1907101030022
Summary, Vignette dan Brain Mapping
Skenario
DEFINISI
ETIOPATOFISIOLOGI
4
Tabel. Etiologi Prolaps Organ Pelvis (POP)
Dasar panggul memiliki penopang yang terdiri dari muskulus levator
ani, jaringan ikat dasar panggul dan vagina. Keadaan normal, wanita yang
sedang berdiri memiliki bentuk bagian atas vagina yang horizontal, namun
ketika suatu kelainan terjadi seperti melemahnya kontraksi muskulus levator
ani, maka kondisi vagina yang semula berada pada posisi horizontal dapat
berubah menjadi vertikal, sehingga menyebabkan hiatus genital menjadi
terbuka dan melebar dan dapat menyebabkan peningkatan risiko prolaps
organ pelvis. Penurunan dari tonus muskulus levator ani umumnya
disebabkan oleh berbagai kondisi yaitu seperti kerusakan neurologis akibat
persalinan kala dua. Selain itu kerusakan pada struktur pembentuk dinding
vagina juga berpengaruh, vagina sendiri terdiri dari lapisan epitel pipih, otot
polos, dan adventisia. apabila terdapat defek pada salah satu lapisan ini maka
2
nantinya dapat bermanifestasi kepada prolaps uteri.
Secara umum keadaan prolaps uteri, sistokel dan rektokel memiliki
patofisiologi yang sama, yaitu terjadi defek pada jaringan yang menunjang
pelvis yang meninmbulkan berbagai kondisi seperti hilangnya jaringan ikat
penunjang disekeliling organ reproduksi, hilangnya jaringan penunjang
uterus, jaringan penunjang paravaginal, dinding kandung kemih dan jaringan
penunjang uretrovesica serta hilangnya fungsi dari jaringan ikat area rektum
2,3
distal.
DIAGNOSIS 5,6
1. Anamnesis :
- Tekanan dari penonjolan di dekat vagina
- Tidak dapat menggunakan tampon
- Iritasi saat terkena pakaian
- Kesulitan miksi dan mengalami pergerakan usus jika tidak dinaikkan
ketas secara manual
- Inkontinensia urin
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa
meliputi pemeriksaan pelvis lengkap, termasuk pemeriksaan rektovaginal untuk
menilai tonus sfingter. Penemuan fisik akan tampak lebih jelas apabila selama
pemeriksaan pasien diminta untuk meneran atau berdiri dan berjalan sebelum
pemeriksaan.
Tanda dan gejala prolapse uteri :
- Perdarahan dari vagina
- Iritasi
- Bulging
- Pelvis terasa berat dan nyeri pelvis
- Protrusi atau penonjolan jaringan
- Terjadinya disfungsi seksual (dispareunia, penurunan dari libido dan
kesulitan untuk mencapai orgasme)
- Nyeri punggung bawah
-
Tanda dan gejala sistokel :
- Riwayat ISK
- Urgensi saat miksi
- Inkontinensia urin
- Dinding vagina menonjol kearah bawah
- Keluhan pada pasien meliputi tekanan yang didapatkan pada pelvis,
keletihan, dan masalah perkemihan seperti inkontinensia, sering
berkemih, jika ada penekanan intraabdominal meningkat (terutama saat
bersin, batuk, tertawa keras, mengangkat barang berat).
- Sistokel yang besar dengan atau tanpa prolapsus uteri disertai kesulitan
miksi. Kadang-kadang penderita harus menekan keras waktu berkemih,
sehingga sistokelnya lebih menonjol, atau bahkan tonjolan sistokel perlu
didorong ke dalam lebih dulu sebelum penderita dapat berkemih.
TATALAKSANA
Tatalaksana yang dapat diberikan pada prolapse organ panggul yaitu:6,7
1. Terapi Konservatif
Latihan otot dasar panggul
Penatalaksanaan dengan pessarium pada prolapse uteri.
Diet tinggi serat dengan intake cairan yang dianjurkan 2-3 liter sebagai
terapi inisial.
2. Terapi Operatif
Pada prolapsus uteri indikasi untuk dilakukannya operasi tergantung dari
beberapa faktor, yaitu umur penderita, keinginannya untuk masih
mendapatkan anak atau untuk mempertahankan uterus, tingkat prolapsus,
dan adanya keluhan. Macam-macam operasi yang dapat dilakukan yaitu
ventrofikasi, operasi manchester, histerektomi vaginal dan kolpokloeisis.
Pada sistokel operasi yang lazim dilakukan ialah operasi kolporafi
anterior. Pada operasi ini setelah diadakan sayatan dan dinding vagina
depan dilepaskan dari kandung kencing dan urethta, kandung kencing
didorong ke atas, dan fasia puboservikalis sebelah kiri dan sebelah kanan
dijahit digaris tengah. Sesudah dinding vagina yang berlebihan dibuang,
dinding vagina yang terbuka ditutup kembali.
Pada rektokel operasi yang bisa dilakukan adalah kolpoperinoplastik.
Pada teknik ini mukosa dinding belakang vagina disayat dan dibuang
berbentuk segitiga dengan dasarnya batas antara vagina dan perineum,
dan dengan ujungnya pada batas atas retrokel. Sekarang fasia
rektovaginalis dijahit di garis tengah, dan kemudian m. levator ani kiri
dan kanan didekatkan di garis tengah. Luka pada dinding vagina dijahit,
demikian pula otot-otot perineum yang superfisial. Kanan dan kiri
dihubungkan di garis tengah, dan akhirnya luka pada kulit perineum
dijahit.
DAFTAR PUSTAKA
Skenario