Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

IMBALANCE ELEKTROLIT
(HIPONATREMIA & HIPERKALEMIA)

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian

Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto

Diajukan Kepada :

dr. Djoko Wibisono, SpPD, KGH, FINASIM

Disusun Oleh :

Febe Rangga Tambing 112012260

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam


RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Periode 15 Oktober – 22 Desember 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas kesempatan yang
telah diberikan kepada saya untuk membuat referat ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada
dr. Djoko Wibisono, SpPD, KGH, FINASIM selaku pembimbing dan mentor yang telah
memberikan informasi, kritikan, dan saran yang membangun saya untuk dapat menghasilkan
karya yang lebih baik lagi. Saya juga ingin berterima kasih kepada para konsulen yang telah
membagi ilmunya kepada saya di RSPAD Gatot Soebroto serta pihak-pihak lainnya yang telah
membantu dalam penulisan referat ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Saya menyadari bahwa dalam referat ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu
dengan kerendahan hati saya mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari
para pembaca guna perkembangan saya untuk dapat menjadi lebih baik.
Saya mengharapkan referat ini dapat digunakan untuk kepentingan para pembaca, serta
dapat menambah wawasan dan ilmu bagi para pembaca. Akhir kata, saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya dan selamat membaca.

Jakarta, 4 November 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Elektrolit merupakan molekul ionisasi yang ditemukan dalam darah, jaringan, dan sel-sel
tubuh. Molekul ini, baik yang bermuatan positif (kation) dan negative (anion), mengkonduksi
aliran listrik serta membantu keseimbangan pH dan nilai asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga
memfasilitasi aliran cairan di antar dan di dalam sel melalui proses yang dikenal sebagai
osmosis; serta berperan serta dalam fungsi regulasi system neuromuscular, endokrin dan
ekskresi.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting
dalam proses homestatis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses
penyembuhan penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk kedalam melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari seluruh air total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Terdapat beberapa elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan klorida
yang secara normal terdapat dalam tubuh. Elektrolit tersebut, yang juga dikenal sebagai garam
tubuh, diperlukan dalam jumlah tertentu di dalam tubuh. Namun terkadang kadar elektrolit dapat
meningkat atau menurun dalam keadaan tertentu. Hal ini yang dikenal sebagai gangguan
elektrolit.

Gangguan elektrolit merupakan ketidakseimbangan antara garam ionisasi tertentu (seperti


natrium, kalium,kalsium dan magnesium) dalam darah. Obat-obatan, penyakit kronik dan trauma
(seperti luka bakar, fraktur,dll) dapat menyebabkan konsentrasi elektrolit tertentu dalam tubuh
menjadi terlalu tinggi (hiper-) atau terlalu rendah (hipo-). Jika hal ini terjadi, dapat menghasilkan
ketidakseimbangan atau gangguan elektrolit
Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa pasien dalam kegawatdaruratan yang
kalau tidak dikelola dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Usaha pemulihan
kembali volume serta komposisi cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang normal disebut
resusitasi cairan dan elektrolit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HIPONATREMIA

Hiponatremia didefinisikan sebagai kadar natrium plasma <135 mEql/L, merupakan gangguan
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit yang paling sering ditemukan dalam praktis klinis.
Kadar natrium dan serum osmolaritas dalam batas normal akan mempertahankan mekanisme
homeostatic yang mempengaruhi rangsangan rasa haus, sekresi dan ADH (antidiuretic
hormone), dan proses filtrasi natrium dalam ginjal.

Secara klinis keadaan hiponatremi relatif tidak khas dan tidak spesifik meskipun tenaga medis
sudah mencurigai kuat ditemukan gejala konstitusi dengan atau tanpa gangguan kesadaran
menurun. Umumnya tampak sebagai gambaran retensi air akibat ketidakmampuan dalam
keseimbangan pengluaran air dan pemasukan air.

Terdapat 3 mekanisme kejadian tersebut, pertama, hiponatremia dapat terjadi dari factor-faktor
intrarenal seperti turunnya GFR (glomerular filtration rate) dan meningkatnya reabsorpsi
natrium dan air di tubulus proksimal yang diikuti penurunan reabsorpsi di tubulus distal yang
menyebabkan pengenceran di segmen-segmen nefron. Kedua adalah hasil dari adanya defek
transportasi dari Na+Cl- keluar pada segmen-segmen dari nefron pada TALH (thick asending
limb of Henle), ketiga yang paling sering terjadi karena rangsangan sekresi vasopressin oleh
mekanisme non-osmotik meskipun terdapat hipoosmolalitas.

Klasifikasi hiponatremia

Hiponatremi berdasarkan derajat nilai biokimiawi

 Hiponatremia ringan : kadar natrium plasma antara 130 dan 135 mmol/L yang diukur
dengan ion elektroda khusus
 Hiponatremia sedang : kadar natrium plasma antara 125 dan 129 mmol/L yang diukur
dengan elektroda khusus.
 Hiponatremia berat : kadar natrium plasma <125 mmol/L yang diukur dengan ion
elektroda khusus
Hiponatremia berdasarkan waktu terjadinya

Anda mungkin juga menyukai