Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME MATA KULIAH

ANALISIS HASIL LABORATORIUM

NAMA MAHASISWA : DESI MAYA LESTARI


NIM : P17334122514
KELAS : DIV ALIH JENJANG
Materi : Analisa Hasil Pada Pemeriksaan Fungsi Ginjal 1

A. PENDAHULUAN
Fungsi ginjal antara lain : filtrasi , keseimbangan keseimbangan air dan elektrolit ,
produksi,
sekresi dan eksresi. test fungsi ginjal => umumnya skrining utk mengetahui ada tidaknya
kelainan ginjal disamping untuk diagnosis kelainan ginjal Beberapa jenis obat obatan dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, sehingga pemeriksaan fungsi ginjal dipakai juga untuk
melihat side effect obat tersebut Keadaan dehidrasi atau syok dapat menyebabkan kelainan
ginjal

Darah mengalir kedalam ginjal melalui Arteri Renalis ± 1100 ml / menit Masuk kedalam
nephron dan pada glomerulus ginjal mengalami filtrasi Pada tubulus ginjal akan terjadi proses
reabsorbsi bahan bahan yang diperlukan tubuh (mereabsorbsi glukosa dan asam amino) ,
sekresi dan eksresi bahan yg tdk diperlukan tubuh.

B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM FUNGSI GINJAL


Ada beberapa pemeriksaan ginjal, yaitu:
1. Pada kelainan pre renal, renal maupun post renal, Pemeriksaan lab yang abnormal
berhubungan dengan lokasi gangguan fungsi ginjal
2. Untuk diagnosis dibutuhkan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium
3. Antara pemeriksaan laboratorium akan saling berhubungan dengan pemeriksaan
laboratorium

Jenis pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal, yaitu:


1. Fungsi filtrasi
2. Klirens ureum/kreatinin
3. Ureum
4. Kreatinin
5. Cystatin C
6. e GFR
7. Fungsi produksi: Hb,eritrosit, Fe.TIBC dan feritin
8. Fungsi eksresi: urine (makroskopis,mikroskopis dan kimiawi)

C. SAMPEL
1. Darah
Umum : - ureum - Kreatinin - Asam Urat
Khusus : -Klirens Ureum - Klirens Kreatinin - Cystatin C - e GFR

a. Umum
- Ureum
• substansi endogen, hasil metabolisme protein, di produksi oleh liver, sebagian besar
direabsorbsi oleh ginjal dan sebagian kecil di eksresi
• Pemeriksaan Ureum untuk melihat fungsi filtrasi ginjal
• Kadar ureum dalam darah dipengaruhi oleh makanan terutama protein, dan aktifitas
=>pemeriksaan harus puasa . ( 8 – 10 jam), Pada perdarahan di saluran pencernaan ,
(absorbsi asam amino dan peptide) dan dehidrasi.
Kadarnya meningkat jika Intake protein tinggi, gangguan fungsi ginjal, Dehidrasi, syok,
kehilangan darah, Sumbatan saluran kencing misalnya batu, namun Bila kadar ureum sangat
meningkat dapat menyebabkan koma uremicum. Menurun pada penyakit liver berat.
• Pada pemeriksaan ureum hindari sampel yang keruh, ikterik dan hemolisis. => tinggi
palsu.karena menggunakan metode Endpoint (warna yg terahir terjadi yg diukur
absorbansinya/berdasarkan warna)

• Tipe uremia :
Pre renal : produksi urea meningkat
Renal : pada kelainan ginjal
Post renal : kelainan eksresi urine

UREUM KLIRENS K = Faktor koreksi tinggi badan dan Berat Badan


Klirens urea = U x V x K U = Kadar ureum pada urine
P V = Volume urine / menit
P = Kadar ureum pada plasma darah
Untuk pemeriksaan klirens ureum dipakai urine 12 - 24 jam à diukur volumenya dan dihitung
volume urine per menit. Dikenal klirens urea maksimal dan klirens urea standard .
Nilai Rujukan Klirens Ureum
Bila diuresis ≥ 2 ml / mnt, maksimal urea klirens = 75 ml / mnt
Bila diuresis < 2 ml /mnt, maka standard urea klirens = 54 ml / mnt
Kelemahan pemeriksaan klirens : human error dikarenakan volume urine tidak akurat.

- Kreatinin
Merupakan hasil akhir metabolisme kreatinin otot yang difiltrasi oleh ginjal , oleh karena itu hasil
pemeriksaan dipengaruhi oleh Massa otot (creatinin phosphate) dan usia. Peningkatan kadar
kreatinin darah menunjukkan indikasi penyakit ginjal atau kerusakan nephron > 50% (indicator
fungsi ginjal). Pemeriksaan kreatinin tidak memerlukan persiapan khusus.
Diet daging dapat mempengaruhi pemeriksaan ( dalam 3,5 jam akan meningkatkan kreatinin
sampai 52%) jd sebaiknya berpuasa sebelum pemeriksaan.
Pada wanita hamil , kadar kreatinin dapat rendah palsu, karena banyak buang air kecil
sehingga kreatinin banyak dieksresi oleh ginjal melalui urine.

Pemeriksaan Kreatinin
Umumnya menggunakan metode jaffe
False tinggi : pengaruh zat khromogen, glukosa dan keton
False rendah : Pada orang dengan massa otot kecil dan Bilirubin
Masalah bila pada penderita PGK (Penyakit Ginjal Kronis)

KREATININ KLIRENS
Klirens kreatinin = U x V x K U = kadar kreatinin pada urine
P V = volume urine / menit
P = kadar kreatinin pada plasma darah
K = Faktor koreksi TB dengan BB
Nilai rujukan : sampai usia 45 tahun : 90 – 180 ml / mnt. Pada wanita 10% lebih rendah.

- Asam Urat
 Merupakan produk akhir dari metabolisme purine dipengaruhi oleh makanan
dan usia, kelainan asam urat dapat disebabkan karena Over Produksi atau hyposekresi Pada
usia tua kecenderungan peningkatan asam urat karena hyposekresi disebabkan karena
kemunduran fungsi sel tubuh
 Kadar asam urat darah dipengaruhi oleh: Life style, usia, diabetes melitus pada DM keadaan
hiperglikemia kronis dan resistensi insulin akan meningkatkan aktivitas sitokin, yang akan
meningkatkan aktivitas enzim xanthine oxidase yang merupakan katalisator dalam proses
pembentukan asam urat
 HYPERURICAEMIA = peningkatan asam urat dalam darah kadar asam urat tinggi: penyakit
Gout (Pria > wanita), asam urat ditemukan dalam cairan sendi yang dapat membentuk Tophi
dan batu ginjal
 Puasa 8-10 jam
 Perhatikan ada tidaknya Riwayat konsumsi makanan / gangguan fungsi ginjal
 Pemeriksaan Asam urat umumnya menggunakan metode endpoint(warna yg terahir terjadi
yg diukur absorbansinya/berdasarkan warna) sehingga sangat dihindari sampel yang lisis,
lipemik, dan ikterik.

b. Khusus
- Cystatin C
• cystatin 3 Biomarker fungsi ginjal Ditemukan di seluruh sel tubuh Disekresi
sempurna oleh ginjal tidak dipengaruhi makanan, jenis kelamin, aktifitas, usia,
massa otot
• Merupakan molekul dengan BM kecil ( 13,3 K.dalton) Berada di seluruh sel
tubuh, di sekresi
• sempurna dan tidak diabsorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan, massa otot dan
usia =>
lebih spesifik Dianggap lebih spesifik daripada cre .
Pada gangguan GFR , kadarnya akan meningkat. Umumnya dilakukan bila dokter meragukan
akan hasil creatinin darah, clearance creatinin atau pemeriksaan GFR lain, pemeriksaan
Cystatin mahal.
 Bahan : serum ( tdk mengandung eritrosit dan faktor pembekuan )
• Immunoassay ( nephlometri / turbidimetri)
• Nilai rujukan : wanita (0,52 – 0,98 mg/L), laki laki (0,58 – 0,98 mg /L)

- e GFR
Estimated glomerular filtration = perkiraan untuk menentukan kemampuan fungsi ginjal dalam
menyaring atau membersihkan darah Perhitungan berdasarkan nilai kreatinin darah, usia,
jenis kelamin dan ras.
Test ini tidak akurat pada : Usia < 18 tahun, Wanita hamil, Obesitas, Massa otot berlebih.
Perhitungan :
Wanita : 186 x (Creatinine/88.4) -1.154 x (Age) -0.203 x (0.742) x (1.210 bl ras kulit hitam). .
Pria : 186 x (Creatinine/88.4) -1.154 x (Age) -0.203 x (1.210 bl ras kulit hitam).
*Pemeriksaan e GFR sangat dipengaruhi oleh kadar kreatinin sehingga pemeriksaan
Creatinin harus terstandarisasi/akurat.

Nilai Rujukan eGFR:


Normal ≥ 90 mL/ menit/ 1,73 m2
Penurunan Ringan 60 – 89
Penurunan Sedang 30 – 59
Penurunan Berat 15 – 29
Gagal Ginjal < 15

Materi II : Analisa Hasil Pada Pemeriksaan Fungsi Ginjal 2

2. Urine : Rutin Dan Indikasi


Sampel urine terdiri dari Pemeriksaan makroskopis, Pemeriksaan mikroskopis ,Pemeriksaan
kimiawi
• urine Sewaktu => pem rutin
• Urine Pagi => sedimen, berat jenis
• Urine 24 jam => pem kuantitatif
a. Pemeriksaan Makroskopis
 Warna dan bau : dipengaruhi makanan , infeksi dan obat
 Kekeruhan => protein, lekosit, bakteri dan spermatozoa
 Volume : poliuria > 3000 ml/24 jam, oligouria < 400 ml/24 jam
 Sampel Volume urine : 12 ml

b. Pemeriksaan Mikroskopis
• Pemeriksaan Mikrokopis sebagai berikut:
1. Eritrosit, Sel tidak berinti , Bedakan dengan jamur,kristal oksalat,droplet oil (
beri asam asetat 2 % atau toluidine biru), Hubungan pemeriksaan mikroskopis
dan kimiawi : Kimiawi (+), sedimen (+) => hematuria Kimiawi (+) ,sedimen (-) =>
eritrosit lisis (Hb uria) Kimiawi(-),sedimen (+) => jamur, oksalat Sedimen
(++),protein uria(+) => silinder eritrosit (+)
2. Lekosit : Bisa disertai dengan bacteriuria, Bl leko(+), bakteri (-) : infeksi sal
kencing karena TBC, trichomonas, jamur, chlamydia, mycoplasma virus, Bila
leko (-), bakteri (+ ) : kontaminasi atau urin lama
3. Korelasi dengan pem kimiawi : L.Esterase (+),sedimen lekosit (-) => lisis
L.Esterase (-), sedimen (+) => non granulosit L.Esterase (+),sedimen(+) , protein
uria(+) => silinder lekosit(+)
4. kristal: Jenis kristal berhubungan dengan PH urine, PH Asam : kristal
cystein,oksalat,urat, PH basa : kristal triple fosfat, amorf phosphat ,calsium
carbonat (CaCO3)
Kristal
• Jenis kristal berhubungan dengan PH urine
• PH Asam : kristal cystein,oksalat,urat dsb
• PH basa : kristal triple fosfat, amorf phosphat ,calsium carbonat (CaCO3)
• Kristal, eritrosit dan lekosit dapat mengalami lisis pada keadaan ….
 Berat jenis urine rendah ( BJ < 1.010)
 PH alkali (PH > 7.0)
• Hati hati eritrosit tertukar dengan kristal oksalat atau droplet minyak emersi

c. Pemeriksaan Kimiawi Urine


— Terdiri dari metode Dipstick dan manual.
— Kualitatif , semi kuantitatif (esbach) dan kuantitatif
— Penilaian berdasarkan perubahan warna / kekeruhan yang terjadi akibat reaksi kimia

 Protein jika (+) -> test konfirmasi asam sulfosalisilat ( protein akan menggumpal pada
suasana asam dan dipanaskan)
▪ false pos : PH basa, ada kandungan fosfat -> beri asam untuk membedakannya, jika
Fosfat akan larut, jika tetap keruh kemungkinan protein.
▪ Protein Bence Jones -> akan keruh pada suhu 60oC dan hilang pd suhu 100 oC
biasanya ditemukan pd kasus Multiple Myeloma, Leukimia atau keganasan yg lain.
▪ Bila (+) disertai dengan kelainan sedimen -> silinder/cast harus (+)
 Glukosa :bersifat reduktor
▪ nilai ambang ginjal ( perhatikan usia lanjut dan wanita hamil)
▪ Negatip palsu : vitamin C, tetra siklin, benda keton (>+4), urin lama
▪ Positip palsu : sisa detergent (peroksidase) pd tabung reaksi
▪ Test konfirmasi => test Benedicht lebih spesifik kaena tidak dipengaruhi Vit C
tetrasiklin dll.
 PH ≈ keasaman darah dan jenis kristal urin
• PH normal : 4,5 – 8.0
• PH berhubungan dengan kristal urin
- PH Asam : kristal cystein,oksalat,urat dsb
- PH basa : kristal fosfat,CaCO3
 Berat jenis : (normal 1.003 – 1.030 ) => menentukan status hidrasi
▪ urine pagi
▪ Koreksi thdp :
- protein urine (kurangi 0.003/gr prot/dl) . jika protein urine >1gr maka BJ nya
dikurangi 0.003/gr protein/dl
- glukosa urine (kurangi 0.004 /gr glukosa/dl. Jika Glukosa urine
>1gr/>1000mg/dl maka BJ nya dikurangi 0.004/gr Glukosa/dl
 Darah : (Hb, mioglobin, eritrosit )
▪ Pos palsu : peroksidase,bakteri,hypokhlorit
▪ Neg palsu : vitamin C,tetrasiklin, BJ tinggi dan PH alkali
 Lekosit esterase yg diukur enzine leukosit esterase
▪ terdeteksi pada leukosit yg bergranulosit saja
▪ Konfirmasi dg pem sedimen urine
▪ Pos palsu : kontaminasi / urin lama,
▪ Neg palsu : limfosit, prot > 500 mg/dl, glukosa >3 g/dl, BJ tinggi, detergen, sabun,
gentamisin
 Nitrit (pos : bakteriuria > 105 / cc urine)
 Hsl neg belum tentu tdk ada bakteri
 Pos palsu : obat fenazopiridin,bit, urin lama (nitrat akan berubah jd nitrit)
 Neg palsu : vitamin C > 25 mg/dl
 Benda Keton :
 Benda keton : aseton,asetoasetat ,β hydroksi butirat
 Pos palsu : levodopa,captopril/obat obat hypertensi.
 Neg palsu : BJ urin tinggi,urin lama

 Urobilinogen
 Pos palsu :p-amino salicylic acid
 Neg palsu : urin lama, formalin > 200 mg/dl
 Bilirubin (larut air)
▪ Test foam urine dikocok jika berbusa (+) , bila pos => konfirmasi dg test Fouchet
▪ Berhubungan dengan kadar bilirubin direk darah, biasanya ditemukan dalam urine bila
kadar bilirubin dalam darah > 3 mg/dl
▪ Pos palsu : obat phenazopyridine/obat analgesic/antiinflamasi.
▪ Neg palsu : urin lama (bilirubin menjadi biliverdin), vitamin C > 25 mg/dl dan nitrit yang
tinggi

Anda mungkin juga menyukai