Oleh :
Dr Roslaini Sp S
Definisi :
(UDWADIA,1994)
Penyakit pada system saraf dengan gejala
khas spasme tonik persisten yang berulang
Spasme yang terjadi di leher, rahang
menyebabkan rahang yang terkunci (trismus
& lockjaw), otot tubuh dan ekstremitas
Selalu bersifat akut
Sering menyebabkan kematian
Insidensi :
Insidensinya tergantung : faktor
sosioekonomi, demografi, dan
lingkungan
Sering terjadi di :
Negara berkembang & miskin
Daerah tropis
Tetanus disebabkan : adanya endotoksin
bakteri gram positif yaitu Clostridium
tetani.
Clostridium tetani :
• bakteri gram positif yang obligate
anaerob
• Banyak ditemukan di tanah &
10-40% pada kotoran binatang
• Menyukai lingkungan yang lembab
Clostridium Tetani :
Keluhan Utama :
Spasme otot
Kejang berulang (kejang
rangsang/spontan)
Trismus
Kaku kuduk
Disfagia
Gejala yang sering terjadi :
Spasme otot yang berulang dengan
kesadaran yang baik akibat rangsangan
tertentu.
Sulit membuka mulut akibat trismus atau
lock jaw merupakan gejala yang pertama
kali timbul sebelum terjadi spasme otot.
Adanya riwayat luka , terutama luka
tertutup.
Diagnosa diffrensial :
Bangkitan epilepsi
Tetanus
Infeksi orofasial
Kejang :
Bangkitan akibat proses intrakranial
yang mengenai area kortikal otak
Spasme otot :
Akibat inhibisi beberapa substansi
pada membran sinaptik
terjadi bila adanya rangsangan raba,
pendengaran , rangsangan visual
Pada pemeriksaan lanjutan :
Pemeriksaan Fisik :
– Suhu tubuh
– mencari fokus infeksi
– tanda-tanda gangguan otonom
Laboratorium : tidak spesifik (Cell
Counter, CPK)
EKG : mencari tanda-tanda miokarditis
Grading Tetanus : nilai prognostik
Pemeriksaan Fisik
Trismus / lock jaw : kekakuan otot
maseter menyebabkan kesulitan
membuka mulut
Rhisus Sardonikus : akibat kekakuan
otot-otot pada wajah
Rigiditas otot perut : perut papan
Opistotonus : akibat kekakuan pada otot-
otot leher, lumbal, abdomen, panggul,
dan paha
Pemeriksaan Fisik
Spasme/ kejang :
– Kontraksi tonik berat mendadak ,
lengan fleksi & adduksi, tungkai
hiperekstensi.
– Kejang distimulasi oleh rangsang raba,
cahaya dan suara.
– Lamanya :beberapa detik – beberapa
menit, diselingi periode relaksasi,
lama-kelamaan bisa menetap.
Pemeriksaan Fisik
Spasme pernafasan & laring :
menyebabkan obstruksi saluran nafas &
asfiksia
Penderita tetap sadar
Luka tertutup : pintu masuk kuman
(15-25% tidak ditemukan luka)
Pemeriksaan Fisik
Gangguan otonom :
– Hipertensi/hipotensi
– Takhikardi/ bradikardi
– Takhipnea
– Hiperhidrosis
– Permukaan kulit dingin & pucat
STADIUM :
Kriteria (Modifikasi) Abblets :
Grade I ( Mild) :
trismus ringan - sedang
spastisitas umum
gangguan perafasan (-)
kejang (-)
tanpa disfagia atau disfagia minimal
Grade II ( Moderate ) :
trismus sedang
rigiditas jelas
gangguan perafasan sedang :
takhypnea 30-35 x/menit
spasme otot / kejang ringan-sedang
tapi singkat
disfagia ringan
Grade III ( Severe ) :
trismus berat
spastisitas umum
gangguan perafasan berat :
takhypnea > 40 x/menit
dengan fase apneustik
spasme/ kejang rangsang
sering disertai kejang spontan &
memanjang
Disfagia berat
Takhikardi > 120 x / menit
Disotonomi sedang dan meningkat
Grade IV ( Very severe ) :
trismus berat
spastisita umum
Ggn nafas : takhypnea > 40 x/menit &
fase apneustik
kejang rangsang (+), sering spontan &
memanjang)
disfagia berat
takhikardi > 120 x / menit
Ggn saraf otonom sangat berat
(“Autonomic storms”) :
hipertensi & takhikardi diselingi
hipotensi & bradikardi,
Hipertensi berat persisten ( menetap)
Hipotensi berat persisten (bukan akibat
hipovolemi, sepsis, atau iatrogenik)
Patomekanisme
Spora masuk tubuh manusia melalui :
Luka truma, jar. Nekrotik, jar yang
kurang vaskularisasi
Akupunktur, tumor nekrotik, Lubang
Anting, Pedikur, Otitis Media,
Suntikan intramuskular/intravena,
luka bakar, ulkus, gangren dll
Perjalanan dr bentuk spora → vegetatif :
diduga ak. oksidasi reduksi rendah yang
menyebabkan gangguan aliran darah
pada jaringan nekrosis (suasana
anaerob)
Tetanolisin menyebabkan :
– Pengrusakan jaringan lokal sekitar infeksi
– Mengoptimalisasi pertumbuhan &
multiplikasi bakteri
Tetanospasmin
Neurotoksin yang paling poten
Penyebaran melalui beberapa cara :
– Otot sekitar luka → saraf perifer → SSP
(retrograde axonal transport)
– Pembuluh getah bening → pembuluh darah
– Toksin diserap ke pembuluh darah dan
menyebar ke otot lainnya
Penyebaran ke SSP hanya melalui jalur
neuronal.
(Tidak dapat masuk ke SSP akibat adanya
Sawar Darah Otak)
Kornu laterale & ventral MS & BO :
Toksin menyebrang ke lengkung
presinaptik & membrane akhiran saraf
presinaptik interneuron inhibitor
↓
menghambat neurotransmitter inhibitor
(GABA & Glycine)
↓
Perangs. saraf motorik di MS & BO >>
→ rigiditas, kejang, gejala disotonom
Komplikasi :
Akibat pemasangan ventilator
Laringospasme – apnea
Bronkhopneumoni, atelektasis, emboli
paru
Fraktur tulang panjang/ vertebrae
Komplikasi :
Ggn Kardiovaskuler : hipertensi labil, aritmia
kordis, vasokontriksi perifer (aktifitas
simpatis ↑↑↑)
Infeksi saluran nafas & kemih
Sepsis
Rhabdomyolisis hingga Gagal Ginjal Akut
(Tetanus Generalisata)
Pencegahan
Vaksinasi : program imunisasi nasional
pada bayi
Luka yang kotor dan dalam : tindakan
khusus
Prevensi primer : pemakaian alas kaki
Pengobatan
Perlu ruang khusus ( gelap, sunyi, terisolasi)
/ Perawatan ICU (kasus berat).
Oksigenasi adekuat, kardiovaskuler support
Nutritional support ( pasang NGT)
Perawatan Luka (debridemen) : 1 jam post
pemberian ATS
Pengobatan
Antikonvulsan : Benzodiazepine :
– GABA-ergic inhibitor : meningkatkan afinitas
& efikasi neurotransmitter pada reseptor
GABA di SSP
– Memiliki efek perifer (menghambat strech
refleks sehingga menurunkan spastisitas
postural) & efek sentral (penurunan
amplitude polisinaptik refeks pada reticular
system
Pengobatan
Diazepam :
– anak & dewasa 5-20 mg 3x sehari, neonatus 2
mg 3x sehari
– Kasus ringan : peroral, berat : IV, dss maksimal
80-120 mg/hari
– ES : penurunan kesadaran sampai koma,
depresi pernafasan & sirkulasi
Pengobatan
Antibiotik :
– Metronidazole 500 mg/ 6jam, peroral/IV, 7-10
hari (Twaites) + Tetrasiklin 4x 500 mg p.o
– Penisillin 2 megaU/6 jam, 8 hari (Udwadia)
Tetanus Antitoksin :
– ATS 10.000 U IM (skin test)
– HTIG 3000-6000 U i.m (Cook et all)