Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

HOMEOSTASIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

1. M. FIKRI RAUDHO F. (PO7131122032)


2. MAUDY RIZKIA PUTRI A. (PO7131122036)
3. NADYA DWI UTARI (PO7131122046)
4. SANTI INDAH APRIANI (PO7131122070)
5. SHAMAYA PUTRI FEBRIANI (PO7131122080)

DOSEN PENGAMPU :

1. MANUNTUN ROTUA, SKM, M.Kes


2. dr. DENY SELVERRA YOSSY, SP.A(K), M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Anatomi
Fsiologi yang berjudul “Homeostasis Cairan dan Elektrolit” ini tepat pada
waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Manuntun Rotua, SKM,


M.Kes selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan program studi yang penulis
tekuni.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu, penulis meminta maaf atas kekeliruan dan kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini. Penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya dapat menulis makalah lebih baik lagi

Palembang, 08 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Etiologi...................................................................................................... 3
B. Patofisiologi............................................................................................... 5
C. Diagnostik ................................................................................................. 6
D. Penatalaksanaan Gizi ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diperkirakan 45-80% dari berat badan pada individu yang sehat terdiri
dari cairan. Volume cairan ini bervariasi tergantung dari berbagai factor yaitu
usia, jenis kelamin, dan lemak tubuh. Cairan tubuh ini terutama terdiri dari air
dan zat terlarut, yaitu elektrolit, non elektrolit dankoloid.

Air merupakan zat makanan terpenting bagi kehidupan, karena sebagian


besar tubuh manusia terdiri dari air. Seseorang dapat bertahan hidup tanpa
makanan dalam waktu beberapa hari, tetapi tanpa air hanya mampu bertahan
3 hari saja. Begitu pula dengan elektrolit yang mempunyai peranan sangat
penting dalam aktivitas semua sel. Elektrolit yang terdapat dalam cairan
tubuh adalah natrium, kalium, kalsium, chloride, bikarbonat, magnesium,
sulfat, fosfat dan asam organik.

Begitu pentingnya air dan elektrolit ini di dalam tubuh sehingga


keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu dan konsentrasi
yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh berfungsi secara optimal.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Komposisi cairan
dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar
keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang


lainnya.Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau
elektrolitdalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi,
hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan
hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit
merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena


metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat

1
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan yang ada didalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etiologi Homeostasis Cairan dan Elektrolit?
2. Apa yang dimaksud dengan Patofisiologi pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit?
3. Apa yang dimaksud dengan Diagnostig pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit?
4. Apa yang dimaksud dengan Penatalaksanaan Gizi pada Homeostasis
Cairan dan Elektrolit?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang Etiologi Homeostasis Cairan dan Elektrolit.
2. Untuk menjelaskan tentang Patofisiologi pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit.
3. Untuk menjelaskan tentang Diagnostig pada Homeostasis Cairan dan
Elektrolit.
4. Untuk menjelaskan tentang Penatalaksanaan Gizi pada Homeostasis
Cairan dan Elektrolit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etiologi
1. Fisiologi Cairan Tubuh
a) Distribusi dan Komposisi Cairan
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase
cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status
gizi seseorang. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase
jumlah cairan terhadap berat badan menurun.
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam
dua kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular.
1) Cairan intraselular Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan
dalam tubuhnya terdapat di intraselular. Sebaliknya pada bayi
hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.
2) Cairan ekstraselular Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun
seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai sekitar
sepertiga dari volume total pada dewasa. Cairan ekstraselular
terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular.

Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan


termasuk cairan yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi
sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara,
cairan intravaskular merupakan cairan yang terkandung dalam
pembuluh darah, dalam hal ini plasma darah.

Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh,


yaitu elektrolit dan non-elektrolit.

3
1) Elektrolit
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam
cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan kation
utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+). Anion
utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO43-). Kandungan elektrolit
dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan
ekstraseluler.
2) Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa,
urea, kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam
cairan.
b) Mekanisme Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pergerakan zat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan
transpor pasif, yang tidak membutuhkan energi terdiri dari difusi dan
osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi ATP yaitu
pompa Na-K.
Osmosis adalah bergeraknya molekulmelalui membran
semipermeabeldari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan
berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel
dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan
tubuh seluruh kompartemen sama.
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan
akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi
rendah. Difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik

4
2. Distribusi Pemasukan dan Pengeluaran Cairan Tubuh
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah
cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh
berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu selalu berada dalam
jumlah yang kosntan. Dalam keadaan normal, masukan cairan akan
dipenuhi melalui minum atau makanan yang masuk ke dalam tubuh
secara peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air
yang keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air
didalam feses, isensibel dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-
paru.
B. Patofisiologi
Nilai normal ambilan cairan dewasa adalah sekitar 2500ml, termasuk
300ml hasil metabolism tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan cairan adalah
sebanyak 2500ml dimana ia terbahagi kepada 1500ml hasil urin, 400ml
terevaporasi lewat respiratori, 400ml lewat evaporasi kulit, 100ml lewat peluh
dan 100ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat evaporasi adalah penting
kerna ia memainkan peranan sebagai thermoragulasi, dimana ia mengkontrol
sekitar 20-25% kehilangan haba tubuh. Perubahan pada kesimbanngan cairan
dan volume sel bisa menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan
fungsi pada sel, terutama ada otak. Bentuk gangguan yang paling sering
terjadi adalah kelebihan atau kekurangan cairan yang mengakibatkan
perubahan volume.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan
berbagai macam gangguan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti overhidrasi, dehidrasi,
hiponatremia, hipernatremia, dan sebagainya. Masing-masing gangguan
keseimbangan tersebut menimbulkan berbagai gejala dan bahkan
kegawatdaruratan medis. Oleh sebab itu, praktisi kesehatan seharusnya
mengetahui tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit agar tidak
terjadi kasus-kasus tersebut..

5
Berikut beberapa contoh gangguan cairan dan elektrolit pada tubuh :
1. Overhidrasi
Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila
dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi
air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam kadar tinggi
tanpa mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan
cairan tersebut.
2. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi
dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang
bersama garam, hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan
natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke
ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular),
hipertonik (Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak
dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di
kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular,
sehingga penurunan volume intravaskular minimal).
3. Hiponatremia
Hiponatremia selalu mencerminkan retensi air baik dari
peningkatan mutlak dalam jumlah berat badan (total body weight, TBW)
atau hilangnya natrium dalam relatif lebih hilangnya air.
Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan & elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak
bisa mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan tterjadi dalam total
banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar
biasa, terbakar, luka/pendarahan dan sebagainya.
C. Diagnostik
Diagnostik sendiri adalah ilmu untuk menentukan penyakit yang
berdasarkan gejala tertentu, yang dalam hal ini menentukan penyakit yang
berkaitan dengan cairan dan elektrolit. Untuk mengganti cairan tubuh yang

6
hilang dapat dilakukan penghitungan untuk menghitung berapa besarnya
cairan yang hilang tersebut seperti Refraktometer, Dari serum Na+ dan Dari
Hct dan berikut adalah beberapa cara diagnostik cairan dan elektrolit :
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan
a) Pantau TTV dan CVP
Takikardia tergantung pada derajat kekurangan cairan pengukuran
CVP untuk penentuan derajat kekurangan carian dan respons
terhadap terapi penggantian,
b) Pantau masukan dan haluaran urine
Kebutuhan penggantian cairan di dasarkan pada perbaikan
kekurangan dan kehilangan terus menerus.
c) Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan
keseimbangan cairan 24 jam

Perubahan dalam berat badan tidak secara akurat mempengaruhi


volume intravaskuler.

d) Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :


Elektrolit, glukosa, pH/PCO2M pemeriksaan koagulasi berikan
larutan IV sesuai indikasi larutan isotonic, darah lengkap, natrium
bikarbonat.
2. Kerusakan integritas jaringan b/d edema
Diagnostik kerusakan integritas jaringan b/d edema dapat berupa :
a) Identifikasi pasien berisiko terhadap hipernatremia dan kemungkinan
penyebab misalnya : kekurangan air, kelebihan natrium
b) Kaji adanya lokasi pembentuk edema
c) Mempertahanakn integritas kulit untuk menurunkan tekanan dan
friksi pada jaringan edema.
3. Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan elektrolit
a) Pantau TTV dan CVP
Takikardia dan hipertensi – manifestasi umum.
b) Auskultasi paru dan bunyi jantung
Bunyi nafas adventisius dan bunyi jantung ekstra.

7
c) Perhatian adanya distensi vena leher atua perifer
Tanda dekompensasi jantung / GJK.
d) Pantau Kec infuse dan cairan parental secara ketat
Bolus carian tiba-tiba lavid menimbulkan kelebihan beban volume
cairan atau resiko terhadap dekompensasi jantung.
e) Tingkatkan tirah baring jadwalkan perawatan untuk memberikan
periode istirahat sering
Keterbatasan cadangan jantung mengakibatkan kelelahan/intoleransi
aktivitas.
D. Penatalaksanaan Gizi
Sebagian besar mungkin hanya butuh menelan air setelah beraktivitas,
tetapi beberapa orang yang beraktivitas cukup berat perlu melakukan upaya
ekstra untuk mengisi kembali mineral yang mengalir keluar tubuh,
mengonsumsi elektrolit adalah salah satu untuk menggantikan mineral yang
hilang. Ada cara untuk mengisi kembali elektrolit yang dibuthkan tubuh
untuk menjaga keseimbangan cairan dan membantu fungsi otot dan saraf
yang diperlukan untuk kinerja yang berat
"Makanan mengandung lebih banyak elektrolit, serta vitamin dan senyawa
pelindung kesehatan lainnya," kata ahli diet dan olahraga Nancy Clark, RD.
Berikut beberapa nutrisi untuk gantikan elektrolit tubuh yang hilang agar
homeostasis cairan dan elektrolit tercapai:
1. Sodium
Kita diajarkan untuk membatasi sodium demi kesehatan jantung,
tapi sodium adalah elektrolit yang paling banyak hilang ketika kita
berkeringat. Garam membantu memegang air di dalam tubuh, menjaga
kita terhidrasi untuk jangka waktu yang lama. Atlet juga dapat
mengonsumsi makanan yang mengandung garam, seperti sup, sebelum
sesi latihan yang berat, sehingga tubuh mereka lebih siap untuk
mempertahankan cairan dan mempertahankan hidrasi sepanjang latihan.

8
2. Klorida
Biasanya berpasangan dengan natrium. Klorida bisa ditemukan di
dalam garam meja dan makanan olahan seperti daging deli, sup kalengan,
dan keripik kentang. Mineral ini diperlukan untuk menjaga
keseimbangan cairan, volume darah, tekanan darah, dan pH cairan tubuh,
yang juga hilang dalam konsentrasi tinggi melalui keringat. Alih -alih
memilih sumber klorida dari makanan ringan, pilih dari makanan utuh
yang sehat seperti zaitun, rumput laut, rye, tomat, selada, dan seledri.
3. Potasium
Untuk mendapat khasiat potasium secara instan setelah
berolahraga, pilih buah-buahan segar atau kering seperti jeruk, melon,
kismis, atau plum. Selama satu jam olahraga berat, Anda mungkin
kehilangan 200-600 mg kalium, yang berfungsi untuk mendukung fungsi
sel dan jantung, mengatur tekanan darah, mencegah keropos tulang dan
batu ginjal, dan memainkan peran penting dalam kontraksi otot. Untuk
mendapat potasium dari sumber yang sehat, Clark menyarankan Anda
makan pisang besar (450-600 mg kalium). Makanan lain yang kaya
potasium termasuk kentang putih dan manis, kacang polong, kacang-
kacangan, alpukat, dan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan
kangkung.
4. Kalsium
Susu mungkin tidak tampak seperti minuman yang baik
dikonsumsi setelah latihan, namun para peneliti di McMaster University
di Inggris menemukan bahwa minuman yang kaya kalsium ini
melakukan fungsi yang lebih baik daripada air atau minuman olahraga
untuk merehidrasi tubuh setelah latihan. Mengapa? Susu memberikan
kombinasi karbohidrat, kalsium, natrium, dan kalium, bersama dengan
protein berkualitas tinggi, yang membantu pemulihan otot.
5. Magnesium
Sama dengan kalsium, magnesium juga berfungsi membantu
kontraksi otot, fungsi saraf, aktivasi enzim, dan perkembangan tulang.
Konsumsilah sayuran berdaun hijau, biji-bijian, kacang-kacangan, selai

9
kacang, kacang kering, dan lentil sesering mungkin. Manfaat
tambahannya, yaitu magnesium membantu melawan kelelahan. Ketika
kadar mineral Anda rendah, tubuh akan menuntut lebih banyak oksigen
dan energi selama aktivitas fisik, dan karena itu Anda akan lebih cepat
lelah, menurut para peneliti di US Agricultural Research Service.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan


tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang.
Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap
berat badan menurun.

Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2


kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular. Cairan ekstraselular terbagi
menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. Terdapat dua jenis
bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan non-
elektrolit.

Pergerakanzat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan transpor pasif,


yang tidak membutuhkan energi terdiri dari difusi dan osmosis,dan
transporaktif yang membutuhkan energi ATP yaitu pompa Na-K. Osmosis
adalah bergeraknya molekulmelalui membran semipermeabeldari larutan
berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya
sama. Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan


berbagai macam gangguan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti overhidrasi, dehidrasi,
hiponatremia, hipernatremia, dan sebagainya.

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dapat dilakukan penghitungan


untuk menghitung berapa besarnya cairan yang hilang tersebut seperti
Refraktometer, Dari serum Na+ dan Dari Hct dan berikut adalah beberapa
cara diagnostik cairan dan elektrolit : Resiko kekurangan volume cairan b/d
kegagalan mekanisme pengaturan, Kerusakan integritas jaringan b/d edema,
Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan elektrolit

11
Sebagian besar mungkin hanya butuh menelan air setelah beraktivitas,
tetapi beberapa orang yang beraktivitas cukup berat perlu melakukan upaya
ekstra untuk mengisi kembali mineral yang mengalir keluar tubuh,
mengonsumsi elektrolit adalah salah satu untuk menggantikan mineral yang
hilang. Beberapa nutrisi itu adalah sodium, klorida, potasium, kalsium dan
magnesium.

B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada semua pembaca


agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah
ini, sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. disamping
itu juga penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga
penulis bisa berorientasi lebih baik pada makalah penulis selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.Management of Patients with Fluid and
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical
Anesthesiology 5th ed. New York: Mc-Graw Hill. 2013.
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam
Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
https://health.kompas.com/read/
2016/05/23/160300223/5.nutrisi.untuk.gantikan.elektrolit.tubuh.yang.hilang
?page=all diakses pada tanggal 11 Oktober pukul 15.30 WIB.
https://repository.binawan.ac.id/1446/1/Materi%20Inti%20No.
%206%20Keseimbangan%20cairan%20%26%20elektrolit.pdf diakses pada
tanggal 11 Oktober pukul 15.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai