Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KASUS

ULKUS DIABETIKUM
(KAKI DIABETIK)

F E B E R A N G G A TA M B I N G
11.2012.260
P E M B I M B I N G : D R . S U S I E S E T YOWAT I S P P D,
KEMD
IDENTITAS PASIEN
• Nama :Tn. IR
• Usia : 56 tahun
• Alamat : Jl Panda Raya blok D No 60 PTI RT 003
RW 016 - Bekasi
• Suku : Jawa
• Agama : Kristen Katolik
• Pendidikan : S1
• Status : Sudah Menikah
• Pekerjaan : Pegawai Swasta
ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis, pada tanggal 24 Oktober 2018

KELUHAN UTAMA
Mual dan Muntah 3 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
10 1
2
1
MING 3 HARI
TAHUN BULAN
SMRS
GU
minggu
SMRS
SMRS
SMRS
SMRS

• Terdiagnosa pertama kali DM


• Dirawat di RS St. Carolus – Jakarta Pusat
selama 1 minggu.
• Dengan GDS 400
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
10 1 3
1 3 HARI
MING
TAHUN
SMRS
BULAN GU
minggu
SMRS
SMRS
SMRS
SMRS

• Telapak kaki kanan terdapat luka kecil


seperti kapalan.
• Semakin lama luka pada telapak kaki
semakin membesar dan semakin sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2
3 6
TAHU BULA
MING 1
3 HARI
minggu
N N GU SMRS
SMRS
SMRS SMRS
SMRS

• Luka pada telapak kaki kanan semakin membesar,


membengkak, mengeluarkan nanah sedikit.
• Demam (+)
• Nafsu makan menurun
• Berobat ke klinik terdekat tidak ada perubahan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2
1
3 6
TAHU BULA MING mingg 3HARI
N N GU SMRS
SMRS SMRS SMRS u
SMRS
• Luka pada telapak kaki kanan semakin membesar,
membengkak, mengeluarkan nanah. Menjalar sampai punggung
kaki kanan dan ke area digiti 4 dan 5
• Pasien mengobati dengan memakai koyo panas pada luka
tersebut
• Demam (+)
• Nafsu makan semakin menurun
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
10TAH
1 2
1
3
BULA MING
UN
N GU minggu HARI
SMRS SMRS SMRS
SMRS SMRS

• Pasien ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan


mual dan muntah
• Mual sebelum dan sesudah makan
• Muntah sehabis makan dengan frekuensi 4x/hari
• Konsistensi berisi cairan dan makanan
• Warna kuning, darah (-).
• Demam (+)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
10TAH
1 2
1
3
BULA MING
UN
N GU minggu HARI
SMRS SMRS SMRS
SMRS SMRS

• Sakit kepala (-), Nyeri perut (-), BAB Cair (-), BAK
Normal
• Pasien mengakui tidak rajin meminum obat DM
secara rutin.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat Operasi Hemoroid pada tahun 1988
• Alergi, asma, jantung disangkal pasien, Hipertensi disangkal pasien

Riwayat Penyakit Keluarga


 Keluhan yang sama (-)
 Penyakit ginjal, diabetes melitus, hipertensi, alergi, asma, penyakit
jantung, ginjal, dan keganasan (-)
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
• Pasien adalah seorang pegawai swasta di sebuah
perusahaan di Jakarta dengan posisi sebagai Manager
Keuangan . Pasien tinggal bersama istrinya dan anaknya.
Pasien tinggal di perumahan yang cukup padat. Pasien
mengatakan rumahnya bersih, sinar dapat masuk kedalam
rumahnya dan jauh dari tempat pembuangan sampah.
Pasien selalu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi dua
kali sehari. Pasien tidak merokok dan tidak minum
minuman beralkohol. Pasien mengatakan nafsu makan baik,
tetapi pasien mengakui sering meminum minuman dan
makanan yang manis dan sering mengemil makanan ringan.
PEMERIKSAAN JASMANI
• Pemeriksaan Umum
TB : 173 cm BB : 70 kg  IMT = 23,39kg/m2
(normoweight)
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Frekuensi nadi : 91 x/mnt,
Frekuensi napas : 22 x/mnt
Suhu : 36,50C
 Kulit  Kepala

Warna : kuning langsat Normocephal, rambut hitam,


distribusi merata
Jaringan parut : tidak ada
Suhu raba : normotermi
Mata
Keringat : normal
Sklera ikterik (-/-)
Kulit : lembab
Konjungtiva pucat (-/-)
Sianosis : tidak ada
Refleks Cahaya (+/+)
Turgor : normal
Pupil isokor
Ikterus : tidak ada
Edema : tidak ada
Telinga Mulut

Normotia, serumen Bibir pucat, T1-T1 tenang,


minimal, gangguan faring hiperemis (-)
pendengaran (-/-)
Leher
 Hidung Pembesaran tiroid (-),
Deviasi septum (-/-) pembesaran KGB (-). JVP 5-2
sekret (-/-) cm H2o.

Epistaksis (-/-)
THORAX
Pulmo Depan Belakang
Inspeksi  Bentuk dada normal  Bentuk dada bagian belakang
 Pernapasan regular, tidak ada normal
dinding dada yang tertinggal  Bentuk scapula simetris
 Jenis pernapasan  Tidak ditemukan bekas luka
abdominothorakal ataupun benjolan
 Otot-otot bantu pernapasan (-)
Palpasi  Tidak teraba adanya pembesaran  Perbandingan gerakan nafas
kelenjar getah bening dan stem fremitus sama kuat
 Vokal fremitus sama kuat di kedua di kedua lapang paru
lapang paru
 Gerakan nafas sama kuat di kedua
paru
THORAX
Perkusi  Perkusi terdengar  Pada dada kanan dan kiri
sonor pada kedua terdengar sonor
lapang paru
 Batas paru-hepar pada
ICS V linea
midclavicularis dekstra
Auskult  Suara nafas vesikuler  Suara nafas vesikuler
asi  Ronkhi - / -  Ronkhi - / -
 Wheezing - / -  Wheezing - / -
ABDOMEN
Inspeksi  Abdomen datar, simetris,
 Massa (-)
 Bekas operasi (-)
 Caput medusae (-)

Palpasi  Supel
 Nyeri tekan (-)
 Hepar dan lien tidak membesar
 Ballotement (-), CVA (-)
ABDOMEN
Perkusi  Timpani (+) pada seluruh lapang
perut,
 Shifting dullness (-)

Auskult  Bising usus (+),


asi  Normoperistaltik
EKSTREMITAS
Superior  Akral hangat, sianosis (-/-),
 edema (-/-)
 Petechiae (-)
 CRT < 2”
 motorik 5/5

Inferior  Sianosis (+/+)


 Edema (+/+)
 Petechiae (-)
 CRT > 2”
 Motorik 5/5
 Terdapat luka membengkak pada punggung kaki
kanan dan mengeluarkan nanah
PEMERIKSAAN PENUNJANG –
LAB 21 OKTOBER 2018
JENIS 21-10-2018 Nilai Normal
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.6* 13.0 - 18.0 g/Dl
Hematokrit 30* 40 - 52%
Eritrosit 3,8* 4.3 - 6.0 juta/uL
Leukosit 28960* 4.800 - 10.800 /uL
Trombosit 405000* 150.000 - 400.000 /uL
MCV 78* 80 - 96 fl
MCH 28 27 - 32 pg
MCHC 36 32 - 36 g/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG –
LAB 21 OKTOBER 2018
KIMIA KLINIK
Ureum 125* 20 - 50 mg/dL
duplo
Kreatinin 3.2* 0.5 - 1.5 mg/dL
Glukosa 143 70- 140 mg/dL
Darah
(sewaktu)
Natrium 136 135 - 147 mmol/L
Kalium 3.4* 3.5 - 5.0 mmol/L
Klorida (Cl) 94 95 - 105 mmol/L
Aseton +/Positif -/Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG –
LAB 21 OKTOBER 2018
JENIS Nilai Normal
PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
ANALISA GAS
DARAH
pH 7.539* 7.37 – 7.45
pCO2 20,8* 33 - 44 mmHg
pO2 142.2* 71 - 104 mmHg
Bikarbonat (HCO3) 17.9* 22 – 29 mmol/L
Kelebihan Basa (BE) -1.7 (-2) – 3 mmol/L
Saturasi O2 99.5* 94 – 98%
FOTO THORAX AP
• Jantung kesan tidak membesar
• Aorta kalsifikasi. Mediastinum
superior tidak melebar
• Trakea di tengah. Kedua hillus
tidak menebal
• Corakan bronkovaskular
kedua paru baik. Tidak tampak
infiltrate/nodul
• Sinus kostofrenikus kanan kiri
lancip
• Kedua hemidiafragma licin
KESAN : Kalsifikasi Aorta, Tidak • Tulang-tulang yang
Tampak Kelainan radiologis tervisualisasi optimal kesan
pada jantung dan paru intak.
FOTO PEDIS : (PROYEKSI AP DAN
OBLIK)
• Kedudukan tulang-tulang pedis
baik, tidak tampak
subluksasi/dislokasi
• Tak tampak fraktur maupun
destruksi
• Tidak tampak spur formation
• Celah sendi tampak
menyempit
• Jaringan lunak region pedis
KESAN : kanan tampak menebal dengan
• Soft tissue swelling dengan emfisema multiple lusensi di sekitarnya
subkutis region pedis kanan
• Tidak tampak erosi maupun destruksi
tulang – tulang pedis kanan
FOTO TANGGAL 21 OKTOBER 2018
RESUME
• Laki-laki 56 tahun dengan keluhan mual muntah
sejak 3 hari SMRS. Mual dirasakan sebelum dan
sesudah makan dan muntah sehabis makan dengan
frekuensi 4x/hari, konsistensi berisi cairan dan
makanan,berwarna kuning, demam (+). Riwayat
DM sejak tahun 2018, operasi Ambeien 1988. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan luka melepuh,
bengkak, bernanah pada punggung kaki kanan dan
terdapat nekrosis pada area digiti 4 dan 5
RESUME
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb menurun, hematokrit menurun, eritrosit
menurun, leukopenia, trombositopenia,
penurunan MCV, uremia, hiperkreatinin,
peningkatan GDS, hiperkalemia, peningkatan
kadar klorida dan aseton positif..
DAFTAR MASALAH

• DM tipe II dengan Ketosis


• Ulkus Diabetikum Pedis Dextra
1. DM TIPE II DENGAN KETOSIS
Atas Dasar :
• Anamnesis : pasien mengatakan sering mengalami rasa haus,
sering lapar, sering BAK pada malam hari. Pada tahun 2008
pasien pernah dirawat di RS Carolus dengan GDS 400.
• Pemeriksaan Lab : GDS = 143 g/dl
• Aseton : positif
• Rencana Diagnostik :cek gula darah puasa, gula darah 2 jam
PP, HbA1C
• Rencana Monitoring : cek TTV, KU, cek GDS, cek Aseton
• Rencana Pengobatan : Metformin 500 mg  2x1
1. DM TIPE II DENGAN KETOSIS
• Rencana Nutrisi : Diet DM
• Edukasi : Menjelaskan Penyebab penyakit, rencana diagnosis,
pengobatan serta prognosis penyakit
• Quo Ad Vitam : bonam
• Quo Ad Sanationam : dubia
• Quo Ad Functionam: dubia ad malam
2. ULKUS DIABETIKUM PEDIS
DEXTRA
Atas Dasar :
• Pemeriksaan Fisik : ditemukan luka pada kaki kiri di punggung
dan telapak kaki kiri. Ditemukan jaringan nekrosis pada kaki
kiri digiti 4 dan 5.
• Rencana diagnostic : Debridement / amputasi digiti 4 dan 5
kaki kiri.
• Rencana Monitoring : cek KU, cek TTV, cek GDS
• Rencana Pengobatan : Rawat luka dengan burnazin , ganti
perban 1x/hari, Ambicilin sulbactam 4x1,5gr
• Sleeding Scale Novorapid Kelipatan 4 : 201 – 250(4 unit),251 –
300(8 unit), 301 – 350(12 unit), ≥ 351 (16 unit)
2. ULKUS DIABETIKUM PEDIS
DEXTRA
• Rencana Nutrisi : Nutrisi Adekuat
• Edukasi : Menjelaskan Penyebab penyakit, rencana
diagnosis, pengobatan serta prognosis penyakit
• Quo Ad Vitam : dubia ad malam
• Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam
• Quo Ad Functionam : dubia ad malam
FOLLOW UP HARIAN
24/10 S : kaki terasa keram, nyeri P:
/18 (+),  Nacl 0,9% 500/8 jam
Hari O : Ku:TSS,CM TD: 163/59mmHg,  Cefoperazim
ke-3 N:90x/mnt,RR:20x/mnt,T: 36,3C Sulbactam 2x1 gr iv
pera Mata : CA -/-, SI -/-  PCT 3x500 mg
wata Pulmo :Vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-  Sliding Scale Novorapid
n Cor : S I – II regular, murmur - , kelipatan 4
gallop -  Rawat luka burnazin
Abd : datar, bising usus normal, 1x/hari
nyeri tekan (-) Rencana :
Eks : Luka pada pedis dextra,  Cek GDS, aseton ulang,
jaringan nekrosis pada digiti 4&5 ur, cr
A : DM tipe 2 dengan ketosis  Debridement +
Ulkus diabetikum Pedis amputasi digiti 4&5
Dextra
GDS one Touch : 308
25/ 10 S : Kaki kanan terasa baal, P:
/2018 demam tadi pagi  Nacl 0,9% 500/8 jam
Hari O : Ku:TSS,CM TD: 112/83 mmHg,  Cefoperazim Sulbactam
ke-4 N:117x/mnt,RR:20x/mnt,T: 36,3C 2x1 gr iv
perawa Mata : CA -/-, SI -/-, Sp O2 : 97%  PCT 3x500 mg
tan Pulmo : Vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-  Sliding Scale Novorapid
Cor : BJ I – II regular, murmur kelipatan 4
gallop -  Rawat luka burnazin
Abd : datar, bising usus normal, 1x/hari
nyeri tekan (-) Diet :
Eks : Luka pada pedis dextra,  Nasi Tim 1500kkal/hari
jaringan nekrosis pada digiti 4&5A  Jus buah
: DM tipe 2 dengan ketosis  Diabetasol 2x150
Ulkus diabetikum Pedis Rencana :
Dextra  Cek GDS, aseton ulang,
GDS : 382mg/dl ur, cr
 Debridement + amputasi
digiti 4&5
26/ S : Kaki terasa nyeri P:
10/2018 dan baal  Nacl 0,9% 500/8 jam
Hari ke- O : Ku:TSS,CM TD: 137/83  Cefoperazim Sulbactam 2x1 gr iv
5 mmHg,  PCT 3x500 mg
perawat N:92x/mnt,RR:20x/mnt,T:  Sliding Scale Novorapid kelipatan 4
an 36,3C  Rawat luka burnazin 1x/hari
Mata : CA -/-, SI -/-, Sp O2 : Diet :
97%  Nasi Tim 1500kkal/hari
Pulmo : Vesikuler +/+, rh -/-,  Jus buah
wh -/-  Diabetasol 2x150
Cor : BJ I – II regular, Rencana :
murmur gallop -  Cek GDS, aseton ulang, ur, cr
Abd : datar, bising usus  Debridement + amputasi digiti
normal, nyeri tekan (-) 4&5
Eks : Luka pada pedis dextra,
jaringan nekrosis pada digiti
4&5
A : DM tipe 2 dengan
ketosis Ulkus diabetikum
Pedis Dextra
GDS : 252 mg/dl
27/10/ S :Tidak ada keluhan P:
2019 O : Ku:TSS,CM TD:  Nacl 0,9% 500/8 jam
Hari 120/70mmHg,  Cefoperazim Sulbactam
ke-6 N:90x/mnt,RR:20x/mnt,T: 36,3C 2x1 gr iv
peraw Mata : CA -/-, SI -/-  PCT 3x500 mg
atan Pulmo : Vesikuler ↓/+, rh -/-, wh -  Sliding Scale Novorapid
/- kelipatan 4
Cor : S I – II regular, murmur - ,  Rawat luka burnazin
gallop – 1x/hari
Abd : datar, bising usus normal, Diet :
nyeri tekan (-)  Nasi Tim 1500kkal/hari
Eks : Luka pada pedis dextra,  Jus buah
jaringan nekrosis pada digiti  Diabetasol 2x150
4&5 Rencana :
A : DM tipe 2 dengan ketosi  Cek GDS ulang, HbsA1C
Ulkus diabetikum  Debridement + amputasi
Pedis Dextra digiti 4&5
GDS jam 7 : 144 mg/dl
GDS jam 11 : 168 mg/dl
Aseton : -/negatif
28/10/2 S :Tidak ada keluhan  Nacl 0,9% 500/8 jam
018 O : Ku:TSS,CM TD:  Cefoperazim
Hari 120/70mmHg, Sulbactam 2x1 gr iv
ke-7 N:90x/mnt,RR:20x/mnt,T:  PCT 3x500 mg
perawa 36,3C  Sliding Scale
tan Mata : CA -/-, SI -/- Novorapid kelipatan
Pulmo : Vesikuler ↓/+, rh -/-, 4
wh -/-  Rawat luka
Cor : S I – II regular, burnazin 1x/hari
murmur - , gallop – Diet :
Abd : datar, bising usus  Nasi Tim
normal, nyeri tekan (-) 1500kkal/hari
Eks : Luka pada pedis  Jus buah
dextra, jaringan nekrosis  Diabetasol 2x150
pada digiti 4&5 Rencana :
A : DM tipe 2 dengan ktosis  Cek GDS ulang,
(dengan perbaikan) HbsA1C
Ulkus diabetikum Pedis  Debridement +
Dextra amputasi digiti 4&5
GDS : 223mg/dl
29/10/ S : Nyeri pada luka kaki, sulit  Nacl 0,9% 500ml/8
2018 BAB, mual (-), muntah (-) jam
Hari O : Ku:TSS,CM TD: 120/70mmHg,  Ampicilin
ke-8 N:82x/mnt,RR:20x/mnt,T: 36,3C Sulbactam 4x1,5gr
peraw Mata : CA -/-, SI -/- (iv)
atan Pulmo : Vesikuler ↓/+, rh -/-, wh -/-  Novorapid 3x12
Cor : S I – II regular, murmur - , unit
gallop –  Ketorolac 3x30mg
Abd : datar, bising usus normal, IV
nyeri tekan (-)  PCT 3x500 mg
Eks : Luka pada pedis dextra,  Rawat luka
jaringan nekrosis pada digiti 4&5A burnazin 1x/hari
: DM tipe 2 dengan ketosis Th/ Gizi
(perbaikan)  Zinc 1x20 mg P.O
Ulkus diabetikum Pedis Dextra  Vit B comp 2x1 P.O
pro debridement/amputasi Rencana :
GDS : 144 mg/dl  Debridement +
HbA1c : 15 amputasi digiti 4&5
TINJAUAN PUSTAKA
DM Tipe II
Definisi

• Suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya.

Purnamasari D. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam: Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K SM,
Setiati S, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke 6. Jakarta: InternaPublishing; 2014.h. 2323-7.
Purnamasari D. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam: Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K SM,
Setiati S, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke 6. Jakarta: InternaPublishing; 2014.h. 2323-7.

Diagnosis DM

• Gejala klasik DM +
glukosa plasma
sewaktu > 200
mg/dL)
• Gejala klasik DM +
glukosa plasma
puasa >126 mg/dL
• Glukosa plasma 2
jam pada TTGO >
200 mg/dL
Kaki Diabetes
Kaki Diabetes

• Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki


bawah akibat diabetes melitus yang tidak
terkendali dengan baik yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah, gangguan
persyarafan dan infeksi
Kaki Diabetes

• Kaki diabetes merupakan gambaran umum dari


kelainan tungkai bawah secara menyuluruh
pada penderita diabetes melitus yang diawali
dengan adanya lesi hingga terbentuknya ulkus
yang sering disebut dengan ulkus kaki
diabetika yang pada tahap selanjutnya dapat
dikategorikan dalam gangrene, yang pada
penderita diabetes melitus disebut dengan
gangrenen diabetik
Patofisiologi Ulkus
Kerusakan • Neuropati Sensorik
Saraf • Neuropati motorik
(NEUROPATI) • Neuropati autonom

Hipergl
ikemia

Perubahan kulit
PENYAKIT
dan otot
PEMBULUH
DARAH

Perubahan
distribusi
tekanan pada
palantar kaki

LUKA INFEKSI
Perbedaan neuropathy dan vasculopathy
diabetika
Neuropathy diabetika Vasculopathy diabetika

Tanpa nyeri Nyeri

Lokasi ulkus pada titik Lokasi ulkus bukan pada


tumpu terberat titik tumpu

Ada gambaran punched out Tidak ada gambaran


di sekitar calus punched out

Kaki teraba hangat Kaki teraba dingin

Nadi kaki masih kuat Nadi kaki hilang


KLASIFIKASI
Klasifikasi Edmonds

• Stage 1 : Normal foot


• Stage 2 : High Risk Foot
• Stage 3 : Ulcerated Foot
• Stage 4 : Infected Foot
• Stage 5 : Necrotic Foot
• Stage 6 : Unsalvable foot
Klasifikasi Liverpool

Klasifikasi Primer Klasifikasi Sekunder


• Vaskular • Tukak sederhana,
• Neuropati tanpa komplikasi
• Neuroiskemik • Tukak dengan
komplikasi
GGK

• Anamnesis, PF, PP, hitung LFG 6,16  GGK stadium 5 


RRT (hemodialisa)
• Etiologi : hipertensi atau DM tipe II
• Nutrisi pasien: BBI 63 kg. Berdasarkan jenis kelamin,
usia, aktivitas ringan, stres metabolik, dan berat badan,
kebutuhan kalori 1701 kalori per hari (karbohidrat 1020
kalori, lemak 340 kalori, dan protein 70 gram per hari)
• Cairan pasien: Jumlah urin yang dikeluarkan + IWL (700-
1000 cc)
Klasifikasi Wagner

• Wagner 0 : Kulit intak/utuh


• Wagner 1 : Tukak superfisial
• Wagner 2 : Tukak dalam (sampai tendo, tulang)
• Wagner 3 : Tukak dalam dengan infeksi
• Wagner 4 : Tukak dengan gangren terlokalisasi
• Wagner 5 : Tukak dengan gangren luas seluruh
kaki
Klasifikasi Texas
TINGKAT
STADIUM
0 1 2 3

Tanpa Luka Luka


tukak atau superfisial, sampai
pasca tidak tendon Luka sampai
A
tukak, sampai atau tulang/sendi
kulit tendon atau kapsul
intak/utuh kapsul sendi sendi

B ----------------------------Dengan Infeksi----------------------------

C ---------------------------Dengan Iskemia---------------------------

D --------------------Dengan Infeksi dan Iskemia--------------------


Klasifikasi PEDIS

Impaired 1 None
Perfusion 2 PAD + but not critical
3 Critical limb ischemia
Size/Extent in mm2
Tissue Loss/Depth 1 Superficial full thickness, not deeper than
2 dermis
Deep ulcer, below dermis, involving
3 subcutaneous structures, fascia, muscle,
or tendon
All subsequent layers of the foot involved
including bone and or joint
Klasifikasi PEDIS

Infection 1 No symptoms or signs of infection


2 Infection of skin and subcutaneous tissue only
3 Erythema > 2 cm or infection involving
subcutaneous structure(s).
No systemic sign(s) of inflammatory response
4 Infection with systemic manifestation:
Fever, leucocytosis, shift to the left
Metabolic instability
Hypotension, azotemia

Impaired Sensation 1 Absent


2 Present
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS  Perjalanan timbulnya luka
beserta perkembangan nya, riwayat penyakit
diabetes melitus
• Komplikasi komplikasi DM yang sudah dialami
penderita, komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular
• Hypesthesia
• Hyperesthesia
• Paraesthesia
• Dysesthesia
• Radicular pain
• Anhydrosis
Penatalaksanaan
Pencegahan Primer
• Pencegahan terjadinya kaki diabetik dan
terjadinya ulkus  mencegah timbulnya
perlukaan pada kulit.
• Edukasi kepada para penyandang DM (yang
belum terkena kaki diabetik)
• Penderita DM  Mencegah timbulnya luka lain
pada kulit
Pencegahan Sekunder

• Mechanical control  removable cast walker,


temporary shoeas, wheelchair, electric carts
• Wound control  debridement
• Infection control (Microbiological control)
• Vascular control
• Metabolic control
• Educational Control
Pembahasan Kasus
DM Tipe II dengan Ketosis
• Anamnesis : pasien mengatakan sering mengalami rasa
haus, sering lapar, sering BAK pada malam hari. Pada
tahun 2008 pasien pernah dirawat di RS Carolus dengan
GDS 400
• Pemeriksaan Lab : GDS = 143 g/dl
Aseton : positif
• cek gula darah puasa, gula darah 2 jam PP, HbA1C
• Tatalaksana  Metformin 500 mg  2x1
Kaki Diabetik
• Pemeriksaan Fisik : ditemukan luka pada kaki
kiri di punggung dan telapak kaki kiri.
Ditemukan jaringan nekrosis pada kaki kiri
digiti 4 dan 5.
• Rencana Monitoring : cek KU, cek TTV, cek GDS
• Tata Laksana:
• Rawat luka dengan burnazin , ganti perban
1x/hari, Ambicilin sulbactam 4x1,5gr
• Debridement/Amputasi
• Sleeding Scale Novorapid Kelipatan 4 : 201 –
250(4 unit),251 – 300(8 unit), 301 – 3501(2
unit), ≥ 351 (16 unit)
Kesimpulan

• Dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan


penunjang, kita dapat mengetahui daftar masalah yang
ada pada pasien. Satu daftar masalah pada pasien dapat
menimbulkan komplikasi dan menimbulkan lebih banyak
daftar masalah, seperti pada pasien ini salah satunya
adalah DM yang sudah lama di derita oleh pasien tetapi
pasien tidak rajin memnum obat sehingga menyebabkan
komplikasi kaki diabetik Setelah kita mengetahui daftar
masalah pasien, maka kita dapat menentukan terapi yang
tepat untuk pasien dan diharapkan terapi tersebut selain
bersifat kuratif, dapat mengurangi resiko komplikasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai