Anda di halaman 1dari 29

LAPKAS HIV/AIDS

ANNISAA SHAFIRA PARDEDE (7112081410)


AYU SARTIKA RAHMADANI (7112080195)
DESY PERMATAHATI HRP (7112080258)
YOSI HARIANTI ZANIL (7112080158)
Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga
membuat tubuh rentan terhadap berbagai penyakit.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah
suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh virus HIV
dan ditandai dengan imunosupresi berat.
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang
mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh
dunia. UNAIDS, Badan WHO yang mengurus masalah
AIDS, memperkirakan jumlah odha di seluruh dunia pada
Desember 2004 adalah 35.9 44,3 juta orang. Saat ini
tidak ada Negara yang terbebas dari HIV/AIDS.
Latar Belakang
HIV/AIDS menyebabkan berbagai krisis secara
bersamaan, menyebabkan krisis kesehatan, krisis
pembangunan Negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga
krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS
menyebabkan krisis multidimensi. Sebagai krisis
kesehatan, AIDS memerlukan respon dari masyarakat dan
memerlukan layanan pengobatan dan perawatan untuk
individu yang terinfeksi HIV.
Tinjauan Pustaka
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immunodeficiency Syndrome)

suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang


merupakan hasil akhir dari infeksi HIV.

virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia


sehingga membuat tubuh rentan terhadap berbagai
penyakit.
Epidemiologi
Penularan HIV/AIDS terjadi akibat melalui cairan tubuh
yang mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan
seksual, baik homoseksual maupun heteroseksual, jarum
suntik pada pengguna narkotika, tranfusi komponen darah
dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkan.
Oleh karena itu kelompok risiko tinggi terhadap HIV/AIDS
misalnya pengguna narkotika, pekerja seks komersial dan
pelanggannya, serta narapidana.
Patogenesis
Limfosit CD4+ merupakan target utama infeksi HIV karena
virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan
CD4+. Limfosit CD4+ berfungsi mengkoordinasikan
sejumlah fungsi imunologi yang penting. Hilangnya fungsi
tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang
progresif.
Patofisiologi
Dalam tubuh odha, partikel virus bergabung dengan DNA
sel pasien, sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV,
seumur hidup ia akan tetap terinfeksi.
Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran
penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem
kekebalan tubuh yang juga bertahap.

Infeksi HIV HIV akut HIV asimptomatis gejala akibat


infeksi oportunistik imunosupresi yang terus berlanjut

Tanpa pengobatan ARV, walaupun selama beberapa tahun


tidak menunjukkan gejala, secara bertahap sistem
kekebalan tubuh orang yang terinfeksi HIV akan memburuk,
dan akhirnya pasien menunjukkan gejala klinik yang makin
berat, pasien masuk tahap AIDS.
Stadium Klinis
Stadium klinis 1: Stadium klinis 2: Stadium klinis 3: Stadium 4:
asimtomatik sakit ringan sakit sedang sakit berat (AIDS)
Tidak ada gejala atau Berat badan turun 5- Berat badan turun Limfoma
hanya: 10% >10% Sarcoma Kaposi
Limfadenopati Luka pada sudut mulut Kandidiasis mulut Kanker serviks
generalisata (keilitis angularis) Oral hairy leukoplakia invasive
persisten: kelenjar Dermatitis seroboik Lebih dari 1 bulan diare Retinitis CMV
multiple berukuran Prurigo Demam tanpa sebab Pneumonia
kecil tanpa rasa Herpes zoster yang jelas pneumosistis
nyeri ISPA berulang Infeksi bakteri yang TB ekstra paru
Ulkus pada mulut berat: pneumonia, Meningitis
berulang piomiositis, dll kriptokokus
TB paru Abses otak
Hb <8gr, Leukosit toksoplasmosis
<500, trombosit Ensefalopati HIV
<50.000
Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik/kondisi yang sesuai dengan kriteria diagnosis AIDS
Cytomegalovirus (CMV) selain hati , limfa, atau kelenjar getah bening
CMV, retinitis (dengan penurunan fungsi penglihatan)
Ensefalopati HIV
Herpes simpleks, ulkus kronis (lebih dari 1 bulan), bronchitis, pneumositis, atau
esofagitis
Isosporiasis, dengan diare kronis (lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru
Kandidiasis esophagus
Kanker serviks invasive
Kriptokokosis, ekstraparu
Kriptosporidiosis, dengan diare kronis
Limfoma, imunoblastik
Mikobakterium TB, paru dan ekstraparu
Pneumonia Pneumocystis carinii
Wasting syndrome
Penatalaksanaan
a) pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV
dengan obat antiretroviral (ARV)

b) pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi


dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti
jamur, tuberculosis, hepatitis, toksoplasma, sarcoma
kaposi, limfoma, kanker serviks

c) pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai


nilai gizi yang lebih baik dan pengobatan pendukung lain
seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta
juga tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan.
Antiretroviral (ARV)
NRTI
NtRTI
NNRTI
Protease Inhibitor

Waktu memulai terapi ARV harus dipertimbangkan


dengan seksama karena obat ARV akan diberikan dalam
jangka panjang.
Obat ARV direkomendasikan pada semua pasien yang
telah menunjukkan gejala yang termasuk masuk dalam
kriteria diagnosis AIDS, atau menunjukkan gejala yang
sangat berat, tanpa melihat jumlah limfosit CD4+.

Obat ini juga direkomendasikan pada pasien asimtomatik


dengan limfosit CD4+ kurang dari 200-350 sel/mm3.

Pada pasien asimtomatik dengan limfosit CD4+ lebih dari


350 sel/mm3 dan viral load lebih dari 100.000 kopi/ml
terapi ARV dapat dimulai, namun dapat pula ditunda.
Nama Dagang Nama Generik Golongan Sediaan Dosis (Per Hari)

Duviral Tablet, kandungan: zidovudin 2x1 tablet


300 mg, lamivudin 150 mg

Stavir Stavudin (d4T) NsRTI Kapsul: 30 mg, 40 mg >60 kg: 2x40 mg


Zerit <60 kg: 2x30 mg
Hiviral Lamivudin (3TC) NsRTI Tablet 150 mg Lar. Oral 10 2x150 mg
3TC mg/ml <50 kg: 2mg/kg, 2x/hari

Viramune Nevirapin (NVP) NNRTI Tablet 200 mg 1x200mg selama 14 hari


Neviral dilanjutkan 2x200 mg

Retrovir Zidovudin (ZDV, NsRTI Kapsul 100 mg 2x300 mg, atau 2x250 mg
Adovi AZT) (dosis alternatif)

Avirzid Didanosin (ddl) NsRTI Tablet kunyah 100 mg >60kg: 2x200 mg, atau
Videx 1x400mg
<60kg: 2x125 mg, atau
1x250 mg

Stocrin Efavirenz (EFV, NNRTI Kapsul 200 mg 1x600 mg, malam


EFZ)
Nelvex Nelfinavir (NFV) PI Tablet 250 mg 2x1250 mg
Viracept
Tabel Kombinasi Obat ARV Untuk Terapi Inisial
Kolom A Kolom B
Lamivudin + zidovudin Efavirenz*
Lamivudin + didanosin
Lamivudin + stavudin
Lamivudin + zidovudin Nevirapin
Lamivudin + stavudin
Lamivudin + didanosin
Lamivudin + zidovudin Nelvinafir
Lamivudin + stavudin
Lamivudin + didanosin
LAPORAN KASUS

ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Hendra Harahap
No. RM : 00.81.25.76
Tanggal Masuk : 5 Oktober 2016
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Petugas Kebersihan
Agama : Islam
Suku : Batak
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak nafas
Telaah
Hal ini telah dialami os dalam 1 minggu ini, sesak nafas tidak berhubungan
dengan aktifitas dan cuaca. Riwayat terbangun tengah malam karena sesak
nafas tidak dijumpai. Riwayat nafas berbunyi tidak dijumpai. Batuk dijumpai
dalam 1 bulan ini. Batuk berdahak keputihan, darah tidak dijumpai. Demam
dijumpai, demam bersifat hilang timbul sejak 1 bulan ini. Menggigil tidak
dijumpai, riwayat berpergian ke daerah endemis malaria disangkal. Riwayat
berkeringat tengah malam disangkal. Nyeri menelan dijumpai, nyeri
menelan telah dialami os sejak 1 bulan ini dan dirasakan semakin
memberat dalam 1 minggu ini disertai dengan sariawan yang bersifat hilang
timbul. Mual dan muntah dijumpai dalam 1 minggu ini dengan frekuensi 3
4 x/hari, isi apa yang dimakan dan diminum. Os juga mengakui adanya
penurunan nafsu makan yang disertai dengan penurunan berat badan
dalam 1 bulan terakhir sebanyak 10 kg. Riwayat mencret berulang dijumpai
dalam 2 bulan ini dengan frekuensi 3 5 x/hari, air > ampas, darah dan
lendir tidak dijumpai. Riwayat memakai narkoba suntik disangkal. Riwayat
melakukan free sex disangkal. Hasil tes HIV dari luar yang dilakukan
minggu lalu dinyatakan positif. Faktor resiko adanya tato di lengan atas kiri.

RPT : -
RPO : -
STATUS PRAESENS Turgor : kembali cepat (N)
Keadaan Umum Agnosia :-
Sensorium : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg Keadaan gizi
Nadi : 102 x/i, Reguler BB : 50 kg
Pernapasan : 26 x/i TB : 165 cm

Suhu : 37,8 C RBW = 100% = 76%
100
Kesan : Underweight
Keadaan penyakit
Anemis :+
Ikterus :-
Sianosis :-
Dispnoe :+
Edema :-
Eritema :-
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Kepala
Bentuk : Normal, simetris.
Rambut : Hitam kecoklatan, lurus, tipis

Mata : Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-), Reflex Cahaya


(+/+)

Telinga : Liang telinga lapang, sekret (-)


Hidung : Septum deviasi (-), Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (+), Oral candidiasis (+)

Leher :Trakea medial, pembesaran KGB (-), TVJ R-2 cm H2O

Thoraks Depan
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor memendek di lapangan atas kedua paru
Auskultasi : SP: Bronkial di lapangan atas kedua paru
ST: Ronki basah dilapangan atas kedua paru
Jantung: HR: 102 x/i, reguler, desah (-)
Thoraks Belakang
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor memendek di lapangan atas kedua paru
Auskultasi : SP: Bronkial di lapangan atas kedua paru
ST: Ronki basah dilapangan atas kedua paru

Abdomen
Inspeksi : Simetris, asites (-), sikatrik (-)
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

Genitalia Ekterna : Kelamin TDP

Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-), Sianosis (-)
Inferior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-), Sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium : (05 Oktober 2016)
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal
Hematologi
WBC 7.74 103 ul 4.0 11.0
RBC 4.04 106 ul 4.00 5.40
HGB 6.0 g/dL 12-16
HCT 21.9 % 36.0 - 48.0
PLT 118 103 ul 150 400
Elektrolit
Kalium 3.70 mmol/L 3.50-5.50
Natrium 137.00 mmol/L 136.00-155.00
Clorida 106.00 mmoll/L 95 103
LFT
SGOT 24.00 u/L 0.00 40.00
SGPT 30.00 u/L 0.00 40.00
Total Bilirubin 0.68 mg/dl 0.00 1.20
Direct Bilirubin 0.25 mg/dl 0.05 0.30

RFT
Ureum 44.00 mg/dl 10.0 50.0
Creatinin 0.77 mg/dl 0.60 1.20
Uric acid 3.60 mg/dl 3.50 7.00
Glukosa Adrandom
Glukosa adr 113 mg/dl <140
AGDA
PH 7,551 7,35 - 7,45
PO2 58.60 mmHg 35,00 - 40,00
PCO2 29.10 mmHg 80,00 - 100,00
TCO2 26.60 mmol/L 23,00 - 27,00
HCO3 25.80 mmol/L 22,00 - 26,00
Base 3.20 mmol/L -2,00 - 2,00
excess
Saturasi 93.50% 95 98

Viral Marker
HbsAg Negatif
Anti HCV Negatif
HIV Kualitatif Positif
RESUME
Telah datang seorang laki-laki berumur 34 tahun dengan keluhan
sesak nafas.
Hal ini telah dialami os dalam 1 minggu ini, sesak nafas tidak
berhubungan dengan aktifitas dan cuaca. Batuk dijumpai dalam 1
bulan ini. Batuk berdahak keputihan. Demam dijumpai, demam
bersifat hilang timbul sejak 1 bulan ini. Riwayat berkeringat tengah
malam disangkal. Nyeri menelan dijumpai, nyeri menelan telah
dialami os sejak 1 bulan ini dan dirasakan semakin memberat dalam
1 minggu ini disertai dengan sariawan yang bersifat hilang timbul.
Mual dan muntah dijumpai dalam 1 minggu ini dengan frekuensi 3 4
x/hari, isi apa yang dimakan dan diminum. Os juga mengakui adanya
penurunan nafsu makan yang disertai dengan penurunan berat
badan dalam 1 bulan terakhir sebanyak 10 kg. Riwayat mencret
berulang dijumpai dalam 2 bulan ini dengan frekuensi 3 5 x/hari, air
> ampas, darah dan lendir tidak dijumpai. Hasil tes HIV dari luar satu
minggu yang dinyatakan positif.
Diagnosa Sementara Cotrimoxazole 1 x 960mg
HIV stadium IV dengan wasting Ambroxol syr 3 x CII
syndrome Paracetamol 3 x 500 mg
Kandidiasis oral + Kandidiasis Transfusi PRC 2 bag
esofagus @175cc
Pneumonia dd Tb paru
Bisitopenia ec viral infection dd Anjuran
MDS Urinalisa
Feses Rutin
Rencana Penatalaksanaan Viral Marker
Tirah baring
CD4
Diet M-II
BTA DS 3x
O2 2 4 L /i via nasal kanul
Kultur sputum
IVFD NaCl 0,9% 3 0 gtt/i makro
Kultur darah
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam/ ST
Drips Fluconazole 200mg/24
jam/IV
Follow up pasien
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSEMENT PLANNING
05/10/2016 s/d Sens : CM 1. HIV std IV dengan 1. Tirah baring
07/10/2016 TD : 90-100/60-70 wasting syndrome 2. Diet MII
mmHg 2. Kandidiasis oral 3. Kanul Nasal O2 2-4 LPM
Batuk (+), Sesak HR : 88-94 x/i 3. Pneumonia dd TB 4. IVFD NaCl 0,9% 30 gtt/i
Napas (+), Nyeri RR : 26-30 x/i paru makro
menelan (+), T : 36.5-37.2 oC 4. Bisitopenia ec Viral 5. Inj. Ceftriaxone 1gr/12
Lemas (+) infection jam/ IV
PF: 6. Drip Fluconazole
Kepala 200mg/24 jam/IV
Mata: Konj.palp.inf. 7. Cotrimoxazole 1 x 960
pucat (+)/(+) mg
T/H/M: OC (+) 8. Ambroxol syr 3 x CII
9. PCT 3 x 500mg
Thoraks: 10. Transfusi PRC 2 bag
Inspeksi: SF @175cc
Palpasi: stemfremitus
kanan=kiri Anjuran:
Perkusi: sonor - DR Post transfusi
memendek di lapangan - Albumin
atas kedua paru - Foto thoraks PA
Auskultasi: - BTA DS 3x
SP: bronkial dilapangan - CD4
atas paru - Kultur sputum
ST: Ronki basah - Urinalisa, feses rutin
dilapangan kedua paru - Konsul VCT
- Konsul paru
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSEMENT PLANNING

08/10/2016 s/d Sens : CM 1. HIV std IV 1. Tirah baring


10/10/2016 TD : 90/50-60 mmHg dengan wasting 2. Diet MII
HR : 88-90 x/i
sndrome 3. Kanul Nasal O2 2-
RR : 22-24 x/i
Batuk (+), T : 36.8-37.5 oC 2. Kandidiasis oral 4 LPM
Sesak Napas 3. Pneumonia dd 4. IVFD NaCl 0,9%
(+) , Nyeri PF: TB paru 30 gtt/i makro
menelan (+), Kepala 4. Bisitopenia ec 5. Inj. Ceftriaxone
Lemas (+) Mata: Konj.palp.inf. pucat (+)/(+) Viral infection 1gr/12 jam/ IV
T/H/M: OC (+)
6. Drip Fluconazole
Thoraks: 200mg/24 jam/IV
Inspeksi: SF 7. Cotrimoxazole 1 x
Palpasi: stemfremitus kanan=kiri 960 mg
Perkusi: sonor memendek di lapangan atas kedua paru 8. Ambroxol syr 3 x
Auskultasi: CII
SP: bronkial dilapangan atas paru
9. PCT 3 x 500mg
ST: Ronki basah dilapangan kedua paru

Jawaban Konsul Paru (8/10/16): Anjuran:


S: Batuk (+), sesak napas (+) - Menunggu hasil
O: Thoraks: SP: bronkial, ST: Ronki Basah (+) foto thoraks PA
A: Susp. TB paru - Menunggu hasil
P: Cek BTA DS 3x, Terapi lain sesuai TS
CD4
Darah rutin (10/10/16): - BTA DS 3x
HGB 8.2 g/dL RBC 4.31juta/mm3 HCT 29.8% WBC - Menunggu
5830/uL PLT 145000/uL jawaban konsul
VCT
Albumin: 1.70 g/dL

Urinalisa:
Tidak dijumpai kelainan
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSEMENT PLANNING

11/10/2016 s/d Sens : CM 1. HIV std IV dengan 1. Tirah baring


13/10/2016 TD : 90/60 mmHg wasting syndrome 2. Diet MB TKTP
HR : 84-94 x/i 2. Kandidiasis oral 3. Kanul Nasal O2 1-2 LPM
Batuk (+), Sesak Napas RR : 22-24 x/i 3. Pneumonia dd TB paru 4. IVFD NaCl 0,9% 30 gtt/i makro
(+) , Nyeri menelan T : 36.9-37.2 oC 4. Bisitopenia ec Viral 5. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam/ IV
(+), Lemas (+) infection 6. Drip Fluconazole 200mg/24
PF: 5. Hipoalbuminea jam/IV
Kepala 7. Cotrimoxazole 1 x 960 mg
Mata: Konj.palp.inf. pucat (+)/(+) 8. Ambroxol syr 3 x CII
T/H/M: OC (+) 9. PCT 3 x 500mg
10. Albumin 1 fls/ 24 jam selama 2
Thoraks: hari
Inspeksi: SF
Palpasi: stemfremitus kanan=kiri Anjuran:
Perkusi: sonor memendek di - Menunggu hasil BTA DS 3x
lapangan atas kedua paru - Menunggu jawaban konsul VCT
Auskultasi:
SP: bronkial dilapangan atas
paru
ST: Ronki basah dilapangan
kedua paru

Foto thoraks (11/10/16):


TB Paru

BTA DS 3x (12/10/16):
Negatif

CD4 (13/10/16):
69 sel/mm3
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSEMENT PLANNING
14/10/2016 s/d Sens : CM 1. HIV std IV dengan 1. Tirah baring
15/10/2016 TD : 90/60 mmHg wasting syndrome 2. Diet MII
HR : 84-96 x/i 2. Kandidiasis oral 3. Kanul Nasal O2 1-2 LPM
Batuk (+), Sesak RR : 22-26 x/i 3. TB paru 4. IVFD NaCl 0,9% 30 gtt/i
Napas (+) , T : 36.7-37.3 oC 4. Bisitopenia ec makro
Nyeri menelan Viral infection 5. Inj. Ceftriaxone 1gr/12
(+), Lemas (+) PF: 5. Hipoalbuminea jam/ IV
Kepala 6. Drip Fluconazole
Mata: Konj.palp.inf. 200mg/24 jam/IV
pucat (+)/(+) 7. Cotrimoxazole 1 x 960
T/H/M: OC (+) mg
8. R/H/Z/E:
450mg/300mg/1000mg/75
Thoraks: 0mg
Inspeksi: SF 1. Ambroxol syr 3 x CII
Palpasi: stemfremitus 2. PCT 3 x 500mg
kanan=kiri Os PBJ pada tanggal 15
Perkusi: sonor Oktober 2016.
memendek di lapangan
atas kedua paru
Auskultasi:
SP: bronkial dilapangan
atas paru
ST: Ronki basah
dilapangan kedua paru
Thank you

Anda mungkin juga menyukai