Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Retensi Urin Post Partum

 Oleh:
Dr. Dani Bangun Sakti Hasibuan

Pendamping:
Dr. Azharul Yusri, Sp.OG
Dr. Aisah Bee

Pembimbing :
Dr. Azharul Yusri, Sp.OG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN MERANTI


MERANTI
2016
DEFINISI RETENSIO URIN
kesulitan berkemih atau miksi karena
kegagalan mengeluarkan urin dari kandung
kemih atau akibat ketidak-mampuan
kandung kemih untuk mengosongkan
kandung kemih sehingga menyebabkan
distensi kandung kemih atau keadaan
ketika seseorang mengalami pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap
Etiologi berdasarkan penyebab lokasi
kerusakan saraf
Supravesikal
Gejala klinis
• Mengedan bila miksi
• Rasa tidak puas sehabis miksi
• Frekuensi miksi bertambah
• Nokturia atau pancaran kurang kuat
• Ketidak nyamanan daerah pubis
• Distensi vesika urinaria
Retensi urin covert
volume
Retensi urin overt
ketidakmampuan
Etiologi Retensio Urin Post Partum
Trauma

Tonus otot otot (otot detrusor) vesika urinaria sejak


hamil dan post partum tejadi penurunan karena
pengaruh hormonal ataupun pengaruh obat-obatan
anestesia pada persalinan yang menggunakan
anestesi epidural.
Gejala klinis
• Mengedan bila miksi
• Rasa tidak puas sehabis miksi
• Frekuensi miksi bertambah
• Nokturia atau pancaran kurang kuat
• Ketidak nyamanan daerah pubis
• Distensi vesika urinaria
Pemeriksaan klinis
• massa sekitar daerah pelvik
• Pemeriksaan bimanual biasanya meraba vesika
urinaria bila terisi > 200 ml.
• penurunan peak flow rate dan perpanjangan
waktu berkemih.
• Retensio urin pasca bedah ginekologi setelah
kateter dilepas selama 6 jam jika urin residu >
100 ml, pasca bedah obstetrik volume residu >
200 ml.
Diagnosis nilai normal fungsi berkemih pada
wanita adalah :
• Volume residu < 50 ml
• Keinginan yang kuat timbul setelah pengisisan
>250 ml
• Kapasitas sistometri <50 cm H2O
• Flow rate > 15 ml/detik
Patofisiologi
Proses berkemih melibatkan dua proses yang
berbeda yaitu :
• pengisian dan penyimpanan urin
• pengosongan urin dari kandung kemih.
Penatalaksanaan
Bladder training
Bladder training
• Tujuan dari bladder training adalah melatih
kandung kemih untuk meningkatkan
kemampuan mengontrol, mengendalikan, dan
meningkatkan kemampuan berkemih.
Hidroterapi
Bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah
sehingga dapat memperbaiki fungsi jaringan
dan organ
Rasionalisasi
Jenis-jenis Hidroterapi
Hidroterapi
Bladder training dengan Sitz Bath
• menggunakan prinsip hidroterapi pada posisi
duduk (Sitz bath)
• untuk menstimulasi sirkulasi daerah pelvis
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Y
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Batang Suntai
Tanggal periksa : 02-08- 2016
ANAMNESIS
Keluhan
RPD
Riwayat
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 120 x/menit, isian cukup
Nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0C
BB/ TB : 60 kg / 150 cm
Kepala
Abdomen
Status Nifas
Inspeksi :
1. Kepala/Muka:Cholasma gravidarum (-)
2. Thorax :Hiperpigmentasi areola mamae (+), papilla
mamae (+), Papila mammae tidak menonjol, colostrum (-)
3. Abdomen :Cembung tegang,
striae gravidarum (+)

Palpasi
• TFU : Tidak bisa teraba
• Kontraksi uterus : Tidak bisa teraba
Pemeriksaan luar genitalia
1. Vulva/vagina :Tidak ada kelainan
2. Perineum :Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis
DIAGNOSIS KERJA

Retensio Urin post partum 3 hari


Penatalaksanaan
• Rawat Inap ruang KMB
• Observasi KU dan Tanda-tanda vital
• Diet MB
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Bladder Training : pasang kateter buka tutup
• Cek Residu Urin
• Misoprostol 400 mcg (2 tab/200 mcg) / 8 jam
• Co amox 3x 625 mg
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
FOLLOW UP
BAB II
PEMBAHASAN
Retensi Urin Post Partum
• Hematologi rutin : dalam batas normal
• Urinalisis : dalam batas normal
Penatalaksanaan
analgetik
KESIMPULAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai