Anda di halaman 1dari 29

Tes Fungsi Ginjal

Annisa Mulia Anasis, S.Si, M.Biomed


Anatomi
• Manusia memiliki 2 ginjal
• Tiga bagian utama dari ginjal adalah korteks,
medula dan pelvis
• Terdapat 1-1,5 juta nepron
• Unit fungsional ginjal  nepron
• Nepron terdiri dari gromelurus/kapsula
bowman, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, tubulus kontortus distalis dan
duktus koligen
Fungsi ginjal
1. Ekskresi produk-produk sisa metabolisme/
ekskresi NPN (non protein nitrogen). Eksresi
sisa metabolisme tubuh dari asam nukleat,
asam amino dan protein. Hasil ekskresi berupa
urea, kreatinin dan asam urat.
2. Regulasi air dan garam tubuh
3. Mempertahankan keseimbangan asam
4. Sekresi berbagai hormon dan prostaglandin
karena ginjal dapat berperan sebagai sistem
endokrin
Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal

• Azotemia : peningkatan kadar urea nitrogen


dan kreatinin dalam darah dan ditandai dengan
penurunan laju filtrasi gromelurus

• Uremia : azotemia dengan manifestasi klinik


dan abnormalitas biokimiawi sistemik ditandai
dengan gangguan fungsi ekskretorik dan
sejumlah gangguan metabolit dan endokrin
Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal

• Sindrom nefritik : terjadi akibat jejas


gromelurus ditandai dengan adanya
hematuaria

• Sindrom nefrotik : sindrom gromelurus


ditandai dengan proteinuria yang parah,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria
Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal

• Hematuari asimtomatik atau proteinuria non


nefrotik : merupakan manifestasi abnormalitas
gromelurus yang tidak terdeteksi atau ringan

• Gromeluronefritis progresif cepat : Jejas


gromelurus yang berat mengakibatkan
kehilangan fungsi ginjal (hari atau minggu)
Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal

• Jejas ginjal akut : didominasi dengan oligouria


dan anuria (tidak ada aliran urin)

• Penyakit ginjal kronik : ditandai dengan gejala


dan uremia yang memanjang dan merupakan
akibat dari reaksi penyembuhan ginjal yang
progresif
Gangguan dan manifestasi klinis fungsi ginjal

• Infeksi saluran kemih : ditandai dengan


bakteriuria dan pyuria

• Nefrolitiasis (batu ginjal) : manifestasi berupa


kolik ginjal, hematuari dan pembentukan batu
berulang
Tes Fungsi Ginjal
Tujuan: untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal dan
menetapkan berat ringannya
1. Tes fungsi glomerulus (fungsi filtrasi):
Tes Klirens: Klirens Kreatinin & Klirens Urea.
2. Tes untuk mengetahui kerusakan glomerulus dan
kerusakan tubulus: Kreatinin Serum, Blood Urea
Nitrogen (BUN), Rasio BUN - Kreatinin Serum
3. Tes fungsi tubulus (fungsi reabsorbsi dan sekresi): Tes
Osmolalitas Serum dan Urin.
Tes fungsi ginjal (umum):

1. Tes Kreatinin serum


2. Tes Ureum
3. Tes Klirens Kreatinin
1. Tes kreatinin
• Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin

• Kreatin adalah senyawa nitrogen yang terutama


disintesis di hati dan disimpan di dalam otot. Kreatinin
diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus

• Tes Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar


kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik
(alat automatik : Cobas mira atau Cobas mira plus)
1. Tes Kreatinin
Interpretasi:
Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan:
• Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik
• Obstruksi traktus urinarius
• Shock yang lama
• Dehidrasi
• Kanker
• Lupus Eritematosus Sistemik
• Nefropati diabetika
• Gagal jantung kongestif
• Amyotrophic lateral sclerosis
1. Tes Kreatinin
• Intake protein yang banyak
• Penyakit otot: Akromegali, Gigantisme,
Myasthenia Gravis, Poliomielitis
• Penggunaan obat-obatan seperti: antibiotik:
chepalosporin, asam askorbat, simetidin, L-
dopa, metil-dopa dan litium karbonat
1. Tes Kreatinin
Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan:
• Distrofi muskular
• Penyakit hati lanjut
• Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat
• Ketoasidosis diabetika
• Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium,
klorpromazin, marijuana, diuretika: tiazid dan
vankomisin serta adanya bilirubin dan glukosa
2. TES UREUM
o Ureum dibentuk di hati: hasil akhir metabolisme
protein, difiltrasi oleh glomerulus
o Kadar urea menggambarkan intake protein dan
kemampuan ekskresi ginjal
o Peninggian kadar urea  gangguan ginjal,
adanya obstruksi saluran kemih dan peningkatan
katabolisma protein
o Tes Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar
ureum darah dengan menggunakan alat
automatik
2. TES UREUM
Interpretasi
Peningkatan ureum dalam darah ditemukan pada:
• Gangguan fungsi ginjal
• Penyakit jantung kongestif
• Shock
• Dehidrasi
• Perdarahan di traktus gastrointestinalis
• Infark miokardial akut
• Stress
• Intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein
2. TES UREUM
Penurunan urea dalam darah ditemukan pada:
• Liver failure
• Akromegali
• Malnutrisi
• Pemakaian anabolik steroid
• Overhidrasi (IV feeding)
• Kegagalan absorpsi (penyakit celiac)
• Sindroma nefrotik
• SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of
Anti Diuretic Hormone)
3. Tes Klirens
• Klirens: volume plasma (mengandung semua
zat yg larut melalui glomerulus, dibersihkan
atau dihilangkan (cleared) dari plasma lalu
diekskresikan  urin

• Nilai klirens mewakili fungsi glomerulus secara


keseluruhan (ml/menit)
3. Tes Klirens
• Klirens kreatinin: volume darah (ml) yang
dibersihkan dari kreatinin per menit

• Tes Klirens Kreatinin adalah tes untuk


menetapkan nilai klirens kreatinin melalui
penetapan kadar kreatinin darah dengan
menggunakan alat automatik kemudian
hasilnya dihitung menggunakan persamaan
Cockroft-Gault
3. Tes Klirens
• Persamaan Cockroft-Cault

Dikali 0,85 jika pasien perempuan


3. Tes Klirens
• Persamaan MDRD (Modification of diet in renal
disease)

Tidak memakai berat badan tetapi ditambah


variabel lainnya
3. Tes Klirens
3. Tes Klirens
Interpretasi:

Klirens kreatinin menurun pada keadaan:


• Gangguan ginjal: penyakit intrinsik ginjal, glomerulonefritis,
pielonefritis
• Nefrosklerosis, sindroma nefrotik, disfungsi tubular akut,
amyloidosis, ginjal
• Polikistik.
• Syok
• Perdarahan
• Zat-zat nefrotoksik
• Gagal jantung kongestif
• Gagal hati
References

• other internet

Anda mungkin juga menyukai