Anatomi • Manusia memiliki 2 ginjal • Tiga bagian utama dari ginjal adalah korteks, medula dan pelvis • Terdapat 1-1,5 juta nepron • Unit fungsional ginjal nepron • Nepron terdiri dari gromelurus/kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distalis dan duktus koligen Fungsi ginjal 1. Ekskresi produk-produk sisa metabolisme/ ekskresi NPN (non protein nitrogen). Eksresi sisa metabolisme tubuh dari asam nukleat, asam amino dan protein. Hasil ekskresi berupa urea, kreatinin dan asam urat. 2. Regulasi air dan garam tubuh 3. Mempertahankan keseimbangan asam 4. Sekresi berbagai hormon dan prostaglandin karena ginjal dapat berperan sebagai sistem endokrin Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal
• Azotemia : peningkatan kadar urea nitrogen
dan kreatinin dalam darah dan ditandai dengan penurunan laju filtrasi gromelurus
• Uremia : azotemia dengan manifestasi klinik
dan abnormalitas biokimiawi sistemik ditandai dengan gangguan fungsi ekskretorik dan sejumlah gangguan metabolit dan endokrin Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal
• Sindrom nefritik : terjadi akibat jejas
gromelurus ditandai dengan adanya hematuaria
• Sindrom nefrotik : sindrom gromelurus
ditandai dengan proteinuria yang parah, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal
• Hematuari asimtomatik atau proteinuria non
nefrotik : merupakan manifestasi abnormalitas gromelurus yang tidak terdeteksi atau ringan
• Gromeluronefritis progresif cepat : Jejas
gromelurus yang berat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal (hari atau minggu) Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal
• Jejas ginjal akut : didominasi dengan oligouria
dan anuria (tidak ada aliran urin)
• Penyakit ginjal kronik : ditandai dengan gejala
dan uremia yang memanjang dan merupakan akibat dari reaksi penyembuhan ginjal yang progresif Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal
• Infeksi saluran kemih : ditandai dengan
bakteriuria dan pyuria
• Nefrolitiasis (batu ginjal) : manifestasi berupa
kolik ginjal, hematuari dan pembentukan batu berulang Tes Fungsi Ginjal Tujuan: untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal dan menetapkan berat ringannya 1. Tes fungsi glomerulus (fungsi filtrasi): Tes Klirens: Klirens Kreatinin & Klirens Urea. 2. Tes untuk mengetahui kerusakan glomerulus dan kerusakan tubulus: Kreatinin Serum, Blood Urea Nitrogen (BUN), Rasio BUN - Kreatinin Serum 3. Tes fungsi tubulus (fungsi reabsorbsi dan sekresi): Tes Osmolalitas Serum dan Urin. Tes fungsi ginjal (umum):
1. Tes Kreatinin serum
2. Tes Ureum 3. Tes Klirens Kreatinin 1. Tes kreatinin • Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin
• Kreatin adalah senyawa nitrogen yang terutama
disintesis di hati dan disimpan di dalam otot. Kreatinin diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus
• Tes Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar
kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik (alat automatik : Cobas mira atau Cobas mira plus) 1. Tes Kreatinin Interpretasi: Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan: • Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik • Obstruksi traktus urinarius • Shock yang lama • Dehidrasi • Kanker • Lupus Eritematosus Sistemik • Nefropati diabetika • Gagal jantung kongestif • Amyotrophic lateral sclerosis 1. Tes Kreatinin • Intake protein yang banyak • Penyakit otot: Akromegali, Gigantisme, Myasthenia Gravis, Poliomielitis • Penggunaan obat-obatan seperti: antibiotik: chepalosporin, asam askorbat, simetidin, L- dopa, metil-dopa dan litium karbonat 1. Tes Kreatinin Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan: • Distrofi muskular • Penyakit hati lanjut • Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat • Ketoasidosis diabetika • Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium, klorpromazin, marijuana, diuretika: tiazid dan vankomisin serta adanya bilirubin dan glukosa 2. TES UREUM o Ureum dibentuk di hati: hasil akhir metabolisme protein, difiltrasi oleh glomerulus o Kadar urea menggambarkan intake protein dan kemampuan ekskresi ginjal o Peninggian kadar urea gangguan ginjal, adanya obstruksi saluran kemih dan peningkatan katabolisma protein o Tes Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar ureum darah dengan menggunakan alat automatik 2. TES UREUM Interpretasi Peningkatan ureum dalam darah ditemukan pada: • Gangguan fungsi ginjal • Penyakit jantung kongestif • Shock • Dehidrasi • Perdarahan di traktus gastrointestinalis • Infark miokardial akut • Stress • Intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein 2. TES UREUM Penurunan urea dalam darah ditemukan pada: • Liver failure • Akromegali • Malnutrisi • Pemakaian anabolik steroid • Overhidrasi (IV feeding) • Kegagalan absorpsi (penyakit celiac) • Sindroma nefrotik • SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic Hormone) 3. Tes Klirens • Klirens: volume plasma (mengandung semua zat yg larut melalui glomerulus, dibersihkan atau dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan urin
• Nilai klirens mewakili fungsi glomerulus secara
keseluruhan (ml/menit) 3. Tes Klirens • Klirens kreatinin: volume darah (ml) yang dibersihkan dari kreatinin per menit
• Tes Klirens Kreatinin adalah tes untuk
menetapkan nilai klirens kreatinin melalui penetapan kadar kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik kemudian hasilnya dihitung menggunakan persamaan Cockroft-Gault 3. Tes Klirens • Persamaan Cockroft-Cault
Dikali 0,85 jika pasien perempuan
3. Tes Klirens • Persamaan MDRD (Modification of diet in renal disease)
Tidak memakai berat badan tetapi ditambah
variabel lainnya 3. Tes Klirens 3. Tes Klirens Interpretasi: