POST PARTUM
Pembimbing : dr.Tumpal Simatupang, Sp.OG (K)
5
FAKTOR RESIKO
1. Riwayat kesulitan berkemih
2. Primipara
3. Pasca anestesi blok epidural, spinal, atau pudenda
4. Persalinan yang lama dan/ atau distosia bahu
5. Kala II lama
6. Trauma perineal yang berat
7. Kateterisasi selama atau setelah kelahiran
8. Perubahan sensasi setelah berkemih
9. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
PATOFISIOLOGI
Disinergi otot detrusor Sfingter Uretra
Retensi Urin
8
9
PENYEBAB
1. TRAUMA INTRAPARTUM
Penyebab utama
Kepala janin masuk panggul → penekanan yang cukup berat dan
berlangsung lama pada uretra dan kandung kemih → perlukaan
jaringan, edema mukosa kandung kemih, uretra, meatus eksterna
dan ekstravasasi darah di dalamnya → hematom yang luas →
pengurangan rangsangan kandung kemih → retensi urin post
partum
PENYEBAB
2. Refleks kejang (cramp) sfingter uretra
Pasien post partum → ketakutan timbul perih dan sakit
jika urin mengenai episiotomi atau laserasi perineum
PENYEBAB
3. Hipotonia selama masa kehamilan nifas
Analgesik epidural atau anastesi spinal → memblok
sensasi normal dari kandung kemih dan fungsi normal
kandung kemih
GEJALA KLINIS
1. Kesulitan buang air kecil
13
Mengedan bila miksi (staining)
Rasa tidak puas sehabis miksi (incomplete emptying)
Nokturia
Pancaran kurang kuat (weak streaming)
Ketidaknyamanan daerah pubis
DIAGNOSIS RETENSIO
URIN
Anamnesis
Nyeri dan terdapat keinginan untuk berkemih, tetapi tidak
dapat berkemih.
• Gejala retensio urin :
1. Kencing tidak lampias
2. Pancaran kencing lemah, lambat dan terputus-putus
3. Kencing menetes setalah berkemih
4. Sering berkemih dengan volume yang kecil
5. Keterlambatan berkemih lebih dari 6 jam setelah
persalinan
6. Tidak bisa BAK
7. Kandung kemih terasa penuh
Pemeriksaan fisik
Massa supra simpisis dengan perkusi yang pekak.
Pemeriksaan ginekologi
Vesika urinaria kateterisasi 200-300 ml.