kreatinin klirens
bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal. Kreatinin di filtrasi di glomerolus dan di reabsorpsi
di tubulus, sehingga kreatinin klirens sama besarnya dengan Glomeruli filtration Rate.
iv
Peningkatan klirens kreatinin terutama pada penyakit Ginjal seperti Nefritis
Glomerulus. Pemeriksaan ini juga lebih baik disertai dengan pemeriksaan kadar urea N.
Pemeriksaan ini memerlukan waktu 12 jam untuk pasien rawat jalan dan 24 jam untuk pasien
rawat inap. Perhitungannya tergantung pada kadar kreatinin serum dibandingkan dengan
kadar kreatinin urin yang diekskresikan dalam 24 jam. Pengumpulan bahan urin untuk
pemeriksaan GFR dilakukan dalam 24 jam.
Wadah yang digunakan untuk pengumpulan urin sebaiknya bersih, kering, dan bebas
dari zat pengawet. Bahan urin yang dikumpulkan disimpan dalam refrigerator selama
pengumpulan sebelum diperiksakan. Volume urin yang dikumpulkan diukur keseluruhan
untuk kemudian dimasukkan ke dalam formula perhitungan.
Kreatinin dapat diukur dari plasma, serum, atau urin. Bahan pemeriksaan yang
hemolisis dan ikterik harus dihindari jika menggunakan metode Jaffe. Bahan pemeriksaan
yang lipemik dapat mengganggu perubahan warna yang terjadi saat reaksi berlangsung. Tidak
diperlukan puasa untuk pemeriksaan kreatinin karena tidak dipengaruhi oleh diet protein.
v
3. Pemeriksaan Klirens Kreatinin
1. Persiapan Pemeriksaan
Dari pasien :
1. Tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat
2. Tidak mengkonsumsi alkohol
3. Tidak perlu puasa
vi
3. Tabung Serologi
4. Tip kuning dan biru
5. Sampel serum
6. Reagen kreatinin
7. Standar kreatinin
Cara Kerja :
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Setting fotometer dengan panjang gelombang 490 nm
3. Siapkan 3 tabung serologi untuk membuat blanko,standar,sampel
2) Metode Jaffe :
Prinsip :
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk
kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat dan klorida. Intensitas
warna yang terbentuk sesuai dengan kadar urea dalam sampel yang diukur pada
panjang gelombang 490 nm.
viii
Analitik :
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Setting fotometer dengan panjang gelombang 490 nm
3. Siapkan 3 tabung serologi untuk membuat blanko,standar,sampel
Blanko Standar Sampel serum Sampel urin
Aquadest 100µL - - -
Standar - 100µL - -
Serum - - 100µL -
Urin yang
- - - 100µL
diencerkan (1:19)
Pereaksi 1000µL 1000µL 1000µL 1000µL
ix
Klirens kreatinin ukur metode Jaffe :
mg
kreatininurin( )
dl mL
X Volume urin ( )
kreatinin plasma ( )
mg
dl
menit
Pasca Analitik
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan, pencantuman nilai rujukan, PMI,
PME, audit, verifikasi, dan validasi hasil pemeriksaan.
Implikasi Klinik :
Hasil penilaian dengan mengukur klirens kreatinin memberikan hasil yang
lebih akurat.
Pada anak-anak, nilai klirens kreatinin akan lebih rendah (kemungkinan
akibat masa otot yang lebih kecil)
Obat-obat yang perlu dimonitor pada pasien dengan ganguan fungsi ginjal :
• Golongan aminoglikosida
• Obat dengan indeks terapi sempit
x
xi